XRD X-Ray Diffraction Analisa Struktur Kristal

4.2. Analisa Struktur Kristal

Analisa struktur kristal Ba-Hexa Ferrite BaO.6Fe 2 O 3 dilakukan dengan menggunakan alat X-Ray Diffractometer XRD yang bertujuan untuk mengamati fase-fase yang terbentuk pada sampel uji setelah proses sintering dalam pembuatan magnet permanen Barium Heksa Ferit.

4.2.1. XRD X-Ray Diffraction

Hasil analisa XRD diperlihatkan pada gambar 4.2, gambar 4.3, dan gambar 4.4. Gambar 4.2. Pola XRD untuk sampel yang disinterring pada suhu 900 o C Pada gambar 4.2 diatas menunjukkan pola XRD untuk sampel yang disintering pada suhu 900 o C. Ternyata, dari gambar memperlihatkan bahwa terdapat 2 fasa yaitu, fasa dominan BaO6Fe 2 O 3 dan juga fasa minor yaitu Fe 2 O 3 . Fasa BaO6Fe 2 O 3 yang terbentuk pada suhu sintering 900 o C ini diperkirakan sebanyak 60,99 dan fasa minor Fe 2 O 3 sebanyak 39,01. Dimana diketahui bahwa fasa minor Fe 2 O 3 ini masih bersifat soft magnetic . Yang berarti bahwa sifat kemagnetan dari sampel ini masih lemah. -50 50 100 150 200 250 20 40 60 80 100 2 Theta In te n s it a s BaO.6Fe 2 O 3 Fe 2 O 3 Gambar 4.3. Pola XRD untuk sampel yang disinterring pada suhu 950 o C Gambar 4.4. Pola XRD untuk sampel yang disinterring pada suhu 1000 o C Gambar 4.5. Pola XRD untuk sampel yang disinterring pada suhu 1050 o C -50 50 100 150 200 250 20 40 60 80 100 2 Theta In te n s it a s BaO6Fe 2 O 3 Fe 2 O 3 -20 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 20 40 60 80 100 2 Theta In te n s it a s BaO6Fe 2 O 3 Fe 2 O 3 50 100 150 200 250 20 40 60 80 100 2 Theta In te n s it a s BaO.6Fe 2 O 3 Fe 2 O 3 Demikian pula terlihat Pada gambar 4.3, 4.4, dan 4.5 diatas menunjukkan pola XRD untuk sampel yang disintering pada suhu 950 o C, 1000 o C dan 1050 o C. Ternyata, dari masing-masing gambar juga memperlihatkan terdapat 2 fasa yang sama dengan pola XRD untuk sampel yang disintering pada suhu 1000 o C yaitu, fasa dominan BaO6Fe 2 O 3 dan juga fasa minor yaitu Fe 2 O 3 . Yang membedakan pola difraksi pada masing-masing sampel adalah meningkatnya pembentukan fasa dominan BaO6Fe 2 O 3 dan terlihat untuk fasa minor Fe 2 O 3 terbentuk lebih sedikit pada setiap kenaikan suhu sintering. Untuk sampel yang disintering pada suhu 950 o C fasa dominan BaO6Fe 2 O 3 terbentuk sebanyak 63,89 dan untuk fasa minor Fe 2 O 3 sebanyak 36,11. Untuk suhu sintering 1000 o C, fasa BaO6Fe 2 O 3 sebanyak 65,05 dan fasa Fe 2 O 3 sebanyak 34,95, dan pada suhu sintering 1050 o C, fasa BaO6Fe 2 O 3 adalah sebanyak 83,11 dan fasa Fe 2 O 3 adalah sebanyak 16,89 Gambar 4.6. Pola XRD untuk sampel yang disinterring pada suhu 1100 o C Sedangkan pada sampel yang disintering pada suhu 1100 o C terbentuk fasa tunggal yaitu BaO6Fe 2 O 3 . Jadi, semakin meningkatnya suhu sintering maka terjadi peningkatan pada perubahan mikrostruktur seperti pertumbuhan butir grain growth, pengurangan pori dan pemadatan yang diikuti kenaikkan densitasnya. Dari ketiga gambar pola XRD tersebut maka dapat dihitung kristalisasi dari setiap fasa yang terbentuk dengan menggunakan persamaan 2.14. Dari hasil perhitungan, maka dapat dibuat tabel perhitungan kristalisasi sebagai berikut: -50 50 100 150 200 250 300 350 20 40 60 80 100 2 Theta In te n s it a s BaO.6Fe 2 O 3 Tabel 4.2 Hasil perhitungan Kritasisasi Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu sintering maka fasa yang terbentuk juga semakin baik. Dari tabel 4.2 , dapat dibuat grafik pengaruh suhu sintering terhadap pembentukan fasa seperti gambar dibawah ini: Gambar 4.7 Pengaruh suhu sintering terhadap pembentukan fasa.

4.3. Sifat Magnet