hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh UU dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum
yang benar dan adil, yang didasarkan pada mekanisme hukum yang berlaku. Dengan demikian pelanggaran HAM adalah tindakan pelanggaran
kemanusiaan, yang baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi negara atau institusi lainnya terhadap hak asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan
yuridis dan alasan rasional yang menjadi pijakannya. pelanggaran HAM dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu : 1 pelanggaran HAM berat dan 2
pelanggaran HAM ringan. Pelanggaran HAM berat yaitu meliputi kejahatan genosida dan kejahatan kemanusiaan. Bentuk pelanggaran HAM ringan ialah
pelanggaran HAM yang dilakukan selain dari kedua bentuk pelanggaran HAM berat tersebut.
Dengan demikian, tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan merupakan pelanggaran HAM Berat yang dilakukan secara sistematis dan langsung membuat
penderitaan baik fisik maupun mental, terbunuhnya manusia yang bertentangan dengan peradaban manusia serta melanggar prinsip-prinsip hukum internasional.
Sebagaimana dinyatakan dalam forum pengadilan Nuremberg, segala bentuk penghancuran kehidupan masyarakat sipil adalah perbuatan terkutuk dan
merupakan tindak pidana terhadap kemanusiaan.
B. Jenis- Jenis Kejahatan Kemanusiaan
Adapun jenis-jenis dan penjabaran kejahatan terhadap kemanusiaan dapat dilihat berdasarkan Statuta Roma tahun 1998 Pasal 7 Ayat 2 sebagai dasar
Universitas Sumatera Utara
hukum Mahkamah Pidana Internasional International Criminal Court dalam kewenangan dan yurisdiksinya mengadili kejahatan terhadap kemanusiaan adalah
sebagai berikut
12
: “Serangan yang ditujukan terhadap suatu kelompok penduduk sipil”
berarti serangkaian perbuatan yang mencakup pelaksanaan berganda dari perbuatan yang dimaksud dalam ayat 1 terhadap kelompok penduduk sipil, sesuai
dengan atau sebagai kelanjutan dari kebijakan Negara atau organisasi untuk melakukan serangan tersebut;
“Pemusnahan” mencakup ditimbulkannya secara sengaja pada kondisi kehidupan, antara lain dihilangkannya akses kepada pangan dan obat-obatan, yang
diperhitungkan akan membawa kehancuran terhadap sebagian penduduk. “Perbudakan” berarti pelaksanaan dari setiap atau semua kekuasaan yang
melekat pada hak kepemilikan atas seseorang dan termasuk dilaksanakannya kekuasaan tersebut dalam perdagangan manusia, khususnya orang perempuan dan
anak-anak; “Deportasi atau pemindahan penduduk secara paksa” berarti perpindahan
orang-orang yang bersangkutan secara paksa dengan pengusiran atau perbuatan pemaksaan lainnya dari daerah di mana mereka hidup secara sah, tanpa alasan
yang diperbolehkan berdasarkan hukum internasional; “Penyiksaan” berarti ditimbulkannya secara sengaja rasa sakit atau
penderitaan yang hebat, baik fisik atupun mental, terhadap seseorang yang ditahan
12
“Statuta Roma” sebagaimana dimuat dalam www.komnas-tpnpb.net, terakhir diakses pada tanggal 27 Mei 2016, pukul 13.34 WIB
Universitas Sumatera Utara
atau di bawah penguasaan tertuduh; kecuali kalau siksaan itu tidak termasuk rasa sakit atau penderitaan yang timbul hanya dari, yang melekat pada atau sebagai
akibat dari, sanksi yang sah; “Penghamilan paksa” berarti penahanan tidak sah, terhadap seorang
perempuan yang secara paksa dibuat hamil, dengan maksud mempengaruhi komposisi etnis dari suatu kelompok penduduk atau melaksanakan suatu
pelanggaran berat terhadap hukum internasional. Definisi ini betapapun juga tidak dapat ditafsirkan sebagai mempengaruhi hukum nasional yang berkaitan dengan
kehamilan; “Penganiayaan” berarti perampasan secara sengaja dan kejam terhadap
hak-hak dasar yang bertentangan dengan hukum internasional dengan alasan identitas kelompok atau kolektivitas tersebut;
“Kejahatan apartheid” berarti perbuatan tidak manusiawi dengan sifat yang sama dengan sifat-sifat yang disebutkan dalam ayat 1, yang dilakukan dalam
konteks suatu rezim kelembagaan berupa penindasan dan dominasi sistematik oleh satu kelompok rasial atas suatu kelompok atau kelompok-kelompok ras lain
dan dilakukan dengan maksud untuk mempertahankan rezim itu. “Penghilangan paksa” berarti penangkapan, penahanan atau penyekapan
orang-orang oleh, atau dengan kewenangan, dukungan atau persetujuan diam- diam dari, suatu Negara atau suatu organisasi politik, yang diikuti oleh penolakan
untuk mengakui perampasan kebebasan itu atau untuk memberi informasi tentang
Universitas Sumatera Utara
nasib atau keberadaan orang-orang tersebut, dengan maksud untuk memindahkan mereka dari perlindungan hukum untuk suatu kurun waktu yang lama.
C. Hukum Internasional Terkait Yang Mengatur Kejahatan Kemanusiaan