Pengertian Kejahatan Kemanusiaan Kejahatan Kemanusiaan sebagai Pelanggaran HAM Berat Terhadap Penduduk Sipil di Republik Afrika Tengah Ditinjau dari Hukum Internasional

15

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI KEJAHATAN KEMANUSIAAN

SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAM BERAT MENURUT HUKUM INTERNASIONAL

A. Pengertian Kejahatan Kemanusiaan

Kejahatan terhadap kemanusiaan pertama kali muncul pada tahun 1915 untuk menggambarkan suatu kejahatan luar biasa berupa pembunuhan besar- besaran di Kerajaan Ottoman. Pada saat itu muncul permasalahan yuridis berhubungan dengan berlakunya asas nonretroaktif dalam hukum pidana dimana asas tersebut tidak memungkinkan mengadili suatu tindak pidana yang mana tindak pidana tersebut belum ada hukum yang mengatur. 7 Pada tanggal 28 Mei 1915 pemerintah Perancis, Inggris, dan Rusia memutuskan untuk melakukan deklarasi terakit kasus pembunuhan massal terhadap orang-orang Armenia di Kerajaan Ottoman. Deklarasi bersama tiga negara tersebut melahirkan istilah kejahatan terhadap kemanusiaan, namun istilah tersebut hanya mendapatkan perhatian jangka pendek dalam menyelesaikan permasalahan politik, Hal ini terlihat setelah deklarasi tersebut yang tidak ada upaya yang konkret dari deklarasi bersama tersebut. 8 Definisi mengenai kejahatan terhadap kemanusiaan Crimes against Humanity berawal dari ketentuan yang tercantum di dalam Piagam Nuremberg 7 I Made Pasek Diantha, Hukum Pidana Internasional Dalam Dinamika Pengadilan Pidana Internasional, Jakarta, Prenadamedia Group, 2014, hal. 165 8 Tolib Effendi, Hukum Pidana Internasional, Yogyakarta, Pustaka Yustisia, 2014, hal. 100 Universitas Sumatera Utara yang juga membentuk Mahkamah Militer Internasional Nuremberg, diatur di dalam Pasal 6 c yang mendefenisikan kejahatan kemanusiaan adalah 9 : “Pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pemindahan secara paksa dan tindakan tidak manusiawi lainnya yang ditujukan pada masyarakat sipil, sebelum atau selama perang, atau penindasan berdasarkan politik, ras atau agama dalam pelaksanaan atau dalam ruang lingkup pengadilan ini, apakah perbuatan tersebut baik yang melanggar atau tidak hukum dimana perbuatan tersebut dilakukan”. Formulasi yang terdapat dalam pasal diatas merupakan preseden pertama kalinya dalam hukum pidana internasional positif dimana istilah khusus dari kejahatan terhadap kemanusiaan Crimes against Humanity diperkenalkan dan didefenisikan. Dalam perkembangannya, pada tahun 1944, bangsa-bangsa di dunia yang terbentuk dalam International Law Comission telah merumuskan suatu draft Statute for an Internasional Criminal Court yang selanjutnya menjadi cikal bakal dari Statuta Roma. Kemudian tahun 1998 oleh International Diplomatic Confrence di Roma telah menyepakati Statuta Roma Rome Statute menjadi dasar hukum dalam mengadili kejahatan yang merupakan tergolong pelanggaran berat termasuk didalamnya Kejahatan Genosida, Kejahatan Perang, Kejahatan terhadap Kemanusiaan dan Kejahatan Agresi. Kejahatan kemanusiaan sendiri merupakan tindakan penyerangan yang dilakukan dengan terorganisasi terhadap manusia masyarakat yang mengakibatkan banyak korban. 9 Anis widyawati, Hukum Pidana Internasional, Jakarta, Sinar Grafika, 2014, hal. 89 Universitas Sumatera Utara Kejahatan terhadap kemanusian mempunyai pengertian yang sistematis systematic dan meluas widespread. Maksud dari sistematis, yaitu mensyaratkan adanya kebijakan atau tindakan negara untuk aparat negara dan kebijakan organisasi untuk pelaku diluar negara. Sedangkan pengertian meluas juga merujuk pada maksud dari sistematik, untuk membedakan tindakan yang bersifat meluas tetapi korban atau sasaran targetnya secara acak. Korban tersebut memiliki karakteristik tertentu misalnya agama, politik, ras, etnik, atau gender. 10 Kejahatan kemanusiaan menurut Statuta Roma 1998 merupakan salah satu dari perbuatan yang dilakukan dengan sengaja sebagai bagian dari serangan meluas atau sistematik yang ditujukan kepada suatu kelompok penduduk sipil, yang meliputi pembunuhan; pemusnahan; perbudakan; deportasi atau pemindahan penduduk secara paksa; pengurungan atau pencabutan kemerdekaan fisik secara sewenang-wenang dan melanggar aturan-aturan dasar Hukum Internasional; penyiksaan, pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, kehamilan secara paksa, sterilisasi secara paksa atau berbagai bentu kekerasan seksual lainnya; penindasan terhadap suatu kelompok yang dikenal atau terhadap suatu kelompok politik, ras, bangsa, etnis, kebudayaan, agama, genderjenis kelamin, sebagaimana dijelaskan dalam ayat 3 atau kelompok-kelompok lainnya, yang secara universal tidak diperbolehkan dalam hukum internasional, sehubungan dengan perbuatan yang diatur dalam ayat ini atau tindak pidana dalam yurisdiksi mahkamah; penghilangan orang secara paksa; tindak pidana rasial apartheid; perbuatan tidak manusiawi lainnya yang serupa yang dengan sengaja 10 Barda Nawawi Arief, Perlindungan Korban Kejahatan dalam Proses Peradilan Pidana. Jurnal Hukum Pidana dan Kriminologi, 1998, Vol. 1, hal. 31 Universitas Sumatera Utara mengakibatkan penderitaan yang berat, luka serius terhadap tubuh, mental atau kesehatan fisik seseorang. Kejahatan terhadap kemanusiaan merupakan perluasan dari kejahatan perang, apabila kejahatan perang yang dilakukan memenuhi unsur-unsur delik kejahatan terhadap kemanusiaan dimana kejahatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas dan sistematis, yang diketahui bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung pada penduduk sipil, serta perbuatan-perbuatan yang dimaksud dalam Pasal 9 UU No. 26 Tahun 2000. 11 Adapun penjelasan Pasal 9 UU No. 26 Tahun 2000 yang dimaksud dengan ”Penyerangan yang ditujukan langsung pada penduduk sipil”, adalah suatu rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap penduduk sipil sebagai kelanjutan kebijakan penguasa atau akibat kebijakan yang berhubungan dengan organisasi”. Jadi unsur esensial dari kejahatan terhadap kemanusiaan yaitu adanya pengetahuan dari pelaku bahwa kejahatan yang dilakukan merupakan bagian dari kebijakan penguasa atau organisasi. Dalam UU No. 26 Tahun 2000 mengenai Pengadilan HAM mengemukakan pengertian pelanggaran HAM secara jelas, Kejahatan Kemanusiaan merupakan bentuk pelanggaran HAM Berat. Pengertian pelanggaran HAM sendiri adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk juga aparat negara, yang baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, membatasi, menghalangi dan mencabut 11 Dadang Siswanto, Hubungan Antara Kejahatan Terhadap Kemanusiaan, Kejahatan Genocide dan Kejahatan Perang, Universitas Diponegoro, 2001, hal. 7 Universitas Sumatera Utara hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh UU dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang benar dan adil, yang didasarkan pada mekanisme hukum yang berlaku. Dengan demikian pelanggaran HAM adalah tindakan pelanggaran kemanusiaan, yang baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi negara atau institusi lainnya terhadap hak asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan alasan rasional yang menjadi pijakannya. pelanggaran HAM dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu : 1 pelanggaran HAM berat dan 2 pelanggaran HAM ringan. Pelanggaran HAM berat yaitu meliputi kejahatan genosida dan kejahatan kemanusiaan. Bentuk pelanggaran HAM ringan ialah pelanggaran HAM yang dilakukan selain dari kedua bentuk pelanggaran HAM berat tersebut. Dengan demikian, tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan merupakan pelanggaran HAM Berat yang dilakukan secara sistematis dan langsung membuat penderitaan baik fisik maupun mental, terbunuhnya manusia yang bertentangan dengan peradaban manusia serta melanggar prinsip-prinsip hukum internasional. Sebagaimana dinyatakan dalam forum pengadilan Nuremberg, segala bentuk penghancuran kehidupan masyarakat sipil adalah perbuatan terkutuk dan merupakan tindak pidana terhadap kemanusiaan.

B. Jenis- Jenis Kejahatan Kemanusiaan