c. Subjek C
Subjek C merupakan siswi di salah satu sekolah dasar di Pekanbaru. Saat ini C berusia 10 tahun dan duduk di kelas 5. C adalah siswi pindahan dari salah satu sekolah
dasar di Sumatera Barat, C pindah ketika naik kelas 2. Kemampuan akademik C tergolong rata-rata jika dibandingkan dengan teman sekelasnya yang lain. C senang
berbagi dengan temannya yang lain, ia cukup sering memberi jajan kepada beberapa teman sekelasnya saat jam istirahat ataupun jam pulang sekolah, sehingga membuat C
cukup menjadi pusat perhatian dan dikelilingi oleh beberapa temannya. C memiliki sikap dominan untuk menjadi pusat perhatian, namun terkadang sikap C tersebut
membuat beberapa teman tidak menyukainya. Selain itu C juga memiliki sifat yang sensitif dan suka merajuk. C merupakan salah satu korban
bullying
di sekolahnya. C megalami
bullying
baik secara fisik, verbal maupun relasi dan ia mengalaminya sekitar satu atau dua kali dalam seminggu. Kejadian tersebut membuat C terkadang takut untuk
pergi sekolah dan pernah melakukannya beberapa kali. Berdasarkan gambar 4.1 di atas, di ketahui bahwa pada kondisi
pretest
skor kecemasan subjek C adalah 61 kategori sedang, kemudian pada kondisi
posttest
skor kecemasan subjek C adalah 61 kategori sedang. Selain bila membandingkan skor
kecemasan yang diperoleh subjek C dengan skor rata-rata kecemasan kelompok terapi menulis ekspresif, terlihat bahwa pada kedua kondisi yaitu kondisi
pretest
dan
posttest
skor kecemasan subjek C berada di bawah rata-rata skor kecemasan kelompok terapi menulis ekspresif
mean pretest
= 66,
mean posttest
= 66.5. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan kecemasan pada subjek C setelah dilakukannya terapi
menulis ekspresif. Selain itu Berdasarkan skor yang diperoleh subjek C pada skala
Universitas Sumatera Utara
kecemasan, juga diperoleh gambaran perbedaan skor kecemasan subjek C berdasarkan tipe kecemasan anatra kondisi
pretest
dan
posttest
, seperti pada gambar 4.4 berikut ini:
Gambar 4.4. Perbandingan skor kecemasan subjek C berdasarkan tipe kecemasan pada kondisi
pretest
dan
posttest
Berdasarkan gambar 4.4 di atas, terlihat bahwa adanya penurunan skor kecemasan pada kondisi
pretest
dan
posttest
pada tiga tipe kecemasan, yaitu
separation anxiety, obsessive compulsive
dan
fear of physical injury
. Penurunan skor kecemasan setiap tipe kecemasan yaitu
separation anxiety
sebesar 1 poin,
obsessive compulsive
sebesar 5 poin dan
fear of physical injury
sebesar 11 poin. Hal ini menunjukkan bahwa setelah dilakukannya terapi menulis ekspresif terlihat adanya penurunan simtom
kecemasan pada tipe kecemasan
separation anxiety, obsessive compulsive
dan
fear of physical injury
. Pada tiga tipe kecemasan yang lainnya memperlihatkan kondisi sebaliknya, yaitu terlihat adanya peningkatan skor kecemasan yaitu tipe kecemasan
social phobia, panicagoraphobia
dan
general anxiety
.
11 7
15 12
16
10 10
9 10
15
5 15
2 4
6 8
10 12
14 16
18
S k
o r
K e
c e
m a
sa n
pretest posttest
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan lembar kerja pada saat dilakukannya terapi menulis ekspresif diketahui bahwa bentuk
bullying
yang dialami oleh C diantaranya diancam, diejek dengan mengatakan C bodoh dan vespa, dicubit dan digosipkan. Sedangkan dari cerita
yang ditulis oleh C pada “buku rahasia” diketahui bahwa C mampu mengungkapkan perasaannya saat mengalami
bullying
diantaranya merasa benci, marah, kesal dan dendam. C menuliskan kata benci pada setiap cerita yang dituliskan dan pada pertemuan
terakhir C hanya menuliskan perasaan yang dirasakannya saat mengalami
bullying
. Selain itu, juga diketahui pada C juga mencoba untuk berbaikan dengan teman yang
jahat kepadanya dengan cara memaafkan teman tersebut. Pada tahap
juxtaposition
dan
application to the self,
C mengatakan bahwa ia merasa lebih baik karena dapat menceritakan tentang pengalaman
bullying
nya. Selain itu C juga mampu mengungkapkan pikiran positif untuk mengurangi kecemasan karena
di
bully
. ketika akan berangkat ke sekolah ia akan mengatakan kepada dirinya untuk bersikap santai, dan tidak memperdulikan teman yang mem
bully
nya. Ia juga mengatakan, tidak apa jika hari ini ia marah karena di
bully
, namun ia harus tetap sabar dan tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh teman yang mem
bully
nya. Saat C berjumpa dengan temannya di sekolah, ia tidak perlu menghiraukan mereka.
Dari hasil observasi selama proses terapi menulis ekspresif terlihat bahwa subjek C cukup dominan dibandingkan dengan subjek yang lainnya. Sikap dominan C tersebut,
membuat subjek lainnya sedikit tidak nyaman. C juga terlihat lebih aktif untuk menjawab secara spontan setiap pertanyaan yang peneliti tanyakan. Ketika menuliskan
perasaan dan pikirannya ketika di
bully
, C terlihat fokus, meskipun sesekali juga terlihat C mengobrol dengan subjek lain saat menulis.
Universitas Sumatera Utara
Dari lembar evaluasi yang diberikan pada hari terakhir pertemuan, diketahui bahwa setelah menuliskan tentang perasaan dan pikirannya ketika mengalami
bullying
, pada awalnya C merasa biasa saja, namun setelah beberapa kali menulis C juga
mengatakan bahwa ia tidak merasa dendam lagi terhadap teman yang mem
bully
nya.
d. Subjek D