Proses Pembentukan Proses Pembuatan Magnet Keramik

2.11.2 Proses Kalsinasi

Proses kalsinasi adalah proses pembakaran tahap awal yang merupakan reaksi dekomposisi secara endothermic dan berfungsi untuk melepaskan gas-gas dalam bentuk karbonat atau hidroksida sehingga menghasilkan serbuk dalam bentuk oksida dengan kemurnian yang tinggi. Kalsinasi dilakukan pada suhu tinggi yang suhunya tergantung pada jenis bahannya. Kalsinasi merupakan tahapan perlakuan panas terhadap campuran serbuk pada suhu tertentu. Tergantung pada jenis bahan. Kalsinasi diperlukan sebagai penyiapan serbuk keramik untuk diproses lebih lanjut dan juga untuk mendapatkan ukuran partikel yang optimum serta menguraikan senyawa-senyawa dalam bentuk garam atau dihidrat menjadi oksida, membentuk fase Kristal. Peristiwa yang terjadi selama proses kalsinasi antara lain james S.R,1988: a. Pelepasan air bebas H 2 O dan terikat OH berlangsung sekitar suhu 100 o C hingga 300 o C. b. Pelepasan gas-gas, seperti : CO 2 berlangsung sekitar suhu 600 o C dan pada tahap ini disertai terjadinya pengurangan berat yang cukup berarti. c. Pada suhu lebih tinggi, sekitar 800 o C struktur kristalnya sudah terbentuk, dimana pada kondisi ini ikatan diantara partikel serbuk belum kuat dan mudah lepas.

2.11.3 Proses Pembentukan

Pembuatan keramik terdiri dari pembentukan dan pembakaran. Pembentukan keramik salah satu tahap yang penting dalam pembuatan keramik, karena sangat menentukan hasil akhir. Ada beberapa proses atau cara pembentukan keramik diantaranya : 1. Cara pres kering dry pressing Pembentukan terhadap serbuk halus yang mengandung sedikit air atau penambahan bahan organic dengan pemberian tekanan yang dibatasi oleh cetakan. 2. Cara press basah wet pressing Pembentukan penambahan bahan organik dengan pemberian tekanan yang dibatasi oleh cetakan. Terhadap serbuk halus dengan penekanan dan penyaringan larutan serbuk suspensi di dalam medan magnet. 3. Cara press panas hot pressing Pembentukan terhadap serbuk halus yang merupakan kombinasi dari pembentukan dan pembakaran sintering. Dapat dipakai untuk membuat produk dengan density tinggi dan bentuk yang tepat. 4. Metode tape casting Tape casting adalah teknik yang sangat umum digunakan untuk pembentukan film tipis atau plat dengan jangkauan ketebalan sekitar 20 µm sampai 1 mm. Tape casting baik digunakan untuk pembuatan komponen-komponen elektronik seperti kapasitor, induktor dan bahan-bahan untuk rangkaian mikroelektronik. Salah atu keuntungan dari proses ini adalah peralatannya yang sederhana, mudah dilakukan pengukuran untuk pengujian dalam laboratorium dan biaya produksi rendah. Selain itu juga memungkinkan untuk pembentukan kebanyakan keramik menjadi lembaran-lembaran tunggal atau lembaran-lembaran lapisan ganda dan untuk pembentukan bahan baku menjadi struktur dua atau tiga dimensi. 5. Slip casting Suspensi dengan air dan cairan lain, larutan suspensi dituang kedalam cetakan plaster berpori, air diserap dari daeituang ke drah kontak kedalam cetakan dan lapisan lempung kuat terbentuk. Pada metode slip casting massa yang akan dibentuk harus berupa suspensi dituang ke dalam cetakan yang terbuat dari bahan gypsum plaster paris yang memiliki pori-pori yang dilakukan dengan tanpa tekanan. Untuk mendapatkan hasil yang baik, suspensi yang digunakan harus memenuhi criteria yaitu viskositas yang rendah, tidak cepat menguap, cepat mengeras, susut kering rendah, kekuatan kering tinggi dan tidak banyak memiliki gelembung udara. Kelebihan utama pembentukan dengan metode ini adalah mampu menghasilkan bentuk-bentuk yang rumit. Selain itu metode ini ekonomis walaupun digunakan untuk memproduksi bentuk-bentuk tertentu dalam jumlah kecil karena cetakan yang digunakan relatif murah. 6. Rubber Mold pressing Pembentukan terhadap serbuk halus dengan menggunakan pembungkus yang terbuat dari karet serta diberi tekanan keseluruh permukaan karet, dan menghasilkan bahan yang kompak. Pada penelitian ini proses percetakan dilakukan dengan metode press kering dry pressing.

2.11.4 Proses Sintering