Menurut Morgan 1989 konsep adalah konstruksi atau gambaran untuk susunan simbolik yang mewakili suatu kejadian atau hal yang umum dan sering terjadi Morgan,
1989. Kemampuan manusia dalam membentuk suatu konsep memudahkan manusia dalam mengkategorisasikan sesuatu. Konsep warna “merah” misalnya, kita dapat
mengklasifikasikan objek-objek yang berwarna merah atau tidak. Contoh yang lain adalah “buah-buahan”, kita dapat mengklarifikasikan mana yang merupakan buah dan
mana yang bukan. Konsep menunjuk pada pemahaman dasar. Siswa mengembangkan suatu konsep
ketika mereka mampu mengklasifikasikan atau mengelompokan benda-benda atau ketika mereka dapat mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu Mulyono
Abdurrahman, 2003: 254 . Salah satu pernyataan dalam teori Ausubel di dalam Trianto, 2007: 94 adalah
bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran adalah apa yang diketahui siswa pengetahuan awal. Jadi supaya belajar menjadi bermakna maka konsep
baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang ada dalam struktur kognitif siswa. Dari pemaparan pendapat tentang konsep di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa penguasaan konsep adalah merupakan proses belajar mental yang lebih tinggi untuk menentukan apa inti dari setiap hal yang dipelajari untuk membantu
menyederhanakan dan meringkas informasi yang didapat, sehingga membantu proses mengingat lebih efisien.
4. Hakikat Model Pembelajaran Kontekstual
a. Pengertian Model Pembelajaran
Proses pembelajaran di sekolah tidak lepas dari perangkat dalam pembelajaran seperti metode, strategi, prencana pembelajaran, media, kurikulum, dan lain sebagainya.
Salah satu diantara yang lainnya adalah model pembelajaran. Terdapat banyak model pembelajaran baru, yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan
aktifitas pembelajaran. Model yakni cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendapatkan informasi dari guru, dimana informasi tersebut dibutuhkan untuk mencapai kompetensi pengajaran Dwijiastuti, dkk, 2005: 5.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain menurut Joyce di dalam Trianto,
2007: 5. Arends dalam Trianto, 2007: 5-6, menyatakan “The term teaching model refers
to a particular appoarch to instruction that includes its goals, syntax, environment, and management system.” Istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan
pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak
dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah: 1
Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya; 2
Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar tujuan pembelajaran yang akan dicapai;
3 Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil; dan 4
Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai Kardi dan Nur, di dalam Trianto, 2007: 6
Dalam kehidupan sehari-hari, kata model digunakan dalam beberapa konteks. Dalam lingkup pendidikan istilah model telah lama digunakan. Model mengajar
merupakan patokan bagi guru untuk melakukan kegiatan belajar-mengajar. Model pembelajaran adalah suatu pola instruksional yang memberikan proses sepesifikasi dan
penciptaan situasi lingkungan tertentu yang mengakibatkan para siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan khusus pada tingkah laku mereka Dwijiastuti, dkk, 2005:24.
b. Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual