Data dan Metode Pengumpulan Data Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

commit to user 36 perbankan yang terdaftar di BEI karena perbankan mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan kepada stakeholder. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling karena sampel penelitian ini harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Teknik purposive sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil sampel berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian Hartono, 2005. Perbankan yang menjadi sampel adalah perbankan yang selama tahun 2008 dan 2009 tidak mengalami delisting dan menerbitkan annual report selama dua tahun berturut-turut. Pemilihan tahun tersebut dikarenakan BI mengadopsi Basel II mulai tahun 2008 dimana kebijakan, prosedur dan proses manajemen risiko dikembangkan sesuai Basel II. Manajemen operational risk dilaksanakan berdasarkan ketentuan Peraturan Bank Indonesia No.58PBI2003 Implementasi Manajemen Risiko untuk Bank Umum dan Basel II Laporan Tahunan Bank Danamon, 2008. Berdasarkan kriteria tersebut, jumlah sampel yang diambil adalah 46 annual report perbankan. Ukuran sampel sudah memenuhi kriteria penelitian karena ukuran sampel yang tepat untuk kebanyakan penelitian adalah lebih dari 30 dan kurang dari 500 Sekaran, 2006.

C. Data dan Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari laporan tahunan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2009. Laporan tahunan dipilih karena memiliki kredibilitas yang tinggi Zeghal dan Ahmed, 1999 dan digunakan oleh sejumlah stakeholder commit to user 37 sebagai sumber utama informasi Deegan dan Rankin, 1997. Data sekunder yang dikumpulkan diperoleh dari situs www.idx.co.id dan dari situs masing – masing perusahaan sampel.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

a. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari ukuran dewan komisaris, komposisi komisaris independen, komposisi komisaris wanita, dan jumlah rapat dewan komisaris. 1. Ukuran Dewan Komisaris Jumlah anggota dewan komisaris mempengaruhi aktivitas pengendalian dan pengawasan Andres, Azofra, dan Lopez 2005. Abeysekera 2008 menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris yang besar lebih efektif jika dibandingkan dengan ukuran dewan komisaris yang kecil. Indikator yang digunakan adalah jumlah keseluruhan anggota dewan komisaris yang dimiliki perusahaan baik yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan independen sesuai dengan penelitian Dalton et al 1999, Nasution dan Setiawan 2007 dan Abeysekera 2008. å å + = Eksternal Komisaris Internal Komisaris Komisaris Dewan Jumlah 2. Komposisi Komisaris Independen Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang commit to user 38 saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan Herwidayatmo, 2000. Sesuai dengan peraturan BEI tanggal 1 Juli 2000, persyaratan jumlah minimal komisaris independen adalah 30 dari seluruh anggota dewan komisaris. Komposisi komisaris independen diukur dengan persentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan dari seluruh ukuran anggota dewan komisaris perusahaan. Indikator yang digunakan sesuai dengan penelitian Eng dan Mak 2005, Suhardjanto dan Afni 2009, dan Suhardjanto dan Miranti 2009, yaitu 100 Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Komposisi x å å = 3. Komposisi Komisaris Wanita Komposisi komisaris wanita merupakan persentase jumlah komisaris wanita dibandingkan jumlah seluruh anggota komisaris. Menurut Carter 2003 jumlah komisaris wanita dikatakan rendah apabila tidak ada komisaris wanita dan tinggi apabila jumlah komisaris wanita 2 atau lebih. Indikator yang digunakan adalah persentase komisaris wanita dari seluruh anggota dewan komisaris perusahaan Marinova, Plantenga, dan Remery, 2010 dan Peterson dan Philpot, 2009 sehingga rumus yang digunakan adalah 100 Komisaris Wanita Komisaris Wanita Komisaris Komposisi x å å = commit to user 39 4. Jumlah Rapat Dewan Komisaris Jumlah rapat dewan komisaris merupakan rapat yang dilakukan oleh dewan komisaris dalam suatu perusahaan selama satu tahun. Menurut Peraturan Bank Indonesia PBI Nomor: 814PBI2006, dewan komisaris wajib menyelenggarakan rapat secara berkala sekurang-kurangnya empat kali dalam setahun. Ukuran yang digunakan adalah jumlah rapat yang dilakukan oleh dewan komisaris dalam waktu satu tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Vafeas 2003, Brick dan Chidambaran 2007, dan Cety dan Suhardjanto 2010. b. Variabel Dependen Operational Risk Disclosure Dalam penelitian ini, operational risk disclosure mengacu pada PBI Nomor: 58PBI2003. Penelitian ini tidak menggunakan operational risk disclosure-related disclosure requirements yang terdapat dalam Basel II karena belum sepenuhnya relevan dengan kondisi di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan tingkat adopsi Basel II belum menyeluruh, dimana Indonesia belum memperhitungkan tingkat kecukupan modal berdasarkan aturan Basel II, tapi masih dalam tahap simulasi. Salah satu implementasi tahun 2008 adalah penyelenggaraan simulasi Operational Risk Framework dari Capital Adequacy Ratio CAR dengan menggunakan kerangka kerja Basel II Laporan Tahunan Bank Bumiputera Indonesia, 2008. Pengungkapan menurut Basel II terbagi menjadi dua bagian, yaitu capital adequacy quantitative disclosure 1 item dan general qualitative disclosure requirements 5 item. Untuk general qualitative disclosure requirements secara umum sudah tercakup dalam Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia commit to user 40 No.521DPNP2003, tapi capital adequacy quantitative disclosure efektif diterapkan mulai tahun 2010 sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 113DPNP2009. Oleh karena itu, penelitian ini mengacu pada Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.521DPNP2003 karena dapat mewakili periode sampel perbankan, lebih relevan dengan kondisi perbankan di Indonesia dan peraturan tersebut dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai regulator perbankan Indonesia. Operational risk disclosure terbagi menjadi dua bagian, yaitu pengungkapan atas definisi yang terdiri dari 5 item dan pengungkapan atas manajemen operational risk yang terdiri dari 7 item. Total item operational risk disclosure adalah 12. Item-item operational risk disclosure berdasar Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.521DPNP2003 sebagai berikut: Tabel 3.1 Item Operational Risk Disclosure Item Operational Risk Disclosure Definisi 1. Ketidakcukupan atau kerugian 2. Proses Internal 3. Kesalahan manusia 4. Kesalahan sistem 5. Problem eksternal Manajemen 1. Pengawasan aktif dewan direksi dan komisaris Risiko 2. Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit 3. Identifikasi risiko 4. Pengukuran risiko 5. Pemantauan risiko 6. Sistem informasi manajemen risiko operasional 7. Pengendalian risiko operasional Karakteristik untuk setiap item pengungkapan manajemen risiko dapat dilihat pada lampiran I. Sesuai dengan penelitian Helbok dan Wagner 2006 dan Oorschot 2009, penelitian ini menggunakan teknik pengukuran scoring yaitu jika item tidak diungkapkan dalam laporan diberi nilai 0 dan 1 jika diungkapkan commit to user 41 dalam laporan tahunan. Agar penilaian yang dilakukan dalam penelitian ini lebih obyektif, dilakukan verifikasi oleh dua orang mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret sehingga ketelitian data terjamin dan lebih meyakinkan. Persamaan yang digunakan untuk menghitung tingkat kuantitas operational risk disclosure dalam penelitian ini: å = = n i iBY BY BY SCORE MAX ORD 1 1 Keterangan Persamaan c. Variabel Kontrol Variabel kontrol digunakan untuk melengkapi atau mengontrol hubungan kausalnya supaya lebih baik untuk mendapatkan model empiris yang lebih lengkap dan lebih baik Hartono, 2005. Penelitian ini menggunakan variabel kontrol profitabilitas dan komposisi komite audit independen. 1. Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba pada periode tertentu Nurkhin, 2009. Penelitian yang dilakukan oleh Helbok dan Wagner 2006 menunjukkan bahwa perbankan yang memiliki tingkat profitabilitas rendah mengungkapkan informasi perusahaan lebih banyak daripada perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi. Hal ini dikarenakan bank Simbol Keterangan ORD BY MAX BY i SCORE iBY Skor pengungkapan bank B pada tahun Y Nilai maksimum yang mungkin dicapai bank B pada tahun Y Item dalam framework Skor untuk item I, bank B pada tahun Y commit to user 42 yang profitabilitasnya rendah memiliki insentif yang lebih tinggi untuk meyakinkan pengawas. Berbeda dengan hasil penelitian Helbok dan Wagner 2006, hasil penelitian Haniffa dan Cooke 2005 dan Nurkhin 2009 menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi mengungkapkan informasi perusahaan lebih banyak daripada perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang rendah. Indikator profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return On Assets ROA karena ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba serta mengukur tingkat efisiensi operasional perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi perusahaan dalam menggunakan harta yang dimiliki Haniffa dan Cook, 2005. Indikator yang digunakan sesuai dengan penelitian Helbok dan Wagner 2006 dan Suhardjanto dan Choiriyah 2010. 2. Komposisi Anggota Komite Audit Independen Komite audit independen merupakan anggota komite audit yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan. Cety dan Suhardjanto 2010 mengungkapkan bahwa anggota komite audit yang independen berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, termasuk operational risk disclosure. Indikator yang digunakan adalah persentase anggota komite audit yang berasal Aset Total Bersih Laba = ROA commit to user 43 dari luar perusahaan dari seluruh ukuran komite audit perusahaan Cety dan Suhardjanto, 2010. 100 Audit Komite Independen Audit Komite Independen Audit Komite Komposisi x å å =

E. Teknik Analisis Data