Sehubungan dengan hal diatas, peneliti perlu untuk mengembangkan supaya hasil belajar siswa meningkat dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna.
B. Kajian Teori
1. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas
pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua
arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. UUSPN No. 20 tahun
2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru utuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan
berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik
terhadap materi pelajaran. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa
secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengarkan, mencatat, akan tetapi menghendaki aktifitas siswa dalam proses berfikir.
Kedua, dalam belajar membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu
dapat membantu siswa memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri Syaiful Sagala,2006:61.
2. Advance organizer dengan peta konsep Model
advance organizer diartikan sebagai suatu model pembelajaran yang pada prinsipnya siswa dapat menyerap, mencerna, dan
mengingat bahan pelajaran dengan baik dalam kegiatannya siswa dapat menjelaskan kembali materi tersebut. Advance organizer berupa kerangka-
kerangka dasar materi yang akan dipresentasikan. Isinya berupa penjelasan, integrasi dan interelasi konsep-konsep dasar dengan struktur
organisasi tertinggi dan umum dari materi yang akan diajarkan Retnanto, 2003:17.
Sedangkan peta konsep adalah suatu cara memperlihatkan konsep- konsep dan proposisi suatu bidang studi, diantaranya bidang studi fisika,
matamatika, biologi, kimia, ekonomi, dan lain-lain. Yang menyertai konsep-konsep dapat berupa bentuk, warna, ukuran serta fungsi.
Mengemukakan konsep-konsep merupakan dasar berfikir untuk belajar aturan dan untuk memecahkan masalah Anwarholil, 2008:2.
Langkah-langkah model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep yaitu :
a. Penyajian atau presentasi advance organizer itu sendiri Kegiatan pada langkah pertama ini antara lain:
1 menjelaskan tujuan pembelajaran.
2 menyajikan organizer yang berupa mengidentifikasi pendefinisian atribut, pemberian contoh-contoh, menyediakan hubungan antara
pengetahuanpengalaman siswa sesuai dengan konteks yang diajarkan dan pengulangan.
b. Penyajian tugas belajar Kegiatan pada langkah kedua ini antara lain:
1 membuat organisasi yang jelas 2 membuat urutan yang logis pada materi belajar yang jelas
3 memelihara perhatian siswa 4 menyajikan materi dengan menggunakan simbol-simbol dan
ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan ingatan yang baik. c. Penguatan organisasi kognitif
Kegiatan pada langkah ketiga ini antara lain: 1 menggunakan prinsip-prinsip penggabungan kembali
2 mendorong siswa untuk siap belajar aktif 3 memperoleh kritik materi pelajaran dari siswa serta
4 memberi penjelasan atau mengklarifikasi. Jadi supaya terjadi belajar bermakna, konsep baru atau informasi
baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa dapat dilakukan dengan peta konsep. Sehingga dapat
disimpulkan advance organizer dengan peta konsep adalah suatu model pembelajaran yang pada prinsipnya siswa dapat menyerap, mencerna, dan
mengingat pelajaran dengan baik dengan menyertai konsep-konsep yang berupa bentuk, warna, ukuran serta fungsi tertentu.
Contoh pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep :
Tahap I Penyajian atau presentasi advance organizer itu sendiri Guru : membagikan kerangka dasar yang berisi ringkasan materi dan
contoh soal kemudian meminta siswa untuk membaca kerangka dasar tersebut guru memberikan waktu 5 menit pada siswa untuk
membaca Siswa : membaca isi dari kerangka dasar. Bertanya pada guru apabila ada
materi yang belum dimengerti Guru : Setalah itu guru menjelaskan isi dari kerangka dasar yang belum
dimengerti siswa Tahap II Penyajian tugas belajar
Guru : meminta siswa untuk membaca pertanyaan yang diberikan dan mencoba memikirkan jawabannya guru memberikan waktu 15
menit Pertanyaan :
Nyatakan kalimat- kalimat berikut “benar” atau “salah”
a. Jumlah dua bilangan ganjil selalu merupakan bilangan genap. b. 1 kg karet busa lebih ringan jika dibandingkan dengan 1 kg
besi. c. Hasil kali 6 dan 8 sama dengan hasil kali 8 dan 6.
Siswa : membaca pertanyaan dan mencoba mengerjakan sendiri Tahap III Penguatan organisasi kognitif
Guru : meminta siswa untuk mengerjakan hasil pekerjaannya di depan kelas
dan meminta siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya
Siswa : mengerjakan dan mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas
Jawaban : a. Benar, karena jumlah dua bilangan ganjil selalu merupakan
bilangan genap. Contoh: 3 + 5 = 8. b. Salah, karena beratnya sama yaitu 1 kg.
c. Benar, karena perkalian bilangan tersebut assosiatif. Guru : memberikan penjelasan bagaimana jawaban yang benar bila didapat
jawaban siswa ada yang salah. Kemudian memberi kesimpulan dari materi yang baru saja disajikan
Pelaksanaan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep seperti yang dicontohkan disini adalah hanya bersifat hipotesis
hanya perkiraan sementara. Pernyataan dalam pelaksanaannya sangat tergantung dengan kemampuan pengajar dalam mengelola kegiatan
pembelajaran. 3. Hasil Belajar Matematika
Tujuan belajar adalah ingin mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, dan pemahaman sikap mental atau nilai-nilai. Hasil belajar meliputi:
a. Hal ihwal keiklasan dan pengetahuan konsep atau fakta kognitif b. Hal ihwal kelakuan, kepribadian atau sikap efektif
c. Hal ihwal kelakuan, ketrampilan atau penampilan psikomotorik Sardiman 2001:28.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2002:120yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil
adalah: a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi,baik secara individual maupun kelompok b. Perilaku yang digariskan tujuan pengajaraninstruksional khusus TIK
telah dicapai oleh siswa,baik secara individual maupun kelompok. Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur
keberhasilan adalah daya serap. Oleh karena itu hasil belajar dapat dilihat dari tingkat daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan. Dalam hal
ini tigkat daya serap dapat dinilai dengan tes yaitu tes formatif. 4. Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
a. Kalimat Terbuka 1 Kalimat Benar dan Kalimat Salah
Dalam matematika kita mengenal istilah pernyataan yaitu kalimat benar dan kalimat salah.
Contoh: a Bilangan prima adalah bilangan ganjil, merupakan kalimat
salah , karena bilangan prima ada yang genap, yaitu 2.
b Hasil kali 3 dan 4 sama dengan hasil kali 4 dan 3, merupakan kalimat yang benar, sebab 3 × 4 = 12, dan 4 × 3 = 12.
2 Pengertian Kalimat Terbuka Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variable
sehingga belum diketahui nilai kebenarannya benar atau salah . Contoh:
15 7
x adalah kalimat terbuka.
Jika x diganti dengan 8, maka kalimat tersebut bernilai benar.
3 Penyelesaian Kalimat Terbuka Pengganti-pengganti variabel yang membuat kalimat terbuka
menjadi kalimat benar disebut penyelesaian. Contoh:
3 4
x , x adalah bilangan asli.
Tidak ada pengganti x sehingga kalimat terbuka diatas menjadi kalimat benar. Maka kalimat di atas tidak mempunyai
penyelesaian.
b. Persamaan Linear Satu Variabel 1 Pengertian Persamaan Linear
Persamaan Linear adalah kalimat terbuka yang memiliki hubungan sama dengan dan variabelnya berpabgkat satu.
Contoh: a.
15 8
x
b. 20
7 3
n c.
12 9
5
p
Kalimat- kalimat terbuka diatas menggunakan tanda hubung “ = ”
sama dengan, kalimat seperti itu disebut persamaan. 2 Menyelesaikan Persamaan Linear Satu Variabel
a Menyelesaikan Persamaan dengan Cara Subtitusi Contoh:
Tentukan penyelesaian dari persamaan 5
1 2
x , x adalah
variabel pada bilangan asli Jawab:
Untuk 1
x
, maka 5
1 1
2
merupakan kalimat salah. Untuk
2
x , maka
5 1
2 2
merupakan kalimat salah.
Untuk 3
x
, maka 5
1 3
2
merupakan kalimat benar. Untuk
4
x , maka
5 1
4 2
merupakan kalimat salah.
Jadi penyelesaiannya adalah 3
x
. b Menyelesaikan
Persamaan dengan
Menambah atau
Mengurangi Kedua Ruas Pesamaan dengan Bilangan yang Sama
Dua persamaan atau lebih dikatakan ekuivalen jika persamaan-persamaan itu memiliki himpunan penyelesaian
yang sama. Notasi atau lambang ekuivalen adalah
.
Contoh: 9
4
x
mempunyai penyelesaian 5
x
. 7
3 2
x mempunyai penyelesaian
5
x .
Karena penyelesaiannya sama yaitu 5
x
, maka persamaan 9
4
x
ekuivalen dengan
7 3
2
x
,ditulis 7
2 9
4
x x
. Suatu persamaan tetap ekivalen jika kedua ruas ditambah
atau dikurangi dengan bilangan yang sama. Contoh:
10 3
10 3
3 7
3
x x
x
5 5
9 4
4 9
4
x x
x
c Menyelesaikan Persamaan
dengan Mengalikan
atau Membagi Kedua Ruas Pesamaan dengan Bilangan yang
Sama Contoh:
3 6
2 1
2 2
1 6
2
x x
x
3 2
6 2
2 9
3
x x
x
c. Pertidaksamaan Linear Satu Variabel 1 Pegertian Ketidaksamaan
Untuk sembarang bilangan a dan b selalu berlaku salah satu hubungan berikut ini.
b a
dibaca a kurang dari b b
a dibaca a sama dengan b
b a
dibaca a lebih dari b Bentuk-bentuk seperti
6 2
x
, 10
2
x
, 2
4 4
3
x x
merupakan pertidaksamaan linear. Peubah atau variabelnya yaitu x berpangkat 1.
2 Menyelesaikan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel a Menyelesaikan Pertdaksamaan Linear dengan Menambah
atau Mengurangi Kedua Ruas Pesamaan dengan Bilangan yang Sama
Contoh:
14 5
9 5
5 9
5
x x
x
5 3
8 3
3 8
3
x x
x
b Menyelesaikan Pertidaksamaan dengan Mengali atau Membagi Kedua Ruas Pesamaan dengan Bilangan yang
Sama
Contoh:
2 8
4 1
4 4
1 8
4
x x
x
12 4
3 3
1 3
4 3
1
x x
x
Jka kedua ruas pertidaksamaan dikalikan dengan bilangan
negative yang sama, maka akan diperoleh pertidaksamaan baru yang ekuivalen dengan pertidaksamaan semula jika
tanda ketidaksamaan dibalik Contoh:
2 8
4 1
4 4
1 8
4
x
x x
Cholik Adinawan, 2007:114-143
C. Kerangka Berfikir