Hasil Belajar Biologi Tinjauan Pustaka

commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar Biologi

a. Pengertian Hasil Belajar Biologi Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara kontinu, proses tersebut berupa pengalaman yang diperoleh seseorang saat menghadapi atau memecahkan suatu masalah dalam hidupnya, bukan berupa perkembangan atau pertumbuhan tubuh seseorang. Dari proses itu akan diperoleh sesuatu hasil yang disebut hasil belajar. Sesuai dengan hakikat belajar yang dikemukakan oleh Trianto 2009:15-17 “Perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir”. Pembelajaran memiliki karakteristik yang melibatkan proses mental dan membangun suasana dialogis yang merangsang kemampuan berpikir siswa. Sesuai dengan pernyataan Syaiful Sagala 2009:63 bahwa pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu: proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir dan pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa yang pada gilirannya kemampuan berpikir dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang ditemukannya sendiri. Dalam pembelajaran dapat melatih proses mental siswa yang berkaitan dengan kemampuan berpikir melalui kegiatan diskusi atau tanya jawab secara terus menerus sehingga diperoleh suatu konsep yang diinginkan. Seseorang dapat melakukan aktivitas belajar melalui pengalaman yang diperolehnya dalam memecahkan suatu permasalahan. Pengalaman dapat disebut sebagai guru yang paling baik. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nuryani 2003:87 ”Pengalaman adalah guru yang paling baik”. Pernyataan tersebut sering commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user dikemukakan oleh banyak ahli pendidikan. Melalui pengalaman nyatalah seseorang belajar. Begitu juga dalam belajar sains atau biologi. Sains bukan sekumpulan pengetahuan saja, tetapi di dalam sains terkandung hal lain. Sains mengandung empat hal, yaitu: konten atau produk berarti bahwa dalam sains terdapat fakta-fakta, hukum-hukum, teori-teori dan prinsip-prinsip yang sudah diterima kebenarannya; proses atau metode berarti bahwa sains merupakan suatu proses atau metode untuk mendapatkan pengetahuan; sikap berarti bahwa dalam sains terkandung sikap seperti tekun, ulet, jujur, terbuka, dan objektif; dan teknologi berarti bahwa sains mempunyai keterkaitan dalam kehidupan sehari- hari. Pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila pembelajaran tersebut terjadi perubahan-perubahan dalam diri siswa pada tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Pembelajaran yang efektif dapat diukur melalui kualitas hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suparlan 2008:23 “Rerata skor yang diperoleh oleh siswa kemudian diambil sebagai satu ukuran keefektifan pengajaran”. Menurut Wexley dan Latham 1991 dalam Warno Widodo 2006:19 mengemukakan bahwa efektivitas dapat dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, yang merupakan perbandingan antara hasil nyata dengan hasil ideal yang ingin dicapai. Pembelajaran menggunakan pendekatan yang baru dapat diketahui keefektifannya apabila kualitas hasil belajarnya dibandingkan dengan kualitas hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan yang biasa diterapkan dalam proses belajar-mengajar. Apabila hasil belajar siswa menggunakan pendekatan baru lebih bagus dan lebih tinggi kualitasnya dibandingkan hasil belajar siswa pada pendekatan yang biasa diterapkan, maka dapat dikatakan bahwa pendekatan baru tersebut merupakan pembelajaran efektif yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini, pembelajaran menggunakan pendekatan yang biasa diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan standar pembandingkontrol pembelajaran. Biologi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan memiliki ciri atau karakteristik yang tersendiri yang memberikan spesifikasi watak dibandingkan ilmu-ilmu yang lain. Manusia telah mempelajari Biologi sejak dahulu kala dimulai commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user dari rasa penasaran manusia mengenai lingkungan dan dirinya sendiri terutama mengenai kelangsungan jenisnya. Menurut Nuryani 2005:12 “Biologi merupakan ilmu yang cukup tua, karena sebagian besar berasal dari keingintahuan manusia tentang dirinya, lingkungannya, dan tentang kelangsungan jenisnya”. Pembelajaran biologi pada saat ini idealnya tidak hanya difokuskan pada upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainkan menggunakan segenap pengetahuan yang didapat untuk menghadapi situasi baru atau memecahkan masalah-masalah khusus yang ada kaitannya dengan bidang studi yang dipelajari khususnya yaitu biologi. Pembelajaran sains biologi lebih menekankan kegiatan yang mengembangkan konsep dan keterampilan proses. Proses pembelajaran sains termasuk didalamnya sains biologi, pada dasarnya merupakan interaksi antara siswa subyek dengan objek yang berupa benda dan kejadian alam, proses maupun produk. Sebagai konsekuensinya maka pembelajaran sains biologi pada hakikatnya bukanlah usaha untuk menciptakan interaksi langsung antara guru dan siswa tetapi merupakan usaha menciptakan interaksi antara siswa dengan objek belajar. Pembelajaran yang dilakukan oleh seseorang berlangsung setiap saat baik disengaja maupun tidak disengaja. Proses pembelajaran tersebut akan memperoleh suatu hasil. Hasil dari suatu kegiatan belajar disebut hasil belajar. Oleh para ahli belajar, hasil belajar dapat disebut juga dengan hasil pengajaran. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sardiman 2005:19 “Setiap proses belajar-mengajar akan diperoleh suatu hasil yang disebut hasil pengajaran atau hasil belajar”. Pada hakikatnya hasil belajar menurut Ella Yulaelawati 2004:21 mencerminkan kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pengalaman belajar dalam kompetensi dasar. Menurut Made Wena 2009:6 “Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda”. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil dalam proses belajar-mengajar yang mencerminkan kemampuan siswa dalam memenuhi pengalaman belajarnya dalam commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user kompetensi dasar dan merupakan indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri- ciri tersebut menurut Mulyasa 2004:189-190 sebagai berikut: perubahan bersifat intensional yang merupakan pengalaman atau praktek latihan dengan sengaja dan disadari, perubahan bersifat positif sesuai dengan yang diharapkan atau kriteria keberhasilan baik dipandang dari segi siswa maupun guru, dan perubahan bersifat efektif berupa perubahan hasil belajar yang relatif tetap. Adapula yang mengartikan hasil belajar merupakan mengingat suatu hal. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nasution 2005:141 bahwa ”Mengingat sesuatu sebagai hasil belajar”. Belajar dapat diketahui apabila hasilnya dapat diperlihatkan. Seorang dapat dikatakan telah belajar apabila mampu mengingat sesuatu yang telah dipelajarinya walau dalam waktu yang singkat. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar siswa. Menurut Mulyasa 2004:190 faktor tersebut digolongkan menjadi empat, yaitu: bahan atau materi yang dipelajari, lingkungan, faktor instrumental, dan kondisi siswa. b. Ranah-ranah Hasil Belajar Hasil belajar dikelompokkan menjadi beberapa ranah, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ella Yulaelawati 2004: 59-61 mengemukakan bahwa ranah pemahaman dibagi menjadi tiga yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan pengetahuan sederhana terhadap fakta-fakta sebagai tingkatan yang paling rendah ke penilaian yang lebih kompleks sebagai tingkatan yang paling tinggi. Tingkatan tersebut terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yaitu penerimaan, penanggapan, perhitungan, pengelolaan, dan bermuatan nilai. Ranah psikomotor berkenaan dengan ketrampilan bertindak yang terdiri dari lima aspek yaitu gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan tanggap, kegiatan fisik, dan komunikasi tidak berwacana. commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user Berkaitan dengan kemampuan yang diperoleh sebagai hasil belajar, Taksonomi Bloom menurut Wenno 2008:36-38 membagi hasil belajar dalam tiga ranah atau kawasan yaitu: Ranah kognitif cognitive domain, ranah afektif affective domain, dan ranah psikomotor psychomotor domain. Ranah kognitif mencakup mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasimencipta. Ranah afektif mencakup penerimaan, partisipasi, penilaianpenentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup; serta ranah psikomotor terdiri dari: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan yang kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas. Berbagai cara untuk mengklasifikasikan kompetensi pendidikan telah dikembangkan oleh Bloom, yang mendefinisikan seluruh kompotensi pendidikan menjadi tiga aspek: 1 aspek kognitif; 2 aspek afektif; 3 aspek psikomotorik. Masing-masing aspek didefinisikan sebagai berikut: 1 Ranah Kognitif Ranah kognitif berkaitan dengan penalaran dan dapat dengan mudah diamati dengan menggunakan tes. Ranah kognitif terdapat tingkatan yang mulai dari hanya bersifat pengetahuan tentang fakta-fakta sampai kepada proses intelektual yang tinggi yaitu create. Dimensi proses kognitif Anderson dan Krathwol, 2001:31 terdiri atas enam jenjang, dari yang rendah ke yang tinggi yaitu mengingat C 1 ; mengerti C 2 ; mengaplikasi C 3 ; menganalisis C 4 ; mengevaluasi C 5 ; dan mencipta C 6 . Kategori yang sederhana harus dikuasai terlebih dahulu sebelum meningkat ketingkat kategori yang lebih sulit berikutnya. Adapun enam kategori dimensi proses kognitif antara lain yaitu: 1 Mengingat remember, mendapatkan kembali pengetahuan dari memori yang sudah lama seperti kemampuan mengenal dan mengingat kembali; 2 Mengerti understand, mengkonstruksi arti dari pesan pembelajaran meliputi komunikasi lisan, tertulis dan grafis. Mengerti terdiri dari: menginterpretasi, memberi contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, menerangkan; 3 Mengaplikasikan apply, melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam suatu situasi tertentu, meliputi: menjalankan, dan melaksanakan; 4 Menganalisis analyze, merupakan suatu materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dan dengan struktur atau tujuan keseluruhan. Menganalisis meliputi: mendiferensiasi, mengorganisasi, commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user menghubungkan; 5 Mengevaluasi evaluate, membuat pendugaan atas dasar kriteria dan standar, meliputi mengecek dan mengkritik; 6 Mengkreasi create, memadukan unsur-unsur membentuk kesatuan yang kohern atau fungsional, reorganisasi unsur-unsur menjadi suatu pola atau struktur baru. Mengkreasi meliputi: menggeneralisasi, merencanakan, dan memproduksi. Menurut Ella Yulaelawati 2004:59-61 keenam tingkatan tersebut adalah C1 pengetahuan merupakan kemampuan mengingat hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya; C2 pemahaman merupakan kemampuan memahami materi; C3 penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dan dipahami ke dalam situasi yang nyata; C4 analisis merupakan kemampuan untuk menguraikan materi ke dalam komponen-komponen yang lebih terstruktur dan mudah dipahami; C5 sintesis merupakan kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian menjadi suatu bagian yang utuh dan menyeluruh; C6 penilaian merupakan kemampuan untuk memperkirakan dan menguji nilai suatu materi untuk tujuan tertentu. 2 Ranah Afektif Hamzah B. Uno, Herminanto Sofyan, dan I Made Candiasa 2001: 9-10 mengemukakan bahwa tingkatan ranah afektif ada lima, dari yang paling sederhana ke yang kompleks adalah sebagai berikut: Kemauan menerima, merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu; kemauan menanggapi, merupakan kegiatan yang merujuk pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu; berkeyakinan adalah suatu sikap yang berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai tertentu pada diri individu; mengorganisasi, berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi; tingkat karakteristik pembentukan pola, menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya. Ranah afektif oleh Krathwohl dan kawan-kawan 1989 dalam Syaiful Sagala 2009:54-56 ditaksonomi lebih rinci ke dalam lima jenjang yaitu: 1 receiving atau attending adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan atau stimulus dari luar dalam bentuk masalah, situasi, dan gejala-gejala lain, dll; 2 responding menanggapi adalah kemampuan commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user yang dimiliki seseorang untuk berpartisipasi secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara; 3 valuing menghargai artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawakan kerugian atau penyesalan; 4 organization mengatur adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum; 5 characterization by a value or value complex karakteristik dengan suatu nilai atau komplek nilai yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Ella Yulaelawati 2004:61-63 mengurutkan ranah afektif berdasarkan penghayatan. Penghayatan tersebut berhubungan dengan proses ketika perasaan seseorang beralih dari kesadaran umum ke penghayatan yang mengatur perilakunya secara konsisten terhadap sesuatu. Ranah afektif terdiri dari tingkatan-tangkatan hierarki, yaitu: A1 penerimaan merupakan kesadaran dan kepekaan; A2 penanggapan merupakan kemampuan memberikan tanggapanrespon terhadap suatu gagasan; A3 penilaianperhitungan merupakan kemampuan memberi penilaian atau perhitungan terhadap gagasan; A4 pengaturanpengelolaan merupakan kemampuan mengaturmengelola hubungan dengan tindakan penilaian dan perhitungan yang telah dimiliki; A5 bermuatan nilai merupakan tindakan puncak dalam perwujudan perilaku seseorang secara konsisten sejalan dengan nilaiseperangkat nilai-nilai yang dihayatinya secara mendalam. 3 Ranah Psikomotorik Ranah psikomotor menurut Hamzah B Uno dkk 2001: 10-13 adalah persepsi berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan; kesiapan, merupakan perilaku persiapan atau kesiapan untuk kegiatan pengalaman tertentu; gerakan terbimbing adalah gerakan yang berada pada tingkat mengikuti suatu model dan meniru model tersebut dengan cara mencoba sampai menguasainya; gerakan terbiasa adalah berkenaan dengan penampilan respon yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga menampilkan suatu kemahiran; gerakan yang kompleks adalah suatu gerakan yang ada pada tingkat keterampilan yang tinggi. Selain itu, menurut Ella Yulaelawati 2004:63-64 commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user membagi ranah psikomotorik dari tingkatan yang paling sederhana menuju ke tingkatan yang lebih kompleks. Tingkatan-tingakatan tersebut yaitu: P1 gerakan reflex yaitu tindakan yang ditunjukkan tanpa belajar dalam menanggapi stimulus; P2 gerakan dasar yaitu pola gerakan yang diwarisi yang terbentuk berdasarkan campuran gerakan reflex dan gerakan yang lebih kompleks; P3 gerakan tanggapperceptual yaitu penafsiran terhadap segala rangsang yang membuat seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya; P4 kegiatan fisik yaitu kegiatan yang memerlukan kekuatan otot, kekuatan mental, ketahanan, kecerdasan, kegesitan, dan kekuatan suara; P5 komunikasi tidak berwacana merupakan komunikasi melalui gerakan tubuh. Domain psikomotor berdasarkan taksonomi Dave 1969 yang dijabarkan oleh Mohan 2007:43 mencakup kemampuan dalam mengkoordinasikan gerakan fisik dan menggunakan motoris. Untuk memperoleh kemampuan tersebut memerlukan pelatihan dan pembiasaan dan pengukuran yang mencakup tentang kecepatan, jarak prosedur dan teknik pelaksanaan. Domain psikomotor meliputi lima kategori utama yaitu: 1 Meniruimitation; 2 Memanipulasimanipulation; 3 Ketepatan gerakanprecision; 4 Artikulasiarticulation; dan 5 Naturalisasinaturalisation.

2. Pendekatan Pembelajaran

Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 2 94

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAJARAN BIOLOGI DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BABALAN KABUPATEN LANGKAT TAHUN PEMBELAJARAN 2011 / 2012.

0 1 14

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG STRATEGI BELAJAR GROUP RESUME DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 13

PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI KELAS X SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 8

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DENGAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KALIJAMBE SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010.

0 0 9

PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 1 1

Pengaruh Penggunaan Strategi Inside Outside Circle (Ioc) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Sma Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 11

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 7

Implikasi Pendekatan Inkuiri terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta | Bowo Sugi | Bio-Pedagogi 5507 11801 1 SM

0 0 7