Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perdagangan internasional berguna untuk memenuhi kebutuhan alokasi sumber daya langka yang mungkin tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeriNopirin, 1995: 1. Suatu negara akan melakukan perdagangan internasional ketika negara tersebut tidak dapat memproduksi untuk memenuhi permintaan domestik. Suatu negara akan mengekspor komoditinya apabila negara tersebut dapat memproduksi suatu komoditi melebihi permintaan domestik atau dapat memproduksi lebih efisien dari negara lain. Ekspor dapat meningkatkan pendapatan negara, dan apabila negara tersebut mengalami defisit neraca pembayaran, maka penerimaan dari ekspor dapat memperbaiki posisi neraca pembayaran dari negara. Perdagangan memberikan peluang kepada setiap negara untuk mengekspor barang – barang yang diproduksi dengan menggunakan sebagian besar sumber daya melimpah yang dimiliki negara tersebut. Perdagangan internasional memungkinkan setiap negara melakukan spesialisasi produksi terbatas pada barang – brang tertentu, sehingga memungkinkan mereka mencapai tingkat efisiensi yang lebih tinggi dengan skala produksi yang besarKrugman, 1997: 5. Perdagangan internasional terjadi karena adanya perbedaan sumber daya alam, sumber daya modal, tenaga kerja, dan teknologi. Kopi merupakan salah satu komoditi yang diekspor didunia. Kopi menjadi salah satu komoditi dengan peranan yang cukup besar bagi negara – negara 1 commit to user 2 berkembang, baik sebagai penghasil devisa maupun sebagai mata pencaharian bagi rakyatnya. Produksi serta ekspor kopi dunia didominasi oleh negara – negara berkembang seperti Brazil, Kolombia, Vietnam dan Indonesia. Berdasarkan data yang dimiliki oleh ICO, keempat negara tersebut tercatat sebagai negara pengekspor serta produsen kopi terbesar didunia. Hal tersebut juga didukung oleh permintaan dari pasar internasional dimana keempat negara tersebut mengekspor hasil komoditi kopinya. Jenis kopi di dunia ada berbagai macam, tetapi hanya ada 2 jenis yang paling sering dikonsumsi diantaranya adalah kopi robusta dan arabika. Kedua kopi tersebut merupakan jenis kopi yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat didunia. Kopi arabika merupakan kopi asal Ethiopia yang memiliki rasa yang nikmat dan harga jualnya yang jauh lebih tinggi dari kopi robusta. Kopi arabika sering digunakan sebagai bahan pembuatan minuman kopi didunia. Kopi luwak merupakan varietas dari kopi arabika yang hanya ada di Indonesia. Kopi jenis ini memiliki harga jual tertinggi didunia, hal itu disebabkan karena proses pembentukan serta rasanya yang unik dan nikmat. Kopi luwak terbentuk didalam saluran penceraan hewan luwak. Biji kopi yang dimakan oleh luwak dicerna serta mengalami proses fermentasi oleh bakteri yang terdapat dalam tubuh luwak yang akhirnya membuat rasa kopi ini sangat unik. Kopi robusta ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Kopi robusta memiliki rasa yang lebih pahit dengan kadar kafein yang lebih banyak, serta rasanya yang tidak senikmat kopi arabika. Kopi robusta disebut sebagai kopi kelas dua. Tanaman kopi yang diusahakan untuk produksi secara komersil umumnya bukan commit to user 3 tanaman asli, melainkan klon – klon unggul hasil persilangan dan seleksi. Tanaman – tanaman ini memberi hasil yang tinggi dan merupakan salah satu kunci untuk perkebunan – perkebunan kopiPutranto, 1978: 129. Tabel I.1 Produksi Kopi 2004 - 2009 Negara Produksi Kopi 000 karung Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Brazil 39.272 32.944 42.512 36.070 45.992 39.470 Vietnam 14.370 13.842 19.340 16.467 18.500 18.000 Kolombia 11.573 12.564 12.541 12.504 8.664 9.000 Indonesia 7.536 9.159 7.483 7.777 9.350 10.632 Sumber: International Coffee Organization, 2010. Penawaran suatu barang tergantung oleh berbagai faktor, diantaranya harga barang itu sendiri, harga barang lain, teknologi, tujuan perusahaan dan lain sebagainya. Sehingga jika suatu negara dapat meningkatkan penawaran pada pasar maka negara tersebut memperoleh keuntungan serta keunggulan dalam mengekspor barang. Salah satu negara pengekspor kopi terbesar didunia adalah Indonesia. Tabel 1.1 menunjukkan Indonesia sebagai negara terbesar keempat dunia dalam produksi kopi, dibawah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Tabel tersebut juga menunjukkan tingkat produksi kopi di Indonesia dalam kurun waktu 6 tahun dan adanya kecenderungan untuk meningkat meskipun ada penurunan pada tahun 2006. commit to user 4 Tabel I.II menunjukkan produksi kopi Indonesia pada tahun 2001 – 2009. Produksi kopi Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan untuk meningkat. Produksi yang cenderung untuk meningkat tersebut memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan peningatan kuantitas ekspor. Tabel I.II Tabel Produksi Kopi Indonesia Produksi Kopi IndonesiaTon Tahun Produksi 2001 57,860 2002 48,245 2003 56,632 2004 54,921 2005 55,127 2006 67,200 2007 68,600 2008 62,913 2009 63,628 Sumber: BPS, 2011. Peningkatan produksi tersebut apabila diimbangi dengan kualitas yang baik akan dapat membantu Indonesia memperluas pangsa pasar kopi. Perluasan pangsa pasar tersebut akan memudahkan Indonesia untuk meningkatkan ekspor komoditi kopi. Peningkatan ekspor tersebut dapat menambah devisa negara serta menyerap tenaga kerja. Ekspor merupakan salah satu sumber devisa negara Republik Indonesia. Cadangan devisa dapat meningkat melalui ekspor. Ekspor dapat mendorong berkembangnya kegiatan industri serta meningkatnya perekonomian rakyat. commit to user 5 Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Ekspor kopi merupakan salah satu sumber pendapatan negara, 2. Sebagai suatu negara pengekspor kopi, Indonesia menempati posisi empat besar dunia, 3. Produksi kopi Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, 4. Ekspor kopi Indonesia diminati banyak negara, 5. Perlu adanya penelitian mengenai ekspor hasil perkebunan yang dapat dijadikan salah satu acuan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan dibidang ekspor hasil perkebunan. Peneliti menganggap ekspor kopi menjadi hal yang layak untuk diteliti, oleh karena itu peneliti mengambil judul “ Analisis Penawaran Kopi Indonesia Tahun 2001- 2009 “.

B. Rumusan Masalah