Subjek D Hasil Analisa Data

Dari lembar evaluasi yang diberikan pada hari terakhir pertemuan, diketahui bahwa setelah menuliskan tentang perasaan dan pikirannya ketika mengalami bullying , pada awalnya C merasa biasa saja, namun setelah beberapa kali menulis C juga mengatakan bahwa ia tidak merasa dendam lagi terhadap teman yang mem bully nya.

d. Subjek D

Subjek D merupakan siswi di salah satu sekolah dasar di kota Pekanbaru. Saat ini D berusia 10 tahun dan duduk di kelas 5 SD. D memiliki kemampuan akademik rata- rata dibandingkan dengan teman sekelasnya yang lain. D adalah anak yang pendiam, ketika D diganggu oleh temannya ia tidak melawan. Jika D tidak bisa menahan diri saat diganggu, D akan menangis. Selain itu D juga memiliki fisik yang lemah dan sering sakit. D merupakan salah satu korban bullying di sekolahnya. Kejadian ini sudah lama D alami, dimulai ketika D duduk di kelas 3 SD. Hal ini membuat D merasa takut dan terkadang tidak ingin pergi ke sekolah. D juga terkadang berpura-pura sakit untuk tidak pergi ke sekolah. D merupakan salah satu korban bullying di sekolahnya, D mengalami bully secara fisik, verbal dan relasi dan hal ini agak sering terjadi yaitu lebih dari satu kali dalam seminggu. Berdasarkan gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa pada kondisi pretest dan posttest pada subjek D. Kondisi pretest menunjukkan skor kecemasan D adalah 58 kategori sedang dan pada kondisi posttest skor kecemasan D adalah 52 kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa adanya penurunan skor dari kondisi pretest dan posttest yaitu sebesar 6, berarti bahwa terapi menulis ekspresif efektif untuk menurunkan kecemasan pada subjek D. Selain itu bila dibandingkan dengan skor rata- Universitas Sumatera Utara rata kelompok, terlihat bahwa skor kecemasan subjek D berada di bawah rata-rata skor kecemasan kelompok baik pada kondisi pretest skor = 58, mean = 66 maupun kondisi posttest skor = 52, mean = 66,5. Dari hasil skor skala kecemasan, juga diperoleh gambaran tentang perubahan kecemasan subjek D berdasarkan tipe kecemasan, seperti pada gambar 4.5 berikut: Gambar 4.5. Perbandingan skor kecemasan subjek D berdasarkan tipe kecemasan pada kondisi pretest dan posttest Berdasarkan gambar 4.5 diketahui bahwa dari enam tipe kecemasan, tiga tipe kecemasan diantaranya menunjukkan adanya penurunan skor pada kondisi posttest yaitu separation anxiety sebesar 3 poin , social phobia sebesar 4 poin dan fear of physical injury sebesar 1 poin. Sedangkan pada empat tipe kecemasan lainnya menunjukkan adanya peningkatan skor yaitu separation anxiety 1 poin, obsessive compulsive 3 poin, panicagoraphobia 2 poin dan general anxiety 1 poin. Dari hasil lembar kerja saat dilakukannya proses terapi menulis ekspresif, diketahui bentuk-bentuk bullying yang dialami oleh subjek D, diantaranya D diejek, Universitas Sumatera Utara diancam, di kurung di dalam kelas, di pukul dan difitnah mencuri barang milik teman. Bullying yang dialami D membuatnya merasa sedih dan sakit hati. Diketahui juga bahwa ejekan teman terhadap dirinya merupakan bentuk bullying yang sulit D lupakan, terlihat bahwa D menceritakan kejadian ketika ia diejek sebanyak 2 kali. Sikap orangtua yang tidak mempercayai tetapi balik memarahi D, membuatnya tidak mau memberitahu orangtua ketika ia dibully di oleh teman di sekolah. Selain itu juga diketahuhi bahwa respon D pertama kali ketika di bully adalah menangis, kemudian D melaporkan kejadian tersbut kepada guru. Pada tahap juxtaposition dan application to the self , D mampu mengungkapkan pikiran positifnya untuk mengurangi perasaan cemas baik ketika akan berangkat ke sekolah maupun saat bertemu dengan teman yang mem bully nya di sekolah. D mengatakan ketika ia akan berangkat sekolah, ia akan berkata kepada dirinya untuk bersikap cuek jika nanti bertemu dengan teman yang mem bully dan jika nanti ia bertemu dengan teman tersebut ia akan mengatakan kepada mereka unutk berhenti mem bully dirinya. Dari hasil observasi selama proses terapi menulis ekspresif berlangsung, diketahui bahwa D sempat mengalami sakit pada pertemuan pertama, namun pada pertemuan selanjutnya D dapat mengikuti proses terapi. D terlihat tidak terlalu aktif seperti subjek C, namun terkadang D juga mau menjawab dengan spontan pertanyaan yang peneliti tanyakan. D terlihat cukup antusias mengikuti rangkaian intervensi. Sedangkan dari lembar evaluasi diketahui bahwa sebelum subjek D menuliskan perasaan dan pikirannya tentang bullying yang dialaminya, D merasa sedih, benci, sakit hati serta menyimpan rasa ingin tahu mengenai gosip yang dibicarakan teman tentang Universitas Sumatera Utara dirinya. D juga pada awalnya takut jika ceritanya diketahui oleh orang lain. Setelah D menuliskan tentang perasaan dan pikirannya ketika di bully , ia merasa senang dan perasaan sedih, benci serta sakit hatinya sedikit berkurang.

D. Pembahasan