56
BAB IV ANALISIS BANTUAN LUAR NEGERI
BANK DUNIA DALAM KEMISKINAN DI INDONESIA
IV.1 Efektivitas PNPM Mandiri Dalam Bantuan Luar Negeri
Bantuan Luar Negeri yang dilakukan Bank Dunia merupakan salah satu kategori motivasi negara donor, yaitu motif kemanusiaan yang bertujuan untuk
mengurangi kemiskinan di negara dunia ketiga melalui dukungan kerjasama ekonomi. Adapun teori bureaucratic incrementalist yang menyatakan bahwa
tujuan yang dikejar negara donor dalam lingkup kepentingan ekonomi politik internasional, antara lain kombinasi tujuan kemanusiaan dan berbagai faktor
dalam politik domestik.
67
Maka terkait dengan hal itu, program PNPM Mandiri yang diluncurkan oleh pemerintah yang dibantu oleh Bank Dunia merupakan
tujuan kemanusiaan untuk pengentasan kemiskinan di Indonesia agar bisa mencapai dalam target MDGs.
Untuk mengetahui efektivitas PNPM Mandiri dalam upaya pengurangan kemiskinan, PNPM Mandiri dilengkapi dengan pedoman pelaksanaan pemantauan
dan evaluasi. Pedoman Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi PNPM Mandiri berisi kerangka kerja pemantauan dan evaluasi yang berbasis hasil. Dalam
pemantauan dan evaluasi yang berbasis hasil, selain masukan, dan keluaran, pemantauan dan evaluasi PNPM Mandiri menekankan pada hasilkeluaran
67
Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani, 2005, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional
, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Hal. 82-84.
57 outcome
dan dampak impact.
68
Menurut Handoko yang sebagaimana dikutip oleh Dodik Ariyanto, efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang
tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, menyangkut bagaimana melakukan pekerjaan yang benar.
69
Kerangka kerja pemantauan dan evaluasi yang berbasis hasil ini akan sangat penting untuk melihat efektivitas PNPM Mandiri. Penulis akan
memaparkan beberapa poin dalam pentingnya pemantauan dan evaluasi, antara lain:
Pemantauan penting karena memungkinkan para pemangku kepentingan dari
program sektor mengetahui kemajuan yang telah dicapai. Adanya sistem
pemantauan kegiatanproyek memungkinkan pemantauan status pelaksanaan proyek secara terus menerus dan identifikasi permasalahan yang mungkin
timbul. Secara keseluruhan hasil pemantauan dapat menunjukkan apakah proyek telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak.
Pemantauan dan evaluasi adalah alat pengelolaan yang berguna untuk
pengambilan keputusan dan memastikan bahwa tindakan perbaikan dapat
segera diambil secara cepat dan tepat.
Pemantauan dan evaluasi penting karena merekam pengalaman proyek dan pelajaran yang dapat dipetik
. Pemantauan dan evaluasi memungkinkan pengelola proyek dan pihak-pihak lain mengetahui apa yang terjadi di
lapangan.
70
68
Pedoman dan Evaluasi, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri. Hal. 4.
69
Dodik Ariyanto, Pengaruh Efektivitas Penggunaan dan Kepercayaan Teknologi Sistem Informasi Terhadap Kinerja Individual,
dilihat pada tanggal 26 Maret 2011 pukul 08:15 WIB ejournal.unud.ac.idabstrakok_dodik.pdf.
70
Pedoman dan Evaluasi, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri. Hal. 10- 11.
58 Cakupan dalam pemantauan dilakukan oleh berbagai pihak, yakni:
Pemantauan dengan Partisipasi Masyarakat, Pemantauan oleh Pemerintah, Pemantauan oleh Konsultan dan Fasilitator, Sistem Pengelolaan Informasi SPI,
Pemantauan oleh LSM, Pemeriksaan Keuangan.
71
Evaluasi difokuskan pada keluaran dan dampak proyek apakah sesuai dengan tujuan dan rencana yang telah
ditetapkan. Evaluasi dilakukan pada pertengahan pelaksanaan PNPM Mandiri dan setelah keseluruhnya program selesai tahunan. Beberapa jenis evaluasi yang
dapat dilakukan antara lain:
Evaluasi Keluaran Output
Dilakukan untuk melihat sejauh mana perubahan kesejahteraan yang terjadi dengan membandingkan kondisi saat ini dari warga miskin dan kelompok
sasaran lainnya dengan setelah berjalannya program tahunan. Dasar pengukuran dan evaluasi ini dari hasil survey dasar yang dilakukan oleh para konsultan
program sektor. Evaluasi ini dapat dilakukan berbagai pihak, baik penangung jawab program maupun pihak-pihak lain secara independen. Masukan evaluasi
program dapat disampaikan kepada penanggung jawab program di wilayahnya masing-masing dan atau kepada PNPM Mandiri nasional.
Evaluasi Dampak Impact PNPM Mandiri merencanakan beberapa evaluasi dampak dengan fokus
utama pada dampak dalam kaitan dengan penanggulangan kemiskinan, perkembangan modal sosial, tata kelola pemerintahan good governence, dan
pengembangan kapasitas pemberdayaan. Untuk maksud tersebut dipergunakan
metode campuran, baik menggunakan teknik kuantitatif maupun kualitatif.
71
Ibid. Pedoman dan Evaluasi. Hal. 28-32
59
Sejumlah survei akan dilakukan untuk mengukur dampak program, dengan menggunakan survei rumah tangga, Susenas survey sosial ekonomi nasional,
dan studi kualitatif. Studi KhususTematik
Untuk mempertajam hasil pemantauan dan berbagai evaluasi reguler diatas, sejumlah studi tematik atau studi khusus dengan tema tertentu juga akan
dilakukan selama kurun waktu mulai pelaksanaan program 2007 hingga beberapa tahun ke depan. Studi-studi tersebut mencakup antara lain sebagai
berikut:
Kaji cepat prasarana fisik, untuk mengevaluasi mutu infrastruktur yang
dibangun dengan standar PNPM Mandiri.
Pengkajian operasional dan perawatan, untuk mengevaluasi tata cara
operasional dan perawatan infrastruktur dan mengevaluasi struktur ongkos yang dibayar pengguna dan kemampuan warga desa dan pemerintah
setempat membiayai operasional dan perawatan tersebut.
Pengkajian dampak ekonomi dan tingkat pengembalian, untuk
mengukur tingkat pengembalian dan dampak ekonomi program-program PNPM Mandiri.
Pengkajian ulang gender, untuk mengkaji ulang strategi program dan
pelaksanaan program dari aspek kesetaraan gender.
Pengkajian pengembangan kredit mikro dan usaha masyarakat, untuk
mengevaluasi strategi kredit mikro dan pengembangan usaha di bawah PNPM Mandiri, guna mengetahui bagaimana komponen-komponen ini
60 dapat ditingkatkan agar menghasilkan manfaat ekonomi yang lebih besar
dan keberlanjutan.
Pengkajian perencanaan pembangunan, mengevalusi perencanaan
mulai dari tingkat desakelurahan hingga nasional dan bagaimana meningkatkan koordinasi antar berbagai tingkatan.
Pengkajian pengembangan kapasitas kelembagaan. Pengembangan
kapasitas kelembagaan adalah salah satu komponen penting PNPM Mandiri. Komponen program ini memberikan berbagai pelatihan bagi
warga desakelurahan, kelompok masyarakat pelaksana program, dan aparat
pemerintah daerah
setempat. Perkembangan
komponen pengembangan kapasitas ini perlu dipantau dan dampaknya terhadap
penguatan kemandirian masyarakat perlu dinilai sebagai salah satu keberhasilan pelaksanaan PNPM Mandiri.
Pengkajian pencapaian MDGs. Pelaksanaan PNPM Mandiri diharapkan
juga akan berdampak pada percepatan pencapaian MDGs. Melalui berbagai evaluasi sektor terkait kegiatan pelayanan dasar seperti
pendidikan dan kesehatan diharapkan dapat memberikan masukan bagi kebijakan pelayanan dasar masyarakat miskin. Evaluasi terkait dengan
aspek ini difokuskan pada mutu investasi, kesinambungan, kepuasan warga, efektivitas biaya, dan hubungan dengan pemerintah setempat dan
sektor swasta.
72
Dalam hasil laporan kegiatan PNPM-Mandiri tahun 2007, PNPM-PPK mendanai sebanyak 25.835 kegiatan yang diusulkan masyarakat di 14.688 desa
72
Ibid. Pedoman dan Evaluasi. Hal. 34-36.
61 dalam 1.864 kecamatan. Kegiatan tersebut menyerap dana BLM senilai Rp 1,53
triliun 171 juta dolar AS, dimana US1 = Rp 9.000. Angka itu lebih sedikit dibanding jumlah kegiatan yang didanai program pada 2006, yang mencapai
27.849 kegiatan, karena pada tahun tersebut, sejumlah kegiatan yang didanai PPK II dan PPK III masih berjalan. Sebagai catatan, masih terdapat lebih dari 35
persen lokasi yang belum menuntaskan kegiatan dan melaporkannya, sehingga jumlah kegiatan yang didanai PNPM-PPK 2007 dipastikan akan lebih besar dari
angka tersebut. Adanya dukungan pendanaan yang besar dari sejumlah lembaganegara
donor pada pelaksanaan PPK paska-bencana di NAD, Kepulauan Nias, dan lokasi bencana lain, memberi kontribusi yang sangat besar pada jumlah kegiatan
masyarakat yang didanai program pada 2006. Secara akumulatif, sejak PPK dilaksanakan pada 1998 hingga 2007, program ini telah mendanai 181.835
kegiatan yang diusulkan, dikerjakan dan dikelola sendiri oleh masyarakat. Angka tersebut diluar kegiatan pemberian beasiswa dan paket pendidikan lihat Tabel 2.
Pada pelaksanaan PNPM-PPK 2007, persentase bidang kegiatan yang diusulkan, dilaksanakan dan dikelola oleh masyarakat di desa-desa adalah:
prasaranasarana dasar perdesaan 35,4 persen; pendanaan simpan pinjam kelompok perempuan SPP 48,5 persen; kegiatan di bidang pendidikan 10,4
persen; dan kegiatan di bidang kesehatan termasuk kegiatan sanitasi sebesar 5,3 persen lihat Gambar 4. Dilihat dari presentase jumlah kegiatan, pada 2007,
bidang kegiatan pendanaan SPP merupakan yang tertinggi. Hal ini terjadi karena alokasi dana SPP yang dapat diakses kaum
perempuan pada PNPM-PPK diperbesar menjadi maksimal 25 persen dari BLM
62 per kecamatan, dari sebelumnya maksimal hanya 10 persen. Sebagai gambaran,
pada 2006, persentase per bidang kegiatan yang didanai program adalah prasarana sarana 53 persen; pendanaan SPP masih 35 persen; kegiatan di bidang
pendidikan 7 persen; dan kegiatan di bidang kesehatan termasuk kegiatan sanitasi sebesar 5 persen.
Sementara itu, peningkatan persentase kegiatan di bidang pendidikan yang terjadi pada 2007, lebih disebabkan oleh adanya upaya untuk mendorong
kegiatan di bidang pendidikan, salah satunya melalui program Pilot Pendidikan dalam PPK 2007. Perlu dicatat, jumlah penerima manfaat Pemanfaat pada
bagian kegiatan „Ekonomi UEP SPP‟ dalam Tabel 2, didasarkan pada nama anggota kelompok yang mengajukan usulan pendanaan dari hasil Musyawarah
Desa MD Perencanaan dan MDKP yang diajukan ke tingkat kecamatan. Meski perkembangan dan tingkat pengembalian pinjaman dipantau secara rutin, namun
jumlah aktual pemanfaat yang kembali mendapatkan pinjaman tidak tercatat di tingkat nasional. Demikian pula dengan penambahan anggota baru dalam
kelompok setelah usulan diajukan.
73
73
Laporan Tahunan 2007, Program Pengembangan Kecamatan PNPM Mandiri. Hal. 17-20.
63
Tabel 2 Hasil Kegiatan PPKPNPM-PPK Tahun 2007
Jenis Kegiatan PNPM-PPK 2007
PrasaranaSarana
Jalan unit 2.522
Panjang Jalan kilometer 2.684
Jembatan unit 616
Sarana Air Bersih unit 1.206
MCK unit 532
Irigasi 1.311
Pasar unit 92
Rehab Pasar unit 23
Listrik Desa Jumlah Desa 130
Lain-lain Prasaranasarana unit 2.730
Tenaga Kerja 685.883
Hari Orang Kerja HOK 9.188.973
Ekonomi UEP SPP
UEP -
SPP 12.104
Pemanfaat 340.123
Kesehatan
Posyandu 843
Rehab Posyandu 20
Lain-lain Kesehatan 532
Pendidikan
Sekolah 1.302
Rehab Sekolah 298
Beasiswa Paket 121
Penerima Beasiswa 17.305
Lain-lain Pendidikan 966
TOTAL 25.835
64
Gambar 4. Presentase Hasil PNPM-PPK per Jenis Kegiatan Tahun 2007
65
Tabel 3 Indikator Kinerja PNPM-PPK 2007
74
Indikator Target
Program Realisasi Tahun 2007
Jan-Des
MASUKAN
Jumlah Kecamatan yang menjadi lokasi program
750 1.842
Jumlah desa dengan kegiatan 12.000
14.688 perempuan dalam musyawarah desa
40 44Av Averagerata-
rata BLM yang disalurkan
80 86
desa yang memiliki Tim Pemelihara 85
100 desa yang memiliki 3 peraturan desa
Perdes 85
NA Not Available
Tidak tersedia
UPK yang mendapatkan pelatihan 75
100
KELUARAN
IRS atas investasi pembangunan 30
53 kegiatan selesai dan diserahterimakan
berdasarkan tipe, nilai, dsb 85
Kegiatan masih berlangsung
kecamatan yang dikunjungi oleh konsultan
50 100
angka masalah secara nasional 50
55 desa yang membentuk Perdes
65 NA
Musyawarah Antar Desa yang diatur Perda
65 NA
DAMPAK 1.
Kemiskinan
Jumlah Pemanfaatan 12.000.000
14.951.052 perempuan sebagai pemanfaat
40 50
orang miskin sebagai pemanfaat 65
63 Jumlah Sekolah Dasar yang direhabilitasi
700 1.560
2. Ketatapemerintahan
Jumlah masalah secara provinsi dan nasional yang dipublikasikan
50
3. Keberlanjutan
65 sarana prasarana yang dinilai “baik”
dan “sangat baik”
70 65
Jumlah UPK yang mengelola dana perguliran Rp 100 juta
200 2.788
Kajian terhadap pemeliharaan jangka panjang
1 Kajian terhadap pilihan-pilihan untuk
pembiayaan yang berkelanjutan 1
74
Ibid, Program Pengembangan Kecamatan PNPM Mandiri. Hal. 69.
66 Dalam hasil laporan kegiatan PNPM-Mandiri tahun 2008, Program-
program telah menanamkan investasi besar di setiap kecamatan lokasi sasaran, terutama dalam bentuk aset-aset berupa:
1. Model Kelembagaan Sistem Pembangunan Partisipatif
2. Aset berupa Sumberdaya Manusia
3. Aset berupa Unit Pengelola Kegiatan UPK
4. Aset berupa Infrastruktur Perdesaan
5. Aset berupa Kelompok Usaha Mikro
75
Tabel 4 Indikator Kinerja PNPM-Perdesaan 2008
76
Indikator Target
Proyek Realisasi
2007 2008
MASUKAN
Jumlah kecamatan lokasi program 750
1.842 2.408
Jumlah desa dengan kegiatan 12.000
14.688 22.629
perempuan dalam musyawarah desa 40
44Av. 49Av.
BLM yang disalurkan 80
86 95
desa dengan Tim Pemelihara 85
100 100
desa dengan 3 tiga Peratruan Desa Perdes
85 NA
NA UPK yang mendapat pelatihan
75 100
100
KELUARAN EIRR terhadap investasi pembangunan
30 53
53 kegiatan
selesai dan
diserahterimakan berdasarkan tipe, nilai, dll
85 97
85
kecamatan yang dikunjungi oleh konsultan
50 100
100 pengaduan
yang diselesaikan,
berdasarkan database 50
55 49.5
desa dengan Perdes 65
NA NA
Musyawarah Antar Desa yang diatur Perda
65 NA
NA DAMPAK
1.
Kemiskinan
Jumlah penerima manfaat 12.000.000 14.951.052 22.825.930
perempuan penerima manfaat 40
50 51
75
Laporan Tahunan 2008, PNPM-Mandiri Pedesaan. Hal. 22-26.
76
Ibid, PNPM-Mandiri Pedesaan. Hal. 58.
67 kelompok miskin penerima manfaat
65 63
48 Jumlah Sekolah Dasar SD yang
direhabilitasi 700
1.560 3.015
2. Ketatapemerintahan
Jumlah masalah secara provinsi dan nasional yang dipublikasikan
50 NA
NA
3. Keberlanjutan
sarana prasarana yang dinilai “baik”
dan “sangat baik”
70 65
65 Jumlah UPK yang mengelola dana
perguliran Rp 100 juta 200
2.788 3.413
Kajian terhadap pemeliharaan jangka panjang
1 NA
NA Kajian terhadap pilihan-pilihan untuk
pembiayaan yang berkelanjutan 1
NA NA
Di tahun 2009 capaian dan evaluasi indikator kinerja PNPM Mandiri Perdesaan dalam laporan PNPM Mandiri di tahun 2009 sebagai berikut: PNPM
Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat upaya penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan, yang ditangani oleh Direktorat
Jenderal PMD Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kementrian Dalam Negeri. Program ini membutuhkan sumber dana yang cukup besar, sehingga salah satu
sumber dana yang digunakan oleh Pemerintah untuk pendanaan program adalah berasal dari pinjaman Loan IBRDWorld Bank. Salah satu persyaratan, agar
program terlaksana sesuai dengan tujuan yang diharapkan, pihak pemberi pinjaman menetapkan indikator kinerja bagi keberhasilan program; sesuai yang
tercantum dalam dokumen
“Loan Agreement” IBRD No. 04711IDA 4385-IND.
Indikator kinerja yang ditetapkan, ditinjau dan dipantau atas dasar 3 tiga
aspek yang mempengaruhi berikut ini:
1.
Input Masukan; dengan parameter yang terdiri dari: jumlah lokasi
kecamatan dan desa, prosentase partisipasi perempuan dalam Musyawarah
68 Desa, jumlah desa yang memiliki tim pemelihara, dan jumlah BLM yang
dicairkan. 2.
Output Keluaran; dengan parameter yang terdiri dari: jumlah desa yang
terdanai dan jumlah Prasarana-Sarana PS yang selesai dibangun terutama jalan, pasar, air bersih, dan sekolah.
3.
Impact Dampak; dengan parameter yang terdiri dari: proporsi penerima
bantuan orang miskin, perempuan, orang miskin dan jumlah sarana dan prasarana yang dibangundirehabilitasi.
Khusus untuk indikator lain yang belum tercantum dalam laporan PNPM Mandiri tahun 2009 tahunan, akan dijelaskan secara terpisah. Indikator-indikator
yang dimaksud adalah terkait dengan: a
KepemerintahanGovernance; dengan parameter yang terdiri dari: jumlah
masalah yang dipublikasikan, banyaknya kecamatan yang diaudit FMS Forum Masyarakat Statistik dan BPKP Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, dan jumlah kasus korupsi maupun mis-prosedur prosedur yang terlewatkan yang diselesaikan.
b
Pelestarian; dengan parameter yang terdiri dari: prosentase pengembalian
SPP Simpan Pinjam untuk PerempuanUEP Usaha Ekonomi Produktif serta perkembangan aset ekonomi lainnya, perkembangan kelembagaan
BKAD, dan prosentase PS yang dibangun dan dinilai baikberkualitas. Penilaian kinerja berlandaskan atas data dan informasi, dan diperoleh
melalui laporan dari provinsi serta terekam dalam basis data MIS KM-Nasional untuk kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan Tahun 2009. Secara umum dan
menyeluruh, target parameter kinerja telah dapat dicapai. Namun ada beberapa
69
indikator yang belum tercapai secara optimal, yaitu: pada aspek input, dimana
Tim Pemelihara baru terbentuk kurang lebih 29. Hal ini juga terjadi pada aspek
output,
dimana prosentase pekerjaan fisik baru mencapai sekitar 48; karena proses pencairan dana baru bisa dilakukan dan berlangsung pada bulan November
2009. Di samping itu, juga terdapatnya sisa anggaran yang diluncurkan pada tahun 2010, dengan besaran sekitar 20, dan baru bisa dicairkan pada sekitar
bulan Maret sd April 2010.
77
Tabel 5 Hasil Capaian Untuk Penilaian Parameter
“Input”
78
No. Parameter Input
Target Realisasi
TA 2009 Selisih
1 Jumlah Kabupaten yang
berpartisipasi 350
342 8
2 Jumlah Kecamatan yang
berpartisipasi 2.600
3.905 1.305
Jumlah Desa yang berpartisipasi 51.113
50.201 912
Jumlah Desa yang terdanai 21.505
40.704 19.199
3 Prosentase minimum jumlah
perempuan dalam musyawarah 40
49.42 9.42
4 Persentase Penyelesaian
Kegiatan sesuai SPC 85
On Progress -
5 Persentase kegiatan
Infrastruktur yang berkualitas baik sesuai jumlah sample yang
dievaluasi 70
On Progress -
6 Persentase Penempatan
Konsultan lapangan Fas-Kab dan Fas-Kec yang telah dilatih
70 80.67
10.67
7 Persentasi hasil studi dan
evaluasi yang digunakan sebagai bahan untuk
peningkatan kinerja proyek 70
On Progress -
Program PNPM Mandiri yang merupakan salah satu program kemiskinan di Indonesia pada tahun 2007 sampai tahun 2009 yang sejauh ini cukup efektif
77
Laporan Tahunan 2009, PNPM-Mandiri Perdesaan. Hal. 77-78.
78
Ibid, PNPM-Mandiri Perdesaan. Hal. 78.
70 walaupun dalam penurunan kemiskinan masih belum turun drastis. Kita bisa
melihat dari indikator kinerja tahunan 2007-2009 diatas yang merupakan parameter untuk melihat efektivitas PNPM Mandiri. Program PNPM Mandiri
yang didukung Bank Dunia tersebut kemungkinan dapat tercapai dalam target MDGs di tahun 2015. Dilihat dari tahun ke tahun angka jumlah dan presentase
penduduk miskin menurun. Di bawah ini merupakan data jumlah dan presentase penduduk miskin di Indonesia.
Gambar 5. Jumlah Penduduk Miskin Juta Pada Tahun 1999-2009
Gambar 6. Persentase Penduduk Miskin Juta Pada Tahun 1999-2009
79
79
Berita Resmi Statistik, 2009, Badan Pusat Statistik, No. 4307Th. XII. Hal. 2-5. 10
20 30
40 50
60
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Pedesaan
Perkotaan Pedesaan + Perkotaan
5 10
15 20
25 30
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Pedesa a n
Perkota a n Pedesa a n + Perkota a n
71
Tabel 6 Efektivitas dan Status Kemiskinan di Indonesia
Pada Tahun 1999-2009
Tahun Efektivitas
Status Kemiskinan
Keterangan 1999
- Meningkat
Krisis ekonomi dan KKN Korupsi Kolusi Nepotisme
2000-2004 √
Menurun Program-program pengentasan
kemiskinan 2005-2006
- Meningkat
Bencana Alam, Kenaikan BBM 2007-2009
√ Menurun
PNPM-Mandiri dan program-program pengentasan kemiskinan lainnya
Dalam gambar 5 dan gambar 6 diatas menunjukkan bahwa di tahun 2005 terjadinya kemiskinan yang diduga bahwa kenaikan jumlah penduduk miskin itu
disebabkan oleh beberapa hal yang saling berkaitan. Hal-hal tersebut antara lain Gelombang Tsunami yang melanda Provinsi Aceh dan sebagian wilayah
Sumatera Utara telah menyebabkan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat lenyap dari dua wilayah tersebut. Kenaikan harga bahan bakar minyak BBM yang
terjadi beberapa kali hingga awal bulan Oktober di tahun 2005 ini yang tentunya telah membebani biaya-biaya produksi.
Kenaikan harga minyak internasional dan melemahnya nilai tukar rupiah tampaknya juga bisa dilihat sebagai penyebab yang berpengaruh terhadap
melemahnya daya beli masyarakat terhadap kebutuhan produk-produk primer dan sekunder seperti yang telah dijelaskan di pembahasan sebelumnya.
80
Lalu di tahun 2006 menaik pesat dalam jumlah dan presentase penduduk miskin. Maka, di tahun
2007, PNPM Mandiri disertai dukungan Bank Dunia yang berjalan cukup efektif
80
Hari Susanto, 2006, Dinamika Penanggulangan Kemiskinan: Tinjauan Historis Era Orde Baru, Khanata-Pustaka LP3ES Indonesia dan Yayasan Dana Sejahtera Mandiri, Jakarta. Hal. 8-9.
72 karena di tahun 2007-2009 angka jumlah dan presentase penduduk miskin
menurun dengan diiringi program-program pengentasan kemiskinan lainnya. Dengan demikian, penjelasan di atas merupakan sebuah laporan tahunan dari
PNPM Mandiri untuk dapat melihat sejauh mana efektivitas bantuan luar negeri Bank Dunia dalam pengentasan kemiskinan dengan parameter dari efektivitas
PNPM Mandiri.
IV.2 Dampak Bantuan Luar Negeri Bank Dunia Terhadap Indonesia