Kromatografi Lapis Tipis Kromatografi

Adsorben Silika gel merupakan jenis adsorben fase diam yang penggunaannya paling luas. Permukaan silika gel terdiri atas gugus Si-O-Si dan gugus silanol Si- OH. Gugus silanol bersifat sedikit asam dan polar sehingga dapat membentuk ikatan hidrogen dengan solut-solut yang agak polar sampai sangat polar. Adanya air dari atmosfer yang diserap oleh permukaan silika gel mampu mendeaktifkan permukaannya karena air akan menutup sisi aktif silika gel. Hal ini dapat diatasi dengan memanaskan pada suhu 105 C, meskipun demikian reprodusibilitasnya sulit dicapai kecuali jika suhu dan kelembapan benar-benar dijaga secara hati-hati. Semakin polar solut maka akan semakin tertahan kuat ke dalam adsorben silika gel ini Sudjadi, 1986. Silika gel dapat diaktivasi dengan cara dipanaskan pada suhu 110ºC selama 24 jam. pH dari silika gel yang telah diaktivasi adalah 4. Di samping itu, silika gel juga dapat di nonaktifkan reactivation dengan cara pemanasan pada suhu 110ºC selama 24 jam Armarego, dkk. 2012.

2.4.4.1 Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis dikembangkan oleh Ismailoff dan Schraiber pada tahun 1938. Metode ini sederhana, sensitif, kecepatan pemisahan tinggu dan mudah untuk memperoleh kembali senyawa-senyawa yang terpisahkan Khopkar,1990. Dalam kromatografi lapis tipis, fase diamnya merupakan penjerap berukuran kecil dengan diameter partikel antara 10-30µm. Semakin kecil ukuran partikel fase diam, maka semakin baik kinerja efisiensi dan resolusi kromatografi lapis tipis. Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembangan bergerak sepanjang fase diam akibat adanya pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik ascending ataupun pengaruh gravitasi pada pengembangan secara menurun descending Sudjadi, 2007. Universitas Sumatera Utara Pemilihan fase gerak yang digunakan pada kromatografi lapis tipis tergantung pada solut yang dianalsis dan fase diam yang digunakan Sumarno,2001. Kromatografi lapis tipis digunakan untuk dua tujuan pertama sebagai metode untuk memperoleh hasil kualitatif, kuantitatif atau preparatif dan yang kedua yaitu untuk menentukan sistem pelarut yang akan digunakan pada kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi. Dengan menggunakan kromatografi lapis tipis, pemisahan yang dilakukan pada senyawa yang berbeda seperti senyawa organik alam, senyawa organik sintetik, kompleks anorganik- organik, dapat dilakukan dalam beberapa menit dan peralatan yang digunakan juga tidak mahal dan jumlah cuplikan yang rendah dalam beberapa mikrogram dapat ditangani. Kelebihan dari metode kromatografi lapis tipis ini yaitu pemakaian pelarut dan cuplikan yang jumlahnya sedikit Gritter,1991. Fase diam yang digunakan dalam kromatografi lapis tipis berupa fase polar seperti silika gel, kiselguhr, alumina aluminium oksida, magnesium silikat dan selulosa, dan fase non polar fase terbalik seperti fase diam dari silika. Bila fase diam telah ditentukan maka pemilihan fase gerak yang akan digunkan berpedoman pada kekuatan elusi dari fase gerak tersebut Sumarno,2001.

2.4.4.2 Kromatografi Kolom