Aspek pangan Aspek budaya dan bahasa

Pada Gambar 2.10 terlihat Di Indonesia beras terbagi atas beberapa jenis beras yang ada di Indonesia yaitu : 1 Beras biasa yang berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20. Beras ini mendominasi pasar beras. 2 Beras merah akibat aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu. 3 Beras hitam sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam. 4 Ketan atau beras ketan, berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin. Beberapa jenis beras mengeluarkan aroma wangi bila ditanak misalnya Cianjur Pandanwangi atau Rajalele. Bau ini disebabkan beras melepaskan senyawa aromatik yang memberikan efek wangi. Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi objek rekayasa genetika beras.

2.9.4 Aspek pangan

Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok terpenting warga dunia. Beras juga digunakan sebagai bahan pembuat berbagai macam panganan dan kue-kue, terutama yang berasal dari ketan, termasuk pula untuk dijadikan tapai. Selain itu, beras merupakan komponen penting bagi jamu beras kencur dan param. Minuman yang populer dari olahan beras adalah arak dan air tajin. Dalam bidang industri pangan, beras diolah menjadi tepung beras. Sosohan beras lapisan aleuron yang memiliki kandungan gizi tinggi, diolah menjadi tepung bekatul rice bran. Bagian embrio juga diolah menjadi suplemen makanan dengan sebutan tepung mata beras. Untuk kepentingan diet, beras dijadikan sebagai salah satu sumber pangan bebas gluten dalam bentuk berondong. Di antara berbagai jenis beras yang ada di Universitas Sumatera Utara Indonesia, beras yang berwarna merah atau beras merah diyakini memiliki khasiat sebagai obat. Beras merah yang telah dikenal sejak tahun 2.800 SM ini, oleh para tabib saat itu dipercaya memiliki nilai nilai medis yang dapat memulihkan kembali rasa tenang dan damai. Meski, dibandingkan dengan beras putih, kandungan karbohidrat beras merah lebih rendah 78,9 gr : 75,7 gr, tetapi hasil analisis Nio 1992 menunjukkan nilai energi yang dihasilkan beras merah justru di atas beras putih 349 kal : 353 kal. Selain lebih kaya protein 6,8 gr : 8,2 gr, hal tersebut mungkin disebabkan kandungan tiaminnya yang lebih tinggi 0,12 mg : 0,31 mg.

2.9.5 Aspek budaya dan bahasa

Beras merupakan bagian integral, dapat dikatakan menjadi penciri dari budaya Austronesia, khususnya Austronesia bagian barat. Istilah Austronesia lebih merupakan istilah yang mengacu pada aspek kebahasaan linguistik. Pembedaan padi, gabah, merang, jerami, beras, nasi, atau ketan, merupakan salah satu ciri melekatnya budaya padi pada masyarakat pengguna keluarga bahasa Austronesia, dan dengan demikian juga bagian dari budaya Austronesia. Sejumlah relief pada candi-candi di Jawa juga memperlihatkan aspek budaya padi pada masyarakat setempat pada masa itu. Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Walaupun lemak menghasilkan energi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak di konsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama pada negara sedang berkembang. Di negara sedang berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80 dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa mencapai 90. Sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60. Hal ini disebabkan sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah harganya dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun protein. Karbohidrat banyak ditemukan pada serealia beras, gandum, jagung, kentang dan sebagainya, serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam. Universitas Sumatera Utara

2.9.6 Karbohidrat