Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Thalasemia Jenis Thalasemia Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

4.3.6. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Thalasemia

Distribusi proporsi lama rawatan rata-rata penderita Thalasemia berdasarkan jenis Thalasemia yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011 – April 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.16 Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Penderita Thalasemia Berdasarkan Jenis Thalasemia yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011 - April 2014 Jenis Thalasemia Lama Rawatan Rata-rata f Mean SD Thalasemia Beta 103 3,37 1,66 Thalasemia Nonspesifik 10 3,5 1,71 Berdasarkan tabel 4.16 diatas dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata pada penderita Thalasemia Beta adalah 3,37 hari 3 hari dengan SD 1,66 dan penderita Thalasemia Nonspesifik 3,5 hari 3 hari dengan SD 1,71.

4.3.7. Jenis Thalasemia Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi jenis Thalasemia berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita Thalasemia yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011 – April 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.17 Distribusi Proporsi Jenis Thalasemia Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Thalasemia yang Dirawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011 - April 2014 Keadaan Sewaktu Pulang Jenis Thalasemia Jumlah Thalasemia Beta Thalasemia Nonspesifik f f f PBJ 90 87,4 9 90 99 100 PAPS 10 9,7 10 100 Meninggal 3 2,9 1 10 4 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat diketahui bahwa dari 103 orang penderita Thalasemia dengan jenis Thalasemia Beta terdapat 90 orang 87,4 pulang dengan berobat jalan, 10 orang 9,7 pulang atas permintaan sendiri dan 3 orang 2,9 meninggal dunia. Sedangkan jenis Thalasemia Nonspesifik terdapat 9 orang 90 pulang dengan berobat jalan, tidak ada penderita pulang atas permintaan sendiri dan 1 orang 10 meninggal dunia. Universitas Sumatera Utara 47.8 36.3 3.5 12.4 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Laki-laki Perempuan 15 Tahun 15 Tahun Universitas Sumatera Utara Penderita Thalasemia lebih banyak ditemukan pada umur 11-15 tahun disebabkan gejala klinis Thalasemia dapat diperiksa pada umur 2 tahun, tetapi penderita baru datang berobat pada umur 4-6 tahun karena semakin pucat sehingga mengakibatkan penderita memerlukan transfusi darah secara berkala seumur hidupnya. Apabila penderita Thalasemia tidak dirawat, maka hidup mereka biasanya hanya mampu bertahan 1-8 tahun. 18 Hal ini sesuai dengan penelitian Jelvehgari M. 2004 di Kota Tabriz, Iran yang melaporkan bahwa penderita Thalasemia terbanyak pada umur 5 tahun 38. 26 Sesuai juga dengan penelitian yang pernah dilakukan di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2006-2008 oleh Syarifurnama Dewi yang melaporkan bahwa penderita Thalasemia terbanyak pada kelompok umur 6-15 tahun. 27 Universitas Sumatera Utara 46.0 21.2 21.2 8.0 2.7 0.9 Jawa Batak Aceh Melayu Minang Lainnya Universitas Sumatera Utara 88,5 8,8 1,8 0,9 Islam Kristen Protestan Katolik Budha Universitas Sumatera Utara 63,7 23,0 8,8 4,4 Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Universitas Sumatera Utara 25,7 74,3 Dalam Kota Medan Luar Kota Medan Universitas Sumatera Utara 88,5 11,5 Pucat Perut Membesar Universitas Sumatera Utara cukup ke seluruh tubuh. Eritrosit yang beredar di pembuluh darah menjadi mudah rusak dan pecah sehingga mengakibatkan penderita pucat. 12 Perut membesar disebabkan oleh pembengkakan limpa dan hati. Limpa berfungsi membersihkan sel darah yang rusak. Pada penderita Thalasemia, sel darah merah yang rusak sangat berlebihan sehingga kerja limpa dan hati sangat berat, akibatnya limpa dan hati membengkak. 21 Kebanyakan penderita Thalasemia datang berobat dengan keluhan pucat, hal ini menunjukkan bahwa penderita dengan keluhan pucat lebih sensitif menunjukkan Thalasemia dengan sensitivitas sebesar 88. Universitas Sumatera Utara 91.2 8.8 Thalasemia Beta Thalasemia Nonspesifik Universitas Sumatera Utara 62.5 37.5 Jantung dan Liver Disease Infeksi Universitas Sumatera Utara 6.2 74.3 19.5 Medikamentosa Transfusi Darah Medikamentosa + Transfusi Darah Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Gambar 5.9 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita Thalasemia berdasarkan penatalaksanaan medis terbesar adalah transfusi darah sebesar 74 dan terkecil adalah medikamentosa sebesar 6. Penderita Thalasemia lebih banyak mendapat transfusi darah karena hemoglobin penderita Thalasemia tidak cukup memproduksi protein alfa atau beta sehingga mengakibatkan hemoglobin yang dibentuk menjadi berkurang dan sel darah merah mudah lisis. Hal ini menyebabkan penderita Thalasemia membutuhkan transfusi darah terus-menerus. 1 Hal ini sesuai dengan penelitian Jelvehgari M. 2004 di kota Tabriz, Iran, yang melaporkan bahwa penderita Thalasemia terbesar menjalani penatalaksanaan medis berupa transfusi darah. 26

b. Lama Rawatan