Kualitas Hidup Wanita Yang Tinggal Di Komunitas Pertanian Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara

(1)

KUALITAS HIDUP WANITA YANG TINGGAL

DI KOMUNITAS PERTANIAN KECAMATAN SIPAHUTAR

KABUPATEN TAPANULI UTARA

SKRIPSI

Oleh: Ingrid Ave Maria

111121118

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013


(2)

(3)

Judul : Kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara.

Peneliti : Ingrid Ave Maria NIM : 111121118

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2012

Abstrak

Kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi individu hidup dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang ditetapkan dan perhatian seseorang.Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian berdasarkan jenis pertanian. Desain penelitian deskriptif analitik yang mengidentifikasi ada tidaknya perbedaan kualitas hidup berdasarkan karekteristik demografi responden (umur, suku, agama, pendidikan, penghasilan, pekerjaan pertanian dan jenis lahan pertanian) dengan jumlah sampel 355 orang. Menggunakan Tehnik purposive sampling, dan menggunakan kuisioner WHOQol-BREF dengan 26 pertanyaan pengumpulan data yang dilakukan selama dua bulan. Hasil penelitian menunujukkan setengah dari 355 responden lebih dari setengah berusia antara 45-58 (56,7%), penghasilan 1.000.000-2.000.000 (62,9%), jenis pekerjaan pertanian (56,1%), dengan lahan pertanian yang kering dan basah (79,4%). Mayoritas bersuku batak toba (95,7%), menganut agama kristen protestan (94.8%), lebih banyak dengan pendidikan SMA (48,5%). Bahwa skor kualitas hidup berbeda secara bermakna pada umur p=0.003, pendidikan p=0,002, penghasilan/bulan p=0,002 dan pada jenis pekerjaan pertanian p=0,0012. Persepsi responden terhadap kualitas hidup, mereka mempersepsikan kualitas hidup mereka baik (50,6%). Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar untuk memastikan usia, pendidikan, penghasilan, dan jenis pekerjaan sebagai faktor-faktor kualitas hidup.


(4)

PRAKATA

Segala Puji dan Syukur Peneliti Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan Karunia Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kualitas Hidup Wanita Yang Tinggal Di Komunitas pertanian Kecamatan sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara”.Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai berikut:

1. Dr. Dedi Ardinata, MKes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU 2. Erniyati , S.Kp. MNS, selaku dosen pembimbing skripsi ini.

3. Mahnum lailan nasution S.Kep,Ns,M.Kep selaku dosen pembimbing akademik.

4. Bapak Camat Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara terimakasih atas partisipasi dalam izin tempat penelitian.

5. Bagi siswa SMA N 1 sipahutar yang ibunya menjadi responden , terimakasih member kesempatan pada saya dapat menjadikan para ibu segai sasaran penelitian.

6. Teristimewa buat bapak ( P. Manullang) dan mama tercinta (R.br Marpaung) serta adik-adik tersayang (Intrus theresia manullang, Immanuel lamdo manullang ,Ivo eleonora manullang ,Iriani bhinetta manullang, Ignatius josua pangidoan manullang dan Ifan triputra Michael ) serta semua keluargaku yang telah banyak memberikan dorongan kepada penulis baik moril, maupun material serta semangat dan doa dalam menyusun skripsi ini.

7. Bagi adik angkat (Ivan dan Nuri) terimakasih dalam dukungannya dalam menyelesaikan skripsi dengan baik.


(5)

8. Peneliti ini juga banyak terimakasih pada teman bimbingan (nuzul, kk reni, merkawati dan nazli) yang memberi dukungan perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk teman satu rumah yang menemani dalam suka dan duka apalagi saat dalam proses menyelesaikan. Saya mengucap terimakasih yang sangat banyak.

10.Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman yang berada di angkatan 2011 ekstensi sore.

Kiranya Tuhan yang akan membalas setiap kebaikan semua pihak yang telah menolong peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, febuari 2013 Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR……… i

DAFTAR ISI……… ii

DAFTAR TABEL ……….. iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang……… 1

1.2. Perumusan Masalah……… 6

1.3. Tujuan Penelitian………. 6

1.4. Manfaat Penelitian……….. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas Hidup ………. ………….. 8

2.1.1. Pengertian kualitas hidup wanita……… 8

2.1.2. komponen kualitas hidup………... 9

2.1.3. faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup 8 2.1.4. Pengukuran Kualitas Hidup…..………. 9

2.2. Komunitas Pertanian 2.2.1. Pengertian komunitas pertanian ……… 29

2.2.2.Jenis-jenis pertanian……… 30

BAB III KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep……….. 35


(7)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian………. 37

4.2. Populasi dan Sampel a. Populasi Penelitian……… 37

b. Sampel Penelitian………. 37

4.3. Waktu Penelitian……… 38

4.4. Pertimbangan Etik Penelitian……… 38

4.5. Instrumen Penelitian………. 39

4.6. Uji validitas dan reabilitas……….. 41

4.7. Pengumpulan Data………... .... 40

4.8. Analisa Data……….. 43

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1. Hasil penelitian ……… 43

5.2. Pembahasan ……….. 47

BAB VI Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan ………. 50

6.2 Saran ………. 51 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1 : surat izin penelitian Lampiran 2 : surat izin mengambil data

Lampiran 3 : Formulir Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Lampiran 4 : Kuiseoner kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian penelitian

Lampiran 5 : Riwayat hidup


(8)

Daftar Tabel

Tabel 4.8.1 Tabel Penilaian Atau Pengskoringan Berdasarkan Pernyataan Pada Instrumen Penelitian

Table 1 Distribusi Frewkuensi Data Demografi Wanita Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara

Tabel 2 Distibusi Responden Berdasarkan Persepsi Kualitas Hidup Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Dimensi Kualitas Hidup Tabel 4 Distribusi Perbedaan Kualitas Hidup Dilihat Dari Karakteristik

Responden


(9)

Judul : Kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara.

Peneliti : Ingrid Ave Maria NIM : 111121118

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2012

Abstrak

Kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi individu hidup dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang ditetapkan dan perhatian seseorang.Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian berdasarkan jenis pertanian. Desain penelitian deskriptif analitik yang mengidentifikasi ada tidaknya perbedaan kualitas hidup berdasarkan karekteristik demografi responden (umur, suku, agama, pendidikan, penghasilan, pekerjaan pertanian dan jenis lahan pertanian) dengan jumlah sampel 355 orang. Menggunakan Tehnik purposive sampling, dan menggunakan kuisioner WHOQol-BREF dengan 26 pertanyaan pengumpulan data yang dilakukan selama dua bulan. Hasil penelitian menunujukkan setengah dari 355 responden lebih dari setengah berusia antara 45-58 (56,7%), penghasilan 1.000.000-2.000.000 (62,9%), jenis pekerjaan pertanian (56,1%), dengan lahan pertanian yang kering dan basah (79,4%). Mayoritas bersuku batak toba (95,7%), menganut agama kristen protestan (94.8%), lebih banyak dengan pendidikan SMA (48,5%). Bahwa skor kualitas hidup berbeda secara bermakna pada umur p=0.003, pendidikan p=0,002, penghasilan/bulan p=0,002 dan pada jenis pekerjaan pertanian p=0,0012. Persepsi responden terhadap kualitas hidup, mereka mempersepsikan kualitas hidup mereka baik (50,6%). Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar untuk memastikan usia, pendidikan, penghasilan, dan jenis pekerjaan sebagai faktor-faktor kualitas hidup.


(10)

PRAKATA

Segala Puji dan Syukur Peneliti Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan Karunia Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kualitas Hidup Wanita Yang Tinggal Di Komunitas pertanian Kecamatan sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara”.Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai berikut:

1. Dr. Dedi Ardinata, MKes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU 2. Erniyati , S.Kp. MNS, selaku dosen pembimbing skripsi ini.

3. Mahnum lailan nasution S.Kep,Ns,M.Kep selaku dosen pembimbing akademik.

4. Bapak Camat Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara terimakasih atas partisipasi dalam izin tempat penelitian.

5. Bagi siswa SMA N 1 sipahutar yang ibunya menjadi responden , terimakasih member kesempatan pada saya dapat menjadikan para ibu segai sasaran penelitian.

6. Teristimewa buat bapak ( P. Manullang) dan mama tercinta (R.br Marpaung) serta adik-adik tersayang (Intrus theresia manullang, Immanuel lamdo manullang ,Ivo eleonora manullang ,Iriani bhinetta manullang, Ignatius josua pangidoan manullang dan Ifan triputra Michael ) serta semua keluargaku yang telah banyak memberikan dorongan kepada penulis baik moril, maupun material serta semangat dan doa dalam menyusun skripsi ini.

7. Bagi adik angkat (Ivan dan Nuri) terimakasih dalam dukungannya dalam menyelesaikan skripsi dengan baik.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Laurer, dalam Ruggeri, Warner, Bisoffi, & fontecedro, 2001) mengatakan bahwa tidak terdapat satu defenisi kualitas hidup yang dapat diterima secara universal. Secara awam, kualitas hidup berkaitan dengan pencapaian manusia yang ideal sesuai dengan yang diinginkan (Diener dan Suh, dalam kahneman, diener & Schwarz, 1999 ). Setiap individu memiliki kualitas hidup yang berbeda tergantung dari masing-masing individu dalam menyikapi permasalahan yang terjadi dalam dirinya. Jika menghadapi dengan positif maka akan baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi dengan negatif maka akan buruk pula kualitas hidupnya. Coons & Kaplan (Sarafino, 1994 ) Coons & Kaplan (Sarafino, 1994) kualitas hidup adalah suatu pandangan umum yang terdiri dari beberapa komponen dan dimensi dasar yang berhubungan dengan kesehatan diantaranya keadaan dan fungsi fisik, keadaan psikologis, fungsi sosial dan penyakit serta perawatannya. Cella & Tulsky (Dimsdale, 1995) beberapa pendekatan fenomenologi dari kualitas hidup menekankan tentang pentingnya persepsi subjektif seseorang dalam memfungsikan kemampuan mereka sendiri dan membandingkannya dengan standar kemampuan internal yang mereka miliki agar dapat mewujudkan sesuatu menjadi lebih ideal dan sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Campbell dkk (Dimsdale, 1995) yang menggaris bawahi tentang pentingnya persepsi subjektif dan penafsiran dalam


(12)

pengukuran kualitas hidup. Dalam hal ini dikemukakan bahwa kualitas hidup dibentuk oleh suatu gagasan yang terdiri dari aspek kognitif dan afektif karena penilaian individu terhadap satu kondisi kognitif mempengaruhi secara efektif dan menimbulkan reaksi terhadap kondisi emosi individu tersebut.Adapun menurut Cohen & Lazarus (Sarafino, 1994) kualitas hidup adalah tingkatan yang menggambarkan keunggulan seorang individu yang dapat dinilai dari kehidupan mereka. Keunggulan individu tersebut biasanya dapat dinilai dari tujuan hidupnya, kontrol pribadinya, hubungan interpersonal, perkembangan pribadi,intelektual dan kondisi materi. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup adalah penilaian individu terhadap posisi mereka di dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dalam kaitannya dengan tujuan individu, harapan, standar serta apa yang menjadi perhatian individu.

Kualitas hidup merupakan istilah yang menunjukkan pada emosional, sosial dan kesejahteraan fisik seseorang wanita juga kemampuan mereka untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Dan dilihat dari tugas sehari-hari wanita membesarkan anak dan mengurusi rumah tangga wanita juga dituntun meningkatkan derajat kehidupan dengan berusaha memcapai prioritas dalam kehidupan. Sebagai salah satu contoh nyata sebagai prioritas dalam keluarga, memberi masa depan yang baik pada anak dalam pendidikan, kebutuhan sehari-hari (sandang dan pangan).

Kualitas hidup diartikan sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam bidang kehidupan. Lebih spesifiknya adalah


(13)

penilaian individu terhadap posisi mereka di dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dalam kaitannya dengan tujuan individu, harapan, standar serta apa yang menjadi perhatian individu (Fayers & Machin dalam Kreitler & Ben, 2004).

Peningkatan kualitas kehidupan dan peran wanita sangat diperlukan karena kualitas kehidupan wanita masih jauh lebih rendah daripada laki-laki. Pencapaian hasil pembangunan antara perempuan dan laki-laki ,yang tercermin dari masih terbatasnya akses sebagian besar perempuan ke pelayanan kesehatan yang lebih baik, pendidikan yang lebih tinggi dan ketelibatan dalam kegiatan publik lainnya (Belly, 2010)

Hasil-hasil kebijakan yang telah dicapai dapat diuraikan sebagai berikut (Helmi,2010) pemberantasan buta aksara pada perempuan yang telah dilaksanakan di jawa timur, bali, bangka Belitung, dan sumatra utara dan pelaksanaan pedoman pendidikan bagi pekerja rumah tangga (PRT) perempuan yang putus sekolah diprovinsi jawa timur, jawa tengah, jawa barat, dan lampung ( Meery, 2009 )

Menurut Biro Pusat Statistik (1999) dari hasil SUSENAS tahun 1997 dari 198,68 jiwa penduduk Indonesia 53.06% tinggal di pedesaan dengan lapangan pekerjaan utamanya di bidang pertanian. Dari jumlah tersebut 63,56 % diusahakan oleh wanita dan sisanya dilakukan oleh pria. Walaupun jumlah penduduk separuhnya adalah perempuan, lebih separuh jumah tersebut berada di pedesaan dan lebih dari separuhnya bekerja di bidang pertanian ( Rija sudirja, 2007)


(14)

Menurut BPS (2000) pada tahun 1966 pertumbuhan wanita didesa lebih tinggi dibanding diperkotaan. Di pedesaan banyak wanita sebagai pekerja keluarga,yang artinya bahwa wanita selain bekerja mengurusi anak dan mengurusi seluruh keperluan rumah tangga wanita juga telah melakukan hal lain seperti menambah tingkat kesejahteraan keluarga dengan bekerja diluar rumah tanpa melupakan prioritas wanita sebagai ibu dan kepala rumah tangga. Umumnya perempuan di perkotaan bekerja di bidang perdagangan dan jasa sedangkan di daerah pedesaan lebih banyak bekerja di sekitar pertanian dan sebagian kecil di sektor perdagangan.

Pada pertanian pada tahun 1990 ada penurunan presentasi pekerja pria di sektor pertanian dengan kata lain dalam perkembangan di masanya yang akan datang, sektor pertanian akan mengandalkan wanita dalam bidangnya, dan akan menyerap sejumlah besar tenaga kerja wanita, khususnya pedesaan semakin tinggi produktifitas desa maka semakin makmur tempat tersebut.Bahwa produktifitas tinggi bila kesehatan dari tenaga kerjanya sehat. Apalagi dengan yang kita ketahui bahwa perbedaan wanita dengan pria ada pada penggunaan tenaga , bahwa pria menggunakan tenaga lebih besar dibandingkan wanita maka wanita yang bekerja sebagai pekerja keluarga harus memperhatikan kesehatannya.(merly, 1998)

Peranan wanita di sektor pertanian tidak bisa dibantah lagi, banyak sekali peneliti sudah membuktikannya menurut Kingsley (1998) lebih dari 50% di Indonesia peranan wanita dalam pertanian sangat besar melihat bahwa Indonesia terkenal sebagai negara agraria. Indonesia yang memiliki kekayaan pertanian yang banyak,hasil tanah yang berlimpah. Untuk mewujudkan peningkatan dalam


(15)

pertanian membutuhkan tenaga kerja.tenaga kerja itu bisa pria maupun wanita.namun hasil dari susenas tahun 1995 bahwa ada pergeseran bahwa pria mengurang aktivitas pekerjaan dibidang pertanian dan digantikan oleh wanita Tentunya sumbangan tenaga kerja ini lebih dari cukup.mengingat kodrat wanita yaitu hamil, melahirkan, menyusui dan merawat anak.melihat seharusnya tidak cukup adil melebihi porsi kerja pria.

Kabupaten Tapanuli sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, bahwa Tapanuli Utara memiliki luas 3.646 km2 dan sebagian besar dari luas lahan itu da diolah untuk menghasilkan hasil pertanian. Tapanuli Utara yang luas mempunyai bidang pertanian sebagai komoditi kabupaten dilihat dengan sejumlah besar penduduk bekerja di bidang pertanian. Dengan jumlah penduduk sebanyak 279.257 jiwa, Laki-laki : 138.156 jiwa, Perempuan : 141.101 jiwa, sepertiga dari jumlah total bekerja sebagai petani. Sedangkan wanita yang bekerja sebagai petani ada dua pertiga jumlah total wanita di kabupaten tapanuli utara (Profil Tapanuli Utara, 2011)

Kecamatan Sipahutar juga kecamatan yang mengandalkan segi agraria sebagai komoditi dasar kecamatan. Wanita di Kecamatan Sipahutar banyak bergelut di bidang pertanian dan bekerja sebagai petani. Berdasarkan hasil survei awal di Kecamatan Sipahutar ada sebanyak 3554 orang yang bekerja sebagai petani. Selain sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi keluarga sebagai aktivitas utama wanita di kecamatan yang masih di ikat dengan adat istiadat budaya setempat. Bahwa wanita sebagai ibu penting dalam mengikuti tumbuh kembang anaknya sampai pada keberhasilan, melihat keberhasilan anak juga bisa


(16)

penentu bahwa kualitas wanita itu baik. Apalagi wanita batak membuat keberhasilan anak sebagai prioritas utama, Wanita yang menjadi ibu meningkatkan kualitas hidupnya dengan melihat Keberhasilan anak dalam bidang pendidikan dan di kesejahteraannya di masa depan. Mewujudkan keberhasilan anak maka para wanita melekukan pekerjaan sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk biaya masa depan anak/ keluarga. Melihat Kecamatan Sipahutar didominasi wanita dengan suku batak toba sebanyak 98% dan suku lainnya ada sebesar 2%. (Profil Kecamatan Sipahutar, 2011)

2. Perumusan Masalah

Bagaimana gambaran kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian di Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara.

3. Tujuan Penelitian Tujuan umum:

Mengetahui gambaran kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian

Tujuan khusus

Mengedentifikasi kualitas hidup berdasarkan karakteristik demografi responde (umur, suku, agama, pendidikan, penghasilan/bulan, jenis pekerjaan pertanian dan jenis lahan peranian).

4. Manfaat Penelitian

- Pada wanita di pedesaan membantu peningkatan kualitas kesehatan wanita pedesaan dalam komunitas pertanian.


(17)

- Sebagai informasi dan bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Utara dan dinas kesehatan Kecamatan Sipahutar dan Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Utara dan Dinas Pertanian Kecamatan Sipahutar untuk melaksanakan program kesehatan bagi wanita yang terlibat dalam pertanian.

- Sebagai bahan masukan bagi penelitian lain yang akan melakukan penelitian lanjutan.

- Bagi penulis ,penelitian ini sangat berguna untuk meningkatkan wawasan, pengalaman balajar dalam melakukan penelitian tentang kualitas hidup wanita dalam komunitas pertanian.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori dan tinjauan pustaka yang mendasari penelitian ini. Pembahasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah pembahasan mengenai kualitas hidup wanita. Dalam pembahasan mengenai kualitas hidup akan dibicarakan mengenai pendekatan dalam menjelaskan kualitas hidup termasuk definisi kualitas hidup, dimensi kualitas hidup, pengukuran kualitas hidup dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Pembahasan mengenai akan mengenai wanita yang bekerja sebagai petani, kesehatan wanita yang tinggal di komunitas pertanian.

2.1. Kualitas Hidup

2.1.1 Defenisi Kualitas Hidup Wanita

Kualitas hidup mendeskripsikan istilah yang merujuk pada emosional ,sosial dan kesejahteraan fisik seseorang, juga kemampuan mereka untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari (Donald,2001). Kualitas hidup merupakan persepsi individu dalam hidup ditinjau dari konteks budaya dan sistem nilai dimana individu tinggal dan berhubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan dan perhatian. Hal ini merupakan konsep tingkatan, terangkum secara kompleks mencakup kesehatan fisik, status psikologi, tingkat kebebasan, hubungan sosial dan berhubungan kepada karakteristik lingkungan (WHO,1994).

Kualitas hidup dapat diartikan sebagai derajat dimana seseorang menikmati kemungkinan dalam hidupnya, kenikmatan tersebut memiliki dua


(19)

komponen yaitu pengalaman, kepuasan dan kepemilikan atau pencapaian beberapa karakteristik dan kemungkinan-kemungkinan tersebut merupakan hasil dari kesempatan dan keterbatasan setiap orang dalam hidupnya dan merefleksikan interaksi faktor personal lingkungan (Chang, Viktor &Weissman,2004).

Menurut unit penelitian kualitas hidup Universitas Toronto, kualitas hidup adalah tingkat dimana seseorang menikmati hal-hal penting yang mungkin terjadi dalam hidupnya. Masing-masing orang memiliki kesempatan dan keterbatasan dalam hidupnya. Masing-masing orang memiliki kesempatan dan keterbatasan dalam hidupnya yang merefleksikan interaksinya dengan lingkungan .Sedangkan kenikmatan itu sendiri terdiri dua komponen yaitu pengalaman dan kepuasan dan kepemilikan atau prestasi (Universitas Toronto, 2004).

2.1.2 Komponen Kulitas Hidup Wanita 2.1.2.1 Universitas of Toronto (2002)

Beberapa literatur menyebutkan kualitas hidup dapat diklasifikasikan ke kedalam beberapa komponen, yaitu:

Menyebutkan kualitas hidup dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu internal individu ,kepemilikan (hubungan individu dengan lingkungan) dan harapan (prestasi dan asprasi inidividu)

a.Internal individu

Dibagi atas tiga yaitu secara fisik, psikologi, dan spiritual, psikologis dan spiritual. Secara fisik yang terdiri dari kesehatan fisik, personal hygine, nutrisi, olahraga, pakaian dan penampilan fisik secara umum. Secara psikologis yang terdiri dari kesehatan dan penyesuaian psikologis, kesadaran, perasaan, harga diri ,


(20)

konsep diri, dan kontrol diri. Secara spiritual terdiri dari nilai pribadi dan kepercayaan spiritual.

b.Kepemilikan

Kepemilikan (hubungan individu dengan lingkungannya) dalam kualitas hidup dibagi menjadi fisik dan sosial. Secara fisik yang terdiri dari rumah,tempat kerja/sekolah, tetangga (lingkungan dan masyarakat). Secara sosial dekat dengan orang lain, keluarga, teman kerja, lingkungan, dan masyarakat.

c.Harapan

Harapan (prestasi dan aspirasi individu ) dalam kualitas hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu secara praktis dan secara pekerjaan. Secara praktis yaitu aktifitas rumah tangga, pekerjaan, aktifitas sekolah atau sukarelawan dan pencarian kebutuhan atau sosial. Secara pekerjaan yaitu aktifitas peningkatan pengetahuan dan kemampuan serta adaptasi terhadap perubahan dan penggunaan waktu santai, aktivitas relaksasi dan reduksi stress.

2.1.2.2 WHO

World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL) membagi kualitas hidup dalam enam domain utama yaitu fisik,psikologi,tingkat kebebasan hubungan sosial, lingkungan, spiritual, agama atau kepercayaan seseorang (WHO,1998).

1) Domain I –Fisik

a. Nyeri dan ketidaknyaman

Aspek ini mengeksplor sensasi fisik yang tidak menyenangkan yang dialami individu dan selanjutnya berubah menjadi sensasi yang menyedihkan dan


(21)

mempengaruhi hidup individu tersebut. Sensasi yang tidak menyenangkan meliputi kekakuan, sakit, nyeri dengan durasi lama atau pendek, bahkan penyakit gatal yang termasuk diputuskan nyeri bila individu mengatakan nyeri, walaupun tidak ada alasan medis yang membuktikannya (WHO, 1998). b. Tenaga dan lelah

Aspek ini mengeksplor tenaga, antusiasme dan keinginan individu untuk selalu dapat melakukan aktivitas lain seperti rekreasi. Kelelahan membuat individu tidak mampu mencapai kekuatan dengan cukup untuk merasakan hidup yang sebenarnya. Kelelahan merupakan akibat dari beberapa hal seperti sakit, depresi, atau pekerjaan yang terlalu berat (WHO, 1998).

c. Tidur dan istirahat

Aspek fokus ini pada seberapa banyak terbanyak tidur dan istirahat. Masalah tidur termasuk kesulitan untuk pergi tidur, bangun tengah malam, bangun di pagi hari dan tidak dapat kembali tidur dan kurang segar saat bangun di pagi hari (WHO,1998).

2) Domain II – Psikologi

WHOQOL membagi domain psikologis pada lima bagian yaitu: a. Perasaan positif

Aspek ini menguji beberapa banyak pengalaman perasaan positif individu dari kesukaaan Keseimbangan,kedamaian,kegembiraan ,harapan, kesenangan dan menikmati dari hal-hal baik dalam hidup. Pandangan individu dan perasaan pada masa depan merupakan bagian penting dari segi ini (WHO, 1998)


(22)

b. Berfikir, belajar, ingatan dan konsentrasi

Aspek ini mengeksplor pandangan individu terhadap pemikiran, pembelajaran, ingatan, konsentrasi, dan kemampuannya dalam membuat keputusan. Hal ini juga termasuk kecepatan dan kejelasan individu memberikan gagasan (WHO, 1998).

c. Harga diri

Aspek ini menguji apa yang individu merasakan tentang diri mereka sendiri. Hal ini bias saja memiliki jarak dari perasaaan positif sampai perasaan yang ekstrim negatif tentang diri mereka sendiri. Perasaan seseorang dari harga diri sebagai individu di eksplor. Aspek dari harga diri fokus dengan perasaan individu dari kekuatan diri, kepuasaan dengan diri dan kendali diri (WHO,1998).

d. Gambaran diri dan penampilan

Aspek ini menguji pandangan individu dengan tubuhnya. Apakah penampilan tubuh kelihatan positif dan negatif. Fokus pada kepuasaan individu dengan penampilan dan akibat yang dimilikinya pada konsep diri. Hal ini termasuk perluasan dimana apabila ada bagian tubuh yang cacat akan bisa dikoreksi misalnya dengan berdandan, berpakaian, menggunakan organ buatan dan sebagainya (WHO,1998).

e. Perasaan negatif

Aspek ini fokus pada seberapa banyak pengalaman perasaan negatif individu ,termasuk patah semangat, perasaan berdosa, kesedihan, keputusan, kegelisahan, kecemasan, dan kurang bahagia dalam hidup. Segi ini termasuk


(23)

pertimbangan dari seberapa menyedihkan perasaan negatif dan akibatnya pada fungsi keseharian individu (WHO,1998).

3) Domain III - Tingkat kebebasan

WHOQOL membagi domain tingkat kebebasan pada empat bagian : a. Pergerakan

Aspek ini menguji pandangan individu terhadap kemampuannya untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bergerak disekitar tempat kerja,atau ked an dari pelayanan transprotasi (WHO, 1998).

b. Aktifitas sehari-hari

Aspek ini mengeksplor kemampuan individu untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari. Hal ini termasuk perawatan diri dan perhatian yang tepat pada kepemilikan. Tingkatan dimana individu tergantung pada yang lain untuk membantu dalam aktifitas kesehariannya juga berakibat pada kualitas hidupnya (WHO,1998).

c. Ketergantungan pada pengobatan atau perlakuan

Aspek ini menguji ketergantungan individu pada medis atau pengobatan alternatif (seperti akupuntur dan obat herbal) untuk mendukung fisik dan kesejahteraan psikologinya. Pengobatan pada beberapa kasus dapat berakibat negatif pada kualitas hidup individu (seperti efek samping dari kemoterapi) disaat yang ada pada kasus lain menambah kualitas hidup individu (seperti pasien kanker yang menggunakan pembunuh nyeri) (WHO, 1998).


(24)

d. Kapasitas pekerjaan

Aspek ini menguji penggunaan energi individu untuk bekerja. Bekerja didefenisikan sebagai aktivitas besar dimana individu disibukkan. Aktivitas besar termasuk pekerjaan dengan upah,pekerjaan sukarela untuk masyarakat, belajar dengan waktu penuh, merawat anak dengan tugas rumah tangga (WHO, 1998).

4) Domain IV – Hubungan sosial

WHOQOL membagi domain hubungan social pada tiga bagian yaitu: a. Hubungan perorangan

Aspek ini menguji tingkatan perasaan individu pada persahabatan ,cinta dan dukungan dari hubungan yang dekat dalam kehidupannya. Aspek ini termasuk pada kemampuan dan kesempatan untuk mencintai, dicintai dan lebih dekat dengan orang lain secara emosional dan fisik.tingkatan dimana individu merasa mereka bias berbagi pengalaman baik senang maupun sedih dengan oranglain yang dicintai (WHO, 1998).

b. Dukungan sosial

Aspek ini menguji apa yang individu rasakan tanggung jawab, dukungan dan tersedianya bantuan dari keluarga dan teman. Aspek ini fokus pada seberapa banyak yang individu rasakan pada dukungan keluarga dan teman. Sulit faktanya pada tingkatan mana individu tergantungan pada dukungan disaat sulit (WHO, 1998)


(25)

.

c. Aktifitas seksual

Aspek ini fokus pada dorongan dan hasrat pada seks dan tingkatan dimana individu dapat mengekspresikan dan senang dengan hasrat seksual yang tepat (WHO,1998).

5) Domain V- Lingkungan

WHOQOL membagi domain lingkungan pada delapan bagian yaitu: a. Keamanan fisik dan lingkungan

Aspek ini menguji perasaan individu pada keamanan dari kejahatan fisik. Ancaman pada keamanan bias timbuldari sumber seperti tekanan orang lain atau politik.Aspek ini lansung dengan perasaan kebebasan individu (WHO, 1998).

b. Lingkungan rumah

Aspek ini menguji tempat yang terpenting dimana individu tinggal (tempat berlindung dan menjaga barang-barang). Kualitas sebuah dapat nilai pada kenyamanan, tempat teraman individu untuk tinggal (WHO, 1998).

c. Sumber penghasilan

Aspek ini mengekpos pandangan individu pada sumber penghasilan (dan penghasilan dari tempat lain). Fokusnya pada apakah individu itu dapat menghasilkan atau tidak ada dimana berekibat pada kualitas hidup (WHO, 1998).


(26)

d. Kesehatan dan perhatian sosial:ketersediaan dan kualitas

Aspek ini menguji pandangan individu pada kesehatan dan perhatian sosial disekitar. Dekat berarti berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapat bantuan (WHO, 1998).

e. Kesempatan untuk memperoleh informasi baru dan keterampilan

Aspek ini menguji pada kesempatan individu dan keinginan untuk mempelajari keterampilan baru, baru mendapat pengetahuan baru, dan peka terhadap apa yang terjadi. Temasuk program pendidikan formal atau pembelajaran orang dewasa (WHO, 1998).

f. Partisipasi dalam kesempatan berekreasi dan waktu luang

Aspek ini mengekspor kemampuan individu, kesempatan dan keinginan untuk partisipasi dalam waktu luang ,hiburan dan relaksasi (WHO, 1998). g. Lingkungan fisik

Aspek ini menguji pandangan individu pada lingkunganya .Hal ini mencakup kebisingan, polusi, iklim dan estetika lingkungan dimana pelayanan ini dapat meningkatkan atau memperburuk kualitas hidup (WHO, 1998).

h. Transprotasi

Aspek ini menguji pandangan seberapa mudah untuk menemukan dan menggunakan pelayanan transprotasi (WHO, 1998).

6) Domain VI – Spiritual /Agama/Kpercayaan seseorang

Aspek ini menguji pada kepercayaan individu dan bagaimana dampak nya pada kualitas hidup. Hal ini bisa membantu individu untuk mengkoping


(27)

kesulitan hidup nya,member kekuatan, aspek ini ditujukan pada individu berbeda agama (Budha, Kristen, Islam, dan Hindu) dan menghindari kepercayaan yang tidak sesuai dengan orientasi agama.

2.1.2.3 Ventegodt, Merriek, Anderson (2003)

Kualitas hidup dibagi menjadi 3 bagian yang berpusat pada suatu aspek individu yang baik. Bagian pertama addalah kualitas hidup subjektif , bagaiman suatu yang baik dirasakan masing-masing individu dan mengevaluasi bagaiman mereka menggambarkan suatu perasaan mereka. Kedua adalah kualitas hidup ekstensial yaitu seberapa baik hidup seseorang merupakan level yang dalam. Hal ini mengamsusikan bahwa individu memiliki suatu sifat dasar yang lebih dalam yang berhak untuk di hormati dan dimana individu dapat harmonis.

Ketiga adalah kualitas hidup objektif yaitu bagaimana hidup seseoarang dirasakan di dunia luar. Kualitas hidup objektif dinyatakan dalam kemampuan seseorang untuk beradaptasi pada nilai-nilai budaya dan menyatakan tentang kehidupannya. Ketiga aspek ini dapat ditempatkan dalam spektrum dari subjektif ke objektif, elemen ektensial beberapa diantaranya yang merupakan komponen kualiatas hidup meliputi kesejahteraan, kepuasan hidup, kebahagiaan, makana hidup,gambaran biologis kualitas hidup, mencapai potensi hidup, pemenuhan kebutuhan dan faktor-faktor objektif.

a. Kesejahteraan

Kesejahteraan berhubungan dengan bagaiman sesuatu dalam suatu dunia objektif dengan faktor eksternal hidup. Ketika kita bercerita berita baik maka kesejahteraan merupakan pemenuhan kebtuhan dan realisasi diri


(28)

b. Kepuasan hidup

Menjadi puas berarti merasakan bagaiman hidup seharusnya, ketika pengharapan-pengharapan, kebutuhan-kebutuhan dan gairah hidup diperoleh maka seseorang puas.Kepuasan adalah pernyataan mental yaitu keadaan kognitif.

c. Kebahagiaan

Menjadi bahagia bukan hanya menyenangkan hati tetapi merupakan perasaan yang special yang beharga dan sangat diinginkan tetapi sulit diperoleh. Tidak banyak orang percaya bahwa kebahagian diperoleh dari adaptasi terhadap budaya seseorang. Kebahagian diperoleh dari adaptasi terhadap budaya seseorang. Kebahagian diasosiasikan dengan dimensi-dimensi nonrasioanal seperti cinta, ikatan erat dengan sifat tetapi bukan dengan uang, status kesehatan atau faktor-faktor objektif lainnya.

d. Makna dalam hidup

Makna dalam hidup merupakan suatu konsep yang sangat penting dan jarang digunakan. Pencariaan makna hidup melibatkan suatu penerimaan dari ketidak berartian dan keberartiandari hidup dan kewajiban untuk mengarahkan diri seseorang membuat perbaikan apa yang berarti.

e. Gambaran biologis kualitas hidup

Gambaran biologis kualitas hidup yaitu system informasi biologis dan tingkat keseimbangan ekstensial dilihat dari segi kesehatan fisik. Kesehatan fisik mencerminkan tingkat informasi biologis seperti sel-sel dalam tubuh membutuhkan informasi yang tepat untuk berfungs secara tepat dalam menjaga


(29)

kesehatan dan keseimbangan tubuh. Kesadaran kita akan pengalaman hidup juga terkondisi secara bilogis. Pengalaman dimana individu bermakna atau tida ,dapat dilihat sebagai kondisi dari sistem informasi biologis. Hubungan antara kualitas dengan penyakit diilustrasikan dengan baik mengunakan suatu teori individual sebagai suatu sistem informasi biologis.

f. Mencapai potensi hidup

Teori pencapaian potensi hidup merupakan suatu teori hubungan antara sifat dasarnya /titik permulaan biologis .Ini tidak mengurangi kekhususan dari mahluk hidup tetapi hanya tingkat dimana pertukaran informasi yang bermakna dalam sistem hidup dari sel ke organisasi sosial.

g. Pemenuhan kebutuhan

Dimana bila pemenuhan kebutuhan terpenuhi maka kulitas hidunya tinggi, kebutuhan merupakan suatu ekspresi sifat dasar kita pada umumnya di miliki mahluk hidup. Pemenuhan kebutuhan dihubungkan dengan sifat dasar kita. Kebutuhan yang kita rasakan baik ketika kebutuhan kita sudah terpenuhi. Informasi ini berada dalam bentuk kompleks yang dapat disederhanakan menjadi kebutuhan aktual.

h. Faktor-faktor objektif

Aspek objektif dari kualitas hidup dihubungkan dengan faktor-faktor eksternal hidup. Hal ini mencakup pendapatan, status perkawinan, status kesehatan, dan jumlah hubungan dengan orang lain. Kualitas hidup objektif sangat mencerminkan kemampuan untuk beradaptasi pada budaya dimana kita tinggal.


(30)

2.1.2.4 Hays (1992)

Hays (1992) menyatakan bahwa kualitas hidup dapat disimpulkan dua bagian yaitu bagian pertama adalah kesehatan fisik terdiri dari fungsi fisik, keterbatasan peran fisik, nyeri pada tubuh dan persepsi kesehatan secara umum. Fungsi fisik terdiri dari beberapa pernyataan yaitu aktifitas yang memerlukan energi, aktivitas ringan, mengangkat dan membawa barang ringan, menaiki tangga, membungkuk, berjalan beberapa gang, berjalan satu gang dan mandi serta memakai baju sendiri. Keterbatasan fisik terdiri dari pernyataan penggunaan waktu yang singkat dalam menyelesaikan pekerjaan yang tidak tepat waktu, terbatas pada beberapa pekerjaan dan kesulitan dalam melakukan pekerjaan. Nyeri pada tubuh terdiri dari pernyataan seberapa besar rasa nyeri pada tubuh dan seberapa nyeri mengganggu aktifitas. Persepsi kesehatan secara umum terdiri dari pernyataan bagaiman kondisi kesehatan saat ini.dan satu tahun yang lalu, mudah terserang penyakit, sama sehatnya dengan orang lain, kesehatan yang buruk dan kesehatan yang baik.

Kedua adalah kesehatan mental terdiri dari vitalitas, fungsi social,keterbatasan peran emosional dan kondisi mental. Vitalis terdiri dari pernyataan yang mengembangkan tentang bagaimana pasien dalam melaksanakan aktifitasnya apakah penuh semangat memiliki energi banyak, bosan, dan lelah. Fungsi sosial terdiri dari pernyataan seberapa besar masalahnya emosi menggangu aktifitas social dan berpengaruh pada aktifitas sosial. Keterbatasan peran emosinal terdiri dari pernyataan apakah masalah emosi mempengaruhi penggunaan waktu yang singkat dan pekerjaan atau lebih


(31)

lama lagi melakukan pekerjaan dan tidak berhati-hati sebagaiman mestinya. Kondisi mental terdiri dari pernyataan apakah pasien sering gugup,merasakan tertekan, tenang, sedih dan periang.

2.1.3 Faktor-faktor Mempengaruhi Kualitas Hidup

Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh WHOQOL (dalam nofitri, 2009), persepsi individu mengenai kualitas hidupnya dipengaruhi oleh konteks budaya dan sistem nilai dimana individu tinggal. Hal ini juga sesuai dengaan apa yang dikatakan Fadda dan Jiron (1999), (dalam nofitri, 2009) bahwa kualitas hidup bervariasi antara individu yang tinggal di kota/ wilayah satu dengan yang lain bergantung pada konteks budaya, sistem, dan berbagai kondisi yang berlaku pada wilayah tersebut. Menurut para peneliti, faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup adalah:

1.3.1 Gender atau Jenis Kelamin

Moons, dkk (2004) (dalam nofitri, 2009) mengatakan bahwa gender adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Bain, dkk (2003) menemukan adanya perbedaan antara kualitas hidup antara laki-laki dan perempuan, dimana kualitas hidup laki-laki cenderung lebih baik daripada kualitas hidup perempuan. Bertentangan dengan penemuan Bain, dkk (2004) menemukan bahwa kualitas hidup perempuan cenderung lebih tinggi daripada laki-laki. Fadda dan Jiron (1999) mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam peran serta akses dan kendali terhadap berbagai sumber sehingga kebutuhan atau hal-hal yang penting bagi laki-laki dan perempuan juga akan


(32)

berbeda. Hal ini mengindikasikan adanya perbedaan aspek-aspek kehidupan dalam hubungannya dengan kualitas hidup pada laki-laki dan perempuan. Ryff dan Singer (1998) dalam Papalia, dkk (2007) mengatakan bahwa secara umum, kesejahteraan laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda, namun perempuan lebih banyak terkait dengan aspek hubungan yang bersifat positif sedangkan kesejahteraan tinggi pada pria lebih terkait dengan aspek pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik.

1.3.2 Usia

Moons, dkk (2004) dan Dalkey (2002) (dalam nofitri, 2009) mengatakan bahwa usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian yang dilakukan oleh Wagner, Abbot, & Lett (2004) menemukan adanya perbedaan yang terkait dengan usia dalam aspek-aspek kehidupan yang penting bagi individu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1998) dalam Papalia, dkk (2007), individu dewasa mengekspresikan kesejahteraan yang lebih tinggi pada usia dewasa madya. Penelitian yang dilakukan oleh Rugerri, dkk (2001) menemukan adanya kontribusi dari faktor usia tua terhadap kualitas hidup subjektif.

1.3.3 Pendidikan

(dalam nofitri, 2009) Moons, dkk (2004) dan Baxter (1998) mengatakan bahwa tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup subjektif. Penelitian yang dilakukan oleh Wahl, dkk (2004) menemukan bahwa kualitas hidup akan meningkat seiring dengan lebih tingginya tingkat pendidikan yang didapatkan oleh individu. Penelitian yang dilakukan oleh


(33)

Noghani, dkk (2007) menemukan adanya pengaruh positif dari pendidikan terhadap kualitas hidup subjektif namun tidak banyak.

1.3.4 Pekerjaan

Moons, dkk (2004) (dalam nofitri, 2009) mengatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup antara penduduk yang berstatus sebagai pelajar, penduduk yang bekerja, penduduk yang tidak bekerja (atau sedang mencari pekerjaan), dan penduduk yang tidak mampu bekerja (atau memiliki disablity tertentu). Wahl, dkk (2004) menemukan bahwa status pekerjaan berhubungan dengan kualitas hidup baik pada pria maupun wanita.

1.3.5 Status pernikahan

Moons, dkk (2004) (dalam nofitri, 2009) mengatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup antara individu yang tidak menikah, individu bercerai ataupun janda, dan individu yang menikah atau kohabitasi. Zapf et al (1987) dalam Lee (1998) menemukan bahwa status pernikahan merupakan prediktor terbaik dari kualitas hidup secara keseluruhan. Penelitian empiris di Amerika secara umum menunjukkan bahwa individu yang menikah memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi daripada individu yang tidak menikah, bercerai, ataupun janda/duda akibat pasangan meninggal (Glenn dan Weaver (1981) dalam Lee, 1998). Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahl, dkk (2004) menemukan bahwa baik pada pria maupun wanita, individu dengan status menikah atau kohabitasi memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi.


(34)

1.3.6 Penghasilan

Baxter, dkk (1998) dan Dalkey (2002) (dalam nofitri, 2009) menemukan adanya pengaruh dari faktor demografi berupa penghasilan dengan kualitas hidup yang dihayati secara subjektif. Penelitian yang dilakukan oleh Noghani, Asgharpour, Safa, dan Kermani (2007) juga menemukan adanya kontribusi yang lumayan dari faktor penghasilan terhadap kualitas hidup subjektif namun tidak banyak

1.3.7 Hubungan dengan orang lain

Myers, dalam Kahneman, Diener, & Schwarz (1999) (dalam nofitri, 2009) mengatakan bahwa pada saat kebutuhan akan hubungan dekat dengan orang lain terpenuhi, baik melalui hubungan pertemanan yang saling mendukung maupun melalui pernikahan, manusia akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik baik secara fisik maupun emosional. Penelitian yang dilakukan oleh Noghani, Asgharpour, Safa, dan Kermani (2007) (dalam nofitri, 2009) juga menemukan bahwa faktor hubungan dengan orang lain memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menjelaskan kualitas hidup subjektif.

1.3.8 Standard referensi

O’Connor (1993) mengatakan bahwa kualitas hidup dapat dipengaruhi oleh standard referensi yang digunakan seseorang seperti harapan, aspirasi, perasaan mengenai persamaan antara diri individu dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan definisi kualitas hidup yang dikemukakan oleh WHOQOL (dalam nofitri, 2009) , bahwa kualitas hidup akan dipengaruhi oleh harapan, tujuan, dan standard dari masing-masing individu. Glatzer dan Mohr (1987) dalam Strack,


(35)

Argyle, & Schwarz (1991) (dalam nofitri, 2009) menemukan bahwa di antara berbagai standard referensi yang digunakan oleh individu, komparasi sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap kualitas hidup yang dihayati secara subjektif. Jadi, individu membandingkan kondisinya dengan kondisi orang lain dalam menghayati kualitas hidupnya.

2.1.4 Pengukuran Kualitas Hidup

Skevington, Lotfy, dan O’Connell (2004), mengatakan bahwa pengukuran mengenai kualitas hidup dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengukuran kualitas hidup secara menyeluruh (kualitas hidup dipandang sebagai evaluasi individu terhadap dirinya secara menyeluruh) atau hanya mengukur domain tertentu saja (kualitas hidup diukur hanya melalui bagian tertentu saja dari diri seorang induvidu) (Skevington, Lotfy, dan O’Connell, 2004).

Schipper, Clinch dan Olweny (dalam Post, Witte, dan Scrijvers, 1999) menyatakan bahwa kualitas hidup dapat diukur dari aspek fungsi fisik dan okupasi, keadaan psikologi, interaksi social dan sensasi somatic. (Post, Witte dan Scrijvers, 1999) juga membuat empat aspek untuk mengukur kualitas hidup yaitu keadaan fisik dan kemampuan fungsiolan, keadaan psikologis, dan kesejahteraan, interaksi sosial, dan keadaan ekonomi. Walaupun pembagian mengenai aspek-aspek yang mempengaruhi kualitas hidup individu tertulis dalam persamaan yang berbeda-beda, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek tersebut saling berinteraksi untuk memberikan gambaran kualitas hidup individu.

Berdasarkan konsep WHOQOL – BREF kualitas hidup dapat diukur dari aspek kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan .


(36)

Dimensi kesehatan fisik terdiri dari aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada obat-obatan dan bantuan medis, energi dan kelelahan, mobilitas, sakit dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, dan kapasitas kerja. Aktivitas sehari-hari yaitu menggambarkan kesulitan dan kemudahan yang dirasakan individu pada saat melakukan kegiatan sehari-hari. Ketergantungan pada obat-obatan dan bantuan medis yaitu menggambarkan seberapa besar kecenderungan individu dalam menggunakan obat-obatan atau bantuan medis lainnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Energi dan kelelahan yaitu menggambarkan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Mobilitas yaitu menggambarkan tingkat perpindahan yang mampu (dalam nofitri, 2009) dilakukan oleh individu dengan mudaj dan cepat. Tidur dan istirahat yaitu menggambarkan kualitas tidur dan istirahat yang dimiliki oleh individu, dan kapasitas kerja yaitu menggambarkan kemampuan yang dimiliki oleh individu (Power dalam Lopez dan Snyder, 2004).

Dimensi kesejahteraan psikologi terdiri dari body image dan apprearance, perasaan egatif, perasaan positif, self- estem dan berpikir, belajar, memori, konsentrasi. body image dan apprearance yaitu menggambarkan bagaimana individu memandang keadaan tubuh serta penampilannya. Perasaan negatif yaitu menggambarkan adanya perasaan yang tidak menyenangkan yang dimiliki oleh individu. Perasaan positif yaitu menggambarkan perasaan menyenangkan yang dimiliki oleh individu. Self- estem yaitu menggambarkan bagaimana individu menilai atau menggambarkan dirinya sendiri. Berpiki, belajar, memori dan motivasi yaitu menggambarkan keadaan kognitif individu yang memungkinkan


(37)

untuk berkonsentrasi, belajar, dan menjalankan fungsi kognitif lainnya (Power dalam Lopez dan Snyder, 2004).

Dimensi hubungan sosial terdiri dari relasi personal, dukungan sosial, dan aktivitas seksual. Relasi personal yaitu menggambarkan hubungan individu dengan orang lain. Dukungan sosial yaitu menggambarkan adanaya bantuan yang didapatkan oleh individu yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Aktivitas seksual yaitu menggambarkan kegiatan seksual yang dilakukan individu (Power dalam Lopez dan Snyder, 2004).

Dimensi lingkungan terdiri dari sumber finansial, freedom, physical safety dan security, perawatan kesehatan dan perawatan social, lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan barbagai informasi baru dan keterampilan, partisipasi dan kesempatan untuk melakukan rekreasi, lingkungan fisik, dan transportasi. Sumber finansial yaitu menggambarkan keadaan keuangan individu.

freedom, physical safety dan security yaitu menggambarkan tingkat keamanan individu yang dapat mempengaruhi kebebasan dirinya. Perawatan kesehatan dan perawatan sosial yaitu menggambarkan ketersediaan layanan kesehatan dan perlindungan sosial yang dapat diperoleh individu. Lingkungan rumah yaitu menggambarkan keadaan tempat tinggal individu. Kesempatan untuk mendapatkan informasi baru dan keterampilan yaitu menggambarkan ada atau tidaknya kesempatan bagi individu untuk memperoleh hal-hal baru yang berguna bagi individu. Partisipasi dan kesempatan untuk melakukan rekreasi yaitu menggambarkan sejauhmana individu memiliki kesempatan dan dapat bergabung untuk berkreasi dan menikmati waktu luang. Lingkungan fisik yaitu


(38)

menggambarkan keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal individu sperti keadaan air, saluran udara, iklim, polusi. Transportasi yaitu menggambarkan sarana kendaraan yang dapat dijangkau oleh individu (Power dalam Lopez dan Snyder, 2004)

2.2 Komunitas Pertanian

2.2.1 Pengertian komunitas pertanian

Menurut Kertajaya hermawan (2008) ,komunitas pertanian adalah sekelompok orang yang peduli satu sama lain lebih dari seharusnya, dimana dalam sebuah sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antara para anggota yang bergelut di bidang pertanian karenanya ada persamaan

Menurut soenarno (2002), komunitas pertanian adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi dimensi kebutuhan fungsioanal. Jadi arti dari komunitas pertanian adalah adalah kumpulan-kumpulan orang-orang disuatu wilayah tertentu dan waktu tertentu yang membentuk kelompok pertanian yang menghasilkan kebudayaan pertanian dan peraturan-peraturan yang dijadikan dasar bersama.

2.2.2 Jenis-jenis pertanian

Menurut Badan Peneliti Pertanian (2006) membagi atas 3 bagian: a) pertanian primitif

yang mempunyai ciri-ciri diantaranya cara hidupnya berpindah-pindah, tanah yang telah ditanam akan ditinggalkan dan akan mencari lahan


(39)

baru.Kegiatan bercocok tanam hanya satu kali, peralatannya masih primitif.

b) pertanian tradisional

mempunyai ciri-ciri diantaranya petani akan menerima keadaan tanah, curah hujan, sesuai dengan keadaan alamnya, penggunaan air terbatas, alat pertanian terbatas, alat pertanian masih tradisional, cara bercocok tanam biasanya akan berdasarkan ilmu yang dapat secara turun-temurun.

c) pertanian modern

Yang mempunyai ciri-ciri diantaranya tehnologi tani dan efisiensi usaha terus mengalami kemajuan, komoditi tani dan senantiasa berubah dan disesuaikan dengan permintaan pasar/konsumen sesuai dengan teknologi tani yang digunakan, perkembangan antara tanah, tenaga dan modal senantiasa berubah sehingga dapat berpengaruh pada jumlah penduduk tersedia kesempatan kerja dengan tehnologi usaha tani

Sedangakan menurut departemen pertanian membagi pertanian menjadi: a) Pertanian dalam arti sempit

Pertanian dalam arti sempit adalah bercocok tanam jadi hanya kegiatan usaha tani. Dalam arti luas pertanian meliputi cocok tanam, kehutanan, perikanan dan peternakan

b) Pertanian rakyat dan perkebunan

Perbedaan pertanian rakyat dengan perkebunan terutama letak dalam luas areal dan manajemennya. Pertanian rakyat termasuk perkebunan rakyat dalam areal lebih sempit dan manajemen sederhana. Menurut pemiliknya


(40)

perkebunan dibagi menjadi perkebunan swasta nasional, joint venture, dan PIR. Akhir ini dikenal juga PIR unggas

c) Pertanian tanaman makanan dan perdagangan

Penggolangan ini cukup lemah sebagai contoh tanaman padi adalah bahan untuk makanan, tetapi juga dapat diperdagangkan. Dalam kehidupan praktis yang dimaksud dengan tanaman perdagangan secara umum komoditinya bukan untuk bahan makanan. Tanaman makanan terdiri atas: tanaman serealia, kacangan dan

umbi-umbian

d) Pertanian holtikultura dan non-holtikultura

Holtikultura terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan. Hasil holtikultura pada umumnya mempunyai sifat mudah busuk/rusak dan bermuatan besar. Sering disebut juga sifat seluruh hasil pertanian dan untuk tidak mudah rusak dan tidak mudah busuk

e) Partanian tanaman semusim dan tanaman keras

Tanaman muda dan tanaman tahunan. Contoh padi, jagung, pisang dan cabe, kentang, kacangan, dan sebagainya

Tanaman semusim di bagi dua:  Sekali tanam seperti padi

 Sekali tanam beberapakali panen seperti cabe, tomat, arcis, buncis dan sebagainya


(41)

Tanaman keras adalah tanaman yang berumur panjang dan dapat berbuah atau panen berkali-kali.Contohnya: karet ,kelapa sawit, coklat,duren, manggadan sebagainya

f) Pertanian subsistem dan perusahaan

Adalah pertanian yang seluruhnya hasilnya digunakan atau dikonsumsi oleh produsennya sendirinya. Contohnya padi, jagung, dan ternak ayam untuk konsumsi sendiri. Pertanian ini hanya ada banyak di daerah Nias. g) Pertanian degeneratif dan ekstraktif

Pertanian degeneratif adalah pertanian yang telah dilakukan didalamnya pemeliharaan pada proses produksinya. Dan pertanian ekstraktif adalah usaha pertanian yang mengumpulkan hasil misalnya pengambilan rotan. h) Pertanian lahan sawah dan lahan kering

Pertanian ini berdasarkan pada sumber airnya  Sawah irigasi

Pengambilan air ke sawah disebut irigasi dan pembuangan dari sawah disebut drainase.

 Lahan kering

Lahan yang disenantiasakan kering, lahan kering juga sering disebut lahan darat, tegalan, huma dan lading

i) Pertanian modern dan tradisional

Pertanian berkonotasi pada tingkat penggunaan tehnologi. Pertanian modern menggunakan mesin-mesin sedangkan pertanian tradisional sedikit memakai mesin berteknologi.


(42)

j) Pertanian spesialisasi dan diverifikasi

Pertanian spesialisasi adalah pertanian dengan jenis tanaman sejenis/monokultur.mengusahakan lebih dari satu seperti tanaman dan beternak.

k) Pertanian intensif dan ekstensif

Terlihat dari luas tanah yang dipakai.pada pertanian intensif pemakaian lahan sempit sebaliknya untuk pertanian ekstensif dengan luas tanah yang cukup luas.


(43)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1Kerangka Konsep

Kerangka konseptual dalam penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan kualitas hidup wanitayang tinggal di komunita pertanian Kecamatan Sipahutar tahun 2012 yang berdasarkan konsep WHOQOL – BREF menurut WHO. Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjuan kepustakaan maka kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar. 3.1 Kerangka Penelitian Kualitas Hidup Wanita

Semakin tinggi skor maka semakin tinggi kualitas hidup

Dimensi Kualitas Hidup: - Dimensi kesehatan fisik - Dimensi psikologi - Dimensi hubungan social - Dimensi lingkungan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup :

- Jenis kelamin - Usia

- Pendidikan - Pekerjaan - Status penikahan - Penghasilan

- Hubungan dengan orang lain - Standart referensi


(44)

3.2Defenisi Operasional

Tabel. 3.2.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Defenisi Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Kualitas hidup

Kualitas hidup adalah persepsi wanita mengenai kualitas hidupnya yang mencakup dimensi kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Kuesioner WHOQoL-BREF dengan 26 pertanyaan yaitu no 1-26

Semakin tinggi skor maka semakin tinggi kualitas hidup Nominal Hipotesis

Ho: Tidak ada perbedaan kualitas hidup berdasarkan karakteristik demografi (umur, suku, agama, pendidikan, penghasilan/bulan, jenis pekerjaan pertanian dan jenis lahan pertanian).

HA: ada perbedaan kualitas hidup berdasarkan karakteristik demografi (umur, suku, agama, pendidikan, penghasilan/bulan, jenis pekerjaan pertanian dan jenis lahan pertanian).


(45)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik yang mengidentifikasi kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian di Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara

4.2 Populasi dan Sampel a. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua wanita yang bekerja sebagai petani yang berada di Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara. Menurut data dari Kecamatan Sipahutar terdapat 3554 wanita yang bekerja sebagai petani.

b. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2006) jika sampel lebih dari 100 orang dapat diambil sampel sebanyak 10-15 % atau 20-25% atau tergantung kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana serta sempit luasnya wilayah pengamatan.

Disini peneliti mengambil sampel sebanyak 10% yaitu 355 sampel. Pengambilan sampel dalam penelitan ini dengan cara purposive samplingyang bertujuan tertentu. Tehnik pengambilan ini dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan pada random atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu saja. Karena alasan keterbatasan waktu,


(46)

tenaga dan dana. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu wanita yang sehari-harinya mengerjakan lahan pertanian baik lahan basah atau lahan kering.

4.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dari bulan agustus sampai tanggal oktober dan dilaksanakan di Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli utara. Alasan peneliti mengambil Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara sebagai tempat penelitian karena kecamatan ini merupakan kecamatan yang mengandalkan segi agraria sebagai komoditi utama daerah dan sebagian besar wanita mempunyai pekerjaan petani. Jumlah penduduk wanita yang menjadi petani yang banyak yaitu sekitar 5334 (81,51%), dari jumlah total wanita yang bekerja sebanyak 4360 wanita. Kecamatan ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai kualitas hidup pada wanita yang memiliki pekerjaan sebagai petani.

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian

Prosedur penelitian akan dilakukan setelah mendapat izin penelitian kemudian dilakukan dengan pengumpulan data , menganalisa data dan menajikan data penelitian yang hanya dilakukan untuk kepentingan penelitian. Jika responden bersedia diteliti maka lebih dahulu menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak responden. Untuk menjaga kerahasiaan responden pada lembar pengumpulan data yang akan diajukan pada responden, lembar


(47)

tersebut hanya diberi inisial nama responden. Kerahasiaan informasi yang diberikan di jamin kerahasiaan oleh peneliti (Nursalam, 2001).

4. 5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Pada bagian awal instumen penelitian berisi data tentang karakteristik responden yang mencakup usia, suku, pendidikan, ,agama dan penghasilan responden. Pada bagian kedua instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan kualitas hidup yang dikembangkan oleh WHO yaitu WHOQOL – BREF berjumlah 26 butir. WHOQOL – BREF terdiri dari dua pokok yang berasal dari kualitas hidup secara menyeluruh atau secara umum dan 24 pernyataan mengenai dimensi kualitas hidup (Yudianto, Riazmadewi, dan Maryati, 2008).

Ada empat dimensi yang digabungkan untuk menilai kualitas hidup berdasarkan WHOQOL – BREF yaitu dimensi fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Dimensi fisik terdiri dari pertanyaan urutan ke 3, 4, 10, 15, 16, 17, dan 18. Dimensi psikologis terdiri dari pertanyaan urutan ke 5, 6, 7, 11, 19, dan 26. Dimensi hubungan sosial terdiri dari pertanyaan urutan ke 20, 21, dan 22. Sedangkan dimensi lingkungan terdiri dari pertanyaan urutan ke 8, 9, 12, 13, 14, 23, 24, dan 25. Pertanyaan tentang kualitas hidup secara menyeluruh dan kesehatan secara umum terdiri dari pertanyaan urutan ke 1, dan 2

Penilaian untuk tiap pertanyaan dalam kuiseoner. Pertanyaan 1 dengan penilaian 1 (sangat buruk), 2 (buruk), 3(biasa saja), 4(baik),


(48)

5(sangat baik). Pertanyaan 2 dengan penilaian 1(sangat tidak memuaskan), 2(tidak memuaskan), 3(biasa saja), 4(memuaskan), 5 (sangat memuaska). Pertanyaan 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dengan penilaian 1 (tidak pernah), 2 ( jarang), 3(cukup sering), 4 (sangat sering), 5 (berlebihan), pertanyaan 10, 11, 12, 13, 14 dengan penilaian 1(tidak sama sekali), 2(sedikit), 3(sedang), 4(sangat sering), 5(sepenuhnya alami). Pertanyaan 15 dengan penilaian 1(sangat buruk), 2(buruk), 3(biasa saja), 4(baik), 5(sangat baik). Pertanyaan 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25 dengan penilaian 1(sangat tidak memuaskan), 2(tidak memuaskan), 3(biasa saja), 4(memuaskan), 5(sangat memuaskan). Pertanyaan 26 dengan penilaian 1(tidak pernah), 2(jarang), 3(cukup sering), 4(sangat sering), 5(berlebihan)

Untuk menentukan kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian dari 26 pertanyaan, maka dilakukan pengskoran berdasarkan lima kategori dengan poin 1-5, dan pertanyaan berfokus pada intensitas, frekuensi, kepuasan dan evaluasi. Yang mana, intensitas mengacu kepada tingkatan dimana status atau situasi yang dialami oleh individu. Pertanyaan ini juga dapat mengarah kepada seberapa kuat yang dirasakan oleh individu. Pilihan jawaban untuk mengkaji intensitas adalah tidak sama sekali (1), sedikit (2), sedang (3), sangat sering (4) dan sepenuhnya dialami (5).

Frekuensi mengacu pada angka, frekuensi, atau kecepatan dari situasi atau tingkah laku. Waktu merupakan hal yang paling penting untuk pertanyaan ini, seperti frekuensi yang mengarah ke seberapa sering sesuatu


(49)

yang dialami oleh individu dalam periode waktu yang spesifik. Pilihan jawaban untuk mengkaji frekuensi adalah tidak pernah (1), jarang (2), cukup sering (3), sangat sering (4), dan selalu (5).

Kepuasan mengacu pada tingkat dimana situasi yang dirasakan individu. Pertanyaan ini juga dapat mengarah kepada seberapa puas situasi yang dirasakan oleh individu. Pilihan jawaban yang berfokus pada kepuasan adalah sangat tidak memuaskan (1), tidak memuaskan (2), biasa saja (3), memuaskan (4), dan sangat memuaskan (5). Sedangkan evaluasi mengacu kepada taksiran dari situasi, kapasitas, atau tingkahlaku. Pilihan jawaban yang berfokus pada evaluasi adalah sangat buruk (1), buruk (2), biasa saja (3), baik (4), dan sangat baik (5).

Untuk mengidentifikasi kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian maka jumlah nilai mentah dari tiap-tiap dimensi dilakukan perhitungan. Setelah dilakukan perhitungan, kemudian nilai dari tiap-tiap dimensi ditransformasikan dalam nilai rentang 26 – 130.

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan menyatakan bahwa kuesioner WHOQOL- BREF merupakan instrumen yang valid dan reliabilitas untuk mengetahui kualitas hidup. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Coefficient Alpha Cronbach , mengahasilkan nilai R = 0,743 sehingga dapat dikatakan WHOQOL – BREF adalah alat ukur yang reliabilitas dalam mengukur kualitas hidup wanita di komunitas pertanian Kecamatan Sipahutar.


(50)

4.7 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada responden. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mengajukan permohonan ijin pelaksanaan penelitian pada pendidikan (Program studi Ilmu Keperawatan )

2. Mengirim surat ijin penelitian dari fakultas ke tempat penelitian (Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara)

3. Setelah mendapat persetujuan dari Camat Kecamatan Sipahutar peneliti menjelaskan tentang prosedur , manfaat penelitian dan cara pengisian kuisioner

4. Lalu untuk mempermudah proses pengumpulan data maka penyebaran kuiseoner dibantu anak SMA N 1 Sipahutar. Hal ini disebabkan karena SMA satu-satunya yang ada di Kecamatan Sipahutar.

5. Prosedur pengumpulan data setelah diberi penjelasan mengenai prodesur penelitian dan cara pengumpulan data

6. Setelah dijelaskan oleh peneliti ini, sebanyak 355 siswa diberikan lembar kuiseoner yang diisi berdaskan wawancara dari para ibu masing-masing.

4.8 Analisa Data

Setelah semua data mentah terkumpul kemudian data dikoding dan di analisa. Patton (2000), menjelaskan bahwa analisa data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola,


(51)

kategori, dan satuan uraian dasar. Data penelitian ini dianalisa dengan menggunakan statistik deskriptif untuk mendapatkan data dalam bentuk tabulasi dengan cara memasukkan seluruh data kemudian diolah secara statistik deskriptif yang digunakan untuk melaporkan hasil dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase (%). Data karakteristik responden ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil analisa ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi dan persentase kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian. Penilaian kualitas hidup dalam rentan 26-130 dengan nilai median 52. Dengan pengskoran bahwa semakin tinggi skor maka semakin tinggi kualitas hidup ini.

Tabel 4.8.1 Tabel Penilaian atau Pengskoringan Berdasarkan Pernyataan Pada Instrumen Penelitian

Kualitas hidup Item Skor max dan min

(rentang)

Secara umum 1,2 2-10

Dimensi kesehatan fisik 3,4,10,15,16,17,18 7-35

Dimensi psikologi 5,6,7,11,19,26 6-30

Dimensi hubungan sosial 20,21,22 3-15


(52)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Dari proses pengumpulan data yang dilakukan dari tanggal 4 agustus 2012, diperoleh informasi tentang kualitas hidup wanita yang tinggal dikomunitas pertanian. Berikut ini dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu: deskriptif karakteristik data responden, kualitas hidup wanita.

5.1.1 Deskripsi karakteristik responden

Responden dalam penelitian ini adalah wanita dengan di komunitas pertanian. Jumlah responden dalam penelitian adalah 355 orang. Tapi setelah melakukan pembagian kuiseoner, kuiseoner yang balik kepada sipeneliti ada sebanyak 326. Data responedn yang diolah sebanyak 326. Tabel 1 menunujukkan lebih dari setengah responden berumur 45-58 tahun 56,7%, mayoritas bersukukan Batak Toba 95,7%, mayoritas agama yang dianut adalah agama Kristen Protestan 94,8%, terbanyak berpendidikan SMA 48,5%, banyak yang berpenghasilan/bulan sebanyak 1.000.000-2.000.000 62,9%, dengan jenis pekerjaan pertanian terbanyak sebagai pemilik dan penggarap 56,1%, melakukan pekerjaan di lahan pertanian kering dan basah 79,4%.


(53)

Table 1. Distribusi Frewkuensi Data Demografi Wanita Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara

No Karakteristik responden Frewkuensi Persentase 1 Umur

- 17-30 - 31-44 - 45-58 - 59-72 25 112 185 4 7,7 34,4 56,7 1,2

2 Suku

- Batak toba

- Batak simalungun - Batak karo

- Dll 312 7 1 6 95,7 2,1 0,3 1,8 3 Agama

- Islam

- Kristen katolik - Kristen protestan

2 15 309 0,6 4,6 94,8 4 Pendidikan

- Tidak sekolah - SD

- SMP - SMU

- Perguruan Tinggi

4 35 67 158 62 1,2 10,7 20,6 48,5 19,0 5 Penghasilan/bulan

- 1.000.000-2.000.000 - 3.000.000-4.000.000 - > 4.000.000

205 100 21 62,9 30,7 6,4 6 Jenis pekerjaan pertanian

- Pemilik - Penggarap

- Pemilik dan penggarap 126 17 183 38,7 5,2 56,1 7 Jenis lahan pertanian

- Kering - Basah

- Kering dan basah

61 6 259 18,7 1,8 79,4


(54)

5.1.2. Kualitas hidup wanita

Dari proses pengumpulan data yang dilakukan di kecamatan sipahutar pada wanita yang tinggal dikomunitas pertanian. Setengah dari responden mempersepsikan tingkat kualitas hidupnya baik 50,6% , dan responden mempersepsikan kualitas hidupnya buruk 3,4%. Seperti pada tabel 2 dibawah ini. Skor total kualitas hidup diatas median. Dimana nila maksimum skor total 122 dan nilai minimum 62.

Tabel 2 Distibusi Responden Berdasarkan Persepsi kualitas hidup

Kualitas hidup frewekuensi %

Sangat baik 23 7,1

Baik 165 50,6

Biasa saja 127 39,0

Buruk 11 3,4

Tabel 3 menampilkan bahwa mean semua dimensi kualitas hidup berada diatas median. Nilai minimum dimensi psikologi dan dimensi lingkungan berada dibawah median. Untuk nilai minimum dimensi fisik diatas median sedangkan dimensi hubungan sosial sama dengan median Dan untuk nilai maksimum berada diats median


(55)

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Dimensi Kualitas Hidup

Dimensi Median Mean SD Min Max

Fisik 16 24,9 2,8 17 34

Psikologi 24 26,4 2,6 12 27

Hubungan sosial

6 10,2 1,5 6 15

Lingkungan 16 25,6 3,7 15 38

Untuk melakukan identifikasi ada tidaknya perbedaan kualitas hidup berdasarkan karakteristik demografi dilakukan uji ANNOVA menunjukkan bahwa ada terdapat perbedaan yang bermakna pada skor total kualitas hidup berdasarkan umur ( p= 0.003), status pendidikan ( p= 0.002), penghasilan/bulan ( p=0,002), dan pada jenis pekerjaan pertanian ( p= 0,012)

Tabel 4 Distribusi Perbedaan Kualitas Hidup Dilihat Dari Karakteristik Responden.

Variable Mean p value

Umur - 17-30 - 31-44 - 45-58 - 59-72 88,80 85,65 89,73 93,50 0,003 Suku

- Batak toba

- Batak simalungun - Batak karo

- dll 88,28 90,57 89,00 86,83 0,913


(56)

Agama

- Kristen protestan - Kristen katolik - Islam 88,31 88,27 92,00 0,866 Pendidikan - SD - SMP - SMU Perguruan tinggi 85,86 86,18 88,82 91,37 0,002 Penghasilan - 1.000.000-2.000.000 - 3.000.000-4.0000.000 - < 4.000.000

86,96 90,10 92,90

0,002

Jenis pekerjaan pertanian - Pemilik

- Penggarap

- Pemilik dan penggarap

86,62 85,72 89,68

0,012

Jenis lahan pertanian - Kering - Basah

- Kering dan basah

87,48 83,83 88,60

0,372

5.2Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh setengah dari responden mempersepsikan kualitas hidupnya baik 50,6%. (WHO, 1998) Persepsi responden terhadap kualitas hidup ditinjau dari konteks budaya dan sistem nilai dimana individu tinggal dan berhubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan dan perhatian. Hal ini merupakan konsep tingkatan , terangkum secara kompleks mencakup kesehatan fisik, status psikologi , tingkat kebebasan, hubungan sosial dan berhubungan dengan karakteristik lingkungan. Komunitas pertanian yang masih memiliki usia produktif


(57)

dengan tingkat pendidikan yang kebanyakan tinggi. Dan di komunitas pertanian kualitas hidup tinggi walau hanya dengan penghasilan antara 1.000.000-4.000.000 untuk masyarakat pedesaan itu sudah baik. Dengan standart hidup yang baik para wanita selain sebagai ibu rumah tangga juga memiliki penghasilan, yang membuat para wanita itu mandiri. Dengan penghasilan serta kemandirian para ibu memiliki harapan dapat menyekolahkan anaknya sampai pada cita-cita masing-masing.

Tipe keluarga di Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara adalah extended family. Dukungan keluarga yang sangat besar, hal ini yang membuat kualitas hidup yang baik. Kehidupan sosial masyarakat yang masih banyak dipengaruhi adat istiadat . dan ada jiwa gotong royong untuk saling membantu antar sesama. Karena semua wanita memiliki kepercayaan, maka dengan memiliki keyakinan saat melakukan sesuatu akan dapat berhasil.

Skor kualitas hidup wanita berbeda secara bermakna berdasarkan umur , (Moons, dkk (2004) dan Dalkey, 2002 mengatakan bahwa usia adalah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian yang dilakukan oleh Wagner, Abbot, dan Lett (2004) menemukan adanya perbedaan terkait usia . Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1998) dalam papalia, dkk (2007), individu dewasa mengekspresikan kesejahteraan lebih tinggi pada usia dewasa madya . didalam hasil penelitian ini juga didapatkan mean semakin tinggi.


(58)

Skor kualitas hidup berdasarkan pendidikan berbeda secara bermakna dikatakan bahwa salah satu fakta yang mempengaruhi kualitas hidup adalah pendidikan (Moons, 2004 ). (Whal, 2004) menemukan bahwa kualitas hidup meningkat seiring dengan lebih tingginya pendidikan. Penelitian yang dilakukan (Nohgani, 2007) menemukan adanya pengaruh positif dari pendidikan terhadap kualitas hidup subjektif. Pendidikan yang tinggi maka kemampuan untuk meyelesaikan masalah yang lebih baik maka orang yang berpendidikan lebih tinggi cenderung mengatasi masalah lebih cepat. Wawasan berpikir orang yang berpendidikan tinggi lebih luas, dan dan dengan wawasan dapat menempa seseorang semakin bijaksana, stress menurun. Pengetahuan lebih banyak membuat kehidupan dilaksanakan lebih baik.

Skor kualitas hidup berdasarkan penghasilan berbeda secara bermakna. Ada baiknya tiap individu mengusahakan penghasilan yang banyak, (Ventegodt, Merriek, Anderson, 2003) dimana bila pemenuhan kebutuhan terpenuhi maka kualitas hidupnya tinggi , kebutuhan merupakan suatu ekpresi sifat dasar kita pada umumnya dimiliki individu. Pengahasilan yang meningkat mepengaruhi peningkatan kualitas hidup. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lebih baik, meliputi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Selain itu kualitas hidup wanita sebagai pemilik dan pengarap lebih daripada sebagi penggarap ataupun sebagai pemilik.


(59)

Skor kualitas hidup berbeda secara bermakna berdasarkan jenis pekerjaan pertanian. (Wahl, 2004) mengatakan bahwa status pekerjaan berhubungan dengan kualitas hidup baik pada pria dan wanita. Karena wanita dengan pekerja rumah tangga memiliki kapasitas beban kerja lebih, (WHO, 1998) aspek ini menguji penggunaan energi individu untuk bekerja. Bekerja didefenisikan sebagai aktivitas besar dimana individu disibukkan aktivitas besar seperti merawat anak dengan tugas rumah tangga.


(60)

BAB VI

Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan selam dua bulan di Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara. Responden mempersepsikan kualitas hidupnya baik saja. Hal ini dipengaruhi latar pendidikan SMA, tipe keluarga yang extended family, jiwa gotong royong dan terikat akan adat istiadat Dari hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa ada pebedaan kualitas hidup wanita dilihat pada umur, tingkat pendidikan, penghasilan, dan jenis pekerjaan pertanian.

6.2 Saran

6.2.1 saran untuk praktik keperawatan

Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan perlu menyadari dan memperhatikan dengan baik aspek-aspek kualitas hidup. Pengkajian yang terus menerus berkesinambungan tentang kualitas hidup para wanita sebagai pekerja pertanian sangat diperlukan oleh oleh perawat guna menentukan tindakan yang tepat untuk memberi pertolongan dalam meningkatkan kualitas hidup. Mengoptimalkan status kesehatan pasien seharusnya merupakan fokus utama dalam meningkatkan kualitas hidup wanita.

Asuhan keperawatan hendaknya tidak hanya berfokus pada masalah fisik tapi secara holistik termasuk kebutuhan seksual, psikologis, sosial dan spiritual.


(61)

6.2.2 saran

Untuk peneliti selanjutnya penelitian ini hanya dilakukan di Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara dengan jumlah sampel 355, didapatkan hasil bahwa kualitas hidup berbeda pada umur, pendidikan, penghasilan, dan jenis pekerjaaan pertanian. untuk itu perlu dilakukan penelitian Hasil penelitian ini bisa menjadi pijakan untuk penelitan selanjutnya apakah kelompok usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, menjadi faktor penting dalam kualitas hidup atau perlu penelitian dengan metode random sampling agar didapat hasil yang lebih bermakna.


(62)

Daftar Pustaka

America thoracic society. (2002). Quality of live resource. Dibuka pada website

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (edisi 5). Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Badan pusat statistic. (2000). Pertumbuhan Wanita di Desa. Dibuka pada website

Badan penelitian pertanian .(2006). Peningkatan pertanian yang lebih bermutu. Dibuka pada website 2012

Belly . (2010). Peran wanita dalam kehidupan. Dibuka pada websit wanita. Ik. Pada tanggal 22 maret 2012

Chang , Viktor, T & Weissman , DE. (2004). Fast fact and concept #52:quality of live . Dibuka pada website hhtp://www.eperc.mcw.edu/fastfactpdf/concept%pdf.pada tanggal 20 maret 2012

Dinkes. (2010). Profil Kesehatan Tapanuli Utara.Dibuka pada website

Donald, A (2012). What is quality of live ?. Dibuka pada websit based-medicine.co.uk.pada tanggal 22 maret 202


(63)

Hays, R.D. (1992). The medical outcomes study (MOS):measuring functioning and

wellbeing. Dibuka pada websit

Larasati tika. (2001) . Jurnal Kualitas Wanita Yang Mengalami Menopause . Dibuka di website http://www.dokumen.org/pdf/10865 . Pada tanggal 21 maret 2012

Lopez dan Snyder, 2004). HUMAN OF QUALITY dibuka diwebsite dokumen.org/pdf/1086667. Pada tanggal 21 maret 2012

Kertajaya hermawan. (2008) . Agricultural Very Important. Dibuka pada website http://www. Agraria.atsgol/survey_tools/mos_survey.pdf. Pada tanggal 21 maret 2012

Nofitri. (2009). Kualitas Hidup Penduduk Dewasa di Jakarta . diambil tanggal 11 april 2012 dari http://www.lontar.ui.ac.id

Nursalam.(2003). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmiah keperawatan . Jakarta :EGC

O” Connor. R (1993). Issue in the Meansurement of Health Quality of Live. Center For Health Program Evaluasi: diambil tanggal 14 april 2012. http:// www. Rodococonorassoc. Com/ issue_in_meansurement_of_qua. htm

Papalia, D.E, olds, S.W dan Fledman, R.D (2007) human development: diambil tanggal 14 april 2012. http://www.asri.ui.ac.id

Sekarwiri.( 2008). Metode penelitian dan uji realibiltas dan validitas WHOQoL-BREF.http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-94781.pdf


(64)

Soebachman.A.(2012) Rahasia Pintar Kesehatan Wanita. Yogyakarta :IN AzNA Books

Soenarno.(2002). Pertanian sebagai komoditas Negara. Dibuka pada website

Sudirja rija. (2007). Wanita dalam pertanian . dibuka pada website http://www. Agraria.atsgol/ wan_survey. Pada tanggal 22 maret 2012

Universitas Toronto (2002). Qol. Concept . Dibuka pada website http//:www. Utoronto.ca/qolconcept.pada tanggal 22 maret 2012

Ventegodt, merrick& Anderson . (2003) .Qol I. the IQOL theory of global quality of live

concept. Di buka pada wbsit

22 maret 2012

Sudarta wayan.(______).Peran Wanita Dalam Pembangunan Dalam Berwawasan Jender.Dibuka pada websit

WHO. (1994). Department of psychiatry centre for participant report outcomes. Dibuka pada website http.//www.psychiatry.unimelb.edu.au./qol tanggal 20 maret 2012

WHO. (1998) division of mental health and prevention of substance abuse. Dibuka pada websit


(65)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

KUALITAS HIDUP WANITA YANG TINGGAL

DI KOMUNITAS PERTANIAN

KECAMATAN SIPAHUTAR KABUPATEN TAPANULI UTARA

Oleh : INGRID AVE MARIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara mengharapkan jawaban yang ibu berikan sesuai dengan kondisi yang ibu hadapi tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas ibu. Informasi yang ibu berikan hanya akan digunakan untuk mengembangkan Ilmu Keperawatan dan tidak akan digunakan untuk maksud – maksud lain.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini hanya akan digunakan untuk mengembangkan Ilmu Keperawatan dan tidak akan digunakan untuk maksud – maksud lain.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat bebas, ibu bebas untuk ikut menjadi responden penelitian atau menolak tanpa sanksi apapun.

Jika ibu bersedia menjadi responden penelitian ini silahkan ibu menandatangani kolom dibawah ini.

Terima Kasih


(66)

Lampiran

Kuesioner penelitian

Kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian Kecamatan

Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara

Kode : Tanggal :

PETUNJUK PENGISIAN

1. Isilah titik-titik yang tertera pada pernyataan dengan singkat dan jelas. 2. Jawablah kuesioner dengan memberi tanda (√) pada kolom jawaban yang

tersedia sesuai dengan jawaban saudari

3. Berilah tanda lingkaran pada nomor pertanyaan jika maksud pernyataan yang tidak jelas atau kurang dimengerti dan silahkan bertanya kepada peneliti

Bagian I. Data kuiseoner data demografi 1. Umur :

1 17-30 2 31-44 3 45-58 4 59-72 5 > 72


(67)

2. Suku :

1 Batak toba 2 Batak simalungun 4 Batak karo 5 dll

3. Agama : 1 Islam

2 Kristen katolik 3 Kristen protestan

4. Pendidikan :

1 Tidak sekolah 2 SD

3 SMP 4 SMU

5 Perguruan tinggi

5. Penghasilan/bulan :

1 1.000.000-2.000.000 2 3.000.000-4.0000.000

3 > 4.000.000 6. Jenis pekerjaan pertanian

1 Pemilik

2 Penggarap


(68)

7. Jenis lahan petanian 1 Kering

2 Basah

3 Kering dan basah


(69)

KUESIONER TENTANG KUALITAS HIDUP

Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang tersedia sesuai dengan jawaban saudari. Pertanyaan berikut menyangkut perasaan ibu terhadap kualitas hidup, kesehatan dan hal-hal lain dalam kehidupan ibu. Pilihlah jawaban yang menurut ibu paling sesuai. Jika ibu tidak yakin tentang jawaban yang akan ibu berikan terhadap pertanyaan yang diberikan, pikiran pertama yang muncul pada benak ibu seringkali merupakan jawaban yang terbaik.

Camkanlah dalam pikiran ibu segala standar hidup, harapan, kesenangan dan perhatian ibu. Pikirkan tentang kehidupan ibu pada dua minggu terakhir.

No. Pertanyaan Sangat

buruk

Buruk Biasa saja

Baik Sangat baik 1. Menurut anda bagaimanakah

kualitas hidup anda?

Sangat Tidak Memu-askan Tidak Memu- askan Biasa saja Memu- Askan Sangat memu- askan 2. Seberapa puaskah anda

dengan kesehatan anda?

Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa sering anda telah mengalami hal-hal berikut ini dalam dua minggu terakhir.

Tidak pernah

Jarang Cukup sering

Sangat Sering

Berlebi-han 3. Seberapa sering anda merasa

penyakit fisik menghalangi untuk beraktivitas?

4. Seberapa sering anda

membutuhkan bantuan medis untuk dapat berfungsi dalam kehidupan sehari-hari anda?

5. Seberapa jauh anda

menikmati hidup anda?

6. Seberapa jauh anda merasa hidup anda berarti?

7. Seberapa jauh anda merasa

mampu berkonsentrasi?


(70)

8. Seberapa sering anda merasa aman dalam kehidupan anda sehari-hari? (terbebas dari ancaman bahaya)

9. Seberapa sering anda merasa lingkungan tempat tinggal anda sehat? (berkaitan dengan keadaan air, saluran udara, iklim, polusi)

Pertanyaan berikut mengacu kepada seberapa penuh anda mengalami hal-hal berikut dalam dua minggu terakhir.

Tidak Sama sekali

Sedikit Se-dang Sangat Sering Sepe- nuhnya dialami 10. Apakah anda punya cukup

energi untuk beraktivitas?

11. Apakah anda dapat

menerima penampilan tubuh anda?

12. Apakah anda memiliki cukup uang untuk memenuhi kehidupan anda?

13. Seberapa jauh ketersediaan informasi bagi kehidupan anda dari hari ke hari?

14. Seberapa sering anda

memiliki kesempatan untuk

bersenang-senang/berekreasi?

Pikirkan tentang kehidupan ibu pada dua minggu terakhir. Sangat

Baik

Buruk Biasa saja

Baik Sangat Baik

15. Seberapa baikkah

kemampuan anda dalam bergaul?


(71)

Pertanyaan berikut mengacu kepada seberapa puas anda mengalami hal-hal berikut dalam dua minggu terakhir.

No. Pertanyaan Sangat

Tidak Memuas -kan Tidak Memuas-kan Biasa saja Memua s-kan Sangat Memuas- Kan 16 Seberapa puaskah anda

dengan hidup anda?

17. Seberapa puaskah anda dengan kemampuan anda untuk melakukan aktivitas anda sehari-hari?

18. Seberapa puaskah anda dengan kemampuan anda untuk bekerja?

19. Seberapa puaskah anda dengan diri anda?

20. Seberapa puaskah anda dengan hubungan sosial anda?

21. Seberapa puaskah anda dengan kehidupan seksual anda?

22. Seberapa puaskah anda dengan dukungan yang anda peroleh dari teman anda?

23. Seberapa puaskah anda dengan kondisi tempat tinggal anda sekarang?

24. Seberapa puaskah anda dengan akses anda terhadap pelayanan kesehatan?


(72)

25. Seberapa puaskah anda dengan transportasi yang harus anda jalani?

Pertanyaan berikut mengacu kepada seberapa sering anda merasakan atau mengalami hal-hal berikut dalam dua minggu terakhir.

Tidak Pernah

Jarang Cukup sering

Sangat sering

Berlebi-han 26. Seberapa sering anda

memiliki perasaan negatif seperti putus asa, cemas, depresi?


(73)

Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama : Ingrid Ave Maria

Tempat / Tanggal lahir : Medan, 29 januari 1990

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : khatolik

Alamat : Jl.Pangaribuan Kec.Sipahutar

Riwayat Pendidikan

Tahun 1996 – 2002 : SDN No. 174581 INPRES Kec.Sipahutar

Berijazah

Tahun 2002 – 2005 : SMPN 1 Sipahutar, Kec.Sipahutar

Berijazah

Tahun 2005 – 2008 : SMA SWT RK Bintang Timur, Pematang Siantar

Berijazah

Tahun 2008 – 2011 : Kementerian Kesehatan

Politeknik Kesehatan Medan

Jurusan Keperawatan Prodi D – III.


(74)

(75)

(76)

(77)

(1)

25. Seberapa puaskah anda dengan transportasi yang harus anda jalani?

Pertanyaan berikut mengacu kepada seberapa sering anda merasakan atau mengalami hal-hal berikut dalam dua minggu terakhir.

Tidak Pernah

Jarang Cukup sering

Sangat sering

Berlebi-han 26. Seberapa sering anda

memiliki perasaan negatif seperti putus asa, cemas, depresi?


(2)

Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama : Ingrid Ave Maria

Tempat / Tanggal lahir : Medan, 29 januari 1990 Jenis kelamin : Perempuan

Agama : khatolik

Alamat : Jl.Pangaribuan Kec.Sipahutar Riwayat Pendidikan

Tahun 1996 – 2002 : SDN No. 174581 INPRES Kec.Sipahutar Berijazah

Tahun 2002 – 2005 : SMPN 1 Sipahutar, Kec.Sipahutar Berijazah

Tahun 2005 – 2008 : SMA SWT RK Bintang Timur, Pematang Siantar Berijazah

Tahun 2008 – 2011 : Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Medan Jurusan Keperawatan Prodi D – III. Berijazah


(3)

(4)

(5)

(6)

Selesai Penelitian