Teori Efektifitas Hukum Teori Mediasi Teori Alternatif Penyelesaian Sengketa

Penelitian ini dapat dijadikan referensi tambahan untuk acuan ataupun pengembangan Ilmu Hukum, khususnya mengenai penyelesaian sengketa melalui mediasi. 1.6.2 Manfaat praktis Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan keadilan bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan pnyelesaian sengketa melalui mediasi , antara lain: 1. Bagi kalangan akademisi yang berminat terhadap kajian pnyelesaian sengketa non litigasi diluar pengadilan menggunakan mediasi dapat dijadikan bahan informasi awal dalam melakukan penelitian dan pengkajian yang lebih mendalam, dan 2. Bagi masyarakat mediasi dapat dijadikan pedoman atau rujukan dalam melakukan upaya hukum apabila terjadi sengketa.

1.7 Landasan Teoritis

Pengkajian mengenai mediasi sebagai pilihan penyelesaian sengketa antara PT. Alam Sutera Realty Tbk. dengan Warga Banjar dusun Suka Duka Giri Dharma Desa Ungasan, ada beberapa konsep atau teori yang nanti digunakan sebagai landasan teoritis dalam mengkaji dan menganalisis masalah ini.

1.7.1 Teori Efektifitas Hukum

Teori efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa efektif atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 lima faktor, yaitu : 5 1. Faktor hukumnya sendiri undang-undang. 2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum. 3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. 4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan. 5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.

1.7.2 Teori Mediasi

Mediasi adalah upaya penyelesaian sengketa dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan yang membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai penyelesaian solusi yang diterima oleh kedua belah pihak.Ada beberapa teori-teori dalam mediasi yaitu : 1. Mediasi adalah proses langkah demi langkah yang terstruktur; 2. Mediasi bersifat amat rahasia dan berlangsung dengan cepat; 3. Ada pertemuan terpisah, kemudian pertemuan bersama jika dimungkinkan; 4. Mengklarifikasi masalah; 5. Menciptakan Pilihan; dan 5 Soerjono Soekanto, 2008, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 8. 6. Mencari solusi menguntungkan atau win-win solution. Dalam teori mediasi tersebut, penyelesaian perselisihan atau sengketa lebih banyak muncul dari keinginan dan inisiatif para pihak, sehingga mediator berperan membantu mereka mencapai kesepakatan- kesepakatan. 6

1.7.3 Teori Alternatif Penyelesaian Sengketa

Menurut Takdir Rahmadi, istilah alternatif penyelesaian sengketa merupakan terjemahan dari istilah Inggris “Alternative Dispute Resolution” yang lazim disingkat dengan sebutan ADR. 7 Pasal 1 angka 10 UU No. 30 Tahun 1999, Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli. Secara umum ada beberapa asas yang berlaku pada Alternatif Penyelesaian Sengketa antara lain: a. Asas itikad baik; yaitu keinginan para pihak untuk menentukan penyelesaian sengketa yang akan maupun sedang mereka hadapi; b. Asas kontraktual; yaitu adanya kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk tertulis tentang cara penyelesaian sengketa; 6 Allan J. Stitt, 2004, Mediation: A Practical Guide, London: Routlegde Cavendish, hal. 22. 7 Takdir Rahmadi, 2011, Mediasi: Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat, PT RajaGrafindo, Jakarta, hal. 10. c. Asas mengikat; yaitu para pihak wajib untuk mematuhi kesepakatan yang dibuat; d. Asas kebebasan berkontrak; yaitu para pihak yang bersengketa bebas menentukan hal yang diatur dalam perjanjian asal tidak bertentangan dengan Peraturan perundang-undangan dan kesusilaan; e. Asas kerahasiaan; yaitu penyelesaian atas suatu sengketa dilakukan hanya oleh para pihak dan tidak dapat dihadiri oleh pihak lain. 8 Kelebihan dari penyelesaian sengketa melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa yang dilakukan secara non litigasi dapat dikatakan sebagai penyelesaian sengketa yang berkualitas tinggi karena sengketa yang diselesaikan akan dapat selesai tuntas tanpa meninggalkan sisa kebencian dan dendam. 9

1.7.4 Teori Perjanjian