Metode Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Prosedur Penelitian

31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Menurut Panggabean 1996:27 penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest Design. Skema One Group Pretest-Posttest Design ditunjukkan sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design Kelompok Pretest Treatment Posttest Eksperimen T 1 X T 2 Luhut Panggabean, 1996: 31 Keterangan : Dalam Penelitian ini Treatment dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan Tabel tersebut menjelaskan bahwa kelas dikenakan pretest T 1 untuk mengukur prestasi belajar dan keterampilan berpikir kritis, Kemudian diberi treatment berupa pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery- Inquiry. Setelah itu diberi posttest T 2 dengan instrumen yang sama dengan pretest. Instrumen yang digunakan sebagai pretest dan posttest dalam penelitian ini merupakan instrumen untuk mengukur prstasi belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa yang telah di-judgment dan diujicobakan terlebih dahulu. Pada penelitian ini diasumsikan siswa tidak mendapatkan pembelajaran dari luar dan tidak diberikan pekerjaan rumah. Jadi tidak ada pengaruh lain selain pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery- Inquiry.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI salah satu SMA swasta di Kota Bandung, sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas dari keseluruhan populasi yang dipilih secara random acak.

D. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian adalah sebagai berikut ; 1. Tahap Persiapan Penelitian a. Telaah kompetensi mata pelajaran fisika SMA; b. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian; c. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan; d. Studi pendahuluan, meliputi pengamatan langsung pembelajaran di kelas, wawancara dengan guru dan siswa, dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas, kondisi siswa dan pembelajaran yang biasa dilaksanakan; e. Perumusan masalah penelitian; f. Studi literatur terhadap jurnal, buku, artikel dan laporan penelitian mengenai implementasi model pembelajaran discovery-inquiry; g. Telaah kurikulum Fisika SMA dan penentuan materi pembelajaran yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai agar pembelajaran yang diterapkan dapat memperoleh hasil akhir sesuai dengan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam kurikulum; h. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan instrumen penelitian; i. Membuat instrumen penelitian; j. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas sehingga layak dipakai untuk tes awal dan tes akhir; 2. Tahap Pelaksanaan Tahapan pelaksanaan penelitian dimulai dengan : a. Melakukan uji coba instrumen berupa pre test sebanyak tiga kali sesuai bahasan yang dilakukan setiap seri; b. Kelas eksperimen tersebut dikenakan perlakuan treatment, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran discovery-inquiry untuk tiga kali pertemuan; c. Melakukan post test sebanyak tiga kali sesuai bahasan yang dilakukan setiap seri; d. Membandingkan antara hasil pre-test dan post-test untuk menentukan besar perbedaan yang timbul. Jika sekiranya perbedaan itu ada, maka perbedaan itu tidak lain disebabkan oleh pengaruh dari perlakuan treatment yang diberikan; 3. Tahap Akhir a. Mengolah data hasil penelitian; b. Melakukan pembahasan hasil penelitian; c. Melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh; d. Menyampaikan laporan hasil penelitian. Alur penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

E. Instrumen Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada konsep Kalor

0 19 0

PERBANDINGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR EMPIRIS INDUKTIF DENGAN PEMBELAJARAN MODIFIED FREE DISCOVERY-INQUIRY

0 7 50

PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP.

4 16 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI DINAMIKA.

0 4 36

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DAN PRODUKTIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA.

0 0 36

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA.

0 0 47

Penerapan Model Eksperimen Open Inquiry Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Calon Guru Fisika.

0 0 1

DEFRAGMENTING BERPIKIR PSEUDO SISWA DALA

0 0 21

PERBANDINGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR EMPIRIS INDUKTIF DENGAN PEMBELAJARAN MODIFIED FREE DISCOVERY-INQUIRY

0 0 10

Kata kunci : Guided inquiry, metode pembelajaran, berpikir kritis. PENDAHULUAN - PENGAPLIKASIAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SD - Repository Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

0 0 9