Pengertian Pekerja Anak KERANGKA TEORITIK

xx Dalam lapangan hukum pidana pengertian kedudukan anak diletakkan dalam pengertian anak yang bermakna penafsiran hukum secara negatif. Dalam arti seorang anak yang berstatus sebagai subyek hukum yang seharusnya bertanggung jawab terhadap tindak pidana strafbaar feit yang dilakukan oleh anak itu sendiri, ternyata karena kedudukan sebagai seorang anak yang berada dalam usia belum dewasa diletakkan sebagai seorang yang mempunyai hak-hak khusus dan perlu untuk mendapat perlindungan khusus menurut ketentuan hukum yang berlaku. Pengertian tentang anak secara khusus legal formal dapat kita ketemukan dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, yaitu : “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas Tahun, termasuk anak yang ada dalam kandungan”. Sedangkan menurut pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, pengertian anak adalah : “Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 delapan belas tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya”. Menurut pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, pengertian anak yaitu: “Anak adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umur 8 delapan tahun tetapi belum mencapai umur 18 delapan belas tahun dan belum pernah kawin”. Jadi, jelaslah bahwa menurut Undang-Undang Pengadilan Anak, bagi seorang anak yang belum mencapai usia 8 delapan tahun itu belum dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya walaupun perbuatan tersebut merupakan tindak pidana. Akan tetapi bila si anak tersebut melakukan tindak pidana dalam batas umur 8 delapan tahun tetapi belum mencapai umur 18 delapan belas tahun maka ia tetap dapat diajukan ke sidang Pengadilan Anak. 13

2. Pengertian Pekerja Anak

Pekerja Anak adalah sebuah istilah untuk mempekerjakan anak kecil dengan gaji yang kecil, dan dapat memiliki konotasi pengeksploitasian 13 http:prabusetiawan.blogspot.com200905pengertian-anak.html xxi anak kecil atas tenaga mereka. Anak yang berusia dibawah 18 tahun di Indonesia dilarang dipekerjakan Pasal 68 Undang-Undang Ketenagakerjaan RI Nomor 13 Tahun 2003. Dengan pegecualian bagi anak yang berumur antara 13 tiga belas tahun sampai dengan 15 lima belas tahun untuk melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak menganggu perkembangan dan kegiatan fisik, mental dan sosial Pasal 69 ayat 1 UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Anak-anak yang terpaksa harus bekerja atau disebut pekerja anak, menurut Konvensi Vol III No. 3 April 1999, termasuk dalam kelompok anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus yang disebut Children in Need of Special Protection CNSP. Soetarso 14 berpendapat bahwa pekerja anak adalah : a. Anak yang dipaksa atau terpaksa bekerja mencari nafkah untuk dirinya sendiri dan atau keluarganya di sektor ketenagakerjaan formal yang melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga anak terhenti sekolahnya dan mengalami pemaksaaan fisik, mental, maupun sosial. Dalam profesi pekerjaan sosial, anak ini disebut mengalami perlakuan salah abused, dieksploitasi exploited, dan ditelantarkan neglected. b. Anak yang dipaksa, terpaksa atau dengan kesadaran sendiri mencari nafkah untuk dirinya sendiri dan atau keluarganya di sektor ketenagakerjaan informal, di jalanan atau tempat-tempat lain, baik yang melanggar peraturan perundang-undangan khusunya di bidang ketertiban, atau yang tidak, baik yang masih sekolah maupun yang tidak bersekolah. Anak ini ada yang mengalami perlakuan salah dan atau dieksploitasi, ada pula yang tidak. Pekerja anak di Indonesia sudah dijumpai sejak dulu, karena secara tradisi anak diharapkan membantu orang tua di ladang atau usaha keluarga lainnya. Munculnya pekerja anak merupakan permasalahan sosial yang cukup memprihatinkan. Dalam ketentuan Pasal 69 ayat 2 UU Nomor 12 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa pengusaha yang mempekerjakan anak pada pekerjaan ringan harus memenuhi persyaratan : a. izin tertulis dari orang tua atau wali; b. perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali; c. waktu kerja maksimum 3 tiga jam; d. dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah; 14 Abu Huraerah, Kekerasan terhadap Anak, Nuansa, Bandung, 2006, hal. 70. xxii e. keselamatan dan kesehatan kerja; f. adanya hubungan kerja yang jelas; g. menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini dikecualikan pada anak yang bekerja pada usaha keluarga. Dalam Pasal 70 dan Pasal 71 disebutkan bahwa pengecualian larangan mempekerjakan anak yaitu : a. Anak bekerja di tempat kerja yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan atau pelatihan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang dan berumur paling sedikit 14 empat belas tahun dengan syarat diberi petunjuk yang jelas tentang tata cara pelaksanaan pekerjaan serta bimbingan dan pengawasan dalam melaksanakan pekerjaan dan diberi perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja; b. Anak melakukan pekerjaan untuk mengembangkan bakat dan minatnya dengan syarat berada dibawah pengawasan langsung dari orang tua atau wali, waktu kerja paling lama 3 tiga jam sehari serta kondisi dan lingkungan kerja tidak menganggu perkembangan fisik, mental, sosial dan waktu sekolah. Dalam hal anak dipekerjakan bersama-sama dengan pekerjaburuh dewasa, maka tempat kerja anak harus dipisahkan dari tempat kerja pekerja buruh dewasa dan anak dianggap bekerja bilamana berada di tempat kerja, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya Pasal 72 dan 73 UU Ketenagakerjaan.

3. Perlindungan Anak