xix
BAB II LANDASAN TEORI
A. KERANGKA TEORITIK
1. Pengertian Anak
Pengertian atau kedudukan anak yang ditetapkan menurut UUD 1945 terdapat dalam Pasal 34. Pasal ini mempunyai makna khusus terhadap
pengertian dan status anak dalam bidang politik, karena yang menjadi esensi dasar kedudukan anak dalam kedua pengertian ini, yaitu anak
adalah subyek hukum dari sistem hukum nasional, yang harus dilindungi, dipelihara dan dibina untuk mencapai kesejahteraan anak. Pengertian
menurut UUD 1945 dan pengertian politik menonjolkan hak-hak yang harus diperoleh anak dari masyarakat bangsa dan negara; atau dengan kata
yang tepat pemerintah dan masyarakat lebih bertanggung jawab terhadap masalah sosial yuridis dan politik yang ada pada seorang anak.
Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang No 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak menyebutkan bahwa : ”Anak adalah seseorang yang
belum mencapai umur 21 dua puluh satu tahun dan belum pernah kawin”.
Pengertian anak dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata BW adalah orang yang belum dewasa adalah mereka yang belum berumur 21
dua puluh satu tahun. Seperti yang dinyatakan dalam Pasal 330 ayat 1 yang berbunyi : “Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai
umur genap 21 dua puluh satu tahun, dan tidak lebih dahulu kawin...dst”. Dalam Pasal 330 ayat 3 mendudukkan anak sebagai berikut, : “Seorang
yang belum dewasa yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tua akan berada di bawah perwalian...dst.”..Pengertian anak disini disebutkan
dengan istilah “belum dewasa” dan mereka yang berada dalam pengasuhan orang tua dan perwalian. Pengertian tentang anak di dalam Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Yurisprudensi, Hukum Adat, dan Hukum Islam diletakkan dalam makna dengan mereka yang
belum dewasa dan seorang yang belum mencapai usia batas legitimasi hukum sebagai subyek hukum atau layaknya subyek hukum normal yang
ditentukan oleh perundang-undangan perdata.
xx Dalam lapangan hukum pidana pengertian kedudukan anak
diletakkan dalam pengertian anak yang bermakna penafsiran hukum secara negatif. Dalam arti seorang anak yang berstatus sebagai subyek hukum
yang seharusnya bertanggung jawab terhadap tindak pidana strafbaar feit yang dilakukan oleh anak itu sendiri, ternyata karena kedudukan sebagai
seorang anak yang berada dalam usia belum dewasa diletakkan sebagai seorang yang mempunyai hak-hak khusus dan perlu untuk mendapat
perlindungan khusus menurut ketentuan hukum yang berlaku. Pengertian tentang anak secara khusus legal formal dapat kita
ketemukan dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan pasal 1 angka 5 Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, yaitu : “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan
belas Tahun, termasuk anak yang ada dalam kandungan”. Sedangkan menurut pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, pengertian anak adalah : “Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 delapan belas tahun dan
belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya”.
Menurut pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, pengertian anak yaitu: “Anak adalah orang yang
dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umur 8 delapan tahun tetapi belum mencapai umur 18 delapan belas tahun dan belum pernah kawin”.
Jadi, jelaslah bahwa menurut Undang-Undang Pengadilan Anak, bagi seorang anak yang belum mencapai usia 8 delapan tahun itu belum dapat
mempertanggungjawabkan perbuatannya walaupun perbuatan tersebut merupakan tindak pidana. Akan tetapi bila si anak tersebut melakukan
tindak pidana dalam batas umur 8 delapan tahun tetapi belum mencapai umur 18 delapan belas tahun maka ia tetap dapat diajukan ke sidang
Pengadilan Anak.
13
2. Pengertian Pekerja Anak