Sistem Pengawasan Gaji dan Upah Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir Lima Medan

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN GAJI DAN UPAH PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK

UNIT KLAMBIR LIMA MEDAN

Oleh :

HENNY OKTAVIANA 112102228

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : HENNY OKTAVIANA

NIM : 112102228

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGAWASAN GAJI DAN UPAH PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK UNIT KLAMBIR LIMA MEDAN

Tanggal/4 2015 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

NIP. 19581114 198703 2 001 (Dra. Nurzaimah, M.M, Ak)

Tanggal/4 2015 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

NIP. 19511114 198203 1 002 (Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA)

Tanggal/4 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : HENNY OKTAVIANA

NIM : 112102228

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGAWASAN GAJI DAN UPAH PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK UNIT KLAMBIR LIMA MEDAN

Medan, April 2015

NIM. 112102228


(4)

i

Bismillahirrahmanirrahim...

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur Alhamdulillah penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, dengan judul “Sistem Pengawasan Gaji dan Upah Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir Lima Medan”.

Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan program D – III Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dengan selesainya tugas akhir ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada :

1. Teristimewa Almh. Ibunda Parinah dan AyahandaAlamsyah yang telah setia, sabar dan tulus mendidik dan membesarkan penulis, terima kasih atas doa, pengertian dan kasih sayang yang tak terhingga serta dukungan baik moril maupun materil yang tidak akan mungkin terbalas, hanya skripsi minor ini yang penulis persembahkan sebagai awal dari keberhasilan penulis di masa mendatang, Amin.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi USU.

3. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi.


(5)

ii

SE, Bapak Ari Irawan, Skomp,M.Si , Bapak Misman, SE dan Bapak Galih Supradja, SE selaku staff kemahasiswaan Pascasarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Adi Susilo sebagai Pimpinan Unit PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Klambir Lima Medan, yang telah membantu dalam pengumpulan data dan seluruh staff pegawai Bank BRIUnit Klambir Lima Medan yang telah banyak membantu dan memberikan saran kepada penulis.

7. Kepada Kakak – Abang Penulis Dewi Susiana, M. Azmien, dan Hermansyah Putra terima kasih untuk dukungan moril maupun materil dan nasihat yang diberikan.

8. Sahabat Penulis Ekky Harya Nugraha yang sudah bersedia meluangkan waktu untuk membantu Penulis dalam menyelesaikan Skripsi Minor ini, serta sahabat – sahabat Penulis lainnya Sona,Lara, Ayu, Ivo, Putri, Kak Vira, Bang Ozui,Endang, Amel, Nadia, Novita terima kasih telah banyak memberikan semangat dan membantu penulis selama penulisan tugas akhir ini.

9. Seluruh teman – teman seperjuangan selama masa perkuliahan, khususnya Diploma III Akuntansi Stambuk 2011 Grup D, terima kasih atas hari – hari yang menyenangkan penuh canda tawa bersama kalian. Terima kasih atas persahabatan yang sudah terjalin selama ini dan semoga untuk selamanya.


(6)

iii

itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga Tugas akhir ini dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pembaca sehingga dapat membantu penulisan Tugas Akhir lainnya.

Medan,………2015 Penulis

112102228


(7)

iv

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

1.4. Rencana Penulisan... 4

1.4.1. Jadwal Survey/Observasi ... 4

1.4.2. Rencana Isi ... 5

BAB II PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK UNIT KLAMBIR LIMA MEDAN... .... 8

2.1. Sejarah Ringkas ... 8

2.2. Struktur OrganisasiPerusahaan ... 10

2.3. Job Description ... 12

2.4. Jaringan Usaha ... 16

2.5. Kinerja Terkini ... 28


(8)

v

BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK UNIT

KLAMBIR LIMA MEDAN ... 34

3.1. Pengertian Gaji Dan Upah ... 35

3.2. Pengertian Sistem Pengendalian Internal ... 38

3.3. Tujuan Pengendalian Gaji dan Upah ... 41

3.4. Unsur-unsur Pengawasan Gaji dan Upah ... 46

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

4.1. Kesimpulan... 58

4.2. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(9)

vi

3.1. Kuesioner Pengawasan Gaji dan Upah Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir Lima... 52


(10)

vii

Nomor Judul Halaman

1 Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir Lima Medan………...……….…61 2 Surat Izin Riset PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir


(11)

1 1.1.Latar Belakang

Setiap perusahaan menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk mencapai laba yang semaksimal mungkin. Bagi perusahaan yang kecil, segala kegiatan dan aktivitasnya dilakukan oleh tenaga kerja yang masih dapat secara langsung dikoordinir oleh pimpinan perusahaan.

Pada hal ini pimpinan perusahaan harus mampu mengkoordinasikan seluruh aktivitas individu yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung pada operasi perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Namun apabila perusahaan semakin berkembang maka jumlah tenaga kerja semakin bertambah begitu juga dengan kegiatan atau transaksi perusahaan yang juga akan bertambah dengan demikian penggajian dan pengupahan akan semakin bertambah pula. Seorang pemimpin yang bijaksana pada suatu perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan pendapatan pada usaha dan memperkecil atau menekan biaya baik bagi gaji maupun upah untuk memperoleh laba yang maksimum. Sebagaimana diketahui bahwa jumlah laba yang diperoleh merupakan alat ukur pada perkembangan dari perusahanan.

Pada hakekatnya tenaga kerja atau karyawan akan lebih produktif jika karyawan tersebut menerima gaji dan upah yang seimbang dengan kontribusinya terhadap perusahaan, sebaliknya apabila karyawan tersebut merasa bahwa gaji dan


(12)

upah yang diterimanya tidak sesuai, maka karyawan tersebut kemungkinan akan mengambil berbagai sikap seperti pemogokan kerja atau berdemonstrasi untuk mengajukan tuntutannya.

Masalah penggajian itu sendiri adalah masalah yang pelik, sebab masalah ini tidak saja menyangkut berapa jumlah uang yang diterima seorang karyawan atau manajer yang harus digaji atas pekerjaannya, melainkan juga mempunyai implikasi yang sangat luas baik pada rangka sistem kepegawaian yang berlaku, bobot pekerjaan yang diemban, maupun kaitan moral dan tanggungjawab sosial organisasi atas hidup karyawan dan keluarganya, oleh karena itu tidak mengherankan bila sistem penggajian dan pengupahan yang berlaku diperusahaan-perusahaan hampir tidak pernah ditemukan seragam sebab memang sangat kondisional.

Di Indonesia masing-masing perusahaan atau organisasi mempunyai sistem penggajian yang berbeda-beda, sebagian mencoba menerapkan sistem perusahaan induk (yang seringkali adalah perusahaan multinasional luar negeri), sebagian lagi mencoba menyusun tingkatan dan sistem penggajian yang dianggap cocok dengan perusahaannya yang terakhir ini sering tidak dilandasi dengan pertimbangan yang multidimensional, sehingga lebih banyak bersifat kira-kira, bahkan dikaitkan dengan indeks standart pun tidak, akibatnya karyawan dirugikann namun dengan telah adanya peraturan pemerintah mengenai pembayaran gaji dan upah yang standart atau dikenal dengan Upah Minimum Regional (UMR) maka perusahaan tidak dapat semena-mena terhadap pembayaran gaji dan upah, untuk itulah perusahaan memerlukan suatu sistem


(13)

pengendalian yang baik terhadap sistem penggajian dan pengupahan yang berguna untuk pengendalian intern, dimana gaji dari perusahaan itu sendiri juga untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan diperusahaan itu sendiri, sehingga dengan adanya sistem pengawasan intern terhadap gaji dan upah yang baik akan mempermudah untuk pencapaian tujuan perusahaan dan karyawan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk membahas masalah gaji dan upah pada Tugas Akhir ini dengan meneliti “Sistem Pengawasan Gaji Dan Upah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir Lima Medan”

1.2. RumusanMasalah

Pembayaran gaji dan upah merupakan masalah yang dapat mempengaruhi hubungan antara tenaga kerja dengan pimpinan. Oleh sebab itu, pengawasan gaji dan upah sangat penting untuk menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan terhadap gaji yang dapat merugikan perusahaan/instansi. Sehubungan dengan hal ini maka penulis mencoba untuk membahas permasalahan “Apakah Sistem Pengawasan Gaji Dan Upah yang diterapkan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir Lima Medan telah berjalan efektif?”

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Ada pun tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :


(14)

a. Untuk mengetahui bagaimana manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Klambir Lima Medan dalam melaksanakan pengawasan gaji dan upah.

b. Untuk mengetahui apakah system pengawasan gaji dan upah yang diterapkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Klambir Lima Medan telah berjalan efektif.

2. ManfaatPenelitian

Yang menjadimanfaatdaripenelitian yang dilakukanolehpenulisadalahsebagaiberikut :

a. BagiPenulis

Sebagaisalahsatusyaratgunamenyelesaikan program Diploma III Akuntansi, FakultasEkonomidanBisnis, Universitas Sumatera Utara dan

untukmenambahwawasanilmupengetahuansertapemahamantentangsyst empengawasangaji dan upah.

b. Bagi Perusahaan/Instansi

Sebagaibahanpertimbangandalammenentukankebijakandimasa yang akandatang, khususnyapadasystempengawasangaji dan upah.

c. BagiPihakLainnya

Sebagaibahanreferensiuntukmelakukanpenelitianpadawaktu yang akandatang.


(15)

1.4. RencanaPenulisan

Rencanapenulisanterdiridarijadwalsurvey/observasidanrencanaisi yang dibuatuntukmempermudahpenulisdalammenyusuntugasakhirini.

1.4.1. Jadwal Survey/Observasi Jadwalsurvey/observasiyang

akandilakukanpenulisadalahsebagaiberikut : Tabel 1.1

JadwalSurvey/Observasi

No KEGIATAN

Desember Januari Februari

III I II III IV I II

1 PengesahanPenulisanTuga

sAkhir

2 PengajuanJudul

3 PermohonanIzinRiset

4 PenunjukanDosenPembim

bing

5 Pengumpulan Data

6 PenyusunanTugasAkhir

7 BimbinganTugasAkhir

8 PengesahanTugasAkhir

1.4.2. Rencana Isi

Rencanaisitugasakhiriniterdiridariempatbab, dimanasetiapbabsalingberkaitan.Hal


(16)

inisesuaidengankebutuhandantuntutanpembuatantugasakhir yang telahditetapkanbahwasusunantugasakhirharuspraktisdansistematis.Olehkar

enaitu, laporanpenelitiantugasakhirinidisusunsebagaiberikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survey/observasi dan rencana isi.

BAB II PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK UNIT KLAMBIR LIMA MEDAN

Dalam bab ini membahas tentang sejarah ringkas, struktur organisasi perusahaan, job description, jaringan usaha, kinerja usaha terkini dan rencana usaha.

BAB III SISTEM PENGAWASAN GAJI DAN UPAH PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK UNIT KLAMBIR LIMA MEDAN

Dalambabini diuraikan tentang topik penelitian yang terdiri dari pengertian gajidanupah,pengertian sistem pengendalian internal, tujuan pengendalian gaji dan upah serta unsur – unsur pengawasan gaji dan upah.


(17)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini membahas tentang kesimpulan yang merupakan inti dari pembahasan penulisan dan saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi kemajuan PT Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Klambir Lima Medan di masa yang akan datang.


(18)

8

PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK UNIT KLAMBIR LIMA MEDAN

2.1. Sejarah Ringkas

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama

“De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden”atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat.

Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan


(19)

Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).

a. Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

b. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, yang masih digunakan sampai dengan saat ini.


(20)

Visi dan Misi Bank Rakyat Indonesia 1. Visi Bank Rakyat Indonesia

Menjadi Bank Komersil terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

2. Misi Bank Rakyat Indonesia

a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan pada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan perekonomian masyarakat.

b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek Good Corporate Governance.

c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Guna mendukung Visi dan Misi diatas tersebut, BRI memiliki nilai-nilai perusahaan (corporate value) yang menjadi landasan berpikir, bertindak, serta berperilaku bagi setiap insan BRI dimanapun, yaitu integritas, profesionalisme, kepuasan nasabah, keteladanan dan penghargaan kepada SDM.

2.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Pengertian organisasi beranekaragam tergantung dari sudut mana ahli yang bersangkutan melihatnya. Disini penulis mencoba mengutip dari seorang ahli mengenai pengertian organisasi S.P Siagian (1980:113) dalam bukunya “Filsafat


(21)

Administrasi” mengatakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian sesuatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan dimana terdapat seseorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seseorang atau beberapa orang yang disebut bawahan.

Struktur organisasi adalahsuatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada organisasi atau perusahaan dala menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahaan pekerja antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana fungsi dan aktifitas dibatasi.

Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa yang melapor kepada siapa yang menyusun pembagian kerja dan merupakan suatu sistem komunikasi.Dengan demikian kegiatan yang beranekaragam dalam perusahaan disusun secara teratur sehingga tujuan usaha yang ditetapkan sebelumnya dapat dicapai dengan baik.

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir Lima Medan bentuk organisasi nya adalah fungsional dan staf, jenjang karir para anggota organisasi tidak terikat pada tingkat pangkat dan jabatan struktual yang diperuntukkan bagi mereka yang memimpin satu-satuan kerja yang melakukan kegiatan penunjang dimana pengendalian oleh pimpinan tidak terlalu ketat namun tidak mengabaikan fungsi pengawasan. Berikut Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir Lima Medan.


(22)

2.3. Job Description

1. Kepala Unit Tugas pokok:

a. Memimpin kantor BRI Unit sesuai dengan tugas pokok penerimaan simpanan, pemberian pinjaman, dan pelayanan jasa bank lain yang ditetapkan serta membina BRI Unit dalam rangka pelayanan kepada masyarakat di wilayah sekitarnya.

b. Menyusun rencana kerja anggaran tahunan BRI Unit.

c. Menetapkan kebutuhan pegawai dan mengkoordinir atau selalu mengevaluasi pelaksanaan kerja sama yang baik dengan unit-unit atau sub unit organisasi BRI dan instansi lainnya sesuai dengan tugas pokok BRI Unit serta batas-batas yang dimiliki.

d. Memberikan bimbingan, membuat daftar penilaian karyawan dan prestasi kerja secara periodik, serta saran usulan kenaikan pangkat bawahannya.

Tanggung Jawab:

a. Pencapaian sasaran atas rencana dan anggaran yang telah ditetapkan termasuk pencapaian target dibidang pengumpulan dana dari masyarakat atau kinerja usaha unit.

b. Kelancaran tugas-tugas operasional termasuk efisiensi dan tercapainya kepuasan nasabah atau pelayanan yang diberikan oleh setiap petugas BRI.


(23)

c. Tersedianya kas yang sudah mencukupi.

d. Terpeliharanya mekanisme built in control (watak) di BRI Unit.

e. Ketertiban dan disiplin kerja serta ketrampilan pegawai BRI Unit yang dipimpin.

f. Memelihara citra BRI di mata masyarakat.

g. Kebenaran isi laporan dan ketepatan waktu penyampaian laporan. h. Terselenggaranya kerja sama yang baik dengan instansi lainnya. i. Keamanan, ketertiban dan kebersihan BRI Unit.

2. Mantri / ASMAN KUR Tugas pokok:

a. Memeriksa permintaan pinjaman ketempat usaha nasabah yang meliputi usahanya, letak jaminan dan menganalisanya, serta mengusulkan kepada kepala unit.

b. Melaksanakan pembinaan terhadap nasabah pinjaman dan simpanan. c. Memperkenalkan dan memasarkan jasa-jasa bank kepada masyarakat

untuk berhubungan dengan BRI Unit.

d. Melaksanakan pemberantasan tunggakan dengan cara memeriksa ke tempat usaha nasabah, menagih dan mengumpulkan langkah-langkah penanggulangannya.

e. Menyampaikan hasil kunjungan ketempat nasabah kepada kepala unit. f. Menyampaikan laporan kepada kepala unit apabila ada penyimpangan


(24)

g. Mengikuti kegiatan ekonomi di wilayah kerjanya dalam melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala unit sepanjang tidak melanggar asas pengawasan inters.

Tanggung jawab :

a. Kebenaran hasil pemeriksaan ke tempat nasabah yang meliputi kegiatan usahanya, letak jaminan, serta keputusan pinjaman.

b. Ketetapan pemasukan angsuran pinjaman dan pemasukan tunggakan pinjaman lainnya di BRI Unit.

c. Penguasaaan dan perkembangan usaha masing-masing nasabah.

3. Teller (Receptionist Bank)

Tugas Pokok :

a. Bersama-sama kepala unit menyelenggarakan pengurusan kas BRI Unit. b. Menerima uang setoran dari nasabah dan memvalidasi kedalam

komputer.

c. Memberikan persetujuan bayar atas pengambilan simpanan sebatas kewenangan yang dimiliki.

d. Menyetorkan setiap ada kelebihan kas setiap jam kerja dan penyetoran sisa kas pada akhir kas induk dengan menggunakan tanda setoran serta mengisi model 16 perincian kas.

e. Emastikan kelengkapan bukti-bukti kas tunai dan OB (Over Booking) yang berada dalam pengawasannya untuk menghindari penyimpangan kas teller.


(25)

Tanggung Jawab:

a. Pengurusan kas bersama kepala unit.

b. Kelancaran dan ketetapan pelayanan dan penerimaan setoran dan pelayananuang baik itu dari atau untuk nasabah.

4. Costumer Service/ CS KUR

Tugas pokok :

a. Menata usaha-usaha register-register simpanan dan pinjaman, register pemberantasan tunggakan dan register surat-surat berharga.

b. Memberikan pelayanan administrasi kepada nasabah atau calon nasabah pinjaman, simpanan, dan jasa perbankan lainnya di BRI Unit dengan sebaik-baiknya.

c. Mengelola penyimpanan berkas-berkas pinjaman dan simpanan. d. Mengerjakan semua laporan BRI Unit.

Tanggung Jawab :

a. Pelaksanaaan tugas-tugas yang diberikan oleh kepala unit.

b. Memberikan pelayanan administrasi kepada nasabah atau calon nasabah, dan nasabah yang akan menggunakan jasa perbankan lainnya di BRI Unit dengan sebaik-baiknya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah.


(26)

5. Security

Tugas Pokok:

Bank BRI Unit Klambir Lima Medan memiliki 2 orang securityyang bertugas untuk menjaga keamanan unit. Dimana satu orang security menjaga keamanan unti pada waktu jam kerja dan seorang security untuk menjaga keamanan pada malam hari.

6. Office Boy

Tugas Pokok:

Menjaga kebersihan dan keindahan unit klambir lima medan dan membantu pegawai unit lainnya jika diperlukan.

2.4. Jaringan Usaha

Sebagai leading foreignexchange provider di Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk, selalu mengutamakan keamanan, kemudahan, dan kecepatan layanan dalam bertransaksi. Bank BRI memiliki berbagai produk dan layanan terbaik untuk memenuhi segala kebutuhan transaksi Anda.

1. Cast Transaction Product

Adapun cast transaction product, antara lain : a. Transaksi Valuta Asing Devisa Umum

Transaksi Valuta Today adalah transaksi untuk mempertukarkan valuta asing lawan valuta (asing) lainnya dengan penyerahan di hari yang sama dengan hari transaksi.


(27)

mempertukarkan valuta asing lawan valuta (lainnya) pada hari transaksi dengan penyerahan satu hari kerja setelah tanggal transaksi.

Transaksi Valuta Spot adalah transaksi untuk mempertukarkan valuta asing lawan valuta (asing) lainnya pada hari transaksi dengan penyerahan dua hari kerja setelah tanggal transaksi.

b. Banknotes

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, menawarkan transaksi

Banknotes dengan kurs yang kompetitif dan kurs spesial untuk jumlah tertentu.nasabah dapat melakukan transaksi jual/beli Banknotes di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, mulai jam 8.30 hingga 15.00 WIB setiap hari kerja dan hari sabtu/minggu khusus di cabang/lokasi weekend banking.

Khusus nasabah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dapat menggunakan rekening rupiah nasabah untuk bertransaksi. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, menyediakan ragam valuta asing (mata uang utama dunia dan mata uang lainnya), seperti :

A. American Dollar (USD) B. JapaneseYen (JPY) C. Great Britain Poundsterling (GBP) D. Hong Kong Dollar (HKD)

E. Euro (EUR) F. Malaysian Ringgit (MYR)

G. Australian Dollar (AUD) H. Saudi Arabia Real (SAR) I. Singapore Dollar (SGD) J. Canadian Dollar (CAD)


(28)

2. ProdukInvestasi

Untuk investasi jangka menengah dan jangka panjang, kami menyediakan obligasi (surat pengakuan utang) dalam mata uang Rupiah maupun valuta asing. Anda akan mendapatkan imbal hasil berupa kupon yang dibayar secara periodik maupun capital gain dari selisih harga jual dan beli.

a. Surat Utang Negara (SUN), Obligasi Global (ROI) dan Global Sukuk (INDOIS),

Merupakan obligasi yang diterbitkan dan dijamin pembayaran bunga & pokoknya oleh Negara Republik Indonesia. SUN diterbitkan dalam mata uang rupiah sedangkan ROI dan INDOIS dalam US Dollar.

b. Obligasi Ritel : Obligasi Ritel Indonesia (ORI), Sukuk RitelIndonesia (SR),

ORI dan SR merupakan suatu bentuk obligasi yang dijual secara retail yang diterbitkan dan dijamin oleh pemerintah sebagai salah satu surat utang domestik. Minimal pembelian untuk obligasi tersebut adalah 5 juta rupiah dengan kelipatan 1 juta rupiah.

3. Hedging Product

Adapun hedging product, antara lain :

a. Forward

Transaksi Forward adalah transaksi penjualan atau pembelian valuta asing dalam jumlah dan harga tertentu dengan penyerahan dan


(29)

penerimaan dana dilaksanakan lebih dari 2(dua) hari kerja sejak tanggal transaksi.

b. Swap

Currency Swap adalah suatu transaksi / kontrak untuk mempertukarkan valuta asing lawan valuta (asing) lainnya pada tanggal valuta tertentu sekaligus dengan perjanjian untuk mempertukarkan kembali valuta asing lawan valuta (asing) lainnya tersebut pada tanggal valuta berbeda di masa yang akan datang. Harga / rate yang digunakan pada kedua transaksi ditentukan pada tanggal transaksi, dan kedua transaksi tersebut dilaksanakan sekaligus dan dengan counterparty yang sama.

c. FX Option,

Kontrak pembelian atau penjualan hak (bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual sejumlah valuta asing tertentu terhadap valuta (asing) lainnya dengan harga yang telah ditentukan (strike price) untuk suatu periode tertentu dengan membayar/menerima sejumlah premi tertentu.

d. Interest Rate Swap(IRS),

Kontrak pertukaran/perubahan pembayaran suku bunga dari tingkat bunga tidak tetap menjadi tingkat bunga tetap atau sebaliknya tanpa penyerahan kepala surat/ jumlah pokok. Besarnya suku bunga tidak tetap (floating) ditentukan oleh besarnya suatu tolak ukur suku bunga yang diperjanjikan antara lain LIBOR (London Interbank Offer


(30)

Rate).SIBOR (Singapore Interbank Offer Rate) ataupun SBI (Sertifikat Bank Indonesia).

e. Cross Currency Swap (CCS)

Kontrak antara dua pihak untuk melakukan pertukaran dua aliran pembayaran bunga dalam dua mata uang yang berbeda, selama jangka waktu yang disepakati. Pada akhir jangka waktu tersebut, kedua pihak kemudian mempertukarkan kembali jumlah pokok (principal) sesuai kurs yang disepakati pada awal kontrak.

4. Layanan Perusahaan

Beberapa produk simpanan BRI sebagai bentuk layanan publik antara lain Tabungan BRI, Deposito BRI, dan Giro BRI.

a. Tabungan BRI

Fasilitas Tabungan BRI terdiri dari beberapa produk, antara lain:

1. Tabungan BritAma, produk tabungan ini didukung dengan fasilitas e-banking dan sistem real time online. Dengan fasilitas tersebut, nasabah dapat melakukan transaksi tanpa mengenal ruang dan waktu. Artinya dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.

2. Simpedes, produk tabungan dengan mata uang rupiah. Pelayanan simpedes dapat dilakukan di berbagai kantor BRI, baik Kantor Cabang Khusus BRI, Kanca BRI, KCP BRI, BRI Unit, maupun Teras BRI. Jumlah setoran dan pengambilan juga tidak dibatasi. Program ini tentu


(31)

sangat membantu masyarakat pedesaan yang memiliki keterbatasan dalam mengakses bank.

3. Simpedes TKI, produk ini diselenggarakan khusus untuk TKI yang bekerja di luar negeri, sehingga TKI dapat melakukan transaksi keuangan dengan mudah, termasuk untuk menampung dan menyalurkan gaji mereka.

4. Tabungan Haji, produk ini ditujukan bagi masyarakat yang ingin menunaikan ibadah haji di tanah suci.

5. Tabungan BritAma Dollar, fasilitas produk ini hampir sama dengan Tabungan BritAma, hanya saja mata uang yang digunakan adalah UD Dollar. Bank BRI menyelenggarakan produk ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin menyimpan dananya dalam mata uang asing.

6. BritAma Bisnis, fasilitas produk ini sangat luas, dengan kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi, termasuk dalam pencatatan atau pelaporannya, sehingga sangat cocok digunakan untuk mendukung aktivitas bisnis nasabah.

7. BritAma Rencana, tabungan ini merupakan investasi dengan setoran tetap setiap bulannya serta fasilitas asuransi jiwa bagi nasabah. Boleh dibilang tabungan ini merupakan produk yang cocok untuk karyawan yang ingin menabung untuk hari tuanya.

8. BritAma Valas, produk yang dikeluarkan oleh Bank BRI untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang akan menyimpan dananya


(32)

dalam mata uang asing. Tersedia lima jenis mata uang dengan nilai tukar kopetitif, yaitu USD, AUD, SGD, CNY, dan EUR.

9. BritAma Junio, yaitu produk tabungan yang dikeluarkan oleh Bank BRI dengan sasaran penabung anak-anak. Produk ini juga dilengkapi dengan fitur-fitur menarik bagi anak-anak.

10. Tabunganku, yaitu produk tabungan perorangan dengan berbagai kemudahan persyaratannya. Produk ini juga dikeluarkan oleh bank-bank lain di Indonesia untuk menumbuhkan dan meningkatkan budaya menabung bagi masyarakat.

b. Deposito BRI

Terdiri dari tiga produk utama, yaitu Deposito Rupiah, Deposito Valas, dan Deposito On Call (DOC) BRI. Bank BRI mengeluarkan produk DOC dengan fasilitas invesment gain yang cukup tinggi.

c. Giro BRI

Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia) mengeluarkan produk giro dalam dua jenis, yaitu GiroBRI Rupiah, produk ini ditujukan untuk transaksi dalam mata uang rupiah dan GiroBRI Valas untuk mata uang asing.

d. Fasilitas Kredit/Pinjaman Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia) Beberapa produk pinjaman di Bank BRI antara lain Pinjaman Mikro, Pinjaman Ritel, Pinjaan Menengah, Kredit Program, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).


(33)

e. Pinjaman Mikro BRI

Produk Pinjaman Mikro yang dikeluarkan oleh Bank BRI adalah KUPEDES, yaitu fasilitas kredit dengan bunga sangat ringan yang ditujukan untuk perorangan dan dapat dilayani di BRI Unit maupun Teras BRI.

f. Pinjaman Ritel BRI

1. Kredit Agunan Kas, yaitu produk pinjaman dengan jaminan uang kas (fully cash collateral).

2. Kredit Investasi, yaitu fasilitas kredit jangka menengah dan jangka panjang untuk membiayai aktiva tetap perusahaan.

3. Kredit Modal Kerja, produk yang ditawarkan kepada pelaku usaha untuk membiayai operasional perusahaan atau kegiatan usahanya. 4. KMK Ekspor, fasilitas kredit yang ditujukan kepada nasabah yang

mealakukan kegiatan usaha negosiasi wesel ekspor atau dikenal juga dengan istilah post ekspor financing. Fasilitas kredit ini juga bertujuan membiayai pembelian barang-barang untuk diekspor atau dikenal juga dengan istilah pre-ekspor financing.

5. KMK Konstruksi, yaitu fasilitas kredit yang ditujukan untuk membiayai kegiatan usaha jasa konstruksi.

6. KMK Konstruksi BO I, yaitu fasilitas kredit yang ditujukan untuk membiayai kegiatan usaha jasa konstruksi yang pembiayaannya bersumber dari APBN.


(34)

7. Kredit BRIGuna, fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah yang memiliki penghasilan tetap dalam bentuk gaji atau pensiunan.

8. Kredit Waralaba, yaitu fasilitas kredit untuk membiayai kegiatan usaha waralaba yang diberikan dalam bentuk modal kerja maupun investasi.

9. Kredit SPBU, yaitu fasilitas kredit yang ditujukan untuk kegiatan usaha SPBU Pertamina, baik dalam bentuk modal kerja maupun investasi.

10.Kredit Resi Gudang, yaitu salah satu produk kredit Bank BRI dengan jaminan Resi Gudang.

11.Kredit Kepemilikan Gudang, yaitu fasilitas kredit investasi yang ditujukan untuk pemilik bangunan gudang untuk mendukung kegiatan usahanya.

12.KMK Talangan SPBU, fasilitas kredit ini hampir sama dengan fasilitas Kredit SPBU

13.Kredit Batubara, fasilitas kredit yang ditujukan untuk membiayai kegiatan penambangan batubara.

14.Kredit Waralaba Alfamart, fasilitas kredit yang ditujukan untuk membiayai kegiatan usaha minimarket alfamart.

15.Kredit Pola Angsuran Tetap, yaitu fasilitas kredit modal kerja dan investasi dengan pola angsuran tetap dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.


(35)

g. Produk Pinjaman Menengah Bank BRI

Produk pinjaman ini berupa kredit Agribisnis, yaitu fasilitas kredit yang diberikan untuk kegiatan pertanian dalam arti luas, baik untuk menunjang kegiatan on-farm maupun off-farm.

h. Kredit Program Bank BRI

Kredit Program Bank BRI terdiri dari tiga jenis, yaitu KPEN-RP atau Kredit Pengembangan Energi Nabati & Revitalisasi Perkebunan; KKPE-Tebu atau Kredit Ketahanan Pangan & Energi untuk tanaman tebu; dan KKPE untuk tanaman pangan, hortikulturan, peternakan, perikanan, dan pengadaan alat dan mesin.

i. KUR BRI

KUR atau Kredit Usaha Rakyat yang dikeluarkan oleh Bank BRI yaitu KUR BRI dan KUR TKI BRI.

Produk-produk Lain Bank BRI a. Jasa Bank Garansi

Fasilitas ini merupakan bentuk jaminan yang diberikan oleh Bank BRI kepada rekanan nasabah. Rekanan nasabah atau pihak ketiga akan mendapatkan kepastian bahwa nasabah Bank BRI bersangkutan dapat memenuhi kewajibannya kepada pihak ketiga. Dalam menerbitkan Bank Garansi, Bank BRI tidak mengenakan biaya bunga.

Fasilitas Jasa Bank Garansi terdiri dari dua jenis, yaitu Bank Garansi Umum, diberikan kepada nasabah sebagai jaminan bahwa


(36)

nasabah bersangkutan dapat memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran suatu produk, dan Bank Garansi Konstruksi yang diberikan kepada kontraktor yang terkait dengan kredit konstruksi.

b. Jasa Kliring Bank BRI

Fasilitas ini merupakan proses penyampaian surat berharga kepada Bank Tertarik, hingga adanya pengesahan oleh Bank Tertarik melalui lembaga kliring, yang dinyatakan dalam mata uang rupiah.

c. Remittance Bank BRI

Fasilitas ini merupakan bentuk layanan kepada nasabah yang akan melakukan pengiriman maupun penerimaan dalam bentuk valas, baik ditujukan kepada bank di dalam negeri maupun bank luar negeri.

d. Jasa SKBDN BRI

Fasilitas ini merupakan bentuk jaminan pembayaran yang diajukan oleh pembeli untuk menjamin pembayaran produk kepada pihak penjual.

e. Layanan Ekspor Bank BRI

Fasilitas ini merupakan bentuk pembiayaan ekspor berupa

postshipment financing. Layanan ini diberikan dalam bentuk Negosiasi wesel ekspor sight dan Diskonto wesel ekspor berjangka.


(37)

f. Layanan Impor Bank BRI

Fasilitasinimerupakanbentukpembiayaanimpor,

berupapenyediaanfasilitaskreditimpor.Produklayananinidiberikandalambe

ntukPreshipment Import Financing

dalamrangkapenyediaanPenangguhanJaminanImpordanPostshipment Impor Financing dalamrangkapenebusandokumenimpor.

5. Layanan 24 jam

Layanan 24 jam adalah saluran distribusi elektronik PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, yang terdiri dari ATM BRI, SMS Banking BRI,

Internet Banking BRI, Call BRI, Phone Banking BRI, E-Buzz, KIOSK BRI, Mini ATM BRI, BRIZZI, MoCash, EDC Merchant.

6. Layanan BRI Prioritas

BRI Prioritas mempersembahkan sebuah layanan perbankan istimewa dan menyeluruh untuk nasabah sebagai Pribadi Terpilih. Sebagai Pribadi Terpilih, BRI mengundang Nasabah untuk menikmati fasilitas dan layanan eksklusif BRI Prioritas, mulai dari layanan dan solusi perbankan dengan konsep one stop service, hingga pengelolaan kekayaan (wealth management) secara menyeluruh dan eksklusif dari Priority Banking Officer profesional dan bersertifikasi

Nasabah dapat melaksanakan berbagai transaksi dengan lebih mudah, dimana nasabah BRI Prioritas berhak atas jenis transaksi yang dapat dilayani dengan menggunakan telepon (transactionby phone*) dan


(38)

layanan antar jemput uang tunai ke alamat nasabah BRI Prioritas (pick up service*)

Layanan yang bisa didapatkan oleh nasabah BRI Prioritas antara lain:

a. Konsep One Stop Banking Services

b. Tenaga Profesional dari Manajer Prioritas Perbankan, Petugas Prioritas Perbankan dan Asisten Prioritas Perbankanyang bersertifikasi

c. Sentra Layanan BRI Prioritas yang Eksklusif

d. Fasilitas Ruang Pertemuan Bisnis yang Eksklusif

e. Koneksi WiFi Internet di Sentra Layanan BRI Prioritas

f. Special Parking Area

g. Tarif spesial untuk Safe Deposit Box

h. Call Center khusus BRI Prioritas (021) 5758899

i. Sentra Layanan BRI Prioritas dilengkapi dengan 5 konsep area:Meeter Greeter Area, Dealing Area, Service Area, Parking Area, Working Area

E. Kinerja Usaha Terkini

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, mempublikasikan kinerja keuangan triwulan III 2014. BRI membukukan perolehan laba bersih (angka bank saja) sebesar Rp. 18,12 triliun per triwulan III 2014 atau per 30 September 2014, meningkat sebesar 19% dibandingkan periode yang sama


(39)

tahun 2013 sebesar Rp. 15,23 triliun. Pertumbuhan laba bersih ini menghasilkan earning per share (EPS) sebesar Rp. 979,6, lebih besar dari angka di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp. 823,0.

Peningkatan laba bersih tersebut ditopang oleh kenaikan penyaluran kredit yang terjadi di seluruh segmen bisnis. Total kredit yang sudah disalurkan mencapai Rp. 464,19 triliun pada akhir September 2014 atau meningkat 12,32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 413,27 triliun.

Dari semua segmen kredit, segmen mikro masih mendominasi dengan pertumbuhan sebesar 15,8% year on year menjadi Rp. 148,43 triliun atau meningkat sebesar Rp 20,2 triliun, dengan jumlah nasabah yang meningkat menjadi 7,1 juta nasabah dari 6,2 juta nasabah di triwulan III 2013.

Penyaluran KUR (Kredit Usaha Rakyat) BRI juga menunjukkan trend positif. Secara keseluruhan realisasi outstanding KUR yang disalurkan BRI mencapai Rp 32,03 triliun, atau meningkat 21,94% year on year, dengan jumlah nasabah yang meningkat menjadi 3,0 juta nasabah dari 2,5 juta nasabah di triwulan III 2013. Upaya BRI dalam membina nasabah KUR juga membuahkan hasil menggembirakan.

Per akhir September 2014 ini, tercatat sebanyak 966 ribu nasabah KUR hasil binaan BRI dengan plafond sebesar Rp. 17,77 triliun berhasil hijrah ke kredit komersil.Pertumbuhan kredit tersebut diimbangi dengan


(40)

posisi neraca yang likuid. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) tercatat sebesar 85,29% pada September 2014, sedangkan kualitas aset produktif tetap terjaga dengan baik, yang terlihat pada rasio kredit bermasalah (NPL) netto sebesar 0,46%.

Adapun NPL gross BRI tercatat sebesar 1,89% atau lebih baik apabila dibandingkan dengan NPL gross rata – rata industry perbankan nasional yang tercatat sebesar 2,31% pada Agustus 2014. Selain itu, Bank BRI juga berhasil menjaga posisi permodalan yang kokoh dengan rasio kecukupan modal (CAR) tercatat sebesar 18,57% pada September 2014 dibandingkan 17,14% pada September 2013.

Dari sisi pendanaan, BRI juga berhasil menumbuhkan Dana Pihak Ketiganya. Per Akhir September 2014 total Dana Pihak Ketiga BRI mencapai Rp 544,27 Triliun atau tumbuh 19,7% year on year. Dengan rekening tabungan mencapai 46,52 juta atau meningkat 10 juta dari triwulan III tahun 2013 yang sebesar 36,96 juta nasabah.

Pertumbuhan tabungan BRI juga secara konsisten selalu di atas rata – rata industri, dengan presentase sebesar 13,5% atau lebih tinggi jika dibandingkan rata – rata pertumbuhan tabungan industry perbankan nasional yang sebesar 8,6% per Agustus 2014.

Selain pertumbuhan kredit, BRI juga terus mengoptimalkan pemanfaatan teknologi terkini untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya,


(41)

transaksi e channel dan e banking memberikan andil lancarnya kinerja bisnis BRI melalui pertumbuhan fee based income. Fee Based Income BRI meningkat 23,8%, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada transaksi e-banking yang tumbuh sebesar 51,3% secara year on year.

Kinerja e-banking BRI yang terus meningkat dapat dilihat dari peningkatan jumlah pengguna, jumlah transaksi dan volume transaksi pada ATM, Mobile Banking dan Internet Banking BRI.

Dari segi pengguna, pemegang kartu ATM BRI mengalami kenaikan sebesar 59,8%dari 18,5 juta menjadi 29,6 juta di Triwulan III/2014. Sedangkan jumlah pengguna Mobile Banking BRI yang pada Triwulan III/2013 tercatat sebanyak 5,1 juta, meningkat 58,7% menjadi 8,1 juta pada Triwulan III/2014. Dan untuk jumlah pengguna Internet Banking BRI naik 128,8% , dari 820 ribu menjadi 1,9 juta.

Dari sisi jumlah transaksi, di ATM BRI mengalami kenaikan 30,5%, dari 823,2 juta pada Triwulan III/2013 lalu menjadi 1,074 miliar di Triwulan III/2014. Sedangkan pada Mobile Banking BRI jumlah transaksi pada Triwulan III/2013 lalu sebanyak 57,7 juta, meningkat hingga 67% menjadi 96,4 juta pada Triwulan III/2014. Dan untuk jumlah transaksi Internet Banking BRI naik 143% , dari 16,1 juta menjadi 39,2 juta.

Dan dari volume transaksi, di ATM BRI naik 55,3%, dari Rp 446,2 Triliun pada Triwulan III/2013 lalu menjadi Rp 693,0 Triliun di Triwulan III/2014. Sedangkan volume transaksiMobileBanking BRI pada Triwulan


(42)

III/2013 lalu tercatat Rp 14,5 Triliun, meningkat hingga 195,1% menjadi Rp 42,8 Triliun pada Triwulan III/2014. Dan untuk volume transaksiInternet Banking BRI naik 219,8% , yakni dari Rp 16,8 Triliun menjadi Rp 53,7 Triliun.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas layanan dalam bertransaksi, Bank BRI terus mengembangkan jaringan unit kerja baik konvensional maupun e – channel. Dalam kurun waktu September 2013 sampai dengan September 2014, BRI telah menambah sedikitnya 665 unit kerja konvensional, baik itu dalam bentuk Kantor Wilayah, Kantor Cabang, hingga Teras BRI keliling.

PerSeptember 2014, BRI memiliki 10.234 jaringan kerjakonvensional, yang terdiri dari 8.204 jaringan mikro, termasuk Teras BRI dan Teras BRI Keliling, 972 Kantor Kas, 581 KCP, 457 Kantor Cabang, serta 19 Kantor Wilayah yang kesemuanya terhubung real time online.

Untuk menaikkan pertumbuhan laba BRI, selain menjadi Market Leader di bisnis mikro, Strategi BRI adalah mengoptimalkan kinerja e channel dan e-banking serta meningkatkancrossselling dan integrated marketing.

Dengan Infrastruktur teknologi informasi yang handal serta didukung dengan jumlah nasabah yang besar, maka tidak dapat dipungkiri bahwa BRI merupakan bank yang terdepan dalam peningkatan finansial inclusion dalam perekonomian Indonesia, sekaligus sebagai Bank yang sangat siap untuk


(43)

menangkap peluang dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin terdesentralisasi.

F. Rencana Usaha

BRI sendiri lebih menekankan pertumbuhan organik pada tahun depan. BRI menargetkan penambahan 50-100 cabang baru di 2015 meliputi kantor cabang utama, kantor cabang pembantu, serta unit Teras BRI. Namun BRI tetap mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 3 triliun untuk pertumbuhan anorganik pada 2015.

Targetnya adalah bank skala kecil ataupun usaha jasa keuangan lain meliputi asuransi dan sebagainya. Menghadapi MEA, BRI sendiri lebih suka memperkuat penguasaan pangsa pasar dalam negeri. Sebab potensi NIM di industri perbankan negara tetangga tak sebesar di Indonesia.Ini membuat BRI tak terlalu antusias ekspansi di negara tetangga.


(44)

34

SISTEM PENGAWASAN GAJI DAN UPAH PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK

UNIT KLAMBIR LIMA MEDAN

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan semangat kerja para karyawan. Salah satu diantaranya adalah memberikan balas jasa atau imbalan dalam bentuk uang ataupun barang- barang yang disesuaikan dengan kesanggupan perusahaan. Balas jasa atau imbalan yang diterima karyawan tersebut dengan istilah gaji dan upah.

Pada dasarnya upah dibedakan dengan gaji. Pengertian gaji diperhitungkan sebagai pengganti jasa bagi tenaga kerja dengan tugas-tugasnya yang sifatnya lebih konstan, meliputi masa kerja yang lebih panjang, misalnya bulan, triwulan, atau tahunan. Sedangkan pengertian upah adalah jumlah yang ditentukan sebagai pengganti jasa yang telah dikeluarkan oleh tenaga kerja melputi masa seminggu dinamakan upah mingguan, dan jika diperhitungkan masa sehari dinamakan upah harian.

Kesimpulan yang didapat dari pengertian diatas adalah gaji mempunyai sifat konstan (tetap) dan tidak berfluktuasi dari periode ke periode berikutnya. Sedangkan upah merupakan balas jasa yang diterima oleh tenaga kerja ddimana besarnya pembayaran tergantung dari hasil kerja masing-masing. Analisis dan evaluasi yang akan dibahas di bab ini meliputi, pengertian gaji dan upah, definisi


(45)

sistem pengendalian internal, tujuan dan manfaat pengendalian intern serta unsur-unsur pokok pengendalian intern.

3.1. Pengertian Gaji dan Upah

Menurut Hadi Poeworno (1991,187): “Gaji diperhitungkan sebagai pengganti jasa bagi tenaga kerja dengan tugas-tugas yang sifatnya lebih konstan meliputi masa yang lebih panjang misalnya bulanan, triwulan, atau tahunan.”

Menurut Robert L. Malthis dan John H Jackson (2002 , 119-378): “Upah adalah bayaran yang secara langsung dihitung berdasarkan jumlah waktu kerja, sedangkan gaji merupakan yang konsisten dari satu periode ke periode lain dengan tidak mengandung jumlah jam kerja.”

Kesimpulan dari dua kutipan diatas jelas mengatakan perbedaan gaji dan upah. Gaji adalah penerimaan imbalan atas jasa yang dberikan karyawan kepada perusahaan yang didasarkan atas tabel gaji pokok standar yang disusun menurut tingkat pangkat, golongan dan masa kerja (jumlahnya relatif tetap), sedangkan upah pembayarannya didasarkan atas hasil kerja atau waktu kerja (dimana jumlahnya dapat berubah-ubah setiap saat disebabkan adanya waktu, misalnya upah lembur akan berubah sesuai dengan perubahan jam kerja).

Pemerintah telah mempunyai kebijakan dalam hal gaji dan upah, dimana pemerintah telah menentukan jumlah gaji minimum yang harus diterima oleh karyawan. Hal ini harus menjadi pertimbangan perusahaan dalam menetapkan gaji karyawannya. Kebijaksanaan pemerintah ini disebut dengan Upah Minimum Provinsi (UMP), yang dulu dikenal dengan Upah Minimum Regional (UMR).


(46)

Menurut teori-teori dari berbagai buku dijelaskan mengenai unsur-unsur gaji dan upah, yang terdiri dari: gaji pokok, uang lebur, bonus, upah perangsang (incentive), serta perlengkapan dan sarana lainnya.

1. Gaji Pokok

Gaji pokok adalah gaji dan upah yang dibayar kepada pegawai atau buruh yang bekerja sesuai dengan kontrak kerja. Gaji pokok ini dibayarkan pada awal bulan atau akhir bulan sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan tersebut.

2. Uang Lembur

Uang lembur adalah gaji yang dibayarkan kepada pegawai yang bekerja melebihi jam-jam kerja yang telah ditetapkan. Biasanya upah jam kerja lembur, tarifnya lebih tinngi dari jam kerja biasa.

3. Bonus

Berikut ini dijelaskan pengertian bonus serta unsur-unsurnya: a. uang yang diberikan sebagai balas jasa atau hasil pekerjaan,

b. diberikan secara efektif dan khusus kepada pekerja yang berhak menerima, c. diberikan secara sekali tanpa suatu ikatan dimasa yang akan datang,

d. dalam perusahaan yang menggunakan sistem insentif lazimnya beberapa persen dari laba yang melebihi jumlah tertentu dmasukkan kedalam sebuah dana bonus, kemudian jumlah tersebut dibagi-bagikan antara pihak yang akan menerima bonus.


(47)

4. Upah Perangsang (incentive)

Secara umum istilah insentif dapat diartikan sebagai perangsang yang diberikan kepada karyawan untuk mendorong meningkatkan gairah bekerja. Sehingga dapat mencapai produktifitas yang tinggi, serta yang diharapkan perusahaan.

Jenis-jenis insentif :

a. incentive material (incentive financial), dapat diberikan dalam bentuk uang barang dan jaminan sosial, meliputi bonus dan komisi.

1. Bonus

2. Komisi adalah jenis bonus yang diberikan kepada pihak yang melakukan penjualanan yang baik.

b. Tunjangan yaitu suatu penghasilan diluar gaji, untuk menyesuaikan tingkat kehidupan pegawai dan keluarganya.

Jenis tunjangan ini antara lain: 1. tunjangan kesehatan, 2. tunjangan kematian, 3. pendidikan,

4. Tunjangan Hari Raya (THR). 5. Perlengkapan dan sarana lainnya

Perlengkapan dan sarana lainnya adalah gaji dan upah yang diberikan kepada pegawai secara tidak langsung, melainkan dalam bentuk jasa perusahaan, seperti peayanan kesehatan, hiburan, perumahan dan lain-lain.


(48)

Informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dari kegiatan penggajian dan pengupahan diantaranya adalah sebagai berikut ini.

a. Jumlah biaya gaji dan upah yang menjadi beban perusahaa selama periode akuntansi tertentu.

b. Jumlah biaya gaji dan upah yang menjadi beban setiap pusat pertanggungjawabkan selama periode akuntansi tertentu.

c. Jumlah gaji dan upah yang diterima setap karyawan selama periode akuntansi tertetu.Rincian unsur biaya gaji dan upah yang menjadi beban perusahaan dan setiap pusat pertanggungjawaban selama periode akuntansi tertentu.

Sesuai dengan teori diatas tentang unsur-unsur gaji dan upah, maka Bank BRI sudah cukup baik, perusahaan telah memperhatikan kesejahteraan karyawan dalam memberikan balas jasa bagi karyawannya.

Jadi, tenaga kerja yang bekerja diperusahaan ini sudah mendapatkan imbalan atas tenaga kerja dan keahliannya sesuai dengan semestinya yang dapat menjamin kesejahteraan hidupnya. Sehingga tidak ada alasan bagi karyawan untuk mengatakan bahwa perusahaan tidak memperhatikan mereka apalagi sampai melakukan tindakan-tindakan yang erugikan perusahaan.

3.2.Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Sistem Pengendalian Intern adalah suatu sistem yang dilakukan perusahaan yang dilakukan perusahaan yang terdiri dari struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran untuk menjaga dan mengarahkan jalan perusahaan


(49)

agar bergerak sesuai dengan tujuan dan program perusahaan dan mendorong efisiensi serta dipatuhinya kebijakan manajemen.

Pengertian sistem pengendalian internal tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Dengan demikian, pengertian pengendalian intern tersebut diatas berlaku baik dalam perusahaan yang mebolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan, maupun dengan komputer.

Sistem Pengendalian Internal yang handal dan efektif dapat memberikan informasi yang tepat bagi manajer maupun dewan direksi untuk mengambil keputusan maupun kebijakan yang tepat untuk pencapaian tujuan perusahaan yang lebih efektif pula.

Menurut Mulyadi (2002:180) pengertian dari sitem pengendalian internal adalah:

pengawasan intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan karyawan lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian pada 3 tujuan: a. laporan keuangan yang dapat diandalkan

b. kepatuhan terhadap hukuman peraturan yang berlaku c. efektifitas dan efisiensi operasi perusahaan.

Dari pengertian diatas terlihat bahwa makna tersebut pada dasarnya adalah sama. Alasan mengapa pengawasan internal penting untuk dilakukan adalah lingkup dan ukuran bisnis entitas yang telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas sehingga manajemen suatu perusahaan harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis.


(50)

Sistem pengendalian internal berfungsi sebagai pengatur sumber daya yang telah ada untuk dapat difungsikan secara maksimal guna memperoleh pengembalian (gains) yang maksimal pula dengan pendekatan perancangan yang menggunakan asas Cost-Benefit.

Pengendalian intern yang baik dan memadai harus terdiri dari beberapa unsur yang saling mendukung dan sama pentingnya dalam satuan usaha pengendalian internal. Jika terdapat kelemahan dalam suatu unsur dapat mengakibatkan terhambatnya tujuan dari pengendalian internal tersebut.

Pengawasan yang baik atas gaji dan upah salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Pengawan terhadap gaji dan upah harus dilakukan secara tepat dan terorganisir. Alasan ini disebabkan gaji dan upah merupakan hal yang penting dalam meningkatkan semangat kerja dan efekktifitas para karyawan dalam melakukan operasional perusahaan.

Gaji dan upah memerlukan perencanaan dan pengawasan yang tetap agar tidak terjadi penggelapan, kecurangan, ataupun penyelewengan terhadap gaji dan upah tersebut. Penetapan sistem pengawasan intern yang baik dapat menunjang peningkatan efisiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaan.

Fungsi pengawasan dapat dilakukan dengan mengukur dan mengevaluasi kinerja dari setiap bagian kepala perusahaan kemudian mengambil tindakan perbaikan apabila diperlukan. Manajemen perlu memerhatiakn dan menentukan cara yang baik untuk menciptakan sistem pengawasan yang efektif dan efisien agar pelaksanaan prosedur-prosedur pengawasan dapat dilaksanakan sebaik


(51)

mungkin. Pengawasan internal merupakan kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang untuk memberikan keyaknan yang memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan perusahaan dapat dipenuhi.

3.3.Tujuan PengendalianGaji dan Upah

Tujuan penerapan sistem pengawasan intern dalam perusahaan adalah untuk menghindari adanya penyimpangan dari prosedur, laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya dan kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan berlaku.

Pengendalian internal gaji dan upah disuatu perusahaan memiliki tujuan agar idak terjadi penyelewengan gaji dan upah, menjaga agar tidak ada gaji fiktif yang harus diberikan perusahaan kepada karyawan yang tidak bertanggung jawab memanfatkan keadaan, serta sistem penggajian dan pengupahan berjalan sesuai prosedur.

Tujuan sistem pengendalian internal menurut definisi tersebut adalah (1) mengamankan harta dan kekayaan organisasi, (2) mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, (3) mendorong efisiensi, dan (4) mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Menurut tujuannya sistem pengendalian internal tersebut dapat dibagi menjadi dua macam: pengendalian internal akuntansi (internal accounting control) dan pengendalian internal administratif (internal administratif control).


(52)

1. Pengendalian Internal Akuntansi

Pengendalian internal akuntansi (accounting control) adalah suatu pengendalian yang termasuk dalam unsur pengendalian internal internal poin 1 dan 2 yang meliputi rencana, prosedur dan pencataan untuk mencegah terjadinya inefisiensi. Pengendalian ini menjamin bahwa semua transaksi dilaksanakan sesuai otorisasi manajemen. Transaksi dicatat sesuai dengan Standar Akuntansi.

Contoh: adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi. Pengendalian akuntansi mencakup semua aspek dari transaksi-transaksi keuangan seperti misalnya pembayaran kas, penerimaan kas, arus dana, investasi yang bijaksana dan pengamanan dana dari penggunaan yang tidak sah.

Pengendalian internal akuntansi perlu dirancang sedemikan rupa, sehingga memberikan jaminan yang cukup beralasan atau meyakinkan terhadap:

a. transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan wewenang manajemen, baik yang sifatnya umum maupun yang sifatnya khusus,

b. transaksi-transaksi perlu dicatat untuk:

1. penyusunan laporan keuangan

2. menjaga pertanggung jawaban atas kekayaan

3. pemakaian harta kekayaan perusahaan hanya diizinkan bila ada wewenang dari manajemen.


(53)

c. bahwa harta kekayaan perusahaan menurut catatan sama besarnya dengan kekayaan riil

Bentuk- bentuk pengendalian internal akuntansi ada dua, yaitu pengendalian umum dan pengendalian akuntansi.

a. Pengendalian Umum

Pengendalian umum adalah suatu pengandalian terhadap semua aktivitas proses data dengan komputer, hal ini meliputi pemisahan tanggung jawab dan fungsi pengolahan data.

Pengendalian umum merupakan standar dan panduan yang digunakan oleh karyawan untuk melakukan fungsinya. Unsur pengendalian umum ini meliputi: Organisasi, prosedur dan standar untuk perubahan program, pengembangan sistem dan pengoperasian fasilitas pengolahan data.

Hal-hal yang termasuk dalam pengendalian umum diantaranya: 1. Pengendalian organisasi dan operasi

2. Pengendalian dalam pengembangan sistem 3. Pengendalian atas dokumentasi

4. Pengendalian perangkat keras, perangkat lunak sistem operasi dan perangkat lunak sistem lainnya.

5. Penggunaan komputer, fasilitas dan datanya.

b. Pengendalian Aplikasi

Pengendalian aplikasi adalah suatu pengendalian yang mencakup semua pengawasan transaksi dan penggunaan program-program aplikasi di


(54)

komputer.Untuk menjaga agar setiap transaksi mendapat otorisasi serta dicatat, diklasifikasikan, diproses, dilaporkan dengan benar.

Tujuan dari pengendalian aplikasi adalah untuk mencegah atau mendeteksi adanya penyelewengan akan aplikasi program yang diterapkan pada sistem perusahaan.

2. Pengendalian Administrasi

Pengendalian administrasi (administrative control) adalah suatu pengendalian yang termasuk dalam unsur pengendalian internal pada poin 3 dan 4 yang meliputi rencana, prosedur, dan pencatatan yang mendorong efisiensi dan ditaatinya kebijakan manajemen yang ditetapkan.

Pengendalian administrasi dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuinya kebijakan manajemen (dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi). Pengendalian administratif mendukung pengendalian akuntansi yang berorientasi pada manajemen. Contoh: pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.

Hal-hal yang termasuk dalam pengendalian administrasi yaitu:

a. Pengendalian perencanaan, yang terdiri dari anggaran penjualan (sales budget), perencanaan induk (master plan), perencanaan jaga-jaga (contigency plan), peramalan arus kas (cash flow forecast) dan pengendalian persediaan (inventory control),

b. Pengendalian personil, yang terdiri dari recruitment, pelatihan, evaluasi pekerjaan, administrasi gaji, promosi dan transfer,


(55)

c. Pengendalian standar operasi, yang terdiri dari standar yang harus dikerjakan dan sistem untuk melaporkan penyimpangan.

Tujuan utama dari pengendalian administratif diantaranya sebagai berikut. a. Meningkatkan efisiensi operasi kegiatan, dan

b. Mendorong ditaatinya kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan.

Jadi dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui tujuan dari sistem pengendalian internal yaitu:

1. Mengamankan kekayaan atau arta perusahaan, 2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, 3. Mendorong efisiensi, dan

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Sistem pengendalian gaji dan upah ini tentu saja sangat bermanfaat bagi perusahaan, karena dengan adanya sistem pengawasan ini perusahaan bisa meminimalisir terjadinya manipulasi ataupun penyelewengan terhadap gaji dan upah yang harus dikeluarkan perusahaan untuk karyawan atau pekerjanya.

Selain itu dengan adanya sistem ini juga perusahaan lebih bisa mengontrol dan mengetahui dengan jelas tentang sistem penggajian dan pengupahan di perusahaan tersebut, menghindari terjadinya pencurian gaji dan upah, dan para karyawan akan lebih mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh manajemen karena adanya sistem pengawasan di perusahaan.


(56)

3.4. Unsur- Unsur Pengawasan Gaji dan Upah

Unsur-unsur pokok sistem pengendalian dapat dibagi menjadi: Struktur Organisasi, Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan, dan Praktik yang Sehat.

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan salah satu alat bagi pihak manajemen atau pimpinan perusahaan untuk mengendalikan kegiatannya. Proses pembentukannya dimulai dengan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

Setiap kegiatan akan dibagi kedalam unit-unit kegiatan yang lebih kecil dengan disertai perincian tugas masing-masing karyawan yang menjalankan tugasnya. Selanjutnya tugas tersebut dibagi-bagi dan ditentukan bagian-bagian mana yang akan mengerjakan suatu tugas atau kelompok tugas tertentu. Apabila diperlukan didalam suatu bagian masih bisa dibentuk sub bagian yang lebih kecil sesuai dengan bentuk bagian yang diperlukan dalam organisasi.

Tahap terakhir adalah menentukan hubungan antara tugas yang satu dengan tugas yang lain. Penentuan ini agar tercipta kerjasama yang baik dan terarah diantara bagian-bagian tersebut, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ada dua hal yang berkaitan dengan struktur organisasi ini:

a. Fungsi pembuatan gaji dan upah harus terpisah dari fungsi keuangan Dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan, fungsi personalia bertanggungjawab atas tersedianya berbagai informasi, seperti


(57)

namakaryawan, jumlah karyawan, pangkat, jumlah tanggungan keluarga, tarif dan upah dan berbagai tarif kesejahteraan karyawan.

Informasi operasi ini dipakai sebagai dasar untuk menghasilkan informasi akuntansi gaji dan upah yang disajikan dalam daftar gaji dan upah, yang selanjutnya digunakan untuk dasar pembayaran gaji dan upah karyawan. b. Fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi

Waktu hadir merupakan waktu yang dipakai sebagai salah satu dasar untuk perhitungan gaji dan upah karyawan.Dengan demikian, ketelitian dan keandalan data waktu hadir karyawan sangat menentukan ketelitian dan keandalan data waktu hadir karyawan sangat menentukan ketelitian dan keandalan data gaji dan upah setiap karyawan, pencatatan waktu hadir tidak boleh dilaksanakan oleh fungsi operasi.

2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

Dalam suatu perusahaan atau organisasi setiap kegiatan atau transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.Oleh karena itu, setiap perusahaan harus membuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi atau kegiatan.

Hal-hal yang berhubungan dengan sistem otorisasi dan prosedur pencatatan:

a. Setiap Perubahan Gaji dan Upah Karyawan Karena Perubahan Pangkat, Perubahan Tarif Gaji dan Upah, Tambahan Keluarga Harus Didasarkan pada Surat Keputusan Direktur Keuangan.


(58)

Untuk menjamin keandalan data gaji dan upah karyawan, setiap perubahan unsur yang dipakai sebagai dasar untuk mengitung penghasilan karyawan harus diotorisasi oleh yang berwenang.

b. Setiap Orang yang Namanya Tercantum dalm Daftar Gaji dan Upah Harus Memiliki Surat Keputusan Pengangkatan sebagai Karyawan Perusahaan yang Ditandatangani oleh Direktur Utama.Karena pembayaran gaji dan upah didasarkan atas dokumen daftar gaji dan upah, maka perlu dilakukan pengawasan terhadap nama- nama karyawan yang dimasukkan kedalam daftar gaji dan upah. Untuk menghindari pembayaran gaji dan upah kepada karyawan yang tidak berhak, setiap pencantuman nama karyawan dakam daftar gaji dan upah harus mendapat otorisasi oleh yang berwenang.

c. Setiap Potongan atas Gaji dan Upah Karyawan Selain dari Pajak Penghasilan Karyawan Harus Didasarkan Surat Potongan Gaji dan Upah yang Diotorisasi oleh Fungsi Kepegawaian.Sebelumnya dijelaskan bahwa setiap data yang dipakai sebagai dasar penambahan gaji dan upah karyawan harus diotorisasi oleh yang berwenang (Direktur Utama dan Direktur Keuangan) agar data gaji dan upah yang tercantum dalam daftar gaji dan upah dapat diandalkan. Dilain pihak, setiap pengurangan terhadap penghasilan karyawan harus pula mendapatkan otorisasi dari yang berwenang.

d. Kartu Jam Hadir Harus Diotorisasi oleh Fungsi Pencatat Waktu. Karena jam hadir merupakan salah satu dasar untuk penentuan penghasilan


(59)

karyawan, maka data waktu hadir setiap karyawan harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu agar supaya sahih sebagai dasar penghitungan gaji dan upah untuk keperluan lain.

e. Perintah Lembur Harus Diotorisasi oleh Kepala Departemen Keuangan yang Bersangkutan. Upah lembur dibayarkan kepada karyawan yang bekerja diluar jam kerja reguler, dengan tarif upah yang lebih tinggi dari tarif upah untuk jam reguler.

f. Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi personalia. Daftar merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar pembayaran gaji dan upah kepada karyawan yang berhak.

g. Bukti Kas Keluar untuk Pembayaran Gaji dan Upah Harus Diotorisasi oleh Fungsi Akuntansi. Bukti kas keluar merupakan perintah kepada fungsi keuangan untuk mengeluarkan sejumlah uang, pada tanggal, dan untuk keperluan seperi, yang tercantum dalam dokumen tersebut.

h.

Perubahan dalam Catatan Penghasilan Karyawan Direkonsiliasi dengan Daftar Gaji dan Upah Karyawan. Kartu penghasilan karyawan diselenggarakan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah untuk mengumpulkan semua penghasilan yang diperoleh masing – masing karyawan selama jangka waktu setahun. Informasi yang dicantumkan dalam kartu penghasilan karyawan ini dipakai sebagai dasar penghitungan pajak penghasilan yang menjadi kewajian setiap karyawan.

i.

Tarif Upah yang Dicantumkan dalam Kartu Jam Kerja Diverifikasi Ketelitiannya oleh Fungsi Akuntansi Biaya. Fungsi akuntansi biaya


(60)

bertanggung jawab atas distribusi upah langsung ke dalam kartu harga pokok produk pesanan yang menggunakan tenaga kerja langsung yang bersangkutan.

3. Praktik yang Sehat

Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akanterlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara – cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Hal – hal yang harus diperhatikan untuk menunjang praktik yang sehat dalam pengawasan gaji dan upah ini adalah sebagai berikut.

a. Kartu Jam Hadir Harus Dibandingkan dengan Krtu Jam Kerja Sebelum Kartu yang terakhir ini Dipakai Sebagai Dasar Distribusi Biaya Tenaga kerja Langsung. Kartu jam hadir merekam jumlah jam setiap karyawan berada di perusahaan, sedangkan kartu jam kerja merinci penggunaan jam hadir setiap karyawan. Dengan kata lain kartu jam kerja digunakan untuk mempertanggungjawabkan penggunaan waktu hadir karyawan.

b. Pemasukan Kartu Jam Kerja Hadir ke Dalam mesin Pencatat Waktu Harus Diawasi oleh fungsi Pencatat Waktu. Untuk menjamin keandalan data jam hadir yang direkam dalam kartu jam hadir harus dilakukan pengawasan terhadap pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu.

c. Pembuatan Daftar Gaji dan Upah Harus Diverifikasi Kebenaran dan Ketelitian Perhitungannya oleh Fungsi Akuntansi Keuangan Sebelum Dilakukan Pembayaran. Sebelum membuat bukti kas keluar sebagai


(61)

perintah untuk pembuatan cek pembayaran gaji dan upah, fungsi akuntansi keuangan harus melakukan verifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungan gaji dan upah yang tercantum dalam daftar upah yang dibuat oleh fungsi pembuatan daftar gaji dan upah.

d. Penghitungan Pajak Penghasilan Karyawan Direkonsiliasi dengan Catatan Penghasilan Karyawan. Dalam sistem pemungutan pajak penghasilan atas gaji dan upah karyawan, perusahaan ditunjuk oleh pemerintah sebagai wajib pungut pajak penghasilan yang menjadi kewajiban karyawan, yang dikenal dengan PPh Pasal 21. PPh pasal 21 ini dihitung perusahaan berdasarkan penghasilan karyawan selama setahun yang dikumpulkan dalam kartu penghasilan karyawan.

e. Catatan Penghasilan Karyawan Disimpan oleh Fungsi Pembuat Daftar Gaji dan Upah. Kartu penghasilan karyawan selain berfungsi sebagai catatan penghasilan yang diterima karyawan selama setahun, juga sebagai bukti tanda telah diterimanya gaji dan upah oleh karyawan yang berhak. Oleh karena itu dalam sistem penggajian dan pengupahan setelah diisi data gaji dan upah karyawan oleh fungsi pembuat daftar gaji kemudian dikirimkan ke fungsi keuangan untuk dimintakan tanda tangan karyawan yang bersangkutan sebagai tanda terima uang gaji dan upah.

Untuk mengetahui efektif atau tidaknya sistem pengawasan gaji dan upahpada perusahaan, peneliti terlebih dahulu membuat kuesioner pengendalian terhadap PT. Bank Rakyat Indonesia. Berikut ini adalah kuesioner pengawasan gaji dan upah terhadap PT. Bank Rakyat Indonesia.


(62)

Tabel 3.1

Kuesioner Pengawasan Gaji dan Upah

Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir Lima

Unsur Uraian*) Ya Tidak

Struktur Organisasi 1. Fungsi pembuatan daftar gaji dan upah

harus terpisah dari fungsi keuangan.

2. Fungsi pencatatan waktu hadir harus

terpisah dari fungsi operasi.

Sistem Otorisasi dan

Prosedur Pencatatan

3. Setiap orang yang namanya tercantum

dalam daftar gaji dan upah harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditandatangani oleh Direktur Utama

4. Setiap perubahan gaji dan upah karyawan

karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji dan upah, tambahan keluarga harus didasarkan pada surat keputusan Direktur Keuangan.

5. Setiap potongan atas gaji dan upah

karyawan selain dari pajak penghasilan karyawan harus didasarkan atas surat potongan gaji dan upah yang diotorisasi oleh fungsi kepegawaian.

6. Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh

fungsi pencatat waktu.

7. Perintah lembur harus diotorisasi oleh

kepala departemen karyawan yang bersangkutan.

8. Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi personalia.

9. Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji

dan upah harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi

10.Perubahan dalam catatan penghasilan

karyawan direkonsiliasi dengan daftar

gaji dan upah karyawan ✓

11.Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu

jam kerja diverifikasi ketelitiannya oleh

fungsi akuntansi. ✓

Praktik yang Sehat 12. Kartu jam hadir harus dibandingkan

dengan kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar


(63)

Unsur Uraian*) Ya Tidak

distribusi biaya tenaga kerja langsung.

13.Pemasukan kartu jam hadir ke dalam

mesin pencatat waktu harus diawasi oleh

fungsi pencatat waktu. ✓

14.Pembuatan daftar gaji dan upah harus

diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan pembayaran.

15.Penghitungan pajak penghasilan

karyawan direkonsiliasi dengan catatan penghasilan karyawan.

16.Catatan penghasilan karyawan disimpan

oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah. ✓

Keterangan :

Ya : Setuju dengan uraian Tidak : Tidak setuju dengan uraian

*) uraian aktivitas organisasi disesuaikan dengan kondisi kegiatan yang dinilai.

Score nilai riil indicator =

x 100 x bobot =

Rincian perhitungan nilai dari hasil kuisioner :

Organisasi = 1 / 2 x 100 x 12,5% = 6,25

Sistem Otorisasi = 8/9 x 100 x 56,25% = 50


(64)

Total penilaiaan keseluruhan = 6,25 + 50 + 25

= 81,25 dibulatkan menjadi 81

Kriteria Penilaian Efektifitas Pengendalian Intern Aset Tetap: Skor 86 - 100 peringkat I → SE (Sangat Efektif)

Skor 71 - 85 peringkat II → E (Efektif) Skor 56 - 70 peringkat III → C (Cukup) Skor <55 peringkat IV → K (Kurang )

Setelah mengisi dan menganalisa kuesioner pengendalian internal gaji dan upah dapat diketahui seberapa efektif sistem pengawasan gaji dan upah yang ada di perusahaan sesuai dengan total skor yang diperoleh. Total skor yang diperoleh olehPT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir Limaadalah81.

Dengan demikian sistem pengawasan intern aset tetap pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir Limasejauh ini sudah efektif.Struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir Lima seperti yang telah terlihat pada lampiran, menggunakan model struktur garis atau lini.

Dari struktur ini dapat dilihat jelas adanya pemisah tugas dari setiap bagian, setiap bagian dipimpin oleh seorang direktur atau manajer, sehingga garis wewenang dan tanggung jawab yang dilaksanakan dari atasan hingga bawahan jelas terlihat. Ada beberapa keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dengan menggunakan model struktur organisasi garis atau lini ini.


(65)

Dengan menggunakan metode garis lurus ini maka akan menciptakan adanya kesatuan perintah, bawahan hanya menerima perintah dari orang yang menjadi atasannya secara langsung dan kepada siapa dia akan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas – tugasnya. Kesederhanaan hubungan atasan dan bawahan dalam struktur organisasi garis atau lini akan menyebabkan disiplin dan pengawasan lebih mudah dilakukan.

Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya juga sudah berjalan efektif.

Pengambilan tindakan terhadap kecurangan – kecurangan yang terjadi lebih mudah dilakukan, karena garis wewenang dan tanggung jawab jelas, sehingga dapat segera ditelusuri bagian mana yang bertanggungjawab terhadap kecurangan – kecurangan yang terjadi.

Setiap potongan atas gaji karyawan selain PPh juga telah diotorisasi oleh fungsi kepegawaian dan dicatat dan dimasukkan ke slip gaji yang diberikan kepada karyawan setiap bulannya.

Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi telah berjalan efektif. PT Bank Rakyat Indonesia telah menetapkan tugas atau job description yang jelas kepada masing – masing pegawainya. Dan di perusahaan ini ada tim khusus yang melakukan pemeriksaan mendadak (surprised audit), pemeriksaan ini dilakukan mendadak tanpa pemberitahuan.


(66)

Tim ini khusus untuk mengawasi masing – masing karyawan apakah telah melaksanakan tugas mereka sesuai dengan job description-nya masing – masing. Setiap transaksi yang terjadi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, di sini semua transaksi yang terjadi sudah ada catatan dan back-up nya.

Transaksi tidak dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang saja. Transaksi yang terjadi dari kasir atau Teller kemudian harus diserahkan ke

Verificator untuk dilakukan verifikasi data transaksi dan kemudian di-posting.

Dengan adanya pengawasan internal terhadap proses pengeluaran gaji dan upah otomatis tingkat penyelewengan atau penipuan yang akan dilakukan atau telah dilakukan oleh pihak tertentu dapat diminimalisirkan. Sehingga kondisi keuangan perusahaan akan lebih terkontrol dan lebih dapat dipertanggungjawabkan oleh pihak yang bertanggung jawab dalam setiap transaksi keuangan perusahaan.

Semakin jelas proses dari pembayaran gaji itu sendiri dan semakin mudah untuk dilakukan pengecekan antara dana yang keluar dengan data yang ada. Walaupun masih mungkin terjadi penyelewengan-penyelewengan, tetapi paling tidak dapat dikurangi kemungkinan-kemungkinan itu.


(67)

RUMUS SECARA SISTEMATIS PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK :

PENDAPATAN BERSIH=GAJI POKOK + TUNJANGAN – POTONGAN Jadi besarnya gaji bersih yang diterima oleh setiap karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia dijabarkan sebagai berikut:

Upah pokok xxx

Tunjangan- tunjangan tetap xxx

Gaji bulanan xxx

Upah lembur + tunjangan tidak tetap (kalau ada)

Pendapatan kotor xxx

xxx +

Potongan – potongan :

Pajak Penghasilan xxx

Jamsostek xxx

Pengurangan lainnya Jumlah potongan

xxx +

Pendapatan bersih xxx

xxx -

Sebagaimana telah kita uraikan diatas bahwa kegunaan pokok dari pengawasan gaji dan upah adalah untuk mengawasi jumlah gaji dan upah yang diterima karyawan, orang yang menerima gaji dan upah tersebut adalah memang karyawan perusahan.


(68)

58

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian teoritis mengenai pengawasan atas gaji dan upah pada PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), maka penulis akan menarik kesimpulan – kesimpulan dan mencoba memberikan saran – saran yang mungkin berguna bagi perusahaan maupun pembaca tugas akhir ini.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sistem pengawasan gaji dan upah pada pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir Lima Medan, telah efisien dengan alasan sebagai berikut:

1. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir Lima Medan menggunakan metode garis atau lini, yang menggambarkan secara tegas garis wewenang dan tanggung jawab setiap bagian dalam organisasi. Selain itu perusahaan juga membuat daftar tugas. Hal ini terlihat dari pemisahan antara fungsi pencatatan dengan pembayaran, dan sebagainya.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan pada perusahaan ini sudah efektif. Hal ini terlihat dari setiap transaksi yang berhubungan dengan gaji dan upah harus mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang.

3. Praktik – praktik yang sehat telah dijalankan oleh perusahaan guna mendukung pengendalian internal gaji dan upah. Antara lain, pengisian absensi atau daftar hadir dengan menggunakan mesin pencatat waktu.


(69)

4. Pembayaran gaji dan upah kepada pegawai dilakukan dengan cara transfer langsung ke rekening masing – masing pegawai.

B. SARAN

Pengawasan gaji dan upah pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir Lima Medan masih memiliki beberapa kekurangan, untuk itu penulis mencoba memberikan saran berikut ini.

1. Peningkatan struktur pengendalian internal gaji dan upah pada Bank

Rakyat Indonesia hendaknya dapat mendorong karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yag telah ditetapkan. Untuk itu perusahaan harus melakukan evaluasi secara rutin terhadap pelaksanaan tugas dari setiap bagian atau fungsi.

2. Fungsi pencatatan waktu hadir harusnya dipisahkan dengan fungsi operasi supaya keandalan data waktu kehahadiran karyawan dapat terjamin dan bisa lebih diandalkan.

3. Fungsi akuntansi biaya bertanggungjawab atas distribusi upah langsung ke dalam kartu harga pokok produk pesanan yang menggunakan tenaga kerja langsung yang bersangkutan, maka dari itu seharusnya tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi akuntansi biaya.

4. Kartu jam hadir harusnya dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum

kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung agar dapat digunakan untuk mempertanggungjawabkan penggunaan waktu hadir karyawan.


(1)

Tim ini khusus untuk mengawasi masing – masing karyawan apakah telah melaksanakan tugas mereka sesuai dengan job description-nya masing – masing. Setiap transaksi yang terjadi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, di sini semua transaksi yang terjadi sudah ada catatan dan back-up nya.

Transaksi tidak dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang saja. Transaksi yang terjadi dari kasir atau Teller kemudian harus diserahkan ke Verificator untuk dilakukan verifikasi data transaksi dan kemudian di-posting.

Dengan adanya pengawasan internal terhadap proses pengeluaran gaji dan upah otomatis tingkat penyelewengan atau penipuan yang akan dilakukan atau telah dilakukan oleh pihak tertentu dapat diminimalisirkan. Sehingga kondisi keuangan perusahaan akan lebih terkontrol dan lebih dapat dipertanggungjawabkan oleh pihak yang bertanggung jawab dalam setiap transaksi keuangan perusahaan.

Semakin jelas proses dari pembayaran gaji itu sendiri dan semakin mudah untuk dilakukan pengecekan antara dana yang keluar dengan data yang ada. Walaupun masih mungkin terjadi penyelewengan-penyelewengan, tetapi paling tidak dapat dikurangi kemungkinan-kemungkinan itu.


(2)

RUMUS SECARA SISTEMATIS PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK :

PENDAPATAN BERSIH=GAJI POKOK + TUNJANGAN – POTONGAN

Jadi besarnya gaji bersih yang diterima oleh setiap karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia dijabarkan sebagai berikut:

Upah pokok xxx

Tunjangan- tunjangan tetap xxx

Gaji bulanan xxx

Upah lembur + tunjangan tidak tetap (kalau ada)

Pendapatan kotor xxx

xxx +

Potongan – potongan :

Pajak Penghasilan xxx

Jamsostek xxx

Pengurangan lainnya Jumlah potongan

xxx +

Pendapatan bersih xxx

xxx -

Sebagaimana telah kita uraikan diatas bahwa kegunaan pokok dari pengawasan gaji dan upah adalah untuk mengawasi jumlah gaji dan upah yang diterima karyawan, orang yang menerima gaji dan upah tersebut adalah memang karyawan perusahan.


(3)

58

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), maka penulis akan menarik kesimpulan – kesimpulan dan mencoba memberikan saran – saran yang mungkin berguna bagi perusahaan maupun pembaca tugas akhir ini.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sistem pengawasan gaji dan upah pada pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir Lima Medan, telah efisien dengan alasan sebagai berikut:

1. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir Lima Medan menggunakan metode garis atau lini, yang menggambarkan secara tegas garis wewenang dan tanggung jawab setiap bagian dalam organisasi. Selain itu perusahaan juga membuat daftar tugas. Hal ini terlihat dari pemisahan antara fungsi pencatatan dengan pembayaran, dan sebagainya.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan pada perusahaan ini sudah efektif. Hal ini terlihat dari setiap transaksi yang berhubungan dengan gaji dan upah harus mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang.

3. Praktik – praktik yang sehat telah dijalankan oleh perusahaan guna mendukung pengendalian internal gaji dan upah. Antara lain, pengisian absensi atau daftar hadir dengan menggunakan mesin pencatat waktu.


(4)

4. Pembayaran gaji dan upah kepada pegawai dilakukan dengan cara transfer langsung ke rekening masing – masing pegawai.

B. SARAN

Pengawasan gaji dan upah pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Klambir Lima Medan masih memiliki beberapa kekurangan, untuk itu penulis mencoba memberikan saran berikut ini.

1. Peningkatan struktur pengendalian internal gaji dan upah pada Bank

Rakyat Indonesia hendaknya dapat mendorong karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yag telah ditetapkan. Untuk itu perusahaan harus melakukan evaluasi secara rutin terhadap pelaksanaan tugas dari setiap bagian atau fungsi.

2. Fungsi pencatatan waktu hadir harusnya dipisahkan dengan fungsi operasi supaya keandalan data waktu kehahadiran karyawan dapat terjamin dan bisa lebih diandalkan.

3. Fungsi akuntansi biaya bertanggungjawab atas distribusi upah langsung ke dalam kartu harga pokok produk pesanan yang menggunakan tenaga kerja langsung yang bersangkutan, maka dari itu seharusnya tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi akuntansi biaya.

4. Kartu jam hadir harusnya dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum

kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung agar dapat digunakan untuk mempertanggungjawabkan penggunaan waktu hadir karyawan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvon A. dan James K. Lobbeck, 2000, Auditing Pendekatan Terpadu, Edisi keenam, Terjemahan Amir Abadi Jusuf, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Profesi Akuntan Publik, 2002, Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi, 2002, Auditing, Edisi Keenam, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi, 2008, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat, Salemba Empat, Jakarta

Mathis, Robert L. dan John H. Jackson, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Terjemahan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira Hie, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta

Poerwono, Hadi, Tata Personalia, 1991, Cetakan Ketiga, Djambatan, Jakarta Wasty, Soemarno. 2008. PedomanTeknikPenulisanSkripsi: KaryaIlmiah, Jakarta:

Bumi Aksara

Sawyer, B Lawrence, 2005,Audit Internal, Buku 1, Edisi Kelima, Salemba Empat, Jakarta.

Ruky, Achmad S, 2010, Manajemen Peenggajian dan Pengupahan Untuk Karyawan Perusahaan, Gramedia, Jakarta

Sugiarso, dan F. Winarni. 2005. Manajemen Keuangan; Pemahaman Laporan Keuangan; Pengelolaan Aktiva, Kewajiban dan Modal; serta Pengukuran Kinerja Perusahaan. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Media Pressindo.


(6)