Identifikasi dengan Spektrofotometer UV-Vis Identifikasi dengan Spektrofotometer Inframerah FT-IR

3.3.7 Uji kemurnian Hasil isolasi dengan Kromatografi Lapis tipis KLT

Uji kemurnian gum dilakukan dengan kromatografi lapis tipis dengan menggunakan fase diam silika gel 60 F 254 dengan eluen n-heksana:etil asetat 6:4 vv, kloroform:etil asetat 7:3 vv, dan kloroform:metanol 8:2 vv. Dimasukkan 10 mL larutan fase gerak ke dalam bejana lalu dijenuhkan. Ditotolkan gum yang sebelumnya dilarutkan dengan etil asetat pada plat KLT. Dimasukkan plat KLT tersebut ke dalam bejana kromatografi lapis tipis yang telah jenuh. Setelah pelarut fase gerak merembes sampai batas tanda, plat KLT dikeluarkan dari bejana, dikeringkan, diamati di bawah sinar UV, dan difiksasi dengan menggunakan pereaksi FeCl 3 5 dalam metanol menghasilkan bercak berwarna hitam yang menunjukkan adanya senyawa flavonoida.

3.3.8 Identifikasi Senyawa Hasil Isolasi

3.3.8.1 Identifikasi dengan Spektrofotometer UV-Vis

Spektrum serapan kandungan tumbuhan dapat diukur dalam larutan yang sangat encer dengan menggunakan pembanding pelarut blanko. Senyawa tanpa warna diukur pada rentang 200 – 400 nm dan senyawa berwarna pada rentang 200 – 700 nm. Pelarut yang banyak digunakan untuk spektroskopi UV – Vis adalah metanol. Senyawa hasil isolasi yang bobot molekulnya diketahui, pengukuran intensitas serapan pada panjang gelombang maksimum λ maks dinyatakan sebagai log ϵ, dengan ϵ = AСl A = absorbansi, C = konsentrasi dalam g moll, l = panjang alur sel dalam cm, umumnya 1 Harborne, 1987. Analisis dengan alat Spektrofotometer UV-Vis diperoleh dari Laboratorium Pusat Penelitian Kimia – LIPI, Kawasan PUSPITEK Serpong, Tangerang dengan menggunakan metanol sebagai pelarut Gambar 4.1. Universitas Sumatera Utara

3.3.8.2 Identifikasi dengan Spektrofotometer Inframerah FT-IR

Sinar inframerah mempunyai energi yang lebih rendah dari sinar ultraviolet atau sinar tampak, sehingga tebal sel yang dipakai pada spektrofotometer lebih tipis daripada untuk spektrofotometer lainnya 0,002 mm. Oleh karena tidak ada pelarut yang sama sekali transparan terhadap sinar inframerah, maka sampel dapat diukur sebagai padatan atau cairan murninya. Sampel dalam bentuk padat digerus dalam mortir kecil bersama kristal KBr kering dalam jumlah sedikit 0,5-2 mg cuplikan + 100 mg KBr kering. Campuran tersebut dipres diantara dua skrup Gambar 3.1 memakai kunci, kemudian kedua skrupnya dibuka dan band yang berisi tablet cuplikan tipis diletakkan di tempat sel spektrofotometer inframerah dengan lubang mengarah ke sumber radiasi Kristianingrum, S. 2013. Gambar 3.1 Preparasi sampel pada Spektrofotometer Inframerah Kristianingrum, S. 2013 Analisis dengan alat Spektrofotometer FT-IR diperoleh dari Laboratorium Pusat Penelitian Kimia – LIPI, Kawasan PUSPITEK Serpong, Tangerang dengan menggunakan KBr Gambar 4.2. Universitas Sumatera Utara 3.3.8.3Identifikasi dengan Spektrometer Resonansi Magnetik Inti Proton 1 H-NMR Preparasi sampel dimulai dengan dimasukan sampel ke dalam suatu wadah berupa tabung gelas yang berbentuk silindris, diletakkan diantara dua kutub magnet. Sampel dilarutkan dalam pelarut tak mengandung proton seperti CCl4, CDCl3, D2O atau acetonitril dan sejumlah kecil TMS ditambahkan sebagai standar internal, kemudian dimasukkan kedalam tempat sampel. Sampel kemudian diputar sekitar sumbunya untuk mengusahakan agar semua bagian dari larutan terkena medan magnet yang sama Kristianingrum, S. 2013. Analisis dengan alat Spektrometer 1 H-NMR diperoleh dari Laboratorium Pusat Penelitian Kimia Institut Teknologi Bandung ITB dengan menggunakan Aseton sebagai pelarut Gambar 4.3. Universitas Sumatera Utara

3.4 Bagan Uji Flavonoida