Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan teknik observasi, teknik interview wawancara, dan teknik penyebaran kuisioner.
a. Teknik Observasi
Ada dua teknik observasi yaitu: Teknik Observasi Langsung adalah teknik pengumpulan
data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung atau tanpa alat terhadap gejala-gejala subyek yang
diselidiki baik pengamatan dilakukan dalam situasi yang sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi buatan, yang
khusus diadakan. Teknik Observasi Tidak Langsung adalah teknik
pengumpulan data
dimana peneliti
mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subyek yang ditelitinya
dengan perantaraan sebuah alat. b.
Teknik Wawancara yaitu melakukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan
dengan masalah penelitian kepada responden maupun informan. c.
Penyebaran Quisioner membuat suatu kuis dan disebarkan kepada responden.
1.8.5 Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian dengan teknik analisa kualitatif maka keseluruhan data yang terkumpul baik data primer maupun data sekunder, akan diolah dan dianalisis
dengan cara menyusun data secara sistematis, digolongkan dalam pola dan tema, diklasifikasikan, dihubungkan antara satu data dengan data lainnya.
Pengelolaan dan analisis data dalam skripsi ini menggunakan Analisa Kualitatif, menurut Soerjono Soekanto analisa kualitatif yaitu suatu tata cara
penelitian yang menghasilkan data deskriptif-analitis, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan, dan juga prilakunya yang nyata, yang
diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh.
17
Dengan kata lain, penulis mempergunakan analisa kualitatif ini, tidak semata-mata bertujuan untuk
mengungkapkan kebenaran belaka, akan tetapi untuk memahami kebenaran tersebut.
17
Soerjono Soekanto, op.cit, hal. 250.
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MEDIASI SEBAGAI PILIHAN
PENYELESAIAN SENGKETA 2.1
Tinjauan Umum Mengenai Pengertian Dan Model-Model Mediasi 2.1.1 Pengertian Mediasi
Mediasi merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu Mediation. Mediasi berkaitan dengan cara penyelesaian sengketa atau bernuansa sosial dan legal.
Penjelasan mediasi dari sisi kebahasaan etimologi lebih menekankan pada keberadaan pihak ketiga yang menjembatani para pihak bersengketa untuk menyelesaikan
perselisihan. Namun, istilah mediasi tidak mudah untuk didefinisikan secara lengkap dan
menyeluruh, karena cakupannya cukup luas. Mediasi tidak memberikan suatu model yang dapat diuraikan secara terperinci dan dibedakan dari proses pengambilan keputusan
lainnya.
1
Dalam mediasi, penyelesaian sengketa lebih banyak muncul dari keinginan dan inisiatif para pihak, sehingga mediator berperan membantu mereka mencapai
kesepakatan-kesepakatan. Istilah mediasi cukup gencar dipopulerkan oleh para ilmuan yang berusaha
mengungkap secara jelas berbagai pengertian mediasi, yaitu : a.
Gary Goopaster memberikan definisi mediasi sebagai proses negosiasi pemecahan masalah di mana pihak luar yang tidak memihak imparsial bekerja sama dengan
1
Gatot Sumartono, 2006, Arbitrase dan Mediasi di Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 119.
pihak-pihak yang bersengketa untuk membantu mereka memperoleh kesepakatan perjanjian yang memuaskan.
2
b. Laurence Bolle menyatakan
“mediation is a decision making process in which the parties are assisted by a mediator; the mediator attempt to improve the process of
decision making and to assist the parties the reach an outcome to which of them can assent
.”
3
c. Pengertian mediasi yang agak luas diberikan oleh The National Alternative
Dispute Resolution Advisory Council. Menurut David Spencer dan Michael Brogan dalam bukunya Mediation Law and Practice yaitu Mediation is a process
in wich the parties to a dispute, with the assistance of a dispute resolution practitioner a mediator, identify the dispute issues, develop options, consider
alternatives and endevour to reach an agreement.
4
d. Christopher W. Moore menegaskan bahwa mediasi adalah intervensi terhadap
negosiasi. Ia menyebutkan “The intervention in a negotiation or conflict of an acceptable third party who has limited or no authoritative decision making
power, but assist the involved paties in voluntarily reaching a mutually acceptable sattlement of issues in dispute
.”
5
2
Gary Goopaster, 1999, Panduan Negosiasi dan Mediasi, diterjemahkan oleh Nogar Simanjuntak, ELIPS Project, Jakarta, hal. 201.
3
Laurence Bolle, 1996, Mediation: Principles, Process, and Practice, New York, hal. 1.
4
David Spencer dan Michael Brogan, 2006, Mediation Law and Practice, Cambridge: Cambrigde University Press, hal. 9.
5
Christopher W. Moore, 1996, The Mediation Process: Practical Strategies For Resolving Conflict, Jossey-Bass Publisher, San Francisco, hal. 15.