27
4.3.3 pH sediaan Diukur pH sediaan dengan pH meter. Menurut Balsam dan Sagarin 1972,
pH dari krim tangan antara 5 dan 8. Hasil pengukuran pH sediaan saat sediaan selesai dibuat adalah 6-7. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan masih memiliki pH
yang aman untuk digunakan pada kulit.
Tabel 4.3 Data pengukuran pH sediaan pada saat selesai dibuat
Sediaan I
II III
Rata-Rata Sediaan A
7,04 7,04
7,06 7,05
Sediaan B 7,18
7,16 7,19
7,18 Sediaan C
6,68 6,70
6,72 6,70
Sediaan D 6,39
6,33 6,34
6,35 Sediaan E
6,36 6,33
6,35 6,35
Sediaan F 6,23
6,13 6,12
6,16
Hasil pengukuran pH setelah penyimpanan sediaan selama 12 minggu dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Data pengukuran pH sediaan pada penyimpanan 12 minggu
Sediaan I
II III
Rata-Rata Sediaan A
6,46 6,44
6,49 6,46
Sediaan B 6,61
6,52 6,52
6,55 Sediaan C
6,25 6,20
6,23 6,23
Sediaan D 6,03
6,04 6,03
6,03 Sediaan E
5,95 6,00
6,04 6,00
Sediaan F 5,90
6,00 5,92
5,94 Keterangan : Sediaan A : Blanko Dasar krim tanpa sampel
Sediaan B : Konsentrasi gliserin 2 Sediaan C : Konsentrasi ekstrak lobak merah 2,5
Sediaan D : Konsentrasi ekstrak lobak merah 5 Sediaan E : Konsentrasi ekstrak lobak merah 7,5
Sediaan F : Konsentrasi ekstrak lobak merah 10 Hasil pengukuran pH menunjukkan bahwa pH sediaan mengalami
penurunan pada krim dengan ekstrak lobak merah. Hal ini dikarenakan pH dari ekstrak lobak merah yang lebih rendah yaitu 5,5. Selama masa penyimpanan
Universitas Sumatera Utara
28
selama 12 minggu pH sediaan juga mengalami sedikit penurunan, akan tetapi pH sediaan masih berada pada pH yang aman untuk digunakan pada kulit.
4.3.4 Tipe emulsi sediaan
Hasil pengamatan tipe emulsi sediaan dilakukan dengan mengamati kelarutan metil biru dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Menurut Ditjen POM 1985, penentuan tipe emulsi suatu sediaan dapat dilakukan dengan menggunakan metil biru, jika metil biru terlarut bila diaduk
maka emulsi tersebut adalah tipe ma.
Tabel 4.5
Data penentuan tipe emulsi sediaan Sediaan Sediaan
Kelarutan Metil Biru Sediaan A
+ Sediaan B
+ Sediaan C
+ Sediaan D
+ Sediaan E
+ Sediaan F
+ Keterangan : Sediaan A : Blanko Dasar krim tanpa sampel
Sediaan B : Konsentrasi gliserin 2 Sediaan C : Konsentrasi ekstrak lobak merah 2,5
Sediaan D : Konsentrasi ekstrak lobak merah 5 Sediaan E : Konsentrasi ekstrak lobak merah 7,5
Sediaan F : Konsentrasi ekstrak lobak merah 10 +
: Larut -
: Tidak larut Dari hasil uji tipe emulsi, diperoleh bahwa sediaan blanko, gliserin 2,
dan ekstrak lobak merah dapat bercampur dengan metil biru. Hal ini menunjukkan bahwa tipe emulsi dari sediaan yang diuji adalah tipe emulsi ma.
4.4 Hasil uji iritasi