Pendekatan Pembelajaran Tinjauan Pustaka

commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user membagi ranah psikomotorik dari tingkatan yang paling sederhana menuju ke tingkatan yang lebih kompleks. Tingkatan-tingakatan tersebut yaitu: P1 gerakan reflex yaitu tindakan yang ditunjukkan tanpa belajar dalam menanggapi stimulus; P2 gerakan dasar yaitu pola gerakan yang diwarisi yang terbentuk berdasarkan campuran gerakan reflex dan gerakan yang lebih kompleks; P3 gerakan tanggapperceptual yaitu penafsiran terhadap segala rangsang yang membuat seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya; P4 kegiatan fisik yaitu kegiatan yang memerlukan kekuatan otot, kekuatan mental, ketahanan, kecerdasan, kegesitan, dan kekuatan suara; P5 komunikasi tidak berwacana merupakan komunikasi melalui gerakan tubuh. Domain psikomotor berdasarkan taksonomi Dave 1969 yang dijabarkan oleh Mohan 2007:43 mencakup kemampuan dalam mengkoordinasikan gerakan fisik dan menggunakan motoris. Untuk memperoleh kemampuan tersebut memerlukan pelatihan dan pembiasaan dan pengukuran yang mencakup tentang kecepatan, jarak prosedur dan teknik pelaksanaan. Domain psikomotor meliputi lima kategori utama yaitu: 1 Meniruimitation; 2 Memanipulasimanipulation; 3 Ketepatan gerakanprecision; 4 Artikulasiarticulation; dan 5 Naturalisasinaturalisation.

2. Pendekatan Pembelajaran

a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Kadang pendekatan dianggap sama dengan metode, padahal tidaklah demikian. Menurut Nuryani 2005:92 ”Metode dibedakan dari pendekatan”. Pendekatan approach menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode method lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya. Pendekatan merupakan titik toalaksudut pandang dalam pembelajaran, sedangkan metode merupakan implementasi dari pendekatan pembelajaran. Pelaksanaan suatu pendekatan yang direncanakan untuk proses pembelajaran, dapat menggunakan satu atau beberapa macam metode. Demikian pula dengan metode, dapat merealisasikan beberapa pendekatan atau dalam arti lain suatu metode dalam pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan oleh beberapa pendekatan. Misalnya commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user metode eksperimen dapat digunakan oleh pendekatan ketrampilan proses dan pendekatan konsep. Pendekatan dalam proses pembelajaran menurut Wenno 2008:50 merupakan teknik guru dalam menyajikan berbagai materi. Hal ini dilakukan agar proses pembelajaran yang berlangsung benar-benar dapat berjalan dengan efektif dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan targetnya. Pendekatan dapat dilakukan dengan baik, jika guru dapat memahami materi yang akan disajikan dan disesuaikan dengan tipe belajar siswa. Smith 2009:12-13 menyatakan “Pendekatan pembelajaran mengacu pada metode-metode yang digunakan oleh siswa dalam belajar yang terkait dengan teknik-teknik memperbaiki memori agar bisa lebih baik dalam belajar atau memperkirakan strategi-strategi dalam menghadapi ujian”. Sebagian strategi pembelajaran mencakup perubahan-perubahan pada desain pengajaran disesuaikan dengan kompetensi dasar. Sehingga penggunaan pendekatan yang sesuai dalam pembelajaran mampu mengoptimalkan hasil belajar siswa. Menurut Syaiful Sagala 2009:69 “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”. Tujuan instruksional tersebut dapat diamati dalam bentuk hasil belajar siswa. Wina Sanjaya 2006:126 menyatakan bahwa “strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan rangkaian kegiatan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber dayakekuatan dalam pembelajaran serta disusun untuk mencapai tujuan tertentu”. Dalam pendekatan penggunaan beberapa metode yang sesuai dan disertai penggunaan berbagai sumber daya akan menghasilkan suatu hasil belajar yang optimal sehingga tujuan pembelajaran tercapai. b. Pendekatan Inkuiri 1 Pengertian Pendekatan Inkuiri Pertimbangan penggunaan strategipendekatan inkuiri biologi dalam pembelajaran menurut Made Wena 2009:66-67, yaitu: khusus dirancang untuk mata pelajaran biologi dan dalam hasil penelitian telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa; memiliki prosedur dan langkah-langkah yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user sistematis sehingga mudah diterapkan oleh guru; dan dirancang dengan memadukan ketepatan strategi pembelajaran dengan cara otak bekerja selama proses pembelajaran. Mata pelajaran biologi sebagai bagian dari sains, menuntut kompetensi belajar pada ranah pemahaman tingkat tinggi yang komprehensif. Namun dalam kenyataan saat ini siswa cenderung menghafal dibandingkan memahami, padahal pemahaman merupakan modal dasar bagi penguasaan selanjutnya. Siswa dikatakan memahami apabila siswa dapat menunjukkan unjuk kerja pemahaman tersebut pada tingkat kemampuan yang lebih tinggi, baik pada konteks yang sama maupun pada konteks yang berbeda. Pendekatan inkuiri menurut Chiapetta dan Koballa 2010:131 berhubungan dengan pendekatan ketrampilam proses dan kemampuan investigasi. Kemampuan ini terdiri dari observasi, mengklasifikasikan, menduga-duga, pengukuran, menggunakan angka, meramalkan, mendefinisikan secara operasional, pembentukan model, pengontrolan variabel, interpretasi data, menyusun hipotesis, dan melaksanakan percobaan. Hal ini akan mengembangkan kemampuan dan ketrampilan siswa dalam memecahkan suatu masalah, belajar mandiri, dan lebih menghargai sains. Kemampuan memecahkan masalah investigasi siswa mampu melatih kemampuan siswa dalam berpikir untuk mencari suatu informasi. Menurut Paul Suparno 2007:67 menyatakan bahwa di dalam pendekatan inkuiri, siswa dilibatkan untuk berpikir dan menemukan pengertian yang ingin diketahuinya, menemukan jawaban dari suatu pertanyaan melalui langkah-langkah yang sistematis. Yang utama dari pendekatan inkuiri adalah menggunakan pendekatan induktif dalam menemukan pengetahuan dan berpusat pada keaktifan siswa. Pendekatan inkuiri sains menurut Wenno 2008:61 adalah sesuatu yang sangat menantang dan melahirkan interaksi anatara yang diyakini siswa sebelumnya terhadap suatu bukti baru untuk mencapai pemahaman yang lebih baik, melalui proses dan metode eksplorasi untuk menguji gagasan-gagasan baru. Tentu saja hal ini melibatkan sikap-sikap untuk mencari penjelasan dan menghargai gagasan orang lain, terbuka terhadap gagasan baru, objektif, jujur, kreatif, dan berpikir lateral. Pendekatan ini merupakan pendekatan mengajar yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user menitikberatkan pengembangan cara berpikir ilmiah. Pada pendekatan inkuiri menempatkan siswa lebih banyak belajar mandiri, mengembangkan kreatifitas dalam pemecahan masalah, dan diberi bantuan oleh guru berupa pertanyaan yang membimbing. Menurut Trianto 2007:135 “Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, analogis, analitis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri”. Inkuiri merupakan pendekatan instruksional dimana dalam proses pembelajaran, siswa dihadapkan pada suatu masalah. Bentuk pendekatan pembelajaran yang memberi motivasi kepada siswa untuk menyelidiki masalah-masalah yang ada dengan menggunakan cara-cara dan keterampilan ilmiah dalam rangka mencari penjelasan-penjelasannya. Maksud utama dari pengajaran ini adalah untuk menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan penemuan ilmiah Scientific Inquiry. Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan yang melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan suatu konsep. Pembelajaran inkuiri menurut Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi 2010:200 merupakan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu benda, manusia atau peristiwa secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri”. Sehingga pendekatan inkuiri mampu menimbulkan rasa percaya diri dalam diri siswa karena siswa mampu menemukan suatu konsep sendiri dan melatih siswa untuk belajar mandiri. Pemahaman yang diperoleh siswa mampu membekas lebih lama dibandingkan pendekatan pembelajaran konvensional disebabkan konsep yang diperoleh bukan berasal dari informasi guru melainkan informasi tersebut diperoleh oleh siswa sendiri. Inkuiri ditandai dengan adanya pencarian jawaban yang mempersyaratkan siswa melakukan serangkaian kegiatan intelektual agar pengalaman ataupun masalah dapat dipahami. Karena itu, inkuiri menekankan pada adanya inisiatif siswa untuk mengalami proses belajarnya sendiri. Pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai subjek belajar, yang mempunyai kemampuan commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Proses pembelajaran dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Sesuai dengan pendapat Syaiful Sagala 2008:196 ”Pendekatan inquiry merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan pengembangan cara berpikir ilmiah, pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah”. Melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri menurut Nuryani 2005:95 berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli penelitian. Dalam pendekatan inkuiri berarti guru merencanakan situasi sehingga siswa terdorong untuk menggunakan prosedur yang digunakan oleh para ahli penelitian untuk mengenali masalah, mengajukan pertanyaan, mengemukakan langkah-langkah penelitian, memberikan pemaparan yang ajeg, membuat ramalan, dan penjelasan yang menunjang pengalaman. Inkuiri menyediakan beraneka ragam pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang serta peluang bagi siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah, pengambilan putusan, dan penelitian sehingga memungkinkan bagi siswa menjadi pelajar sepanjang hayat. Menurut Tedjo Susanto 2001:38 “Inkuiri dimulai dengan peristiwa yang membingungkan yang mendorong individu mengerti artimaknanya”. Secara ilmiah siswa ingin mengerti sesuatu yang dihadapinya. Untuk mengerti inilah, siswa harus memiliki proses berpikir yang kompleks dan lebih terampil menghubung-hubungkan data menjadi konsep- konsep dan mampu menggunakannya ke dalam prinsip-prinsip yang lebih kausal. Jadi pada pendekatan inkuiri lebih dipentingkan proses dan strategi daripada isi dan penjelasan-penjelasan dari situasi suatu problem. Dan yang lebih penting yaitu mengantarkan siswa pada sikap bahwa semua pengetahuan adalah percobaan all knowledge is tentative. commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user Pendekatan inkuiri memiliki hubungan yang sangat erat dengan investigasipemecahan masalah. Sarkar dan Frazier 2008:30 “Penerapan investigasi dalam pendekatan inkuiri membuktikan bahwa siswa memiliki ketertarikan, rasa penasaran, dan pengetahuan”. Selain itu, investigasi membuat pendekatan inkuiri menjadi lebih bermakna karena dapat diaplikasikan dalam konteks nyata, tidak membatasi, tidak memutuskan hubungan, bukan imaginasi atau model abstrak. Pendekatan inkuiri memiliki beberapa fungsi di dalam proses pembelajaran. Beberapa fungsi pendekatan inkuiri menurut Nanang dan Cucu 2009:78, yaitu: membangun komitmen di kalangan siswa untuk belajar; membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran; membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap hasil temuannya. Sehingga dalam pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri membutuhkan keaktifan siswa dalam menemukan suatu temuan atau konsep yang akan menimbulkan rasa percaya diri dan terbuka. Berdasarkan fungsi pendekatan inkuiri tersebut, menunjukkan bahwa pendekatan inkuiri merupakan suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa student- centered 2 Macam-Macam Pendekatan Inkuiri Banyak ahli yang mempelajari mengenai pendekatan inkuiri dan membaginya menjadi beberapa macam. Misalnya Nuryani 2005:95 yang membagi inkuiri menjadi dua, yaitu: inkuiri terbimbing guided inquiry dan inkuiri bebas atau inkuiri terbuka free inkuiri. Pada inkuiri terbimbing guided inquiry guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Inkuiri terbimbing dapat dilakukan pada awal suatu pelajaran untuk siswa yang belum terbiasa, untuk kemudian dapat diikuti oleh open-ended inquiry atau inkuiri terbuka. Pada inkuiri terbuka, guru bertindak sebagai fasilitator, pertanyaan diajukan oleh siswa dan pemecahannya pun dirancang oleh siswa. Hasil dari pemecahan mungkin mengarah pada pertanyaan baru yang merupakan pengembangan dari masalah sebelumnya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user Selain itu, Mulyasa 2005:108-109 membagi pendekatan inkuiri menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut : 1 Inkuiri terbimbing guided inquiry, peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing; 2 Inkuiri bebas free inquiry, pada inkuiri bebas peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan; 3 Inkuiri bebas yang dimodifikasi modified free inquiry, pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian. Untuk lebih jelasnya, macam-macam pendekatan inkuiri dijelaskan secara rinci sebagai berikut: a Pendekatan Inkuiri Terbimbing Jika siswa belum berpengalaman untuk belajar inkuiri sebaiknya pada permulaan satuan belajarnya amat terstruktur atau dengan kata lain menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing. Pendekatan inkuiri terbimbing merupakan salah satu bentuk pendekatan inkuiri, yang mana situasi belajarnya terstruktur sehingga siswa dapat mengarahkan usahanya dengan baik. Dalam pembelajaran dengan pendekatan ini, guru memberikan panduan terstruktur untuk mengantarkan siswa menemukan konsep. Hal inilah yang membedakan bentuk pendekatan inkuiri terbimbing dengan bentuk inkuiri yang lainnya. Pendekatan inkuiri terbimbing cocok diterapkan karena adanya perbedaan-perbedaan individu dalam kelas. Inkuiri terbimbing menurut Paul Suparno 2007:68 merupakan inkuiri yang banyak dicampuri oleh guru. Guru banyak mengarahkan dan memberi petunjuk baik lewat prosedur lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses inkuiri. Bahkan guru sudah punya jawabannya, sehingga siswa tidak begitu bebas mengembangkan gagasan dan idenya. Guru memberikan persoalan dan siswa disuruh memecahkan persoalan itu dengan prosedur tertentu yang diarahkan oleh guru. siswa dalam menyelesaikan persoalan menyesuaikan dengan prosedur yang ditetapkan oleh guru. Campur tangan guru misalnya dalam pengumpulan data, guru sudah memberikan beberapa data dan siswa tinggal melengkapi. Guru banyak memberikan pertanyaan di sela-sela proses, sehingga commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user kesimpulan lebih cepat dan mudah diambil. Dengan pendekatan inkuiri terbimbing, kesimpulan akan selalu benar dan sesuai dengan kehendak guru. Menurut Nanang dan Cucu 2009:77 mengemukakan bahwa inkuiri terbimbing adalah pendekatan yang pelaksanaannya atas petunjuk guru. Guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak, bertujuan untuk mengarahkan siswa ke titik kesimpulan yang diinginkan. Selanjutnya, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya. Pendekatan inkuiri terbimbing biasanya digunakan terutama bagi siswa- siswa yang belum berpengalaman belajar. Pada tahap-tahap awal pengajaran diberikan bimbingan lebih banyak yaitu belajar pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Pertanyaan bisa berupa lisan maupun tertulis. Menurut Chiapetta dan Koballa 2010:125 menyatakan bahwa pendekatan inkuiri terbimbing merupakan pemberian struktur, arahan, isyaratpetunjuk oleh guru kepada siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Tantangan yang akan dirasakan oleh guru yaitu saat memberi bantuan informasi kepada siswa namun tidak berupa pernyataan secara langsung melainkan berupa pertanyaan yang membimbing. b Pendekatan Inkuiri yang Dimodifikasi Metode ini berlainan dengan metode “guided inquiry”, yaitu guru hanya memberikan problem saja dan kemudian siswa diundang untuk memecahkan problem tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, danatau melalui melalui prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya. Guru hanya menyajikan problem dan biasanya menyediakan bahan atau alat-alat yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Kemudian siswa diberi kebebasan yang cukup luas untuk memecahkan problemnya. Menurut Joice dan Weil 2000:176 mengemukakan bahwa tujuan dari inkuiri yaitu untuk membantu siswa mengembangkan proses mental dan kemampuan berpikir yang dibuuhkan untuk memunculkan suatu pertanyaan dan mencari jawaban atas pertanyaan tersebut dengan didasari oleh rasa penasaran dan rasa ingin tahu siswa. commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user Di dalam pendekatan inkuiri yang telah dimodifikasi, siswa harus didorong untuk memecahkan problem-problem dalam kerja kelompok maupun perorangan. Guru merupakan narasumber yang tugasnya memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin bahwa siswa tidak menjadi frustasi atau gagal. Bantuan yang diberikan harus berupa pertanyaan-pertanyaan yang membantu siswa mengerti arah pemecahan suatu problem, bukannya menjelaskan tentang apa yang harus dilakukan. Menurut Nanang dan Cucu 2009:77 menyatakan bahwa inkuiri yang bebas dimodifikasimodified free inquiry adalah masalah yang diajukan guru didasarkan teori yang sudah dipahami siswa. Tujuannya untuk melakukan penyelidikan dalam membuktikan kebenarannya. Dalam suatu pendekatan inkuiri yang telah dimodifikasi, siswa harus didorong untuk memecahkan masalah sains dalam kerja kelompok atau perseorangan. Guru merupakan narasumber yang tugasnya harus memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin bahwa siswa tidak menjadi frustasi atau gagal. Bantuan yang diberikan dalam pendekatan inkuiri harus berupa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang memungkinkan siswa dapat berpikir dan menemukan cara-cara penelitian yang tepat. 3 Keunggulan Inkuiri Beberapa keunggulan mengajar dengan menggunakan pendekatan inkuiri menurut Nanang dan Cucu 2009:79 antara lain adalah: membantu siswa untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif; memperoleh pengetahuan secara individual; membangkitkan motivasi dan gairah belajar siswa; memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat; memperkuat dan menambak kepercayaan diri karena pembelajaran berpusat kepada siswastudent centered dengan peran guru yang sangat terbatas. Wina Sanjaya 2006:208 mengemukakan beberapa kelebihan pendekatan inkuiri sebagai berikut: pendekatan ini menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang; dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya; merupakan pendekatan yang sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user berkat adanya pengalaman; dan pendekatan ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus sehingga tidak terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. 4 Kelemahan Inkuiri Selain terdapat keunggulan, menurut Nanang dan Cucu 2009:79 pendekatan inkuiri juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu: siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental; jumlah siswa yang banyak menyebabkan hasil yang dicapai menggunakan pendekatan ini tidak memuaskan; guru dan siswa yang terbiasa dengan pendekatan konvensional menyebabkan pendekatan ini mengecewakan; pendekatan ini lebih mementingkan proses penemuan konsep, kurang memperhatikan perkembangan sikap dan ketrampilan siswa. Menurut Wina Sanjaya 2006:208 menyebutkan kelemahan pendekatan inkuiri, yaitu: dalam penggunaannya sulit dalam mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa, sulit dalam perencanaan pembelajarannya karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar, dan dalam pengimplementasiannya membutuhkan waktu yang sangat panjang. 5 Langkah-langkah Pendekatan Inkuiri Pendekatan inkuiri melalui langkah-langkah menggunakan prinsip metode ilmiah atau saintifik dalam menemukan suatu prinsip, hukum, ataupun teori. Langkah-langkah pendekatan inkuiri menurut Paul Suparno 2007:65-66 yaitu: merumuskan persoalan, membuat hipotesis, melakukan percobaan untuk mengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh, dan mengambil kesimpulan dari kebenaran hipotesis. Proseslangkah-langkah pendekatan inkuiri dapat disebut juga proses pendekatan induktif, yaitu dari pengalaman lapangan untuk mencari generalisasi dan konsep umum. Langkah-langkah pelaksanaan pendekatan inkuiri menurut Nanang dan Cucu 2009:78 yang harus diperhatikan antara lain: 1. mengidentifikasi kebutuhan siswa; 2. seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari; 3. seleksi masalah atau bahan yang akan dipelajari; commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user 4. menentukan peranan yang akan dilakukan masing-masing peserta didik; 5. mengecek pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan; 6. mempersiapkan setting kelas; 7. mempersiapkan fasilitas yang diperlukan; 8. memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan dan penemuan; 9. menganalisis sendiri atas data temuan; 10. merangsang terjadinya dialog interaktif antar peserta didik; 11. memberi penguatan kepada peserta didik untuk giat dalam melakukan penemuan; 12. memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil temuannya. Berdasarkan National Research Council Smith, Thomas. M, Laura M Desimone; Timothy L Zeidner; Alfred C Dunn, 2007:171 menyusun kriteria yang termasuk ke dalam delapan kriteria khusus pendekatan inkuiri di dalam kelas tingkat sekolah menengah yaitu: a. Mengidentifikasi pertanyaan yang dapat dipecahkan melalui investigasi sains b. Mendesain dan menyusun investigasi sains c. Menggunakan perlengkapan dan teknik tertentu untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasikan data. d. Berpikir kritis dan logis untuk membuat hubungan antara bukti dan penjelasannya. e. Mengenali dan menganalisa penjelasan dan dugaan alternatif f. Mengkomunikasikan prosedur ilmiah dan penjelasannya g. Menggunakan metematika di semua aspek inkuiri sains. Trianto 2007:142 menyatakan, bahwa kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: Mengajukan pertanyaan atau permasalahan; merumuskan hipotesis, merupakan jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data; Mengumpulkan data, yang dihasilkan dapat berupa table, matrik, atau grafik; Analisis data, siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh; Membuat kesimpulan, merupakan langkah penutup dari pembelajaran inkuiri yang berdasarkan data yang diperoleh siswa. Smith et all 2007:170 juga menyatakan bahwa jenis pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri memperlihatkan perlakuan pembelajaran yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user standar dalam proses pembelajaran aktif, yang meliputi: mengamati observation; mengajukan pertanyaan; mengumpulkan buku dan informasi lain yang sudah ada; merencanakan investigasipenelitian; mempelajari kembali hasil dari percobaan yang telah dilakukan sebagai pembuktian; menggunakan perlengkapan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data; memberikan jawaban, penjelasan, dan dugaan; dan mengkomunikasikan hasilnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendekatan inkuiri manggunakan metode ilmiah dalam menyelidiki atau memcahkan suatu masalah. Inkuiri menurut Joyce dan Weil 2000:179 memiliki lima fase yaitu: confrontation, data gathering, experimentation, organize, dan analyze. Berarti dalam melakukan inkuiri dibutuhkan konfrontasi confrontation siswa terhadap situasi yang membingungkan dan menjadi masalah yang harus dipecahkan dan di cari solusinya. Untuk mencari pemecahannya dibutuhkan pengumpulan data-data data gathering, kemudian setelah data terkumpul dibuktikan menggunakan suatu percobaan experimentation. Dari percobaan tersebut, siswa memperoleh dan menyusun informasi baru organize dan mencoba untuk membahasnya. Setelah itu, siswa menganalisa data analyze untuk memperoleh strategi pemecahan masalah menggunakan inkuiri. Didukung pendapat yang dikemukakan oleh Tedjo Susanto 2001:39, langkah-langkah pendekatan inkuiri terdiri dari lima fase, yaitu: fase berhadapan dengan masalah; fase pengumpulan data untuk klasifikasi; fase pengumpulan data dalam eksperimentasi; fase formulasi penjelasan; dan fase analisa proses inkuiri. Siswa pada awalnya, apabila dihadapkan dalam situasi problematis belum dapat menuntun pikirannya atau mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang diharapkan. Oleh karena itu, peran guru sangat dibutuhkan dalam membiasakan siswa untuk menghadapi masalah sedini mungkin. c. Pendekatan Konvensional 1 Pengertian Pendekatan Konvensional Pendekatan ekspositori disebut juga mengajar konvensional. Menurut Syaiful Sagala 2008:78 pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa tingkah laku dari penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh gurupengajar. commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user Siswa dipandang sebagai objek yang menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru. Guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan, yang dikenal dengan istilah kuliah, ceramah, dan lecture. Dengan pendekatan ini diharapkan siswa mampu menangkap dan mengungkapkan kembali informasipengetahuan yang telah diberikan oleh guru. Dalam pendekatan ini menunjukkan guru berperan lebih banyak melakukan aktivitas dibandingkan siswa, karena guru yang mengelola dan mempersiapkan bahan pelajaran secara tuntas, sedangkan siswa berperan pasif karena hanya menerima bahan ajaran yang disampaikan oleh guru. Langkah- langkah pendekatan konvensional menurut Syaiful Sagala 2008:79-80 yaitu: persiapan, pertautan, penyajian dan evaluasi. Dalam pendekatan ini guru menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik dan lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Pendekatan ini menyiasati dan merencanakan agar semua komponen pembentukan sistem instruksional mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa. Kelebihannya adalah siswa dapat memperoleh semua fakta, prinsip, dan konsep yang dibutuhkan. Dengan tercapainya tingkat penguasaan hasil pelajaran yang tinggi, maka akan menunjukkan sikap mental yang sehat pada siswa yang bersangkutan. Namun demikian kadangkala dalam interaksinya dengan siswa, guru menggunakan komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi. Ini menyebabkan kegiatan belajar siswa kurang optimal, karena hanya terbatas pada mendengarkan uraian guru. Dalam konteks ini ekspositori dapat dikatakan sebagai guru menyampaikan materi dan siswa menerima materi yang disampaikan. Pendekatan konvensionalekspositori biasanya menggunakan metode ceramah atau metode diskusi. Pendekatan pembelajaran konvensional dapat memberikan hasil yang optimal apabila pengajar mampu menggunakannya dengan benar, memperhatikan kemampuan siswa, menerapkan berbagai metode yang sesuai, melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan bakat dan kemampuannya melalui latihan yang terpadu dengan kegiatan pengajaran. Dalam konteks ini dapat dikatakan commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user bahwa pendekatan konvensional menuntut peran pengajar dan koordinasi lembaga pendidikan untuk menerapkannya sesuai dengan jenjang pendidikan, pendayagunaan metode-metode yang sesuai dengan fasilitas pendukungnya. Dengan usaha demikian, penerapan pendekatan ini akan dapat memberi hasil guna yang memuaskan terutama pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran. Hal ini berarti semakin efektif penerapan pendekatan konvensional dalam menjamin pencapaian tujuan pengajaran, maka hasil belajar siswa akan dapat dicapai. Dengan demikian dapat dikatakan pendekatan konvensional mempunyai tujuan yang berarti dengan pencapaian hasil belajar. 2 Metode yang Digunakan dalam Pendekatan Konvensional a Pengertian Metode Ceramah Jacobsen. David A, Paul Eggen dan Donald Kauchak 2009:215 mengemukakan bahwa ”prevalensi tentang ceramah sebagai pendekatan pengajaran sesungguhnya cukup paradoksial”. Meskipun ceramah merupakan pendekatan yang paling banyak dari seluruh pendekatan pembelajaran, namun justru pendekatan tersebut yang paling sering digunakan. Walaupun metode ini pengajarannya hanya dengan lisan saja, namun bukan berarti metode ini langsung dianggap jelek. Bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya. Metode ceramah menurut Nuryani 2005:104-105 adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Sesuai dengan pernyataan Hasibuan dan Mudjiono 2004:13 “Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan”. Metode ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. Penggunaan metode ceramah dapat disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Dalam pemaparan materi yang cukup banyak, guru dapat membuat rangkuman dan menampilkannya dalam bentuk bagan. Metode ceramah ini pada umumnya dipandang sebagai metode yang memiliki kadar CBSA yang sangat rendah. Penggunaan metode ceramah commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user membuat siswa kurang dirangsang kreativitasnya dan tidak membuat siswa aktif mengemukakan pendapat, serta tidak dibiasakan mencari dan mengolah informasi. Pada kenyataannya walaupun metode ceramah mempunyai kelemahan dalam beberapa hal, tetapi ketika guru menggunakan suatu metode, diskusi misalnya, pasti juga akan menggunakan metode ceramah walaupun dalam kadar rendah. Salah satu upaya metode ceramah menjadi lebih efektif adalah dengan memberi bahan yang akan diceramahkan sebatas rambu-rambu agar siswa dapat mengikuti dan mengatasi kejenuhan serta keterlambatan dalam menyimak. b Kelebihan Metode Ceramah Menurut Jacobsen et all 2009:215 ceramah mempunyai tiga kelebihan. Kelebihan tersebut yaitu: ketika periode perencanaan terbatas untuk menyusun konten, ceramah justru menghemat waktu dan tenaga; fleksibel ceramah hampir bisa digunakan untuk semua bidang konten; dan relatif sederhana jika dibandingkan dengan strategi-strategi pengajaran yang lain. Selain itu, pendekatan konvensional memiliki beberapa kelebihan. Kelebihannya, yaitu: Dapat menampung kelas besar, tiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk mendengarkan; bahan pengajaran atau keterangan dapat diberikan secara lebih urut oleh guru; guru dapat memberikan tekanan terhadap hal-hal yang penting, sehingga waktu dan energi dapat digunakan sebaik mungkin; isi silabus dapat diselesaikan dengan lebih mudah, karena guru tidak harus menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa; kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran, tidak menghambat dilaksanakannya pelajaran dengan metode ini; kelas relatif teratur, tenang, dan tidak ramai; daya serap dan target kurikulum pembelajaran guru dapat tercapai. c Kekurangan Metode Ceramah Menurut Jacobsen et all 2009:215-217 meskipun keuntungan, efisiensi, dan penggunaan metode ceramah yang sangat luas, ceramah juga mempunyai beberapa kekurangan penting, yaitu: tidak efektif untuk menarik dan mempertahankan perhatian siswa; ceramah tidak memungkinkan guru untuk memeriksa persepsi dan pemahaman siswa yang tengah berkembang; meskipun commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user relatif mudah bagi guru, ceramah sering kali memaksakan sebuah muatan kognitif yang berat pada siswa sehingga informasi seringkali diabaikan sebelum siswa sempat mampu men-encoding-nya dalam ingatan jangka panjangnya; Ceramah menempatkan siswa pada peran yang pasif. Kekurangan metode ceramah yang lain menurut Hasibuan dan Mudjiono 20004:13 yaitu siswa cenderung pasif, pengaturan secara klasikal ditentukan oleh pengajar, kurang cocok untuk pembentukan ketrampilan dan sikap, dan cenderung menempatkan pengajar sebagai otoritas terakhir. d. Perbedaan Pendekatan Pembelajaran yang Digunakan Banyak ahli yang menyamakan antara pendekatan inkuiri dan pendekatan discovery, namun banyak juga para ahli yang menyatakan bahwa antara pendekatan inkuiri dan pendekatan discovery berbeda. Pendekatan discovery adalah suatu kegiatan atau pelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Sedangkan pendekatan inkuiri adalah suatu perluasan proses- proses discovery yang digunakan dalam cara-cara yang lebih dewasa. Dalam pendekatan inkuiri mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya dibandingkan pendekatan inkuiri. Perbedaan antara pendekatan discovery dan inkuiri dapat dijelaskan sebagai berikut: Dalam proses menemukan discovery, siswa menggunakan proses-proses mentalnya untuk menemukan konsep atau prinsip. Proses-proses mental ini meliputi: mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaanramalan, memeriksa, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Dalam proses menyelidiki inquiry, siswa mungkin menggunakan semua proses mental untuk menemukan konsep atau prinsip, ditambah proses-proses mental lain yang memberikan ciri-ciri seorang dewasa yang sudah matang. Misalnya: merumuskan problem, mendisain eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, mempunyai sikap- sikap ilmiah misalnya objektif, jujur, hasrat ingin mengetahui, keterbukaan, menghargai pendapat orang lain, kerendahan hati, dan sebagainya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user Perbedaan antara inkuiri terbimbing dengan inkuiri yang dimodifikasi, yaitu: dalam proses belajar mengajar menggunakan inkuiri terbimbing, guru memberikan struktur yang cukup luas dalam pelajarannya, dan siswa melakukan penyelidikan melalui prosedur selangkah demi selangkah. Guru membimbing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing dan peran guru masih sangat besar dalam pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan inkuiri yang dimodifikasi, guru memberikan problem dan menyediakan alat-alat yang diperlukan, tetapi memberikan semangat kepada siswa agar bekerja sendiri mencari prosedur pemecahan problemnya. Peranan guru didalam pembelajaran sangat kecil dan dalam pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri yang dimodifikasi menuntut peranan aktif siswa. Pendekatan inkuiri menurut Mulyasa 2005:108-109 dibagi menjadi Guided Inquiry, Modified Free Inquiry, Free inquiry. Ketiga pendekatan inkuiri tersebut, masing-masing memiliki beberapa perbedaan. Adapun perbedaan ketiga macam pendekatan inquiry menurut Bonnstetter 1998:1 disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Perbedaan Macam-Macam Pendekatan Inkuiri Aspek Guided inquiry Modified Free Inquiry Free inquiry Rumusan masalah Dari guru Dari guru Dari guru Pembatasan masalah Dilakukan guru Dilakukan gurusiswa Dilakukan siswa Pedoman Berupa pertanyaan- pertanyaan membimbing Berupa pertanyaan- pertanyaan yang membimbing Berupa pertanyaan- pertanyaan yang membimbing Prosedur KerjaDesain Guru yang merancang dan siswa yang melakukan Siswa yang merancang dan melakukan, dapat dibantu guru Siswa yang merancang dan melakukan Analisis Hasil Dilakukan siswa Dilakukan siswa Dilakukan siswa Menarik Kesimpulan Dilakukan siswa Dilakukan siswa Dilakukan siswa Bonnstetter 1998 commit to user perpustakaan.uns.ac.id commit to user Tabel 2. Perbedaan Antara Pendekatan Inkuiri dengan Pendekatan Konvensional Pendekatan Pembelajaran No Pendekatan Inquiry Pendekatan Konvensional 1 Siswa dapat berperan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran Guru berperan lebih akif dalam kegiatan pembelajaran 2 Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa student centered Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru teacher centered 3 Guru sebagai fasilitator Guru penentu keberhasilan kegiatan pembelajaran 4 Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan intelektual, berpikir kritis, analitis dan memecahkan masalah secara ilmiah Bertujuan memudahkan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai pada siswa melalui pemberian informasi, ceramah tentang materi pelajaran 5 Melatih siswa mengadakan penelitian melalui latihan penemuan secara ilmiah Siswa mendengar, menghapal, dan mencatat informasi-informasi dari guru

B. Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 2 94

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAJARAN BIOLOGI DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BABALAN KABUPATEN LANGKAT TAHUN PEMBELAJARAN 2011 / 2012.

0 1 14

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG STRATEGI BELAJAR GROUP RESUME DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 13

PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI KELAS X SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 8

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DENGAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KALIJAMBE SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010.

0 0 9

PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 1 1

Pengaruh Penggunaan Strategi Inside Outside Circle (Ioc) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Sma Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 11

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 7

Implikasi Pendekatan Inkuiri terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta | Bowo Sugi | Bio-Pedagogi 5507 11801 1 SM

0 0 7