39
4.2.1. Kadar Unsur C, N, P, dan K yang terkandung dalam pupuk kompos limbah sayuran sawi
A. Dengan penambahan bakteri EM4
Dari limbah sayuran sawi dengan penambahan bakteri EM4 3 mL sebelum pengomposan hari - 0 dan setelah dikomposkan hari-10, diperoleh hasil C
18,59 : 6,71 ; N 0,83 :0,67 ; P 0,24 : 0,07 ; K 1,13 : 0,86, bakteri EM4 5 mL C 20,00 : 6,05 ; N 0,85 : 0,75 ; P 0,25 : 0,12 ; K
1,21 : 0,89, bakteri EM4 10 mL C 23,05 : 5,93 ; N 0,90 : 0,79 ; P 0,27 : 0,15 ; K : 1,51 : 0,97 diperoleh berdasarkan dari hasil perhitungan
berikut: Sebelum pengomposan Hari-0
3mL bakteri EM4 a. Kadar Karbon C
Kadar Air = Kadar Air =
Kadar Abu = Kadar Abu =
100 = 5,62
Kadar C = 100 - Kadar Air + Kadar Abu Kadar C = 100 -
5,62 = 18,59 Keterangan :
W1 : Berat sampel + wadah sebelum di oven W2 : Cawan kosong
W3 : Berat sampel + cawan setelah di oven W4 : Berat sampel + cawan setelah diabukan
b. Kadar Nitrogen Nitrogen =
Universitas Sumatera Utara
40
Keterangan : W : Berat sampel g
Vs : Volume titrasi sampel mL Vb : Volume titrasi blanko mL
Fp : Faktor pengenceran 0,014 : BM Nitrogen 1000
N : Normalitas H
2
SO
4
0,0483 N Kadar N =
100 = 0,83
c. Kadar Posfor P
2
O
5
Posfor = Keterangan :
W : Berat sampel g C : Konsentrasi ppm
Fp : Faktor pengenceran Kadar Posfor =
100 = 0,24
d. Kadar Kalium K
2
O Kalium =
Keterangan : W : Berat sampel g
Fp : Faktor pengenceran C : konsentrasi ppm
k : faktor BM K
2
OK Kadar Kalium =
100 = 1,13
B. Dengan penambahan tanah gambut
Dengan penambahan starter tanah gambut, kadar C, N, P, dan K yang terkandung dalam kompos limbah sayuran sawi sebelum pengomposan hari-0 dan sesudah
pengomposan hari-10, diperoleh hasil yaitu, penambahan 100 g tanah gambut C
Universitas Sumatera Utara
41
23,26 : 10,56 ; N 1,21 : 0,56 ; P 0,22 : 0,10 ; K 1,54 : 1,32, tanah gambut 200 g C 24,29 : 10,43 ; N 1,47 : 0,61 ; P 0,23 : 0,13 ; K
1,73 : 1,54, tanah gambut 300 g C 26,99 : 9,84 ; N 1,53 : 0,64 ; P 0,25 : 0,14 ; K 1,95 : 1,78.
C. Tanpa Starter
Pada pengomposan limbah sayuran sawi tanpa starter, diperoleh hasil kandungan unsur C, N, P, dan K, sebelum pengomposan hari-0 dan sesudah pengomposan
hari-10, yaitu: tanpa starter C 18,40 : 10,58 ; N 0,31: 0,16 ; P 0,15 : 0, 09 ; K 0,9 : 0,7.
Untuk memperoleh data di atas, dilakukan perhitungan yang sama untuk penentuan kadar C, N, P, dan K pada kompos limbah sayuran sawi dengan
penambahan 5 mL bakteri EM4, 10 mL bakteri EM4, 100 g tanah gambut, 200 g tanah gambut, 300 g tanah gambut, dan tanpa starter. Dapat dilihat pada
lampiran.
Dari data di atas menunjukkan bahwa kenaikan kadar C, N, P,dan K berbanding lurus dengan jumlah starter yang ditambahkan ke dalam kompos
limbah sayuran sawi, dimana semakin besar jumlah bakteri EM4 dan tanah gambut yang ditambahkan, maka semakin pula kadar C, N, P, dan K nya.
Sehingga kadar C, N, P, dan K yang terkandung dalam kompos limbah sayuran sawi dengan penambahan bakteri EM4 dan tanah gambut lebih besar
dibandingkan dengan kadar C, N, P, dan K pada kompos limbah sayuran sawi tanpa starter.
Menurut Suhardjo dan Widjaja, 1976 kadar unsur utama bobot lahan gambut 0 cm
– 30 cm Riau, yaitu dengan ketebalan gambut gambut dangkal 0,5 – 1 m mengandung N 1,13, P 0,05, K 0,13, dan 12 bobot karbon organik.
Kadar N pada tanah gambut relative tinggi, sedangkan kadar P beragam. Kadar C dan N menurun dengan makin dalam dari permukaan.
Universitas Sumatera Utara
42
Perubahan yang terjadi terhadap kadar unsur C, N, P, dan K pada kompos limbah sayuran sawi dengan penambahan bakteri EM4
Gambar 3. Kadar unsur C, N, P, dan K sebelum Pengomposan Hari-0
Gambar 4. Kadar unsur C, N, P, dan K sesudah Pengomposan Hari-10
1 2
3 4
5 6
7 8
C N
P K
sesudah pengomposan hari ke-10
3 ml 5 ml
10 ml
Universitas Sumatera Utara
43
Dari grafik data pengomposan Gambar 3 dan Gambar 4 yaitu pengomposan limbah sayuran sawi dengan penambahan starter EM4 mengalami
penurunan kadar Karbon sekitar 12 - 19, kadar Nitrogen sekitar 0,1 - 0,3 , kadar Fosfor sekitar 0,1 - 0,2, kadar Kalium sekitar 0,2 - 0,5.
Perubahan yang terjadi terhadap kadar unsur C, N, P, dan K pada kompos limbah sayuran sawi dengan penambahan starter tanah gambut
Gambar 5. Kadar unsur C, N, P, dan K sebelum Pengomposan Hari-0
Gambar 6. Kadar unsur C, N, P, dan K sesudah Pengomposan Hari-10
5 10
15 20
25 30
C N
P K
sebelum pengomposan hari ke-0
100 g 200 g
300 g
2 4
6 8
10 12
C N
P K
sesudah pengomposan hari ke-10
100 g 200 g
300 g
Universitas Sumatera Utara
44
Dari grafik data pengomposan Gambar 5 dan Gambar 6 yaitu pengomposan limbah sayuran sawi dengan penambahan starter tanah gambut
mengalami penurunan kadar Karbon sekitar 12 - 17, kadar Nitrogen sekitar 0,6 - 0, , kadar Fosfor sekitar 0,1 - 0,2, kadar Kalium sekitar 0,2 - 0,5.
Perubahan yang terjadi terhadap kadar unsur C, N, P, dan K pada kompos limbah sayuran sawi tanpa starter
Gambar 7. Kadar unsur C, N, P, dan K sebelum pengomposan hari-0 dan sesudah pengomposan hari-10
Dari grafik data pengomposan Gambar 7 yaitu pengomposan limbah sayuran sawi tanpa starter mengalami penurunan kadar Karbon sekitar 8 kadar
Nitrogen sekitar 0,2 , kadar Fosfor sekitar 0,06, kadar Kalium sekitar 0,2.
Dari data di atas menunjukkan bahwa adanya perubahan kadar unsur C, N, P, dan K sebelum dan sesudah pengomposan limbah sayuran sawi. Pada
pembuatan kompos dari limbah sayuran sawi dengan menggunakan penambahan bakteri EM4, tanah gambut dan tanpa starter, kadar C pada hari 0 sudah
memenuhi. Karena sudah berada pada kisaran Karbon 9,8-32. Setelah di komposkan selama 10 hari, unsur Karbon mengalami penurunan. sehingga
nilainya 9,8. Hal ini disebabkan karena Karena limbah sayuran sawi mengalami pembusukan atau penguraian, dengan adanya aktivitas mikroba yang merombak
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
C N
P K
sebelum dan sesudah pengomposan
SEBELUM Hari ke-0 SESUDAH Hari Ke-10
Universitas Sumatera Utara
45
dan disebabkan karena adanya penguapan sebagian besar senyawa-senyawa hilang ke udara pada saat pengomposan. Menurut Lingga, 2002 bila tanah cukup
mengandung udara dan air, peruraian bahan organik akan berlangsung cepat. Akibatnya jumlah CO
2
akan meningkat dengan cepat. Sehingga kandungan kadar
C akan menurun dan semakin banyak jumlah mikroba yang terkandung dalam starter, maka akan semakin banyak pula unsur karbon yang akan hilang pada saat
proses pengomposan, sehingga nilai karbon akan semakin kecil. Berdasarkan hasil yang diperoleh, kandungan unsur karbon pada pengomposan limbah sayuran sawi
dengan menggunakan starter EM4 lebih kecil dibandingkan dengan kandungan unsur karbon pada kompos limbah sayuran dengan menggunakan starter tanah
gambut dan tanpa starter, hal ini disebabkan karena jumlah mikroba yang terkandung dalam kompos dengan starter EM4 lebih banyak dibandingkan dengan
kompos yang menggunakan starter tanah gambut dan tanpa starter. Kadar unsur Nitrogen mengalami penurunan setelah dikomposkan selama
10 hari. Terjadinya penurunan kadar Nitrogen dalam sampel pada saat proses pengomposan disebabkan karena Nitrogen sangat jarang ditemui menjadi
komponen oleh karena sifatnya yang mudah larut air. Amonium akan diubah menjadi nitrit, kemudian menjadi nitrat oleh bakteri nitrifikasi. Nitrat dan nitrit
sebagian akan lenyap di dalam air dan sebagian mengalami denitrifikasi menjadi gas N
2
dan N
2
O akan memasuki sistem atmosfir kembali. Poerwowidodo, 1992. Kandungan Posfor dan Kalium dalam kompos limbah sayuran sawi tidak
terlalu mengalami penurunan yang signifikan, hal disebabkan karena Posfor dan Kalium mengalami penghancuran dan peruraian yang lambat oleh karena daya
larutnya yang rendah. Poerwowidodo, 1992.
Universitas Sumatera Utara
46
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN