Annisa Nur Pratiwi, 2015 Profil Proaktivitas Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama: Studi deskriptif terhadap siswa kelas VIII
SMP Bina Dharma 2 Bandung Tahun Akademik 20152016 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
membuat peserta didik menghindari tindakan-tindakan yang akan membuat peserta didik kesusahan dikemudian hari.
Proaktivitas peserta didik kelas VIII SMP Bina Dharma 2 Bandung pada tahun pelajaran 20152016 dalam aspek sikap bertanggungjawab, dengan sub-aspek
pengendalian terhadap situasi dan kesediaan dalam mengambil risiko, termasuk kategori tinggi. Proaktivitas mengandung aspek sikap bertanggungjawab pada peserta didik yang
artinya peserta didik memiliki kemampuan untuk menerima akibat dari suatu perbuatan dan bersedia menanggung resiko atas perbuatan tersebut tanpa menyalahkan pihak lain.
Sikap bertanggung jawab pada peserta didik seperti bersedia mengakui kesalahan yang diperbuat dan bersedia menanggung segala konsekuensi dari kesalahan yang sudah
diperbuat. Pesera didik dengan sikap bertanggung jawab yang tinggi apabila berbuat kesalahan akan mengakui tanpa menyalahkan pihak-pihak lain.
Peserta didik dengan sikap bertanggung jawab yang tinggi ditampilkan dengan kemapuan pengendalian situasi dan keberanian mengambil resiko. Pengendalian situasi
adalah kemampuan untuk mengarahkan pikiran, perasaan dan tindakan agar tidak bergantung kepada lingkungan. Keberanian mengambil resiko adalah kemampuan untuk
menanggung akibat atau konsekuensi dari setiap perbuatan yang dilakukan bahkan terhadap kejadian tidak menyenangkan yang tidak diduga Arif, 2005:35 Peserta didik
dengan sikap bertanggung jawab yang tinggi tidak takut atau menghindar jika ditunjuk menjadi seorang pemimpin, tidak takut ditertawakan jika melakukan kesalahan, berani
melakukan hal-hal baru yang belum pernah dilakukan. Stephen Covey Saputra Ed 2010:94 mengemukakan dalam proaktivitas
terdapat dua fokus, yaitu lingkaran pengaruh hal-hal yang dapat dikerjakan dan dikontrol atau segala hal yang dapat diperbuat oleh individu seperti, memfokuskan diri
pada penyelesaian masalah, mengakui kesalahan dan mempertanggungjawabkannya dan lingkaran kepedulian hal-hal yang tidak dapat dikontrol oleh individu, seperti
kelemahan orang lain, sikap orang lain, cuaca buruk, dan berbagai faktor yang disebabkan dari luar diri individu.. Peserta didik dalam kategori proaktivitas tinggi
berfokus pada lingkaran pengaruh dan mengabaikan lingkaran kepedulian.
4.3 Implikasi Layanan Bimbingan Pribadi Berdasarkan Profil Proaktivitas
Annisa Nur Pratiwi, 2015 Profil Proaktivitas Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama: Studi deskriptif terhadap siswa kelas VIII
SMP Bina Dharma 2 Bandung Tahun Akademik 20152016 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Proaktivitas di kalangan peserta didik Sekolah Menengah Pertama di SMP Bina Dharma 2 Bandung berada pada kategori tinggi, namun tetap perlu mendapatkan
perhatian dari Guru Bimbingan dan Konseling. Guru Bimbingan dan Konseling dapat menyelenggarakan layanan bimbingan pribadi kepada peserta didik agar proaktivitas
peserta didik tidak menurun. Menurut Winkel Sri Hatuti 2006, hlm 118-119 bimbingan pribadi berarti
bimbingan dalam memahami keadaan batin diri sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan batin dalam mengatur diri sendiri. Menurut Syamsu Yusuf Juntika
Nurihsan 2010, hlm 11 Bimbingan pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya.
Bimbingan merupakan layanan yang mengarah pada pencapain pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang
dialami oleh individu. Melalui bimbingan pribadi peserta didik terus melatih kemampuan proaktivitas.
Rencana Pelaksanaan Layanan terlampir.
Annisa Nur Pratiwi, 2015 Profil Proaktivitas Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama: Studi deskriptif terhadap siswa kelas VIII
SMP Bina Dharma 2 Bandung Tahun Akademik 20152016 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasakan temuan penlitian mengenai profil proaktivitas peserta didik SMP dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut, secara umum peserta didik
didik SMP kelas VIII SMP Bina Dharma 2 Bandung Tahun Ajaran 2015-2016 berada pada kategori tinggi pada setiap aspeknya yang meliputi kemampuan
memilih respon, mengambil inisiatif dan sikap bertanggung jawab. Peserta didik memiliki proaktivitas yang sedang, yang artinya memiliki kemampuan
proaktivitas hampir pada setiap aspek, yang ditampilkan oleh perilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari meliputi kemampuan memilih respon
berdasarkan kesadaran diri, imajinasi, kata hati dan kehendak bebas yang ditampilkan dengan kemampuan mengevaluasi diri sendiri, kemampuan
membayangkan kemungkinan-kemungkinan baru dalam merespon sesuatu, kemampuan merespon atas dasar kesadaran batin dengan membedakan baik-
buruk, benar –salah, kemampuan memilih respon tanpa terpengaruh ha-hal negatif
dari lingkungan sekitar pada beberapa keadaan. Peserta didik juga memiliki kemampuan mengambil inisiatif yang ditandai dengan kemampuan rasa ingin tahu
dan mengantisipasi keadaan pada beberapa situasi saja. Peserta didik juga memiliki kemampuan atau sikap yang bertanggung jawab dengan menampilkan
kemampuan pengendalian situasi dan berani mengambil resiko. Sub aspek mempu mengendalikan situasi peserta didik kelas VIII SMP Bina Dharma 2 Bandung
beradapadakategorirendah.
5.2Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut dikemukakan rekomendasi yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak terkait.
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Guru bimbingan dan konseling dapat membuat layanan bimbingan berdasarkan profil proaktivitas peserta didik agar dapat meningkatkan
dan mempertahankan kemampuan proaktivitas peserta didik.
Annisa Nur Pratiwi, 2015 Profil Proaktivitas Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama: Studi deskriptif terhadap siswa kelas VIII
SMP Bina Dharma 2 Bandung Tahun Akademik 20152016 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan program berdasarkan profil proaktivitas peserta didik di Sekolah Menengah
Pertama.
Annisa Nur Pratiwi, 2015 Profil Proaktivitas Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama: Studi deskriptif terhadap
siswa kelas VIII SMP Bina Dharma 2 Bandung Tahun Akademik 20152016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daftar Pustaka
Abdillah, Arif. 2005. Hubungan antara Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Perilaku Proaktifnya. Skripsi Jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
ABKIN. 2008. Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan. Bandung:ABKIN
Ali dan Asrori. 2011. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. Bumi Aksara
Apriyani, Dwi.2010.
PERILAKU PROAKTIF MANTAN PECANDU NARKOBA : Studi Kasus pada Seorang Mantan Pecandu Narkoba yang Telah Menjalani
Proses Rehabilitasi di Yayasan Insan Hamdani - Rumah Cemara Bandung. Skiripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Sjatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta
Azwar, S. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Covey, Steven.2010. The Seven Habbits Of Highly Effective People 7
Kebiasan Manusia yang Sangat Efektif . Jakarta: Binarupa Aksara Covey, Sean.2010. The Seven Habbits Of Highly Effective Teens 7 Kebiasan
Remaja yang Sangat Efektif . Jakarta: Binarupa Aksara Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosda
Elfiky, Ibrahim. 2010. Terapi Berpikir Positif. Jakarta: Zaman Gerald, Corey. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:
Refika Aditama Hurlock, Elizabeth. 1997. Psikologi Perkembangan Suatu Perkembangan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
Annisa Nur Pratiwi, 2015 Profil Proaktivitas Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama: Studi deskriptif terhadap
siswa kelas VIII SMP Bina Dharma 2 Bandung Tahun Akademik 20152016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Josephson, Michael S. Petter, Val J dan Dowd, Tom.2003. Menumbuhkan 6 Sikap Remaja Idaman Panduan bagi Orang Tua. Bandung: Kaifa
Juntika, Ahmad. 2011. Bimbingan dan Konseling dalam berbagai latar kehidupan. Bandung: Refika Aditama
Koswara. E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco Riduan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta Santrock. JW. 2007. Remaja. Jakarta: Erlangga
Schultz and Schultz.1994. Theories of Personality. Bemont: Wadsworth.Inc Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta : Kencana Siegel, S. 1996. Statistik nonparametrikuntuk ilmu-ilmu sosial Dit. Zanzawi
Suyuti dan Landung Simatupang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Soegiyono.2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung : Alfabeta
Suherman, Uman. 2007. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi : Madani Productions
Suherman, Uman dan Dadang sudrajat .1998. Evaluasi dan Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Publikasi
Jurusan Psikologi Bimbingan dan Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Syamsu dan Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : Rosda
Willis, Sofyan. 2007. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta
Annisa Nur Pratiwi, 2015 Profil Proaktivitas Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama: Studi deskriptif terhadap
siswa kelas VIII SMP Bina Dharma 2 Bandung Tahun Akademik 20152016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Winkel dan Hastuti. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta.: Media Abadi
Yudha, Agus. 2011. Kenakalan Remaja dalam Bentuk Penyalahgunaan Narkoba di Wilayah Hukum Polwiltabes Palembang. [Online].
Tersedia di : http:ferli1982.wordpress.com 12 Juli 2012 Yusuf, Syamsu. 2009. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Bandung: Rizky Yusuf, Syamsu.2008. Kesehatan Mental. Bandung : Maestro
Annisa Nur Pratiwi, 2015 Profil Proaktivitas Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama: Studi deskriptif terhadap siswa kelas VIII
SMP Bina Dharma 2 Bandung Tahun Akademik 20152016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP
Identitas Diri
Nama :
Tanggal :
Jenis Kelamin : L P Kelas
: PETUNJUK PENGISIAN
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Angket ini bukan suatu tes, tidak ada jawaban “benar” atau “salah”, juga tidak akan mempengaruhi nilai Anda. Apa yang Anda pilih sebaiknya menggambarkan diri Anda atau
sesuai dengan apa yang biasa Anda lakukan. Diharapkan Anda mengisi seluruh pernyataan tanpa ada nomor yang terlewatkan. Jawaban Anda akan dijamin kerahasiaannya.
Sebelum membaca seluruh pernyataan yang ada, Anda diminta untuk mengisi identitas yang tersedia dalam Lembar Alternatif Jawaban Instrumen Profil Proaktivitas. Kemudian, baca
dan pahami pernyataan dalam setiap butirnya, serta tentukan tingkat kesesuaian pernyataan tersebut dengan gambaran diri Anda pada saat ini di lembar jawaban yang telah disediakan.
Adapun alternatif jawaban yang bisa Anda pilih yaitu: SS
: Bila Anda menganggap pernyataan SANGAT SESUAI dengan diri Anda
S : Bila Anda menganggap pernyataan SESUAI dengan diri Anda
TS : Bila Anda menganggap pernyataan TIDAK SESUAI dengan diri Anda
STS : Bila Anda menganggap pernyataan SANGAT TIDAK SESUAI dengan diri Anda
Untuk memilih, Anda cukup memberi tanda pada lembar jawaban, seperti yang
dicontohkan di bawah ini.
No. SS
S TS
STS
1.
2. 3.
Annisa Nur Pratiwi, 2015 Profil Proaktivitas Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama: Studi deskriptif terhadap siswa kelas VIII
SMP Bina Dharma 2 Bandung Tahun Akademik 20152016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Atas kesediaan dan kerjasama Anda dalam mengisi angket ini, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
No Pernyataan
SS S TS STS
1 Saya sedih bila menyakiti orang lain, sehingga memilih mengalah daripada membalas
perlakuan tidak menyenangkan. 2
Sebelum menyalahkan orang lain saya memilih untuk melihat kesalahan sendiri karena sadar disalahkan itu tidak menyenangkan.
3 Jika ada teman yang mengejek, saya memilih untuk balas mengejeknya dibandingkan
diam agar hati saya tenang. 4
Saya memilih melawan teman yang menyakiti daripada mendiamkannya, karena perasaan saya lebih penting.
5 Ketika sakit hati saya memilih menyindir agar dia juga merasakan sakit hati.
6 Saya tidak peduli dengan kemungkinan yang bisa terjadi, saya marah dan memilih
untuk berkelahi daripada diam.
7 Membalas ejekan teman tidak akan menyelesaikan masalah sehingga saya memilih
untuk mengabaikannya saja.
8 Saya memilih mengerjakan tugas dengan baik karena jika tidak, saya akan mendapatkan
nilai yang jelek.
9 Saya memilih merokok karena teman-teman juga melakukannya walaupun tahu merokok
dapat merusak kesehatan.
10 Saya memilih untuk belajar dengan rajin daripada bermalas-malasan agar saya dapat
meraih apa yang sudah saya cita-citakan.
11 Ketika kesal, saya memilih menggunakan kata-kata kasar untuk melampiaskannya
walaupun itu tidak baik
12 Saya menyindir teman yang tidak saya sukai daripada membicarakannya secara
langsung karena itu menyenangkan.
13 Saya memilih untuk tidak melawan ketika dimarahi guru, karena sadar telah
melakukan kesalahan.
14 Saya memilih untuk melawan orang tua, karena saya merasa benar dan orang tua
terlalu mengatur.
15 Saya memilih untuk mencontek dari pada belajar ketika akan ujian karena itu lebih
mudah.
Annisa Nur Pratiwi, 2015 Profil Proaktivitas Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama: Studi deskriptif terhadap siswa kelas VIII
SMP Bina Dharma 2 Bandung Tahun Akademik 20152016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
16 Saya memilih untuk menceritakan permasalahan yang saya hadapi kepada orang tua
atau guru agar mendapat jalan keluar yang baik.
17 Saya memilih untuk memaafkan teman yang menghina saya, karena memaafkan
adalah sikap yang mulia.
18 Teman-teman saya sudah memiliki pacar, namun saya memutuskan untuk tidak
berpacaran karena agama saya melarangnya. 19 Saya memilih untuk terlibat dalam sebuah tawuran sebagai bentuk rasa setia kawan.
20 Saya memilih untuk pergi meninggalkan rumah daripada harus mendengarkan
nasehat-nasehat yang membosankan dari orang tua..
21 Jika saya dimaki-maki orang yang tidak dikenal karena saya melakukan suatu
kesalahan yang tidak disengaja, saya akan membalasnya dengan senyuman dan meminta maaf daripada harus balas memaki.
22 Saya mengikuti pelajaran tambahan diluar jam pelajaran sekolah karena saya merasa
ilmu pengetahuan yang saya dapat di kelas belum cukup.
No Pernyataan
SS S TS STS
23 Saya mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah agar memiliki lebih banyak teman
dan pengalaman baru.
24 Saya rasa pelajaran yang diberikan di sekolah sudah lebih dari cukup, sehingga tidak
perlu pelajaran tambahan..
25 Saya mengerjakan tugas sekolah dengan cara mencontek pekerjaan teman karena
saya tidak bisa mengerjakannya.
26 Saya senang mambaca buku dan mencari informasi-informasi tambahan tentang
pelajaran dari internet untuk menambah pengetahuan.
27 Saya belajar hanya jika saya akan melaksanakan ujian atau ketika guru memberikan
PR saja. 28 Saya akan bertanya pada guru jika ada materi pelajaran yang tidak dimengerti.
29 Saya memperkenalkan diri terlebih dahulu ketika akan menjalin pertemanan baru
karena jika berdiam diri, tidak akan mendapatkan apa-apa.
30 Saya mengikuti suatu komunitas positif di luar sekolah agar pengetahuan dan
pergaulan saya menjadi lebih luas.
31 Setelah pulang sekolah, saya lebih suka berdiam diri dirumah untuk tidur dan
menonton televisi.
32 Saya berusaha bersikap baik pada teman agar terhindar dari perkelahian atau
permusuhan. 33 Saya belajar dengan giat agar tidak mendapatkan nilai yang buruk,
34 Saya melatih diri dari sekarang agar dapat mencapai mimpi yang ingin saya
wujudkan.
Annisa Nur Pratiwi, 2015 Profil Proaktivitas Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama: Studi deskriptif terhadap siswa kelas VIII
SMP Bina Dharma 2 Bandung Tahun Akademik 20152016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35 Saya mengatakan sesuatu sesuai dengan kenyataan, tanpa memikirkan perasaan orang
lain
36 Saya tidak berani menolak ajakan teman untuk bolos sekolah, karena saya takut
dijauhi
37 Saya sudah terbiasa tidak mematuhi peraturan yang diterapkan di sekolah dan
akhirnya saya sering menerima hukuman 38
Jika saya berbuat kesalahan kepada siapa pun, saya bersedia meminta maaf dan memperbaiki kesalahan.
39 Saya mudah marah, kesal, sedih jika ada hal yang tidak sesuai dengan keinginan dan
melampiaskannya kepada orang-orang sekitar 40
Orang tua tidak pernah mengerti perasaan anaknya dan terlalu banyak menuntut sehingga membuat saya malas untuk menuruti keinginan orang tua,
41 Saya merasa semua tugas dibebankan kepada saya dan anggota kelompok saya tidak
mengerjakan apa-apa, jika kami mendapatkan nilai jelek itu bukan kesalahan saya. 42
Saya mempersiapkan diri dengan baik sebelum ujian dimulai, agar mendapat nilai yang baik dan dapat membanggakan orang tua.
43 Saya merasa guru memberi terlalu banyak tugas untuk dikerjakan sehingga saya tidak memiliki waktu untuk bermain.
44 Saya selalu mempersiapkan diri dengan baik sebelum ujian, sehingga dapat
mengerjakan ujian sendiri tanpa bertanya kepada teman mencontek
No Pernyataan
SS S TS STS
45 Saya bersedia membantu anggota kelompok yang kesusahan dalam mengerjakan
tugasnya walaupun anggota kelompok itu tidak menyukai saya. 46
Saya membicarakan permasalahan dengan teman secara baik-baik dan jika teman saya yang bersalah, saya bersedia memaafkannya .
47 Nilai ujian saya jelek karena guru tidak menerangkan materi dengan baik. 48
Tim saya kalah, sebagai pemimpin saya menyemangati anggota tim agar dapat menerima kekalahan dengan lapang dada.
49 Saya berani mengerjakan soal di depan kelas dan tidak takut jika disalahkan, yang
penting sudah mencoba. 50 Saya tidak berani berbicara di depan kelas karena takut salah atau ditertawakan.
51 Saya takut disalahkan jika melaporkan kesalahan teman kepada guru. 52
Saya senang jika ditunjuk menjadi pemimpin kelompok dan bersedia menanggung resiko sebagai pemimpin
53 Saya menyalahkan teman atas kesalahan yang diperbuat agar terhindar dari hukuman. 54 Saya sengaja berbohong untuk menutupi kesalahan saya agar terhindar dari
Annisa Nur Pratiwi, 2015 Profil Proaktivitas Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama: Studi deskriptif terhadap siswa kelas VIII
SMP Bina Dharma 2 Bandung Tahun Akademik 20152016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemarahan orang tua atau guru 55
Saya mengejek teman dengan niat bercanda, sehingga tidak perlu meminta maaf jika teman saya marah.
Annisa Nur Pratiwi, 2015 Profil Proaktivitas Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama: Studi deskriptif terhadap siswa kelas VIII
SMP Bina Dharma 2 Bandung Tahun Akademik 20152016 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
1. IDENTITAS
a. Satuan Pendidikan SMP Bina Dharma 2 Bandung