Iklan dan Kesadaran Remaja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini-Hindari 4T Terhadap Kesadaran Remaja Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan)

(1)

Iklan dan Kesadaran Remaja

(Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini-Hindari 4T Terhadap Kesadaran Remaja Kelurahan Tegal Sari

Mandala II Medan) SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Jessica Lara 100904056

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(2)

 

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

Lembar Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Jessica Lara

Nim : 100904056

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Iklan dan Kesadaran Remaja

(Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini – Hindari 4T Terhadap Kesadaran Masyarakat Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan)

Medan, Juli 2014

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dra. Dayana, M.Si Dra. Fatma Wardy Lubis, MA NIP. 196007281987032002 NIP. 196208281987012001

Dekan FISIP USU

Prof. Dr.Badaruddin, M.Si NIP. 196805251992031002


(3)

 

PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun diruju telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika dikemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Jessica Lara NIM : 100904056 Tanda tangan: Tanggal : 2014


(4)

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (USU). Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada masa penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih yang paling besar saya ucapkan kepada Almarhum ayah saya Bapak Darwin J Sihombing, yang sudah tiada tapi saya percaya bahwa beliau selalu mendoakan saya, dan juga kepada ibu saya tercinta Ibu Risma H Sitanggang,SE yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dan saya mengucapkan terima kasih kepada:

1) Bapak Prof.Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2) Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, MA selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

3) Ibu Dra. Dayana, M.Si selaku sekretaris Departemen Ilmu komunikasi FISIP USU dan juga selaku dosen pembimbing saya yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan tenaga serta pikiran dalam mengarahkan saya untuk penyusunan skripsi ini.

4) Ibu Dr. Nurbani M.Si selaku dosen penasehat akademik saya selama perkuliahan.

5) Bapak Tangkas dan Kak Maya yang membantu urusan dalam proses penyelesaian skripsi.

6) Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen ilmu Komunikasi khususnya, dan FISIP USU pada umumnya yang telah mendidik dan membantu penulis selama perkuliahan.


(5)

 

7) Kepada Masyarakat Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner sehingga skripsi ini bisa selesai.

8) Kepada adik-adik saya Daniel Arthur Aryan dan Denny Johannes Hasea yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

9) Kepada sahabat saya Sarah Sianturi yang senantia membantu dan memberi semangat dalam penyusunan skripsi ini.

10)Teman-teman peneliti yang sangat berperan dalam membantu dan memberi semangat kepada penulis yaitu Camilla Emanuella Sembiring, Rosida Zulsufiyani, dan Klinton Aritonang.

11)Kepada kakak-kakak yang telah mendoakan dan mendukung saya dalam proses penyusunan skripsi Rosella Apriani, Riris Angelina, Salfatore Agassy, Arif Aditya.

12)Kepada teman-teman peneliti yang sudah membantu dalam proses perkuliahan Anggie Dahlia Simanjuntak, Grace Ebanta, Olivia Manullang, Nora Evangeline, Rico Simanungkalit, M Fajar Khalil dan Gery Christian Siagian.

13)Kepada seluruh teman-teman seperjuangan menuntut ilmu di Departemen Ilmu Komunikasi angkatan 2010.

14)Dan kepada semuanya yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian pendidikan dan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak. Harapan penulis semoga skripsi ini kelak dapat bermanfaat dan jika ada kesalahan penulis memohon maaf serta menerima kritik dan saran yang membangun.

Medan, Juli 2014

Penulis, Jessica Lara


(6)

  HALAMA UNTUK K Sebagai C dibawah in Nama NIM Departeme Fakultas Universita Jenis Kary Demi pen Universita Royalty-F Iklan dan Beserta pe ekslusif mengalihm merawat d selama te pemilik H AN PERNY KEPENTIN Civitas akad ni: : Jessic : 1009 en : Ilmu

: Ilmu as : Suma ya : Skrip ngembangan as Sumatera Free Right) a Kesadaran erangkat ya ini Un media/forma dan mempu etap mencan Hak Cipta.De

YATAAN P NGAN AKA emik Unive ca Lara 904056 Komunikas Sosial dan atera Utara psi

n Ilmu Peng a Utara Ha atas karya il Masyarakat ang ada (jik niversitas at-kan, men ublikasikan ntumkan n emikian per PERSETUJ ADEMIS ersitas Sum si Ilmu Politik

getahuan, m ak Bebas R lmiah saya y t. ka diperluk Sumater ngelola dala tugas akh nama saya rnyataan ini JUAN PUB atera Utara k menyutujui Royalti Non yang berjud an). Denga a Utara am bentuk

ir saya tan sebagai pe i saya buat d

Dibuat di Pada Tang Yang Men

Jessica La

BLIKASI T

, saya yang

untuk mem n Eksklusif dul:

n Hak Beb berhak pangkalan npa memint nulis/pencip dengan sebe ggal nyatakan ara TUGAS AK

g bertanda ta

mberikan ke f (Non-excl

bas Royalti menyim data (datab ta izin dari pta dan se enarnya,

: Medan : Juli 2014

KHIR angan epada lusive Non-mpan, base), saya ebagai 4


(7)

 

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul iklan dan kesadaran remaja, sebuah studi korelasional tentang pengaruh antara Tayangan Iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini-Hindari 4T dan Kesadaran Remaja Tegal Sari Mandala II Medan. Adapun permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Sejauhmanakah pengaruh Tayangan Iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini terhadap kesadaran Remaja Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan?” Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi, komunikasi massa, televisi, iklan, S-O-R, remaja, pendewasaan usia perkawinan dan kesadaran. Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yaitu metode yang melihat ada tidaknya suatu hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Penarikan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode total sampling, dimana yang diteliti yaitu remaja akhir usia 19-21 tahun yang menetap di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis menggunakan Spearman. Hasil keseluruhan penelitian ini menunjukkan hubungan yang terjadi antara iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini – Hindari 4T dengan kesadaran remaja Kelurahan Tegal Sari Mandala II terhadap pernikahan dini rendah tapi pasti. Hasil ini diperoleh dengan menggunakan uji hipotesa yang dilambangkan dengan rs.diperoleh hasilnya yaitu rs= 0,317, dan berdasarkan skala Guilford berada pada skala yang menunjukkan hubungan yang rendah tapi pasti.

Kata Kunci:


(8)

 

ABSTRACT

This study, entitled advertising and teen awareness, a correlational study of the influence of Ad Impressions BKKBN Version-Avoid Early Marriage 4T and Adolescent Awareness Tegal Sari Mandala II Field. The problems studied in this research is "to what extent the influence of Ad Impressions Early Marriage BKKBN Version Young awareness Tegal Sari Village Mandala II Field?" Theory used in this study is communication, mass communication, television, advertising, SOR, teens, maturation age marriage and awareness. This study used a correlational method, the method see whether there is a relationship between one variable and the other variables. Sampling in this research that uses total sampling method, in which the late teens studied were aged 19-21 years who lived in the village of Tegal Sari Mandala II Field. In collecting the data, the researchers used a questionnaire containing questions relating to problems under study. The data in this study were analyzed using the analysis of a single table, cross table analysis and hypothesis testing using Spearman. The overall results of this study indicate that the relationship between advertising BKKBN Version Early Marriage - Avoid 4T with adolescent awareness Tegal Sari Village Mandala II low against early marriage but surely. These results were obtained using the hypothesis test result is denoted by rs.diperoleh rs = 0,317, and based on the scale of Guilford was on a scale that showed a low but definite relationship.

Keywords:


(9)

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… .. i

LEMBAR PERSETUJUAN……….. ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS………. iii

KATA PENGANTAR ..………. iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………….. vi

ABSTRAK………... vii

ABSTRACT... viii

DAFTAR ISI……….……….. ix

DAFTAR TABEL…….……….. xi

DAFTAR LAMPIRAN……….. xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………. 1

1.2 Perumusan Masalah………... 6

1.3 Pembatasan Masalah………... 6

1.4 Tujuan Penelitian………...………. 6

1.5 Manfaat Penelitian………..……... 7

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori………...………….. 8

2.1.1 Komunikasi……….………... 8

2.1.2 Komunikasi Massa...……….…….. 13

2.1.3 Iklan...………...……. 19

2.1.4 Media Iklan Televisi...……….... 25

2.1.5 S-O-R...………... 27

2.1.6 Kesadaran... 28

2.1.7 Remaja ... 31

2.1.8 Pendewasaan Usia Perkawinan ... 34

2.2 Kerangka Konsep………..……. 36

2.3 Operasional Variabel ……….…... 38

2.4 Definisi Operasional Variabel……….……… 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian……….……….…… 42

3.2 Metode Penelitian………..………..…….. …. 42

3.3 Populasi dan Sampel………... 42

3.3.1 Populasi……….………...……...… 42

3.3.2 Sampel……….…………...…………. 43

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel……… 44

3.4 Teknik Pengumpulan Data………..………. 46

3.5 Teknik Analisis Data……… 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian….………..….. 49


(10)

 

4.3 Teknik Pengolahan data……….. 51

4.4 Analisis tabel tunggal...………... 52

4.5 Analisis Tabel Silang ………...…... 81

4.6 Uji Hipotesis ... 86

4.7 Pembahasan ... 88

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan……… 92

5.2 Saran……….………... 93 DAFTAR REFERENSI

LAMPIRAN  


(11)

 

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Operasional Variabel…....………... 38

3.1 Populasi Penelitian..………... 43

3.2 Sampel Penelitian……… 45

4.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Tegal Sari Mandala II... 50

4.2 Pekerjaan Penduduk Kelurahan Tegal Sari Mandala II... 54

4.3 Usia Responden………...………... 53

4.4 Jenis Kelamin Responden………...………. 53

4.5 Pendidikan Terakhir Responden………...………... 54

4.6 Mengetahui Iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini – Hindari 4T………...………...…... 54 4.7 Intensitas Menonton Tayangan Iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini – Hindari 4T... 55 4.8 Pilihan Kata-kata (lisan) Tayangan Iklan... 55

4.9 Pilihan Kata-kata (tulisan) Tayangan Iklan………...…... 56

4.10 Bagaimana Pilihan Kata-kata yang Digunakan...………… 57

4.11 Mengetahui Isi Pesan dalam Tayangan Iklan..………. 58

4.12 Mengerti Isi Pesan dalam Tayangan Iklan..……...…………... 59

4.13 Mengetahui Slogan Tayangan Iklan ... 59

4.14 Kemampuan Mengingat Slogan Tayangan Iklan ...…… 60

4.15 Nada Penyampaian dalam Tayangan Iklan …………...……... 61

4.16 Penggunaan Bahasa dalam Tayangan Iklan...……... 62

4.17 Pemilihan Musik/Jingle Tayangan Iklan………... 63

4.18 Kemenarikan Musik/Jingle Iklan...………. 64

4.19 Ketepatan Ilustrasi dalam Tayangan Iklan...………...……. 64

4.20 Kemenarikan Ilustrasi dalam Tayangan Iklan...…………... 65

4.21 Pemilihan Bintang Iklan dalam Tayangan Iklan...…..…….. 66

4.22 Gaya Penyampaian (gesture) dalam Tayangan Iklan..……….. 67

4.23 Kesopanan Gaya Penyampaian Iklan ………... 67

4.24 Kemampuan Mengingat Gaya Penyampaian Iklan....…….….. 68

4.25 Kemenarikan Gaya Penyampaian Iklan...……….. 69

4.26 Mengetahui Pendewasaan Usia Perkawinan... ……….…... 70

4.27 Usia Minimal Wanita untuk Menikah...……… 70 4.28 4.29 4.30 4.31 4.32 4.33 4.34

Usia Minimal Pria untuk Menikah...…….…... Mengetahui Diadakannya Pendewasaan Usia Perkawinan Bagi Wanita... ……….…...……….…...……….. Mengetahui Diadakannya Pendewasaan Usia Perkawinan Bagi Pria ...…….…...…….…. Mengetahui Jarak Minimal Kelahiran...…….…... Mengetahui Usia Terbaik Wanita Untuk Melahirkan... Mengetahui Mengapa Ditetapkan Usia Terbaik Wanita untuk Melahirkan ... Mengetahui Jumlah Anak Terbaik dalam Satu Keluarga...

71 71 72 73 74 74 75


(12)

  4.35 4.36 4.37 4.38 4.39 4.40 4.41 4.42

4.43

4.44

4.45

Adanya Jarak Minimal yang Harus Ditetapkan... Penetapan Pendewasaan Usia Perkawinan bagi Wanita... Penetapan Pendewasaan Usia Perkawinan bagi Pria... Jumlah Anak Terbaik dalam Satu Rumah Tangga adalah Dua. Penerapan Akan Mengikuti Pendewasaan Usia Perkawinan.... Penerapan Jumlah Anak Terbaik dalam Rumah Tangga adalah Dua... Menerapkan Jarak Minimal yang Diterapkan antara Anak Pertama dan Kedua... Mengetahui Isi Pesan dalam Tayangan Iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini – Hindari 4T dengan Mengetahui tentang Pendewasaan Usia Perkawinan... Mengetahui Slogan Tayangan Iklan BKKBN Versi

Pernikahan Dini – Hindari 4T dengan Mengetahui Jumlah Anak Terbaik dalam Satu Keluarga... Mengerti Isi Pesan dalam Tayangan Iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini dengan Penerapan Pendewasaan Usia

Perkawinan... Hasil Korelasi Spearman ...

76 76 77 78 79 79 80 81

83

85

87


(13)

 

DAFTAR LAMPIRAN

 Kuesioner

Fortran Cobol  Biodata Peneliti


(14)

 

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul iklan dan kesadaran remaja, sebuah studi korelasional tentang pengaruh antara Tayangan Iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini-Hindari 4T dan Kesadaran Remaja Tegal Sari Mandala II Medan. Adapun permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Sejauhmanakah pengaruh Tayangan Iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini terhadap kesadaran Remaja Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan?” Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi, komunikasi massa, televisi, iklan, S-O-R, remaja, pendewasaan usia perkawinan dan kesadaran. Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yaitu metode yang melihat ada tidaknya suatu hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Penarikan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode total sampling, dimana yang diteliti yaitu remaja akhir usia 19-21 tahun yang menetap di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis menggunakan Spearman. Hasil keseluruhan penelitian ini menunjukkan hubungan yang terjadi antara iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini – Hindari 4T dengan kesadaran remaja Kelurahan Tegal Sari Mandala II terhadap pernikahan dini rendah tapi pasti. Hasil ini diperoleh dengan menggunakan uji hipotesa yang dilambangkan dengan rs.diperoleh hasilnya yaitu rs= 0,317, dan berdasarkan skala Guilford berada pada skala yang menunjukkan hubungan yang rendah tapi pasti.

Kata Kunci:


(15)

 

ABSTRACT

This study, entitled advertising and teen awareness, a correlational study of the influence of Ad Impressions BKKBN Version-Avoid Early Marriage 4T and Adolescent Awareness Tegal Sari Mandala II Field. The problems studied in this research is "to what extent the influence of Ad Impressions Early Marriage BKKBN Version Young awareness Tegal Sari Village Mandala II Field?" Theory used in this study is communication, mass communication, television, advertising, SOR, teens, maturation age marriage and awareness. This study used a correlational method, the method see whether there is a relationship between one variable and the other variables. Sampling in this research that uses total sampling method, in which the late teens studied were aged 19-21 years who lived in the village of Tegal Sari Mandala II Field. In collecting the data, the researchers used a questionnaire containing questions relating to problems under study. The data in this study were analyzed using the analysis of a single table, cross table analysis and hypothesis testing using Spearman. The overall results of this study indicate that the relationship between advertising BKKBN Version Early Marriage - Avoid 4T with adolescent awareness Tegal Sari Village Mandala II low against early marriage but surely. These results were obtained using the hypothesis test result is denoted by rs.diperoleh rs = 0,317, and based on the scale of Guilford was on a scale that showed a low but definite relationship.

Keywords:


(16)

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak ke pihak lain melalui suatu media. Proses komunikasi bertujuan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh khalayak. Komunikasi dapat bertujuan untuk menghibur, membujuk, mempengaruhi. Komunikasi yang bertujuan untuk membujuk dan mempengaruhi pihak lain dapat disebut dengan komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif merupakan suatu proses komunikasi yang kompleks ketika individu atau kelompok mengungkapkan pesan melalui cara verbal dan non verbal. Komunikasi persuasif juga berfungsi untuk mempengaruhi orang lain dengan mengubah keyakinan, nilai, atau sikap mereka.

Untuk dapat mengubah keyakinan, sikap, atau nilai diperlukan pesan persuasif dimana daya tarik pesan dapat membuat suatu produk atau jasa menjadi menonjol. Pesan atau informasi yang disampaikan harus memiliki karakteristik yang berbeda dari produk atau jasa dalam kategori yang sama agar khalayak dapat mengingat pesan atau informasi yang disampaikan.

Media penyampai informasi ada beberapa antara lain melalui media cetak seperti koran, majalah. Selain media cetak juga terdapat media elektronik yaitu melalui radio, televisi, dan internet. Dalam menyampaikan suatu pesan yang bersifat membujuk dan dapat mempengaruhi khalayak, diperlukan media yang tepat agar pesan atau informasi tersebut dapat diterima oleh khalayak dengan baik. Televisi merupakan suatu media yang menggabungkan antara gambar (visual) dan suara (audio) sehingga penyampaiannya lebih mudah dimengerti oleh khalayak. Dari televisi, masyarakat dapat memperoleh berbagai informasi


(17)

 

melalui acara-acara televisi maupun dari iklan. Televisi merupakan salah satu media informasi yang cakupannya cukup luas.

Televisi sebagai media audiovisual dapat mempengaruhi khalayak. Dewasa ini, bukan hanya acara televisi saja yang dapat mempengaruhi khalayak. Iklan juga sudah mengisi kehidupan masyarakat sebagai sasaran iklan. Iklan saat ini dirancang dan dibuat semenarik mungkin dengan tujuan untuk mempromosikan, menginterpretasikan, serta mempengaruhi masyarakat agar masyarakat yang melihat dapat memperoleh informasi yang jelas, memahami dan mau menggunakan produk yang diiklankan.

Masyarakat memiliki banyak kebutuhan, salah satu kebutuhan masyarakat adalah kebutuhan informasi. Seiring perkembangan zaman, informasi dapat diperoleh dari berbagai media. Televisi merupakan salah satu media untuk memperoleh informasi yang sedang berkembang. Televisi memiliki keunggulan dibanding dengan media massa lainnya.

Media iklan sangat banyak mulai dari brosur, baliho, radio, televisi, media internet, dan lain sebagainya. Iklan yang disiarkan melalui televisi tentunya memiliki kelebihan tersendiri karena televisi merupakan media audiovisual sehingga masyarakat bisa melihat sekaligus mendengar produk yang diiklankan. Saat ini, iklan bukan hanya digunakan untuk mempromosikan suatu produk saja. Iklan juga digunakan oleh lembaga-lembaga pemerintah untuk membuat iklan layanan masayarakat yang biasanya isinya merpakan himbauan untuk masyarakat. Misalnya iklan dari Direktorat Jenderal Pajak yang berisi himbauan agar masyarakat peduli spajak, iklan pemberian ASI Eksklusif, dan iklan dari BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional) yang menghimbau masyarakat untuk melakukan program Keluarga Berencana.

Salah satu iklan yang menarik perhatian peneliti adalah iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini (Hindari 4T). Hindari 4T dalam iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini ini maksudnya adalah terlalu cepat, terlalu tua, terlalu banyak, dan terlalu rapat. Dalam iklan ini, diceritakan


(18)

 

ada sepasang muda-mudi dimana seorang pria ingin melamar wanita, tetapi wanita tersebut menolak. Adegan kedua, pria itu mencoba melamar lagi tetapi wanita tersebut menolaknya dan menghimbau agar menuntut ilmu sampai lulus terlebih dahulu. Pada adegan selanjutnya, pria telah lulus dan mendapatkan pekerjaan yang baik dan, pria melamar wanita yang pada akhirnya diterima oleh wanita tersebut. Tayangan Iklan BBKBN Versi Pernikahan Dini – Hindari 4T menggunakan lagu “Pernikahan Dini”. Pada iklan ini, BKKBN menyampaikan pesan bahwa usia ideal menikah untuk pria adalah 25 tahun sedangkan usia ideal menikah untuk wanita adalah 21 tahun. Di iklan tersebut juga disampaikan hindari 4T yaitu terlalu cepat, terlalu tua, terlalu banyak dan terlalu rapat. Dan digambarkan pasangan muda-mudi tersebut telah memiliki dua orang anak. Dan di akhir iklan ditutp dengan slogan BKKBN “2 Anak Cukup” dan “Laki-laki Perempuan, Sama Saja”

Dalam iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini (Hindari 4T) ini, BKKBN ingin menghimbau khususnya remaja bahwa pernikahan membutuhkan suatu perencanaan yang matang agar terciptanya keluarga yang sejahtera. Masih kurangnya kesadaran para remaja akan dampak pernikahan dini merupakan salah satu penyebab angka terjadinya pernikahan dini di Indonesia semakin meningkat. Pada penelitian sebelumnya yang berjudul “Pernikahan Dini : Permasalahan, Dampak, dan Solusinya Dalam Perspektif Bimbingan Konseling Keluarga Islami (Studi Kasus di Desa Kluwih Kec. Bandar Kab. Batang tahun 2010) yang dilakukan di Semarang menyatakan bahwa adanya pengakuan dari para remaja pelaku pernikahan dini yang pada akhirnya menyesal karena belum merasa puas melalui masa bermain dan harus sudah memasuki kehidupan yang penuh tantangan yaitu pernikahan. (library.walisongo.ac.id/download.php, Kamis 19 Juni 2014)

Pernikahan dini memiliki beberapa dampak negatif diantaranya perceraian dan dampak buruk bagi kesehatan reproduksi khususnya pada ibu yang melahirkan anak di usia yang terlalu muda. Penelitian di Bogor tahun 2011 mengatakan bahwa yang menjadi faktor pemicu perceraian


(19)

 

pada pernikahan dini adalah faktor ekonomi. Kondisi ekonomi yang belum mapan sering kali menjadi pemicu terjadinya perceraian. (repository.uinjkt.ac.id)

Fenomena terjadinya pernikahan dini di kalangan remaja memang dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya faktor tradisi. Penelitian pada masyarakat muslim di Desa Bajur di Madura, mengatakan bahwa pernikahan dini terjadi karena hal ini sudah menjadi tradisi di kalangan masyarakat Desa Bajur. Menurut masyarakat setempat, menikah di usia muda akan menjauhkan para remaja setempat dari perzinahan.

Adapun ketertarikan peneliti pada iklan layanan masyarakat BKKBN Versi Pernikahan Dini (Hindari 4T) karena banyaknya pernikahan dini yang terjadi di Indonesia. Menurut hasil survei United Nations Development Economic and Social Affairs (UNDESA), Indonesia merupakan negara ke-37 dengan jumlah perkawinan dini terbanyak di dunia. Untuk level ASEAN, Indonesia berada di urutan kedua terbanyak setelah Kamboja. Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Sudibyo Alimoeso, Kamis (11/7/2013), mengungkapkan, akibat tren menikah dini yang meningkat, kini rata-rata kelahiran pada remaja (Age Specific Fertility Rate/ASFR) usia 15-19 tahun di Indonesia meningkat dari 35 per 1.000 kelahiran hidup pada 2007 menjadi 45 per 1.000 di 2012. Peningkatan ASFR ini, lanjut Sudibyo, semakin menjauhkan BKKBN dari target menurunkan ASFR menjadi 30 per 1.000. Untuk mencapai penurunan tersebut, angka pernikahan dini harus bisa ditekan (metrotvnews.com, Jumat 12 Juli 2013).

Dengan banyaknya kejadian pernikahan dini di Indonesia maka tentunya pertumbuhan penduduk akan semakin cepat. Penduduk Indonesia akan semakin banyak dan akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kepala BKKBN, Fasli Jalal mengungkapkan pada 2013 ini diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan bertambah menjadi 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun. Fasli juga mengatakan perlu ada langkah konkrit dalam mengatasi


(20)

 

permasalahan demografi tersebut. Salah satunya yaitu dengan mengintensifkan program KB dan bekerja sama dengan lintas sector. "Dua anak cukup," (Republika.co.id, Rabu 17 Juli 2013). Dengan pertumbuhan penduduk sebanyak 1,49 per tahunnya akan menjadi beban untuk bangsa Indonesia di masa mendatang. Selain itu, dengan terjadinya pernikahan dini, maka akan berdampak negatif pada ibu berusia muda. Ibu yang mentalnya belum siap mengurus keluarga, dan nantinya akan berdampak negatif pada pertumbuhan anak. Pernikahan dini juga akan meningkatkan angka perceraian di Indonesia.

Penelitian ini dilakukan di daerah Perumnas Mandala Medan, tepatnya di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan. Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Medan Denai. Kelurahan Tegal Sari Mandala II berpenduduk cukup padat yaitu terdiri dari 4936 kepala keluarga dan seluruh penduduknya berjumlah 30.483 jiwa. Menurut data yang diambil dari kantor kelurahan, kebanyakan pekerjaan dari penduduk kelurahan Tegal Sari Mandala II merupakan wiraswasta yaitu sebanyak 15.172 penduduk, sementara 12.000 penduduk melakukan pekerjaan lain-lain dan ada 918 penduduk yang tidak bekerja atau menganggur. Berdasarkan pada survey yang dilakukan oleh peneliti, di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, banyak terjadi fenomena pernikahan dini. Dalam iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini – Hindari 4T terdapat ilustrasi tentang remaja yang telah lulus sekolah yang ingin menikah, maka sasaran utama dari iklan BKKBN ini adalah remaja batasan akhir yang akan memasuki peran dewasa. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah remaja akhir yang berusia 19-22 tahun. Remaja akhir dipilih sebagai populasi penelitian karena merupakan batasan remaja yang akan memasuki peran orang dewasa yaitu salah satunya pernikahan. Seperti latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Iklan dan Kesadaran Remaja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini – Hindari 4T dan Kesadaran Remaja Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan)”


(21)

 

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut “Sejauhmana pengaruh Tayangan Iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini terhadap kesadaran Remaja Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan?”

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian, diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian terbatas pada iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini (Hindari 4T).

2. Objek penelitian adalah remaja berusia 19-22 tahun. 3. Waktu penelitian dimulai dari bulan Mei 2014 - selesai.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui isi dari iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini-Hindari 4T

2. Untuk mengetahui kesadaran Remaja Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan terhadap pernikahan dini.

3. Untuk mengetahui pengaruh tayangan iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini-Hindari 4T terhadap kesadaran Remaja Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan .


(22)

 

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya khasanah bacaan di Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan memperluas ruang lingkup penelitian mengenai ilmu komunikasi khususnya dalam bidang periklanan.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan produser iklan.

                                 


(23)

 

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Teori dalam penelitian kuantitatif menjadi faktor yang sangat penting dalam proses penelitian. Pada penelitian kuantitatif, teori atau paradigma teori digunakan untuk menuntun peneliti menemukan masalah penelitian, menemukan hipotesis, menemukan konsep-konsep, menemukan metodologi serta menemukan alat-alat analisis data. Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan di antara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena (West, Turner, 2009 : 49).  

Suatu penelitian memerlukan kejelasan landasan berfikir dalam memecahkan masalah. Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah : komunikasi, komunikasi massa, televisi, iklan, S-O-R, dan kesadaran.

2.1.1 Teori Komunikasi

2.1.1.1 Defenisi Komunikasi

Istilah komunikasi dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.Melalui komunikasi orang berusaha mendefenisikan sesuatu, termasuk istilah “komunikasi” itu sendiri.Sampai saat ini terdapat banyak defenisi komunikasi yang berasal dari banyak ahlli.Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Stetner “komunikasi adalah gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan symbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya. Tindakan atu proses transmisi itulah biasanya disebut komunikasi” (Mulyana, 2007: 68).


(24)

 

Seperti ilmu-ilmu lainnya, ilmu komunikasi pun menyelidiki gejala komunikasi. Tidak hanya dengan pendekatan secara ontologis (apa itu komunikasi) tetapi juga secara epistimologis (untuk apa komunikasi itu dilaksanakan). Teori Ilmu Komunikasi ini diperlukan sebagai penjelasan awal dari teori komunikasi massa yang dijelaskan di bagian selanjutnya yang akan mendukung penelitian ini

2.1.1.2 Proses Komunikasi

Dalam berkomunikasi tentu ada proses yang terjadi untuk menyamakan pesan dari komunikator ke komunikan. Terdapat dua proses komunikasi yaitu proses komunikas primer dan proses komunikas sekunder

a. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

Bahasa merupakan yang paling banyak digunakan dalam komunikasi karena bahasa yang paling mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. Baik berbentuk ide, informasi, atau opini baik mengenai hal yang konkret maupun yang abstrak, bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi saat sekarang, melainkan juga pada masa lalu dan masa akan datang.

Kial (gesture) memang dapat menerjemahkan pikiran seseorang sehingga terekspresikan secara fisik.Akan tetapi menggapai tangan, atau memainkan jari-jemari atau mengedipkan mata, atau menggerakkan anggota tubuh lainnya hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu saja (sangat terbatas).

Isyarat dengan menggunakan alat seperti tongtong, bedug, sirine, dan lain-lain serta warna yang mempunyai makna tertentu.


(25)

 

Namun lambang tersebut amat terbatas kemampuannya dalam mentransisikan pikiran seseorang terhadap orang lain.

Gambar sebagai lambang yang banyak dipergunakan dalam komunikasi melebihi kial, isyarat, dan warna dalam hal kemampuan menerjemahkan pikiran seseorang, tetapi tidak melebihi bahasa.Buku-buku yang ditulis dengan bahasa sebagai lambang untuk menerjemahkan pemikiran tidak mungkin diganti dengan gambar apalagi oleh lambang-lambang lainnya.Namun demi efektifnya komunikasi, lambang-lambang tersebut sering dipadukan penggunaannya. Pikiran atau perasaan seseorang baru diketahuiakan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan oleh media primer tersebut yaitu lambang-lambang. Dengan demikian, pesan (message) yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri atas isi (content) dan lambang (symbol).

Proses komunikasi berlangsung pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Hal ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Setelah itu komunikan mengawa-sandi (decode) pesan dari komunikator.Ini berarti komunikan menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator dalam konteks pengertiannya. Yang penting dalam proses penyandian (coding) ialah bahwa komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat mengawa-sandi hanya ke dalam kata bermakna yang pernah diketahui dalam pengalaman masing-masing.

Wibur Schramm, dalam karyanya “Communication Research in the United States”, menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni panduan pengalaman dan pengertian (collection of experience and meanings) yang pernah diperoleh komunikan. Menurut Schramm, bidang pengalaman (field of experience) merupakan faktor yang


(26)

 

penting dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain (Effendy, 2006: 11-13). b. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat/sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi media merupakan media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Media merupakan alat atau sarana yang diciptakan untuk meneruskan komunikasi dengan bahasa.Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan kebudayaannya, komunikasi bermedia (mediated communication) mengalami kemajuan dengan memadukan komunikasi berlambang bahasa dengan komunikasi berlambang gambar dan warna.Maka film, televisi, dan video pun sebagai media yang mengandung bahasa, gambar, dan warna.

Pentingnya peranan mediadalam proseskomunikasi disebabkan oleh efisiennya dalam mencapai komunikan. Surat kabar, radio, atau televisi misalnya, merupakan media yang efisien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang banyak.Sementara untuk menyampaikan pesan persuasif komunikasi dengan tatap muka akan lebih efektif dan efisien karena kerangka acuan (frame of reference) komunikan dapat diketahui komunikator, sehingga umpan balik berlangsung seketika dan komunikator mengetahui tanggapan atau reaksi komunikan pada saat komunikasi tersebut berlangsung.

Sementara dengan menggunakan komunikasi bermedia, komunikator tidak dapat mengetahui kerangka acuan khalayak


(27)

 

yang menjadi sasaran komunikasinya, umpan balik tidak berlangsung pada saat itu dan dinamakan umpan balik tertunda (delayed feedback).Hal ini karena sampainya tanggapan atau reaksi khalayak pada komunikator memerlukan tenggang waktu. Namun, bagaimanapun juga dalam komunikasi bermedia, misalnya surat, poster, spanduk, radio, televisi, atau film,umpan balik akan terjadi.

Komunikasi sekunder merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Untuk menentukan media yang akan digunakan perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang dituju. Komunikan media surat, poster, atau papan pengumuman akan berbeda dengan komunikan surat kabar, radio, televisi, atau film (Effendy, 2006 : 16-18).

2.1.1.3 Bentuk Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy ada beberapa bentuk komunikasi, antara lain sebagai berikut:

1. Komunikasi pribadi (personal communication)

a. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) b. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) 2. Komunikasi kelompok (group communication)

a. Komunikasikelompok kecil (small group communication) 1. Ceramah (lecture)

2. Diskusi panel (panel discussion) 3. Forum

4. Seminar

5. Curahsaran (brainstorming)

b. Komunikasi kelompok besar (large group communication/public speaking)

3. Komunikasi organisasi (organization communication) 4. Komunikasi massa (mass communication)

a. Komunikasi massa cetak (printed mass communication) 1. Surat kabar

2. Majalah

3. Buku, dan lain-lain

b. Komunikasi massa elektronik (electronic mass communication)


(28)

 

1. Radio 2. Televisi 3. Film, dan

lain-lain (Effendy, 2006: 7).

2.1.2 Komunikasi Massa

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai iklan televisi. Iklan merupakan salah satu jenis komunikasi massa karena sifatnya ditujukan kepada massa. Menurut pendapat Tan dan Wright, dalam Liwert 1991, komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Defenisi komunikasi yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Ardianto, 2004: 3).

Dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa harus menggunakan media massa. Media komunikasi yang termasuk media massa antara lain, radio, dan televisi (keduanya dikenal sebagai media elektronik) ; surat kabar dan majalah (keduanya disebut sebagai media cetak) ; serta media film.

Ahli komunikasi lainnya, Joseph A. Devito merumuskan defenisi komunikasi massa pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa, serta tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakan defenisinya dalam dua item, yakni “pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang liar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar didefenisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh


(29)

pemancar- 

pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa akan lebih logis bila didefenisikan menurut bentuknya : televisi, radio siaran, surat kabar, majalah dan film (Ardianto, 2004, 6).

Dari beberapa defenisi komunikasi massa yang dikemukakan para ahli komunikasi, nampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar, bahkan defenisi tersebut saling melengkapi satu sama lainnya. Bahkan secara tidak langsung dari pengertian komunikasi massa dapat diketahui pula ciri-ciri komunikasi massa yang membedakannya dengan bentuk komunikasi lainnya.

2.1.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa

Seperti yang dikatakan oleh Severin dan Tankard, Jr bahwa komunikasi itu adalah keterampilan, seni, dan ilmu, dikaitkan dengan pendapat Devito bahwa komunikasi massa itu ditujukan kepada massa melalui media massa dibandingkan dengan jenis komunikasi-komunikasi lainnya, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus atau karakteristik yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya (Effendy, 2006: 21).

Ada beberapa karakteristik komunikasi massa menurut Ardianto, yaitu sebagai berikut:

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah

Hal ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik (feedback) dari komunikan kepada komunikator. Karena komunikasi yang dilakukan menggunakan media massa maka komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog atau percakapan secara langsung. Dengan demikian, komunikasi massa bersifat satu arah.

2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga

Media massa sebagai saluran komunikasi merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Komunikator


(30)

 

pada media massa, misalnya wartawan surat kabar atau penyiar televisi, karena media yang digunakan merupakan suatu lembaga dalam menyebarluaskan pesan komunikasinya bertindak atas nama lembaga, sesuai dengan ketentuan surat kabar atau stasiun televisi yang diwakilinya.

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum

Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan secara khusus untuk sekelompok tertentu. Oleh karena itu, pesan komunikasinya bersifat dan mengenai kepentingan umum. 4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Ciri lain dari komunikasi massa adalah memiliki kemampuan untuk menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. Dengan jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapai relatif banyak dan tidak terbatas, dan komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang sama dan memperoleh pesan yang sama pula.

5. Komunikasi bersifat heterogen

Khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen (bermacam-macam). Dalam keberadaannya yang terpencar-pencar satu sama lain, tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, serta perbedaan-perbedaan lain seperti : jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, dan sebagainya.

6. Komunikasi massa mengutamakan isi ketimbang hubungan Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan.Pada komunikasi antarpribadi, hal tersebut sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa yang penting adalah unsur isi dari pesan. Dalam komunikasi massa, pesan


(31)

 

harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang digunakan serta khalayak yang dituju.

7. Stimulasi alat indra terbatas

Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada siaran radio dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar. Sedangkan pada media televisi dan film, menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

8. Umpan balik tertunda (delayedfeedback)

Pada komunikasi massa, komunikator tidak dapat mengetahui kerangka acuan khalayak yang menjadi sasaran komunikasinya, umpan balik tidak berlangsung pada saat itu juga dan dinamakan umpan balik tertunda (delayed feedback).Hal ini karena sampainya tanggapan atau reaksi khalayak kepada komunikator memerlukan tenggang waktu. (Ardianto, 2004: 7-12).

2.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick,terdiri dari surveilance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (pertalian), transmission of values (penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan).

1. Surveilance (pengawasan)

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: (1) warning of beware surfeilance (pengawasan peringatan), (2) instrumental surfeilance (pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media menginformasikan hal-hal tentang ancaman seperti angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer.


(32)

 

Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman.Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang apa yang sedang dimainkan dibioskop, bagaimana harga-harga saham, produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep masakan, dan sebagainya.

2. Interpretation (penafsiran)

Fungsi penafsiran ini mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan.Tujuan penafsiran media ini yaitu ingin mengajak para pembaca atau pemirsa memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpribadi atau dalam komunikasi kelompok.

3. Linkage (pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarkat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang suatu hal.

4. Transmission of values (penyebaran nilai-nilai)

Fungsi penyebaran nilai tidak terlihat.Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa mewakili dengan model peran yang kita amati dan diharapkan menirunya.

5. Entertainment (hiburan)

Mengenai hal ini memang jelas tampak pada televisi, film, dan rekaman suara. Media massa lainnya seperti surat kabar


(33)

 

dan majalah, meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik-rubrik hiburan selalu ada, misalnya cerita pendek, cerita panjang, atau cerita bergambar. (Arianto, 2004: 15-18).

2.1.2.4 Efek Komunikasi Massa

Donald K. Robert (Komala, dalam Karlinah, dkk. 1999) mengungkapkan ada yang beranggapan bahwa “efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Oleh karena fokusnya adalah pesan, maka efek harus berkaitan dengan isi pesan yang disampaikan oleh media massa.Dalam proses komunikasi, pesan dalam media massa tersebutdapat menerpa seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung.

1. Efek Pesan

Penelitian tentang efek ini telah menjadi pusat perhatian berbagai pihak, baik para praktisi maupun teoritisi.Mereka berusaha mencari dan menemukan media (saluran) yang paling efektif untuk mempengaruhi khalayak. Dalam bagian ini akan dibahas mengenai efek pesan media massa yang meliputi efek kognitif, efek afektif, dan efek behavioral.

a. Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang


(34)

 

atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung.

b. Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu tetapi lebih dari itu. Efek afektif memiliki sasaran perasaan khalayak.Khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya.

c. Efek Behavioral

Efek behavioral merupkan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Siaran kesejahteraan keluarga yang banyak disiarkan dalam televisi menyebabkan para ibu rumah tangga memiliki keterampilan baru. Pernyataan-pernyataan ini mencoba mengungkapkan tentang efek komunikasi massa pada perilaku, tindakan dan gerakan khalayak yang tampak dalam kehidupan mereka sehari-hari.

2.1.3 Iklan

2.1.3.1 Defenisi Iklan

Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai “any paid form ofnonpersonal communication about an organization, product, service, or idea by an identified sponsor” (setiap bentuk komunikasi non personal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui). Adapun maksud ‘dibayar’ pada definisi tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada


(35)

 

umumnya harus dibeli. Maksud kata ‘nonpersonal’ berarti suatu iklan melibatkan media massamisalnya TV, radio, majalah, koran yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat yang bersamaan (serentak). Dengan demikian, sifat nonpersonal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan (kecuali dalam hal direct response advertising).Karena itu, sebelum pesan iklan dikirimkan, pemasang iklan harus betul-betul mempertimbangkan bagaimana audiensis menginterpretasikan dan memberikan respons terhadap pesan iklan dimaksud.

Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas oleh masyarakat, hal ini kemungkinan karena daya jangkau iklan yang luas.Iklan juga menjadi instrumen promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas. Keuntungan lain dari iklan melalui media massa adalah kemampuannya menarik perhatian konsumen terutama produk yang iklannya populer atau sangat dikenal masyarakat.

Sifat dan tujuan iklan berbeda antara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya, antara satu jenis dengan industri lainnya, dan antara satu situasi dengan situasi lainnya. Demikian juga, konsumen yang menjadi target suatu iklan juga berbeda antara satu jenis produk dengan produk lainnya. Suatu perusahaan beriklan dengan tujuan untuk mendapatkan respons atau aksi segera melalui iklan media massa. Perusahaan lain mungkin bertujuan untuk lebih mengembangkan kesadaran atau ingin membentuk suatu citra positif dalam jangka panjang bagi barang atau jasa yang dihasilkannya (Morissan, 2010 : 19).

Periklanan adalahbagian penting dari dari banyak strategi pemasaran.Positioningdan komunikasi yang disampaikan melalui iklan seringkali menentukan kejelasan dan waktu untuk usaha penjualan serta promosi lainnya.iklan tidak hanya merupakan elemen yang menentukan dari bauran pemasaran (marketing mix) tetapi juga menghabiskan biaya yang sulit dievaluasi. Ini disebabkan karena tidak mudah untuk menulusuri naiknya tingkat penjualan yang terkait dengan keputusan beriklan(Sumarwan, dkk 2013: 345). Kasali (1993: 10) mengemukakan


(36)

 

kata iklan (advertising) berasal dari bahasa yunani yang artinya “mengubah jalan konsumn untuk membeli”. Iklan adalah segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar (Kotler, 2001:277).

2.1.3.2 Fungsi Iklan

Iklan berfungsi agar pesan yang disampaikan dalam iklan dapat sampai kepada audience (khalayak). Ada beberapa fungsi iklan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Informing (memberi informasi)

Periklanan membuat konsumen sadar (aware)akan merek (brand) baru dan mendidik mereka terhadap berbagai fitur dan manfaat merek, serta menciptakan citra merek (brand image) yang positif karena merupakan suatu bentuk komunikasi yang efektif, berkemampuan menjangkau khalayak luas dengan biaya yang relatif rendah.Periklanan memfasilitasi pengenalan (introducing) merek baru, meningkatkan jumlah permintaan terhadap merek yang sudah ada dan meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumen (TOMA- top of mind awareness) untuk merek-merek yang sudah ada dalam kategori produk yang matang.

2. Persuading (membujuk)

Iklan yang efektif pada umunya akan mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk dan atau jasa yang diiklankan. Persuasi berbentuk mempengaruhi permintaan primer.Yakni, menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk, lebih sering iklan berupaya untuk membangun permintaan sekunder, yaitu permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik.

3. Reminding (mengingatkan)

Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen saat kebutuhan muncul yang


(37)

 

berhubungan dengan produk yang diiklankan. Dampak periklanan di masa lalu dapat memungkinkan merek pengiklan untuk hadir di benak konsumen sebagai suatu kandidat merek yang akan dibeli.

4. Adding value ( memberikan nilai tambah)

Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen.Periklananyang efektif menyebabkan merek dipandang lebih unggul dari tawaran pesaing.

5. Assisting (bantuan untuk upaya lain perusahaan)

Pada saat-saat lain, peran utama periklanan adalah sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dari proses komunikasi pemasaran. Peran penting lain dari periklanan adalah membantu perwakilan penjualan. Iklan mengawali produk-produk penjualan dan memberikan pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan para pelanggan yang perspektif. (Shimp, 2003: 357).

2.1.3.4 Jenis Iklan

Bitter membagi iklan menjadi dua jenis, yaitu iklan standar dan iklan layanan masyarakat. Iklan standar atau biasa disebut iklan komersil adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa, pelayanan untuk konsumen melalui media periklanan. Tujuan iklan standar ini adalah untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan ekonomi. Kategori yang kedua adalah iklan layanan masyarakat, yaitu iklan yang bersifat non-profit. Iklan ini berupaya mencari keuntungan yang bersifat sosial, bukan keuntungan komersial secara langsung. Tujuan dari iklan ini adalah membentuk citra baik di tengah masyarakat. Tujuan iklan ini juga mencakup memberi pengetahuan kepada masyarakat yang biasanya diadakan oleh lembaga pemerintah.Selain itu, ada jenis iklan yaitu Corporate Advertising.


(38)

 

Iklan yang bertujuan membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya diharapkan juga membangun citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Iklan Corporate sering kali berbicara tentang nilai-nilai warisan perusahaan, komitmen perusahaan kepada pengawasan mutu, peluncuran merek dagang atau logo perusahaan yang baru atau mengkomunikasikan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Alo Liliweri mempunyai pendapat sendiri tentang pembagian jenis-jenis iklan. Ia membaginya dalam dua kelompok besar, yaitu pembagian secara umum dan pembagian secara khusus.

Pembagian Iklan Secara Umum  Iklan Tanggung Jawab Sosial

merupakan iklan yang bertujuan untuk menyebarkan pesan yang bersifat informatif, penerangan, pendidikan agar membentuk sikap warga sehingga mereka bertanggung jawab terhadap masalah sosial dan kemasyarakatan tertentu. Misalnya iklan anjuran dan iklan penggambaran sosial.

 Iklan Bantahan

ialah iklan yang digunakan untuk membantah atau melawan atas sesuatu isu yang merugikan. Iklan bantahan juga berfungsi untuk memperbaiki citra seseorang, perusahaan atau merek yang tercemar akibat informasi yang tidak benar.

 Iklan Pembelaan

Iklan ini merupakan ‘lawan’ dari iklan bantahan. Bila iklan bantahan si pengiklan berada pada posisi membantah, maka dalam iklan pembelaan, komunikator justru berada dalam posisi membela komunikator. Contoh yang biasanya ditemunkan tentang iklan jenis ini adalah iklan yang terkait dengan hak paten.


(39)

 

 Iklan Perbaikan

ialah iklan untuk memperbaiki pesan-pesan tentang sesuatu hal yang terlanjur salah dan disebarluaskan melalui media. Istilah lain iklan ini adalah iklan ralat atau iklan pembetulan. Iklan ini bertujuan untuk meralat informasi yang salah, sehingga publik tetap mendapatkan informasi yang benar. Sisi negatif iklan ini adalah dengan menyampaikan iklan perbaikan, terkesan bahwa pengiklan tidak cermat dalam perencanaan tentang sesuatu, sehingga kredibilitas pengiklan akan turun.  Iklan Keluarga

Yaitu iklan dimana isi pesan-pesannya merupakan sebuah pemberitahuan dari pengiklan tentang terjadinya suatu peristiwa kekeluargaan kepada keluarga/khalayak lainnya. Iklan ini pada umumnya terdapat di media surat kabar. Contoh iklan ini adalah iklan tentang kematian, pernikahan, wisuda, dan lain-lain.

Pembagian Iklan Secara Khusus

 Iklan berdasarkan khalayak sasaran psikologis: khalayak sasaran iklan dapat digolongkan atas khalayak demografis (usia, jenis kelamin, status sosial, pekerjaan, pendapatan); dan psikografis (gaya hidup, motif membeli, sikap terhadap produk tertentu).

 Iklan berdasarkan khalayak sasaran geografis :jenis iklan ini diarahkan untuk menjangkau khalayak dalam wilayah tertentu. Berdasarkan hal ini kita mengenal; iklan internasional, iklan nasional, iklan regional, iklan lokal.

 Iklan berdasarkan penggunaan media: jenis iklan yakni iklan yang menggunakan media cetak dan media elektronik.

 Iklan berdasarkan fungsi dan tujuan : setiap iklan tentunya mempunyai fungsi tertentu serta mempunyai tujuan tertentu juga. Jenis iklan ini terdiri atas, iklan tentang produk dengan


(40)

 

bukan produk, iklan komersial dengan bukan komersial, iklan berdampak langsung dengan tidak langsung.

2.1.4 Media iklan Televisi

Perangkat televisi menjadi sumber informasi yang utama di dalam keluarga.Sektor komunikasi terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan perkembangan perekonomian.Televisi merupakan salah satu media yang digemari oleh perusahaan dalam mengiklankan produknya agar lebih dikenal masyarakat.Televisi menjadi media yang begitu digemari dalam mengiklankanproduk yaitu karena memasang iklan di televisi memberi dampak yang besar dan cepat.

2.1.4.1 Bentuk Iklan di Televisi

Iklan televisi terdiri dari beberapa bentuk, Kasali mengemukakan bentuk-bentuk iklan di televisi:

1. Pensponsoran

Banyak sekali acara televisi yang penayangannya dan pembuatannya dilakukan atas biaya sponsor atau pengiklan. Pihak sponsor bersedia membiayai seluruh biaya produksi plus fee untuk televisi.

2. Partisipasi

Bentuk iklan di televisi ini agak berbeda dengan bentuk sebelumnya,namun akan dapat mengurangi beban biaya dan resiko. Melalui iklan sepanjang 15, 30 dan 60 detik, iklan disisipkan diantara satu atau beberapa acara (spots)

3. Spots announcements

Bentuk iklan televisi ini mengacu pada pengertian announcement iklan tersebut ditempatkan pada pergantian acara.

4. Public service announcement

Bentuk iklan ini biasanya dimuat atas permintaan pemerintah atau suatu LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) untuk menggalang solidaritas masyarakat atas suatu masalah. (Kasali, 1993: 121)


(41)

 

2.1.4.2 komponen dalam Iklan Televisi

Iklan televisi biasanya mempunyai empat komponen yang penting dalam mendesain tampilannya, yaitu: gaya penyampaian, nada penyampaian, pilihan kata-kata, dan unsur format. Keempat komponen tersebut merupakan bagian dari kreativitas dalam menyampaikan suatu citra dan pesan yang terpadu dalam melaksanankan pesan.

Menurut Kotler (2001: 154-160) para pembuat atau pemasang iklan televisi harus mempunyai konsep kreatif. Biasanya, penulis naskah iklan dan pengarah seni akan bekerjasama untuk menghasilkan banyak konsep kreatif, dengan harapan salah satu dari konsep-konsep tersebut akan menjadi ide besar yang menarik. Oleh karena itu, para pembuat iklan harus menentukan gaya penyampaian, pilihan kata, dan unsur format yang menarik perhatian pemirsa.

a. Pilihan kata-kata

Pembuat iklan harus menggunakan kata-kata yang dapat menarik perhatian konsumen. Selain itu juga penulis iklan di tuntut untuk jeli melihat bagaimana kata-kata yang dirangkainya akan muncul dimata para calon pembeli. Pilihan kata-kata dalam iklan mencakup isi pesan dan juga slogan iklan. Penataan kata yang teliti dan cermat akan sangat membantu menarik perhatian(Kasali, 1993: 84-85).

b. Nada penyampaian

Komunikator harus memilih nada yang tepat untuk iklannya. Setiap iklan harus menyatakan sesuatu yang bersifat positif tentang produk atau dengan kata lain bahwa produknya adalah yang terbaik. Komunikator harus bisa menggunakan nada penyampaian yang tepat, bentuk bahasa yang tepat, serta musik/jingle yang dipilih, sehingga pesan yang telah disampaikan akan dipercaya oleh konsumen (Sulaksana, 2003: 61-64).

c. Unsur format

Unsur format dalam iklan akan mempengaruhi dampak iklan maupun biayanya. Yang menjadi bagian dalam unsur format iklan yakni


(42)

 

ilustrasi dan pemilihan bintang iklan. Ilustrasi merupakan hasil visualisasi informasi yang dibuat ke dalam gambar pada iklan. Ilustrasi inilah yang nantinya akan dimainkan oleh bintang iklan.

d. Gaya penyampaian

Semua pesan biasanya dapat disajikan dengan berbagai gaya penyampaian, sesuai dengan pesan yang akan disampaikan kepada konsumen. Gaya penyampaian haruslah dapat dimengerti, dapat dipahami, sopan, dan mudah diingat, sehingga konsumen akan mudah memahami pesan yang disampaikan yang pada akhirnya pesan tersebut akan dengan mudah mendapat respon dari konsumen

2.1.5 S-O-R

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus – Organism – Response ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi tidak mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.

Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaiaan antara pesan dan reaksi komunikasi. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah:

a. Pesan (stimulus, S)

b. Komunikan (Organism, O) c. Efek (Response, R)

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan sikap adalah aspek “how”bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan.

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Prof. Dr. Mar’at dalam


(43)

 

bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu:

a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima juga mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan itu sendiri. Proses berikutnya, maka komunikan akan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya, maka akan terjadi kesediaan untuk mengubah sikap. (Effendy, 2003: 256)

2.1.6 Kesadaran

Terdapat beberapa pendapat mengenai definisi kesadaran.Dalam Cambridge International Dictionary of English (1995) ada sejumlah definisi tentang kesadaran. Pertama, kesadaran diartikan sebagai kondisi terjaga atau suatu keadaan dimana seseorang mampu mengerti apa yang sedang terjadi. Kedua, kesadaran diartikan sebagai semua ide, perasaan, pendapat, dan sebagainya yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang. Selain itu kesadaran diartikan sebagai pemahaman atau pengetahuan seseorang tentang dirinya dan keberadaan dirinya.

Kesadaran adalah hal yang sangat penting untuk memahami konsep diri dan standar, nilai serta tujuan yang dimiliki seseorang. Orang yang berada dalam kondisi kesadaran tinggi pada umumnya akan bertingkah laku dalam cara-cara yang lebih konsisten dengan sikap dan nilai yang dimilikinya (Gibbon, 1978; Wicklund, 1982).

Definisi lain tentang kesadaran antara lain : (1) tahu dan mampu mengekspresikan dampak dari suatu perilaku, (2) tahu dan mampu mengekspresikan tentang berbagai penyelesaian, (3) memahami perlunya langkah penelitian sebagai pengambilan keputusan, (4) memahami pentingnya kerja sama dalam menyelesaikan masalah. Dalam psikologi, kesadaran sama artinya dengan


(44)

 

mawas diri (awareness).Menurut Soekamto (1982) terdapat empat indikator kesadaran yang masing-masing merupakan suatu tahapan bagi tahap selanjutnya dan menunjuk pada tingkat kesadaran tertentu, mulai dari terendah sampai pada tertinggi, antara lain : pengetahuan, pemahaman, sikap, pola perilaku (tindakan).

Priyono (1996) mengemukakan, awareness of environmental issues means being environmentally knowledgeable and understanding the informed actions required for finding the solutions to the issues. Jadi, dari teori di atas dapat dijelaskan bahwa indikator kesadaran adalah pengetahuan dan pemahaman. Lain halnya dalam bidang psikologi menyebutkan bahwa kesadaran mencakup tiga hal yaitu : persepsi, pikiran, dan perasaan (Atkinson dkk, 1997 : 287). (

http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/122795-S-5345-Studi%20tentang-Literatur.pdf)

Berdasarkan indikator-indikator tersebut di atas, dapat dikembangkan dengan menggunakan teori Benyamin Bloom (1908) yang membagi perilaku manusia dalam tiga domain yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam perkembangannya, teori ini dimodifikasi menjadi pengetahuan, sikap, dan praktik (tindakan).

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif memiliki enam tingkatan yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Orang yang telah “tahu” harus dapat mendefinisikan materi atau objek tersebut.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.


(45)

 

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu komponen untuk menjabarkan suatu materi atau objek. e. Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak.Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan (terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah), menunjukkan bahwa orang menerima ide tersebut.


(46)

 

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Tindakan

Tindakan terdiri dari beberapa tingkatan yaitu: a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang diambil.

b. Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuai urutan yang benar dan sesuai dengan contoh. c. Mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sudah merupakan kebiasaan.

d. Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik atau sudah dimodifikasi.

2.1.7 Remaja

Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari kedudukan masa remaja sebagai periode transisional antara masa kanak-kanak dan dewasa. Telah diketahui bahwa antara anak-anak dan orang dewasa ada beberapa perbedaan yang selain bersifat biologis atau fisiologis juga bersifat psikologis. Pada masa remaja perubahan-perubahan besar terjadi dalam kedua aspek tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada masa remaja adalah berlangsungnya perubahan itu sendiri, yang dalam interaksinya dengan lingkungan sosial membawa berbagai dampak pada perilaku


(47)

 

remaja (Agustiani, 2009:29). Secara ringkas, proses perubahan tersebut dan interaksi antara beberapa aspek yang berubah selama masa remaja bisa diuraikan seperti berikut ini (Lerner & Hultsch, 1983:318-320) :

1. Perubahan Fisik

Rangkaian perubahan fisik yang paling jelas terlihat dialami oleh remaja adalah perubahan biologis dan fisiologis yang berlangsung pada masa pubertas atau pada masa awal remaja, yaitu sekitar umur 11-15 tahun pada wanita dan 12-16 tahun pada pria (Hurlock, 1973:2021).

2. Perubahan Emosional

Akibat langsung dari perubahan fisik dan hormonal tadi adalah perubahan dalam aspek emosionalitas pada remaja sebagai akibat dari perubahan fisik dan hormonal tadi, dan juga pengaruh lingkungan yang terkait dengan perubahan fisik tersebut. Hormonal menyebabkan perubahan seksual dan menimbulkan dorongan-dorongan dan perasaan-perasaan baru. Keseimbangan hormonal yang baru menyebabkan individu merasakan hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya.Keterbatasannya untuk secara kognitif mengolah perubahan-perubahan baru tersebut bisa membawa perubahan besar dalamemosinya. Dikombinasikan dengan pengaruh-pengaruh sosial yang juga senantiasa berubah, seperti tekanan dari teman sebaya, media massa, dan minat pada lawan jenis, remaja menjadi lebih terorientasi secara seksual. Ini semua menuntut kemampuan pengendalian dan pengaturan baru atas perilakunya.

3. Perubahan Kognitif

Semua perubahan fisik yang membawa implikasi perubahan emosional tersebut makin dirumitkan oleh fakta bahwa individu juga sedang mengalami perubahan kognitif.Perubahan dalam kemampuan berpikir ini diungkapkan oleh Piaget (1972) sebagai tahap terakhir yang disebut sebagai tahap formal operation dalam perkembangan kognitifnya.


(48)

 

Kemampuan berpikir yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotetis, dan kontrafaktual, yang pada gilirannya kemudian memberikan peluang bagi individu untuk mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal.

4. Implikasi Psikososial

Semua perubahan yang terjadi dalam waktu yang singkat itu membawa akibat bahwa fokus utama dari perubahan perhatian remaja adalah dirinya sendiri.Secara psikologis proses-proses dalam diri remaja semuanya tengah mengalami perubahan, dan komponen-komponen fisik, fisiologis, emosional, dan kognitif sedang mengalami perubahan besar.

Pada masa remaja, selain perubahan fisik, remaja juga akan mengalami perubahan kejiwaan. Perubahan kejiwaan ini sendiri terjadi lebih lambat dari fisik dan labil (Pinem: 2009:304), meliputi:

1. Perubahan Emosi; sensitif (mudah menangis, cemas, tertawa dan frustasi), mudah bereaksi terhadap rangsangan dari luar, agresif sehingga mudah berkelahi.

2. Perkembangan Inteligensia: mampu berpikir abstrak dan senang memberi kritik, ingin mengetahui hal-hal baru sehingga muncul perilaku ingin mencoba hal yang baru.

Di dalam buku Psikologi Perkembangan oleh DR. Hendriati Agustiani, dikemukakan bahwa secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut (Konopa, 1973 dalam Pikunas, 1976; Ingersoll 1989):

1. Masa remaja awal (12-15 tahun)

Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua.Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman-teman sebaya.


(49)

 

2. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)

Masa remaja pertengahan ditandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru.Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri (self directed).Pada msaa ini remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai.Selain itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu.

3. Masa remaja akhir (19-22 tahun)

Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional dan mengembangkan sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri dari tahap ini.

Penelitian ini menggunakan batasan usia masa remaja akhir (19-22 tahun). Remaja akhir usia19-22 tahun dipilih sebagai objek penelitian, karena memiliki pemikiran yang lebih matang dan akan melanjutkan jenjang kehidupan selanjutnya yaitu salah satunya pernikahan.

2.1.8 Pendewasaan Usia Perkawinan

Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahunbagi wanita dan 25 tahun bagi pria. PUP bukan sekedar menunda sampai usia tertentu saja tetapi mengusahakan agar kehamilan pertamapun terjadi pada usia yang cukup dewasa. Bahkan harus diusahakan apabila seseorang gagal mendewasakan usia perkawinannya, maka penundaan kelahiran anak pertama harus dilakukan. Menurut BKKBN, usia minimal wanita untuk menikah adalah 21 tahun sedangkan untuk pria adalah 25 tahun.


(50)

 

Pendewasaan usia perkawinan diperlukan krena dilatarbelakangi beberapa faktor sebagai berikut:

1. Semakin banyaknya kasus perkawinan usia muda. 2. Banyaknya kasus kehamilan tidak diinginkan.

3. Banyaknya kasus pernikahan usia dini dan kehamilan tidak diinginkan menyebabkan pertambahan penduduk makin cepat (setiap tahun bertambah sekitar 3,2 juta jiwa).

4. Menikah dalam usia muda menyebabkan keluarga sering tidak harmonis,sering cekcok, terjadi perselingkuhan, terjadi KDRT, rentan terhadap perceraian (BkkbN).

Tujuan program pendewasaan usia perkawinan adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar didalam merencanakan keluarga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta menentukan jumlah dan jarak kelahiran. Tujuan PUP seperti ini berimplikasi pada perlunya peningkatan usia kawin yang lebih dewasa.

Program Pendewasaan Usia kawin dan Perencanaan Keluarga merupakan kerangka dari program pendewasaan usia perkawinan. Kerangka ini terdiri dari tiga masa reproduksi, yaitu:

1. Masa Menunda Perkawinan dan Kehamilan

Kelahiran anak yang baik, adalah apabila dilahirkan oleh seorang ibu yang telah berusia20 tahun. Kelahiran anak, oleh seorang ibu dibawah usia 20 tahun akan dapat mempengaruhikesehatan ibu dan anak yang bersangkutan. Oleh sebab itu sangat dianjurkan apabila seorangperempuan belum berusia 20 tahun untuk menunda perkawinannya. Apabila sudah terlanjurmenjadi pasangan suami istri yang masih dibawah usia 20 tahun, maka dianjurkan untukmenunda kehamilan, dengan menggunakan alat kontrasepsi seperti yang akan diuraikan dibawah ini. Beberapa alasan medis secara objektif dari perlunya penundaan usia kawin pertama dan kehamilan pertama bagi istri yang belum berumur 20 tahun adalah sebagai berikut:


(51)

 

a. Kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian pada saat persalinan, nifas serta bayinya.

b. Kemungkinan timbulnya risiko medik sebagai berikut: - Keguguran

- Preeklamsia (tekanan darah tinggi, cedema, proteinuria) - Eklamsia (keracunan kehamilan)

- Timbulnya kesulitan persalinan - Bayi lahir sebelum waktunya - Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

- Fistula Vesikovaginal (merembesnya air seni ke vagina) - Fistula Retrovaginal (keluarnya gas dan feses/tinja ke vagina) - Kanker leher rahim

2. Masa Menjarangkan kehamilan

Masa menjarangkan kehamilan terjadi pada periode wanita berada pada usia 20-35 tahun. Secara empirik diketahui bahwa sebaiknya wanita melahirkan pada periode usia 20-35 tahun,sehingga risiko-risiko medis yang diuraikan di atas dapat dicegah. Dalam periode 15 tahun (usia 20-35 tahun) dianjurkan untuk memiliki 2 anak. Sehingga jarak ideal antara dua kelahiransekitar 7-8 tahun.Patokannya adalah jangan terjadi dua balita dalam periode 5 tahun.

3. Masa Mencegah Kehamilan

Masa pencegahan kehamilan berada pada periode wanita berusia 35 tahun keatas. Sebabresiko medis akan lebih rentan terjadi pada wanita-wanita yang melahirkan anak diatas usia 35 tahun .

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka Konsep adalah hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemugkinan hasil penelitian yang dicapai serta perumusan kerangka konsep merupakan bahan yang dicapai serta perumusan kerangka konsep merupakan bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesis penelitian (Nawawi, 1995:40).


(1)

 

32. Apakah Anda setuju terhadap penetapan Usia Pendewasaan Perkawinan, yakni usia minimal pada saat perkawinan bagi pria?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju Alasan :

... ...

33. Apakah Anda setuju dengan jumlah anak yang terbaik dalam satu rumah tangga adalah 2 orang (laki-laki maupun perempuan sama saja)?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju Alasan :

... ...

Konatif (Tindakan)

34. Apakah Anda kelak akan menerapkan jumlah anak yang terbaik dalam satu rumah tangga adalah 2 orang (laki-laki maupun perempuan sama saja)?

a. Ya b. Tidak Alasan :

... ...

35. Apakah anda akan menerapkan jarak minimal yang harus ditetapkan dalam kelahiran anak pertama dan anak kedua?

a. Ya b. Tidak Alasan :


(2)

 

... ...

36. Apakah anda kelak akan mengikuti pendewasaan usia perkawinan? a. Ya

b. Tidak Alasan :

... ...

                                   


(3)

 

Fortron Cobol

3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 1 2 4 4 2 2 1 2 1 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 4 4 2 2 2 4 1 4 2 1 3 3 3 2 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 1 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 1 2 3 2 1 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 1 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 2 2 3 2 1 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 1 2 1 4 1 3 3 4 3 2 2 3 4 3 2 2 3 2 1 2 1 3 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 1 3 3 1 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 1 4 2 1 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 3 4 2 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 1 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 3 3 1 1 1 1 3 2 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 4 4 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 1 1 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 1 1 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2 2 1 4 1 3 4 2 3 3 3 1 1 3 4 3 3 4 4 4 3 1 3 4 4 4 2 4 4 1 1 3 1 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 2 2 3 1 2 3 4 4 3 3 2 3 1 3 3 1 4 3 3 4 4 1 1 4 3 4 4 4 4 1 1 4 1 4 1 4 4 1 1 1 4 1 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 1 2 3 2 1 3 3 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 1 3 1 3 2 1 3 2 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 4 1 1 4 4 3 1 3 2 1 1 1 2 2 3 2 1 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 4 2 1 1 1 1 1 3 2 1 3 3 3 1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 2 1 3 3 4 3 4 4 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3 4 1 1 1 4 1 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 1 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 1 2 3 1 1 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 4 4 2 3 3 4 3 3 4 1 4 3 4 3 4 4 3 2 3 2 1 1 1 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3


(4)

 

4 2 4 3 1 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 1 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 2 4 1 3 3 1 3 2 3 2 2 1 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 1 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 1 3 3 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 4 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 2 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 4 4 2 4 4 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 1 3 2 2 2 3 4 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 1 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 4 2 4 3 1 2 3 2 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 2 4 2 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 1 3 4 1 1 1 4 2 4 2 1 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 4 3 2 3 4 2 4 2 4 2 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 1 2 2 1 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 2 2 1 1 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 1 3 3 1 2 3 2 1 1 1 1 3 3 4 4 1 1 1 2 4 3 1 1 3 3 1 1 1 1 1 2 2 1 3 3 2 1 1 1 1 3 3 4 4 3 3 1 3 3 3 2 1 4 2 1 1 1 4 1 4 2 2 4 3 2 2 3 1 1 3 2 3 3 4 3 1 1 3 3 2 1 4 4 1 1 1 1 1 3 2 2 3 4 4 1 1 3 1 3 3 2 3 4 3 3 2 4 2 1 4 3 4 3 3 3 1 2 2 2 2 3 3 2 1 1 1 1 3 3 3 3 2 2 1 2 3 3 3 2 4 3 1 3 2 1 2 2 2 1 2 2 3 1 1 1 1 3 3 4 4 3 3 1 3 3 3 2 2 4 2 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 1 1 1 2 1 3 2 2 3 2 3 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 4 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 4 4 3 3 3 1 2 3 2 1 2 3 2 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 1 2 3 2 1 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 2 2 2 2 1 1 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3


(5)

 

1 1 3 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 2 1 1 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 1 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 4 4 4 4 2 4 3 2 3 2 3 4 4 3 2 3 1 3 3 3 3 3 4 3 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 1 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 1 1 3 3 2 3 3 2 2 2 1 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 1 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 1 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 1 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 2 1 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3

                               


(6)

 

BIODATA PENELITI Data Pribadi

Nama : Jessica Lara

Nama Panggilan : Jeje

Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Oktober 1993

Alamat : Jl. Garuda Gg. Siriaon No. 2-c Perumnas Mandala Medan

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Anak ke : 1 dari 3 bersaudara Alamat email : sjessicalara@yahoo.com

Nama Orang Tua

Ayah : Darwin J Sihombing

Ibu : Risma H Sitanggang

Riwayat Pendidikan

SD Budi Murni 3 Medan Tahun 1998 SMP Budi Murni 3 Medan Tahun 2004 SMA Budi Murni 1 Medan Tahun 2007 Universitas Sumatera Utara Tahun 2010

Pendidikan Non-Formal/Seminar

Talkshow Pengenalan Public Relations & Journalistic Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi 2010

Pengalaman Organisasi

Panitia Natal Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU 2010,2011

Pengalaman Kerja

Praktik Kerja Lapangan Humas di PTPN III (Persero) pada Juli-Agustus 2013   


Dokumen yang terkait

Iklan dan Kesadaran Remaja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini – Hindari 4T Terhadap Kesadaran Masyarakat Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan)

1 43 128

Iklan KB ditelevisi dan Persepsi Remaja Tentang Pernikahan Diusia Dini (Studi Korelasional Iklan KB Versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu di Televisi Terhadap Persepsi Remaja Tentang Pernikahan Diusia Dini Pada Pelajar di SMA Gajah Mada Padang Bulan dan R

3 52 128

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ”BKKBN” di TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Remaja Di Surabaya Tentang isi pesan Iklan Layanan Masyarakat ”BKKBN Versi Dua Anak Lebih Baik” Di Televisi).

1 5 78

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN BKKBN (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Tentang Isi pesan Iklan BKKBN Di Televisi Versi “Shiren Sungkar Dan Teuku Wisnu).

0 0 87

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA SURABAYA TERHADAP IKLAN LAYANAN MASYARAKAT BKKBN DI TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi).

0 0 93

Iklan dan Kesadaran Remaja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini-Hindari 4T Terhadap Kesadaran Remaja Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan)

0 0 18

BAB II URAIAN TEORITIS - Iklan dan Kesadaran Remaja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini-Hindari 4T Terhadap Kesadaran Remaja Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan)

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN - Iklan dan Kesadaran Remaja (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan BKKBN Versi Pernikahan Dini-Hindari 4T Terhadap Kesadaran Remaja Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan)

0 0 7

Dini-Hindari 4T Terhadap Kesadaran Remaja Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan)

0 0 13

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA SURABAYA TENTANG ISI PESAN IKLAN BKKBN (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Tentang Isi pesan Iklan BKKBN Di Televisi Versi “Shiren Sungkar Dan Teuku Wisnu)

0 1 25