BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan pemahaman konsep pada siswa kelas IV SDN 03 Sidanegara Kedungreja
Cilacap Tahun Pelajaran 20092010, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan pemahaman konsep bangun
ruang dalam pelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 03 Sidanegara, yaitu ditunjukan dengan prosentase siswa yang tuntas KKM nilai 65 yaitu meningkat 24
dari keadaan awal yang hanya 44 menjadi 68 pada siklus I. Setelah dilakukan tindak lanjut kesiklus II, hasil belajar siswa meningkat lagi menjadi 88 siswa yang
mencapai KKM sebanyak 23 anak, atau meningkat sebesar 20 dari siklus I. Dari peningkatan hasil belajar siswa tersebut dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep
siswa tentang bangun ruang meningkat. 2.
Model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan keaktifan proses pembelajaran yang berlangsung. Peningkatan ini dapat dilihat dari observasi yang dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung untuk melihat keaktifan siswa dan cara guru mengajar
menggunakan model
pembelajaran kontekstual.
Melalui model
pembelajaran kontekstual guru hanya bertugas untuk sebagai informan dan membantu siswa dalam memahami konsep bangun ruang pada kelas IV, dalam pembelajaran ini
siswa dituntut untuk aktif bertanya, menjawab, dan menjelaskan materi yang sedang dipelajari hal ini yang akan membuat model pembelajaran kontekstual lebih hidup dan
bermakna. Hambatan yang dihadapi selama melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual yang diterapkan pada kelas IV untuk meningkatkan
pemahaman konsep yaitu, banyak siswa yang kesulitan belajar sendiri untuk menemukan suatu pemahaman konsep, karena mereka terbiasa mendapatkan
penjelasan dari guru atau dapat dikatakan ada beberapa siswa yang belum bisa untuk berpikir secara kritis, siswa masih bingung untuk mengutarkan pendapat mereka atau
71
bingung dalam merangkai kata-kata yang sesuai sehingga banyak siswa yang malu untuk maju kedepan. Adapun hal dilakukan guru dalam mengatasi masalah diatas
adalah guru menggunakan bermacam-macam media pembelajaran yang sesuai sebagai pemodelan, guru membantu siswa memahami materi dengan bersama-sama
menyimpulkan materi, guru membantu siswa dalam merangkai kata-kata yang sesuai, guru memberikan apresiasi bagi siswa yang mau mengutarakan pendapatnya di depan
kelas baik salah maupun benar, dibentuk kelompok belajar, jadi sebelum salah seorang siswa maju mereka telah dapat menjelaskan konsepnya kepada teman satu kelompok
mereka. Melihat keseluruhan proses pembelajaran terjadi peningkatan yang berarti.
B. Implikasi