Pembahasan Dari hasil penelitian ini didapatkan bakteri-bakteri yang tinggal pada kuku

Tabel 5.3. Hasil uji biokimia Bakteri Jumlah Koloni Proteus vulgaris 4 Proteus mirabilis 2 Pseudomonas sp. 1 Klebsiella oxytoca 3 Klebsiella pneumonia 16 26 Dari hasil uji biokimia pada 26 koloni 70,27 bakteri batang gram negatif ditemukan Proteus vulgaris sebanyak 4 koloni 10,81, Proteus mirabilis 2 koloni 5,4, Pseudomonas sp. 1 koloni 2,7, Klebsiella oxytoca 3 koloni 8,12, dan Klebsiella pneumonia 16 koloni 43,24. Dari hasil penelitian ini didapatkan bakteri yang paling banyak ditemukan adalah Klebsiella pneumonia 43,24 dan bakteri yang paling sedikit ditemukan adalah Pseudomonas sp. 2,7 dan Staphylococcus aureus 2,7.

5.4. Pembahasan Dari hasil penelitian ini didapatkan bakteri-bakteri yang tinggal pada kuku

sebagian besar merupakan flora normal pada kuku, tetapi ada satu bakteri yang bukan flora normal pada kuku yaitu Pseudomonas sp.. Pseudomonas sp. ini merupakan famili dari Pseudomonaceae, merupakan bakteri batang gram negatif yang motil dan dapat hidup pada rentang suhu yang ekstrim yaitu 4°C sampai 43°C Igbinosa, Nwodo, Sosa, Tom, dan Okoh, 2012. Kemungkinan ditemukannya Pseudomonas sp. pada kuku karena kemampuannya dapat beradaptasi pada berbagai macam lingkungan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Igbinosa, Nwodo, Sosa, Tom, dan Okoh 2012 menemukan bahwa Pseudomonas sp. dapat hidup pada air tawar, dimana spesies dari Pseudomonas sp. tersebut yaitu: P. putida 71,42, P. fluorescens 14,28, P. aeruginosa 7,14, dan spesies Pseudomonas sp. lainnya 7,14. Kaitannya dengan penelitian ini adalah kemungkinan penggunaan air tawar yang Universitas Sumatera Utara mengandung Pseudomonas sp. oleh responden, sehingga bakteri ini bisa terdapat di kuku responden. Menurut Association for European Safety Infection Control in Destistry 2010 mengatakan bahwa mikroorganisme yang terjadi di kulit dan kuku tangan merupakan flora normal atau flora tetap kulit. Bakteri tersebut adalah Staphylococcus epidermidis, Stphylococcus aureus, Micrococcus luteus, Diphteroids, Streptococcus sp., dan bakteri gram negatif Baron S, 1996. Pada penelitian ini didapatkan bakteri gram negatif yang paling banyak dijumpai adalah Klebsiella pneumonia 43,24. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dagnew, Tiruneh, Moges, dan Gizachew 2013 yang mendapatkan bakteri Klebsiella sp. 1,67 dari isolasi bantalan kuku jari. Walaupun pada penelitian tersebut bukan merupakan bakteri yang terbanyak tapi membuktikan bahwa Klebsiella sp. merupakan flora normal yang ada di kuku. Klebsiella pneumonia merupakan flora normal kulit, mulut, dan usus. Famili Enterobacteriaceae dan genus Klebsiella. Bakteri ini merupakan bakteri anaerobik fakultatif, berbentuk batang gram negatif, non motil, dan dapat memfermentasi laktosa Puspnadan et al., 2012. Pada keadaan lain, Klebsiella sp. merupakan bakteri patogen oportunistik yang dapat menyebabkan infeksi saluran nafas, mukosa hidung, faring, dan pneumonia Sikarwar dan Batra, 2011. Selain Klebsiella pneumonia, bakteri batang gram negatif lain yang ditemukan adalah Klebsiella oxytoca 8,12. Klebsiella pneumonia dan Klebsiella oxytoca dapat menyebabkan infeksi di rumah sakit atau yang biasa dikenal infeksi nosokomial Brooks, Butel, dan Morse 2005. Selanjutnya, bakteri Proteus sp. merupakan bakteri batang gram negatif dari famili Enterobacteriaceae. Pada penelitian ini jenis bakteri Proteus sp. yang dijumpai adalah Proteus vulgaris 10,81 dan Proteus mirabilis 5,4. Menurut Ghaidaa, Yanchang, dan Abdallah 2013 Proteus sp. merupakan penyebab infeksi salurah kemih. Proteus vulgaris merupakan bakteri batang gram negatif kemoheterotrof, yang memiliki flagela agar bisa bergerak aktif motil. Bakteri ini tinggal di tanah, daging mentah, air yang kotor, dan debu. Sama halnya dengan Proteus vulgaris, menurut Mufida dan Suswati 2007 Proteus mirabilis Universitas Sumatera Utara hidup di tanah dan air, dan bakteri ini merupakan flora normal pada saluran pencernaan manusia. Proteus vulgaris dan Proteus mirabilis dijumpai pada penelitian ini kemungkinan besar karena adanya kontak responden dengan tanah, air, dan debu yang terpapar setiap hari. Bakteri coccus gram positif juga ditemukan pada penelitian ini. Bakteri coccus gram positif yang ditemukan adalah Staphylococcus epidermidis 27,03 dan Staphylococcus aureus 2,7. Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri yang lebih banyak dijumpai daripada Staphylococcus aureus. Sesuai dengan Baron S 1996 menyatakan bahwa Staphylococcus epidermidis merupakan penduduk paling banyak di kulit dan pada beberapa tempat dapat menjadi flora aerobik residen lebih dari 90. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan