Yield to Maturity Obligasi

dibanding pada yield yang tinggi Kusuma dan Asrori, 2005. Jika yield to maturitynya lebih tinggi dari yield to maturityyang dianggap tepat maka obligasi dikatakan underpriced undervalued dan merupakan satu kandidat untuk dibeli. Sebaliknya, jika yield to maturity lebih rendah dari yang dianggap tepat, maka obligasi dikatakan overpriced overvalued dan merupakan kandidat untuk dijual Sharpe, dkk, 2005. Rumus perhitungan yield to maturity menggunakan persamaan yang dikembangkan dengan menggunakan metode equation approximation sebagai berikut Tandelilin, 2010:260: YTM = �+ �−� � �+� 2 x 100 Keterangan : YTM = Yield to Maturity C = Kupon N = Sisa Waktu Jatuh Tempo F = Face Value Nilai Nominal P = Harga Obligasi Pada Saat t=0 2.1.5.Tingkat Suku Bunga SBI Menurut Wardane 2003 dalam Prawoto dan Avonti 2004, suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan uang.Suku bunga adalah jumlah bunga yang harus dibayar per unit waktu. Dengan kata lain, masyarakat harus membayar peluang untuk meminjam uang. Suku bunga dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan. 2. Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi. Investasi dalam deposito atau SBI, akan menghasilkan bunga bebas risiko tanpa memikirkan pengelolaannya. Sementara investasi dalam obligasi mengandung risiko seperti kegagalan penerimaan kupon atau gagal pelunasan dan kerugian karena kehilangan kesempatan untuk melakukan investasi di tempat lain opportunity cost. Oleh karena itu, yieldobligasi yang diperoleh harus lebih tinggi daripada tingkat deposito atau SBI Ibrahim, 2008. Pergerakan tingkat suku bunga SBI sangat berpengaruh terhadap efek pendapatan tetap.Kenaikan tingkat bungaSBI diharapkan dapat memberikan alternatif investasi karena orang lebih suka membeli SBI yang memberikan bunga tinggi.Pada gilirannya kenaikan tingkat suku bunga SBI pasti berdampak pada kenaikan tingkat bunga komersial.Disaat tingkat bunga komersial tinggi merupakan momen yang tidak tepat untuk merealisasikan capital gain.Karenaharga obligasi berhubungan terbalik dengan tingkat bunga pasar. Sehingga kenaikan tingkat bunga komersial justruakan mengakibatkan penurunan harga obligasi. Kemudian investor dapat merealisasikan capital gainketika pemerintahmelakukan pemotongan terhadap tingkat suku bunga SBI.Karena pemotongan tingkat sukubunga SBI berdampak pada apresiasi terhadap harga obligasi Ratih, 2006. Menurut Van Horne dan Wachowicz 1997 bahwa jika tingkat bunga meningkat sehingga tingkat pengembalian yang diharapkan pasar juga meningkat, maka harga obligasi akan menurun. Jika tingkat bunga menurun, harga obligasi meningkat.Sehingga tingkat bunga dan harga obligasi bergerak dalam arah yang berlawanan.Dari pernyataan diatas, tampak jelas bahwa keberagaman tingkat bunga dapat menyebabkan keberagaman harga obligasi.Variasi ini pada harga sekuritas yang disebabkan oleh perubahan pada tingkat bunga disebut dengan risiko tingkat bunga. Nilai suatu obligasi bergerak berlawanan arah dengan perubahan suku bunga secara umum. Jika suku bunga secara umum cenderung turun, maka nilaiatau harga obligasi akan meningkat, karena para investor cenderung untuk berinvestasi pada obligasi. Sementara itu, jika suku bunga secara umum cenderung meningkat, maka nilai atau harga obligasi akan turun, karena para investor cenderung untuk menanamkan uangnya di Bank Bapepam, 2003. 2.1.6.Peringkat Obligasi Bond Rating Salah satu indikator penting untuk mengetahui tingkat risiko yang dihadapi oleh perusahaan penerbit obligasi, tercermin dalam peringkat obligasinya.Obligasi dengan peringkat rendah merupakan obligasi yang lebih berisiko.Implikasinya obligasi dengan peringkat rendah harus menyediakan YTM lebih tinggi karena untuk mengkompensasi kemungkinan risiko yang besar Ratih, 2006. Rating atau peringkat obligasi memiliki peran penting baik bagi perusahaan maupun bagi investor karena: 1 rating obligasi merupakan indikator resiko kegagalan default risk dari suatu obligasi dan secara langsung dapat mengukur pengaruh terhadap tingkat bunga obligasi dan biaya modal suatu perusahaan; 2 kebanyakaan obligasi dibeli oleh investor institusi daripada investor individu dan banyak dari investasi institusi tersebut hanya diperbolehkan untuk melakukan investasi pada sekuritas yang aman Brigham dan Houston, 2006:290. Peringkat rating yang diberikan oleh rating agencyakan menyatakan apakah obligasi tersebut berada pada peringkat investment gradeatau non investment grade. Suatu obligasi yang memperoleh rating non investment grademaka obligasi tersebut disebut dengan istilah junk bond.Sedangkan suatu obligasi yang sebelumnya termasuk investment gradetetapi setelah ditinjau kembali dan peringkatnya turun ke non investment grade, obligasi yang demikian biasanya disebut falling angelsAng, 1997 dalam Ibrahim 2008. Proses pemeringkatan obligasi dilakukan oleh suatu lembaga pemeringkatrating agency. Lembagapemeringkat yang ada di Indonesia adalah PT. PEFINDO Pemeringkat Efek Indonesia yang juga bekerjasama dengan Standars Poor’s.Perusahaan pemeringkat obligasi memberikan hasil peringkat obligasi dalam beberapa simbol obligasi dimana masing-masing simbol memiliki arti yang berbeda.Hasil peringkat diperoleh dari data kualitatif maupun kuantitatif emiten obligasi termasuk rasio-rasio keuangan emiten pada beberapa tahun sebelumnya.Adapun simbol peringkatPT. PEFINDO adalah sebagai berikut Ang, 1997 dalam Ibrahim 2008: Tabel 2.1 Simbol Peringkat PT. PEFINDO Simbol Peringkat Kategori Jangka Panjang Jangka Pendek AAA AA A BBB A1 A2 A3 A4 Investment Grade layak untuk investasi BB B CCC D B C D Non Investment Grade tidak layak untuk investasi Definisi peringkat surat hutang PT. Pemeringkat Efek Indonesia PEFINDO adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Definisi Peringkat Obligasi PEFINDO Peringkat Definisi AAA Sekuritas utang dengan peringkat id AAA merupakansekuritas utang dengan peringkat tertinggi dari Pefindo yang didukung oleh kemampuan obligor yang superiorrelatif dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhikewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. AA Sekuritas utang dengan peringkat id AA memiliki kualitas kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, relatif dibanding dengan obligor Indonesia lainnya. A Sekuritas utang dengan peringkat id A memiliki kemampuan dukungan obligor yang kuat dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan. BBB Sekuritas utang dengan peringkat id BBB didukung oleh kemampuan obligor yang memadai relatif dibanding sekuritas utang Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuaidengan yang diperjanjikan namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan perekonomian yang merugikan. BB Sekuritas utang dengan peringkat id BB menunjukkan dukungankemampuan obligor yang agak lemah relatif dibanding sekuritas utang Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan serta peka terhadap keadaan bisnis, keuangan dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan. B Sekuritas utang dengan peringkat id Bmenunjukkan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walaupun obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan obligor tersebut untuk memenuhikewajiban finansialnya. CCC Sekuritas utang dengan peringkat id CCCmenunjukkan sekuritas utang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya serta hanya bergantung kepada perbaikan keadaan bisnis dan keuangan. D Sekuritas utang dengan peringkat id Dmenandakan sekuritas utangyang gagal bayar atau emitennya sudah berhenti berusaha Sumber : Pefindo Catatan: Hasil peringkat dari id AA sampai i d B dapat diberi tanda tambah + atau kurang - untuk menunjukkan perbedaan kekuatan atau relatif kemampuannya dalam suatu kategori peringkat. Dengan melakukan analisis dari segi keuangan atau manajemen dan bisnis fundamentalnya, setiap investor akan dapat menilai kelayakan bisnis usaha emiten tersebut. Selain itu, investor akan dapat menilai tingkat risiko yang timbul dari investasi obligasi tersebut.

2.1.7. Likuiditas

Para investor menginginkan tiga hal dari pasar, yaitu likuiditas, likuiditas, dan likuiditas Handa dan Schwartz, 1996.Dalam pernyataan tersebut, Handa dan Schawartz 1996 mengakui bahwa likuiditas merupakan pertimbangan yang sangat penting bagi para investor dalam menanamkan modalnya di pasar. Likuiditas dari sebuah aset menurut Bodie, et. al 2011 ialah kemudahan dan kecepatan dalam menjual aset tersebut pada nilai wajar di pasar. Likuiditas menurut Harris 2003 ialah kemampuan untuk memperdagangkan dalam jumlah besar secara cepat dan dengan biaya yang rendah ketika anda ingin memperdagangkannya. Berbicara tentang pasar obligasi, mau tidak mau kita berbicara pasar modal secara keseluruhan mengingat pasar obligasi berada dalam lingkup pasar modal, demikian halnya jika berbicara tentang likuiditas pasar obligasi, berarti yang dibahas antara lain adalah likuiditas pasar modal secara umum. Definisi yang baku tentang likuiditas pasar modal belum ada, akan tetapi dari arti kata likuiditas dan pasar modal yang sudah ada dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan likuiditas pasar modal adalah kemudahan sebuah efek untuk diperjualbelikan di bursa efek dengan tidak mengalami perubahan harga yang tajam. Likuiditas pasar modal juga dapat diartikan sebagai volume dan frekuensi transaksi yang terjadi di pasar modal. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa likuiditas pasar obligasi adalah tingginya volume dan frekuensi transaksi perdagangan obligasi di pasar obligasi. Semakin tinggi volume dan frekuensi transaksi perdagangan obligasi, maka pasar obligasi dapat dikatakan semakin likuid. Hal ini sejalan dengan pemikiran investor dan regulator yang mengukur likuiditas pasar modal ini dari volume dan frekuensi transaksi. Semakin besar volume dan frekuensi transaksi berarti semakin tinggi likuiditas. Kriteria yang sama juga dipakai oleh Bursa Efek Indonesia dalam menetapkan 45 saham terlikuid yang tergabung dalam LQ-45 setiap enam bulan. Kriteria lain yang juga sering dipakai adalah mudahnya suatu aset dicairkan menjadi kas saat dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan asal kata likuiditas yaitu likuid atau cairan. Pentingnya likuiditas pasar modal, dimana pasar obligasi terdapat di dalamnya, adalah terutama terkait fungsi ekonomi yang dilakukan oleh pasar modal. Dengan semakin likuidnya pasar, maka aliran dana dari pihak yang surplus kepada pihak yang memerlukan dana akan berjalan semakin cepat sehingga sumber daya modal akan bergerak lebih cepat dan kebutuhan dunia usaha akan sumber daya modal akan lebih mudah teratasi. Di samping itu, para investor akan mendapatkan keuntungan dan kemudahan. Sehingga pada akhirnya likuiditas pasar modal yang optimal akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, likuidnya pasar juga akan memberikan kesempatan kepada investor untuk melakukan variasi investasi pada instrumen-instrumen yang tersedia dengan risiko dan return yang bervariasi pula. Likuiditas pasar obligasi yang tinggi akan mempu mendorong likuiditas obligasi-obligasi yang berada

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rating, Likuiditas dan Maturitas Terhadap Yield To Maturity Obligasi

9 62 97

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Rating Dan Yield Sukuk Korporasi (Studi Kasus Pada Sukuk Korporasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

5 33 151

Analisis Pengaruh Rating, Maturitas, Tingkat Suku Bunga (SBI) dan Kupon Obligasi Terhadap Perubahan Harga Obligasi Korporasi di Bursa Efek Indonesia.

1 4 10

PENGARUH PERINGKAT OBLIGASI , MATURITY, LIKUIDITAS DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP YIELD TO MATURITY OBLIGASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 4 105

Analisis Pengaruh Tingkat Susku Bunga Sbi, Rating Obligasi, Likuiditas Dan Maturitas Terhadap Imbal Hasilsampai Jatuh Tempo (Yield To Maturity) Obligasikorporasi Yang Terdaftar Di Bei

0 0 8

Analisis Pengaruh Tingkat Susku Bunga Sbi, Rating Obligasi, Likuiditas Dan Maturitas Terhadap Imbal Hasilsampai Jatuh Tempo (Yield To Maturity) Obligasikorporasi Yang Terdaftar Di Bei

0 0 2

Analisis Pengaruh Tingkat Susku Bunga Sbi, Rating Obligasi, Likuiditas Dan Maturitas Terhadap Imbal Hasilsampai Jatuh Tempo (Yield To Maturity) Obligasikorporasi Yang Terdaftar Di Bei

0 0 7

Analisis Pengaruh Tingkat Susku Bunga Sbi, Rating Obligasi, Likuiditas Dan Maturitas Terhadap Imbal Hasilsampai Jatuh Tempo (Yield To Maturity) Obligasikorporasi Yang Terdaftar Di Bei

0 0 29

Analisis Pengaruh Tingkat Susku Bunga Sbi, Rating Obligasi, Likuiditas Dan Maturitas Terhadap Imbal Hasilsampai Jatuh Tempo (Yield To Maturity) Obligasikorporasi Yang Terdaftar Di Bei

1 11 3

Analisis Pengaruh Tingkat Susku Bunga Sbi, Rating Obligasi, Likuiditas Dan Maturitas Terhadap Imbal Hasilsampai Jatuh Tempo (Yield To Maturity) Obligasikorporasi Yang Terdaftar Di Bei

0 0 6