Deskripsi Lokasi Penelitian Analisis Multivariat

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kecamatan Medan Tuntungan merupakan salah satu kecamatan dalam Kota Medan Propinsi Sumatera Utara, yang berbatasan sebelah Timur dengan kecamatan Pancur Batu. Sebelah Barat dengan kecamatan Sunggal Deli serdang, sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Medan Johor, sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Pancur Batu Deli Serdang Data dasar Kecamatan Simalingkar, 2009. Puskesmas Simalingkar terletak di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan. Kecamatan Medan Tuntungan terdiri dari 9 kelurahan dengan jumlah penduduk 94.149 jiwa terdiri dari 47.188 jiwa laki-laki dan 46.961 jiwa perempuan. Data dasar Kecamatan Simalingkar. 2009 Sarana-sarana pendukung Puskesmas Simalingkar adalah 1 buah bangunan Puskesmas, 2 buah Puskesmas Pembantu, 35 Posyandu, dan 1 buah ambulance sebagai Puskesmas Keliling yang memberikan pelayanan ke masyarakat serta membawa pasien rujukan ke rumah sakit Data Dasar Puskesmas Simalingkar, 2009. Pelaksanaan imunisasi di Kecamatan Medan Tuntungan dilakukan mulai dari Posyandu, Puskesmas Pembantu, dan Puskesmas. Imunisasi dilakukan oleh juru imunisasi yang berjumlah 6 orang di Puskesmas. Pada Puskesmas Pembantu jumlah 41 Universitas Sumatera Utara juru imunisasi 4 orang. Pelaksanaan Posyandu dilakukan oleh juru imunisasi dan dibantu oleh kader. Kader merupakan salah satu tenaga yang sangat dibutuhkan terutama dalam pelaksanaan posyandu yang dilakukan 1 bulan sekali di setiap Kelurahan. Peran kader dalam hal ini cukup penting seperti mengingatkan masyarakat jadwal Posyandu dan mengajak masyarakat untuk datang ke Posyandu. Jumlah kader di wilayah Puskesmas Simalingkar adalah sebanyak 175 kader Data Dasar Puskesmas Simalingkar, 2009

4.2. Analisis Univariat

Analisis Univariat yaitu untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan persentase dari variabel yang diteliti baik variabel independen maupun variabel dependen yang meliputi komunikasi petugas kesehatan metode, media, strategi pesan, isi pesan dukungan tokoh agama dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan emosional dan perilaku ibu balita dalam imunisasi campak. Universitas Sumatera Utara

4.2.1 Komunikasi Petugas Kesehatan

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Metode, Media, Strategi Pesan, Isi Pesan Komunikasi Petugas Kesehatan No. Variabel Frekuensi 1. Metode - Baik 43 53,8 - Kurang 37 46.2 Jumlah 80 100,0 2 . Media - Baik 35 43,8 . - Kurang 45 56,2 Jumlah 80 100 3. Strategi Pesan - Baik 57 71,2 - Kurang 23 28,8 Jumlah 80 100 4. Isi Pesan - Baik 60 75 - Kurang 20 25 Jumlah 80 100 Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa responden yang berpendapat metode komunikasi dari petugas kesehatan baik sebanyak 53,8 atau 43 responden, sedangkan responden yang berpendapat metode komunikasi dari petugas kesehatan kurang sebanyak 46,2 atau 37 responden. Responden yang berpendapat media komunikasi dari petugas kesehatan baik sebanyak 43,8 atau 35 responden, sedangkan responden yang berpendapat media komunikasi dari petugas kesehatan kurang sebanyak 56,2 atau 45 responden. Universitas Sumatera Utara Responden berpendapat strategi pesan yang disampaikan petugas kesehatan baik sebanyak 71,2 atau 57 responden, sedangkan responden yang berpendapat strategi pesan yang disampaikan petugas kesehatan kurang sebanyak 28,8 atau 23 responden. Responden yang berpendapat isi pesan yang disampaikan petugas kesehatan baik sebanyak 75 atau 60 responden, sedangkan responden yang berpendapat isi pesan yang disampaikan petugas kurang sebanyak 25 atau 20 responden.

4.2.2 Dukungan Tokoh Agama

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Dukungan Instrumental, Dukungan Informasional, Dukungan Emosional Tokoh Agama No. Variabel Frekuensi 1. Dukungan Instrumental - Baik 53 66,2 - Kurang 27 33,8 Jumlah 80 100 2. Dukungan Informasional - Baik 51 63,8 - Kurang 29 36,2 Jumlah 80 100 3. Dukungan Emosional - Baik 54 67,5 - Kurang 26 32,5 Jumlah 80 100 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.2. dapat dilihat responden berpendapat dukungan instrumental dari tokoh agama baik sebanyak 66,2 atau 53 responden, sedangkan responden yang berpendapat dukungan instrumental dari tokoh agama kurang sebanyak 33,8 atau 27 responden. Responden berpendapat dukungan informasional dari tokoh agama baik sebanyak 63,8 atau 61 responden, sedangkan responden yang berpendapat dukungan informasional dari tokoh agama kurang sebanyak 36,2 atau 29 responden. Responden berpendapat dukungan emosional dari tokoh agama baik sebanyak 67,5 atau 54 responden, sedangkan responden yang berpendapat dukungan emosional dari tokoh agama kurang sebanyak 32,5 atau 26 responden. 4.2.3 Perilaku Ibu Balita Dalam Imunisasi Campak Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu Balita Dalam Imunisasi Campak No. Dukungan Emosional Frekuensi 1. Diberikan imunisasi campak 61 76,2 2. Tidak diberikan imunisasi 19 23,8 campak Jumlah 80 100 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa 76,2 responden memberikan imunisasi campak pada balitanya, sedangkan tidak memberikan imunisasi campak 23,8 responden.

4.3. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun variabel independen adalah komunikasi petugas kesehatan metode, media, strategi pesan, isi pesan , dukungan tokoh agama dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan emosional, sedangkan variabel dependen adalah perilaku ibu balita dalam imunisasi campak. Juga dimaksudkan untuk menentukan kandidat multivariat, dari variabel independen metode, media, strategi pesan, isi pesan yang dapat dijadikan kandidat untuk diuji dengan regresi logistik berganda. Universitas Sumatera Utara 4.3.1. Hubungan Komunikasi Petugas Kesehatan metode, media, strategi pesan, isi pesan terhadap Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi Campak Tabel 4.4. Distribusi Komunikasi Petugas Kesehatan dan Perilaku Ibu Balita Dalam Imunisasi Campak Di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan No Komunikasi Petugas Perilaku Ibu Balita dalam X Kesehatan imunisasi Campak Total p Value diberi imunisasi tidak diberi Imunisasi n n n 1. Metode - Baik 42 97,7 1 2,3 43 100 21,077 - Kurang 19 51,4 18 48,6 37 100 0,000 2. Media - Baik 32 91,4 3 8,6 35 100 6,496 - Kurang 29 64,4 16 35,6 45 100 0,011 3. Strategi Pesan - Baik 48 84,2 9 15,8 57 100 5,493 - Kurang 13 56,5 10 43,5 23 100 0,019 4. Isi Pesan - Baik 51 85,0 9 15,0 60 100 8,306 - Kurang 10 50,0 10 50,0 20 100 0,004

4.3.1.1. Hubungan Metode terhadap Perilaku ibu Balita dalam Imunisasi

Campak Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 43 responden yang menyatakan metode komunikasi petugas kesehatan baik, 97 memberikan imunisasi campak pada balitanya, dan 2,3 tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya. Universitas Sumatera Utara Sedangkan dari 37 responden yang menyatakan metode komunikasi petugas kesehatan kurang, 51,4 memberikan imunisasi campak pada balitanya dan 48,6 tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya. Hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan probabilitas p lebih kecil dari α 0,000 0,05 berarti menunjukkan bahwa ada hubungan metode komunikasi petugas kesehatan terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.

4.3.1.2. Hubungan Media terhadap Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi Campak

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 35 responden yang menyatakan media komunikasi petugas kesehatan baik, 91,4 memberikan imunisasi campak pada balitanya, dan 8,6 tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya. Sedangkan dari 45 responden yang menyatakan media komunikasi petugas kesehatan kurang, 64,4 memberikan imunisasi campak pada balitanya dan 35,6 tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya. Hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan probabilitas p lebih kecil dari α 0,011 0,05 berarti menunjukkan bahwa ada hubungan media komunikasi petugas kesehatan terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan. Universitas Sumatera Utara

4.3.1.3. Hubungan Strategi Pesan terhadap Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi Campak

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 57 responden yang menyatakan strategi pesan yang disampaikan petugas kesehatan baik, 84,2 memberikan imunisasi campak pada balitanya, dan 15,8 tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya. Sedangkan dari 23 responden yang menyatakan strategi pesan yang disampaikan petugas kesehatan kurang, 56,5 memberikan imunisasi campak pada balitanya dan 43,5 tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya. Hasil uji statistik dengan Chi-square menunjukkan probabilitas p lebih kecil dari α 0,019 0,05 berarti ini menunjukkan bahwa ada hubungan strategi pesan yang disampaikan petugas kesehatan terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.

4.3.1.4. Hubungan Isi Pesan terhadap Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi Campak

Dari tabel 4.4. dapat diketahui bahwa dari 60 responden yang menyatakan isi pesan yang disampaikan petugas kesehatan baik, 85 memberikan imunisasi campak pada balitanya, dan 15 tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya. Sedangkan dari 20 responden yang menyatakan isi pesan yang disampaikan petugas kesehatan kurang, 50 memberikan imunisasi campak pada balitanya dan 50 tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya. Hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukan probabilitas p lebih kecil dari α 0,005 0,05, berarti ini menunjukkan bahwa ada hubungan isi pesan Universitas Sumatera Utara yang disampaikan petugas kesehatan terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.

4.3.2. Hubungan Dukungan Tokoh Agama terhadap Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi Campak

Tabel 4.5. Distribusi Dukungan Tokoh Agama terhadap Perilaku Ibu Balita dalam Pemberian Imunisasi Campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Perilaku Ibu Balita dalam No. Dukungan Tokoh Imunisasi Campak Total X Agama p Value diberi imunisasi tidak diberi imunisasi n n n 1. Dukungan Instru- mentalis - Baik 51 96,2 2 3,8 53 100 31,413 - Kurang 10 37,0 17 63,0 27 100 0,000 2. Dukungan infor- masional - Baik 47 92,2 4 7,8 51 100 7,309 - Kurang 14 48,3 15 51,7 29 100 0,000 3. Dukungan emosi- onal - Baik 50 92,6 4 7,4 54 100 21,807 - Kurang 11 42,3 15 57,7 26 100 0,000 Universitas Sumatera Utara

4.3.2.1 Hubungan Dukungan Instrumental terhadap Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi Campak

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 53 responden yang menyatakan dukungan instrumental dari tokoh agama baik, 96,2 memberikan imunisasi campak pada balitanya, dan 3,8 tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya. Sedangkan dari 27 responden yang menyatakan dukungan instrumental dari tokoh agama kurang, 37 memberikan imunisasi campak pada balitanya dan 63 tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya. Hasil uji statistik dengan Chi-square menunjukkan probabilitas p lebih kecil dari α 0,000 0,05 berarti ini menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan instrumental dari tokoh agama terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.

4.3.2.2 Hubungan Dukungan Informasional terhadap Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi Campak

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 51 responden yang menyatakan dukungan informasional dari tokoh agama baik, 92,2 memberikan imunisasi campak pada balitanya, dan 7,8 tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya. Sedangkan dari 29 responden yang menyatakan dukungan informasional dari tokoh agama kurang, 48,3 memberikan imunisasi campak pada balitanya dan 51,7 tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya. Universitas Sumatera Utara Hasil uji statistik dengan Chi-square menunjukkan probabilitas p lebih kecil dari α 0,000 0,005 berarti ini menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan informasional dari tokoh agama terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan. 4.3.2.3 Hubungan Dukungan Emosional terhadap Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi Campak Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dari 54 responden yang menyatakan dukungan emosional dari tokoh agama baik, 92,6 memberikan imunisasi campak pada balitanya, dan 7,4 tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya. Sedangkan dari 26 responden yang menyatakan dukungan emosional dari tokoh agama kurang, 42,3 memberikan imunisasi campak pada balitanya dan 57,7 tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya. Hasil uji statistik dengan Chi-square menunjukkan probabilitas p lebih kecil dari α 0,000 0,05 berarti ini menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan emosional dari tokoh agama terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.

4.3.3 Pemilihan Variabel Kandidat Multivariat

Dalam penelitian ini terdapat 7 variabel yang diduga berhubungan dengan perilaku ibu balita dalam imunisasi campak yaitu metode, media, strategi pesan, isi pesan, dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan emosional. Untuk menentukan variabel yang menjadi kandidat dalam uji multivariat, ketujuh variabel Universitas Sumatera Utara tersebut terlebih dahulu dilakukan analisis bivariat dengan variabel dependen perilaku ibu balita dalam imunisasi campak. Hasil analisis bivariat antara variabel independen dan variabel dependen dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.6. Hasil Pemilihan Variabel Kandidat Multivariat No Variabel B Wald P Value 1 Metode 3,684 11.987 0,001 2 Media 1,772 6,806 0,009 3 Strategi Pesan 1,412 6,451 0,011 4. Isi Pesan 1,735 9,098 0,003 5 Dukungan instrumental 3,769 20,942 0,000 6 Dukungan informasional 2.533 15,671 0,000 7 Dukungan Emosional 2,836 18,809 0,000 Dari hasil analisis yang dilakukan ternyata semua variabel Independen Metode, Media, Strategi Pesan,Isi Pesan, Dukungan Instrumental, Dukungan Informasional, Dukungan Emosional memiliki p value 0,025, sehingga dapat dijadikan kandidat untuk diuji dengan Regresi Logistik Berganda.

4.4. Analisis Multivariat

Analisis Multivariat bertujuan untuk mengetahui variabel independen metode, media, strategi pesan, isi pesan, dukungan instrumental,dukungan informasional, dukungan emosional mana yang berpengaruh terhadap variabel dependen perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan. Dalam uji ini semua variabel kandidat diuji secara Universitas Sumatera Utara bersamaan dengan Regresi Logistik Berganda. Hasil dari analisis ini dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 4.7. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Berganda Antara Variabel Independen dan Variabel Dependen No Variabel B Wald P Value 1 Metode 5,241 4.348 0,037 2 Media 7,407 5,242 0,022 3 Strategi Pesan 1,331 0,440 0,507 4 Isi Pesan 5,435 4,665 0,031 5 Dukungan emosional -3,419 3,638 0,056 6 Dukungan instrumental 5,427 5,736 0,017 7 Dukungan informasional 5,361 4,743 0,029 Dari hasil diatas dapat dilihat ada variabel yang p value – nya diatas 0,05. Dengan demikian perlu dilakukan pengeluaran variabel dari model. Pengeluaran model dilakukan secara bertahap satu persatu dimulai dari variabel yang p value-nya yang terbesar, sehingga semua variabel memiliki p value 0,05. Semua variabel memiliki nilai p value 0,05 sehingga dapat dilanjutkan dengan uji regresi logistik berganda dimana variabel metode, media, isi pesan, dukungan instrumental, dukungan informasional diuji secara bersamaan dengan Exp B 95 . Hasil analisis dapat dilihat dari tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Berganda Antara Metode, Media, Isi Pesan, Dukungan Instrumental, Dukungan Informasional Dengan Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi Campak Dengan Exp. B 95 No Variabel B Wald P Value 95 CI 1. Metode 3,674 5,040 0,025 974,819-1,594 2 Media 4,792 5,029 0,025 7948,740-1,829 3 Isi Pesan 3,494 4,370 0,037 870,618-1,243 4 Dukungan Instrumental 3,797 6,433 0,011 838,525-2,370 5 Dukungan Informasional 3,327 4,506 0,034 601.247-1,291 Dari keseluruhan proses analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kelima variabel independen metode, media,isi pesan,dukungan instrumental dan dukungan informasional memiliki nilai p value 0,05 sehingga kelima variabel independen tersebut secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak. Dari komunikasi petugas kesehatan variabel yang paling berpengaruh adalah variabel media dengan nilai B sebesar 4,792. Sedangkan dari dukungan tokoh agama variabel yang paling berpengaruh adalah variabel dukungan instrumental dengan nilai B sebesar 3,797. Adapun variabel yang paling berpengaruh diantara ke lima variabel tersebut adalah variabel media, karena mempunyai nilai B yang paling besar yaitu 4,792. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Komunikasi Petugas Kesehatan terhadap Perilaku Ibu Balita

dalam Imunisasi Campak Hasil uji Multivariat dengan uji logistik berganda diketahui bahwa dari variabel komunikasi petugas kesehatan yaitu metode p-value 0,025, media p-value 0,025 dan isi pesan p-value 0,037. Ketiga variabel mempunyai nilai p-value 0,05 sehingga variabel tersebut secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak. Variabel strategi pesan mempunyai nilai p-value 0,507 yang berarti variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa secara umum, komunikasi memberikan pengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan. Ini dibuktikan pada hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa komponen metode, media, isi pesan memberikan pengaruh pada perilaku ibu balita dalam imunisasi campak. Strategi pesan tidak memberikan pengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak dalam penelitian ini. Dalam hal ini strategi pesan adalah berbagai strategi atau teknik yang dilakukan petugas kesehatan kepada ibu-ibu balita dalam upaya agar ibu-ibu mau mengimunisasikan campak anaknya. Berdasarkan 56 Universitas Sumatera Utara