BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Didalam PP No. 72 Tahun 2005 disebutkan bahwa Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini menunjukkan, bahwa pemerintahan desa adalah merupakan
bagian dari pemerintahan nasional dari suatu Negara, yang didalam penyelanggaraannya terdapat dua unsur penting yakni: Pemerintah Desa dan BPD,
dan yang menunjukkan pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh lembaga- lembagainstitusi tertentu yang terlegitimasi untuk melekukan apa yang menjadi
kepentingan masyarakat desa. Lebih jauh dari itu, pada pelaksanaan otonomi daerah, secara empiris juga membawa perubahan dan inovasi dari sistem
penyelenggaraan pemerintahan desa yang merupakan ujung tombak pemerintahan yang berfungsi sebagai pengayom, pembina, pelayan, penggerak partisipasi
masyarakat dan sub sistem dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan nasional, sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakatnya berdasarkan adat istiadat setempat.
1
1
Departemen dalam Negeri. 2001. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Otonomi Daerah, Sekretariat Jendral Depnagri, Jakarta.Hlm:4
Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai pemerintahan desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli dan pemberdayaan masyarakat.
Dalam wujudnya pemerintah desa tidak lagi merupakan level administrasi terendah, sistem administrasi yang dikembangkan dalam pemerintahan desa
adalah layanan administrasi yang sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat, hal ini untuk menciptakan layanan yang cepat dan efisien. Kebutuhan ini merupakan
kepentingan umum yaitu suatu bentuk kepentingan yang menyangkut masyarakat yang disesuaikan dengan norma dan aturan yang kepentingan tersebut bersumber
pada kebutuhan hidup orang banyakmasyarakat setempat.
2
Oleh sebab itu hal terpenting dari otonomi desa sebagai daerah otonom adalah layanan terhadap masyarakat desa dalam rangka pemenuhan kebutuhan
masyarakat atau kepentingan umum. Untuk pencapaian tujuan pembangunan tentunya ada permasalahan yang harus diatasi atau dicarikan solusinya. Masalah
pembangunan secara umum adalah sebagai berikut: 1. Keterbatasan kemampuan pembangunan pemerintah untuk mencurahkan
dana yang lebih besar untuk membangun sarana dan prasarana. 2. Keterbatasan Sumber Daya Manusia SDM di wilayah terbelakang.
3. Masalah dalam menghadapi tantangan globalisasi. 4. Sulitnya menarik investasi swasta sebagai sumber dan pemacu pertumbuhan
ke wilayah pedesaan.
3
Pembangunan yang dilaksanakan di ruang lingkup lebih kecil seperti di wilayah pedesaan juga akan menghadapi masalah dan tantangan. Sebagaimana
dijelaskan oleh Kartasasmita bahwa masalah pembangunan di pedesaan adalah sebagai berikut:
2
Moenir. 2001. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesi. Jakarta : Bumi Aksara.Hlm:10
3
Kartasasmita, Ginanjar.1996. Pembangunan Untuk Rakyat. PT. Pustaka Cidesindo Jakarta.:337
1. Lemahnya keterkaitan kegiatan ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan.
2. Keterbatasan SDM yang berkualitas di daerah pedesaan sehingga menyebabkan rendahnya produktivitas dan kemampuan masyarakat untuk
berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan. 3. Kurangnya sarana dan prasarana perhubungan di daerah pedesaan,
khususnya yang menghubungkan suatu kawasan miskin dengan kawasan yang lebih maju.
4
Fokus utama yang menjadi prioritas dalam pembangunan adalah usaha usaha untuk mencapai perbaikan ekonomi dan cara berpikir masyarakat yang
tidak terbatas pada, golongan elit saja, melainkan secara menyeluruh dan merata sampai lapisan masyarakat lapisan terbawah. Pembangunan semacam ini biasanya
secara nyata diwujudkan dalam kegiatan memberikan pelengkapan hidup material
seperti pangan, pakaian, kesehatan, pendidikan dan meningkatkan keamanan masyarakat berdasarkan pada realitas, sosial.
5
Dari sinilah yang kemudian menjadikan hal yang penting peranan birokrasi pemerintah desa, sehingga pelaksanaannya diperlukan untuk mencapai
tujuan pembangunan, khususnya pembangunan sarana prasarana desa atau infrastruktur desa sesuai dengan program dan perencanaan pembangunan
desa. Pemerintah desa mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan pembangunan di daerahnya, khususnya masalah layanan, bahkan
perannya terasa sangat penting karena menyangkut kepentingan umum, bahkan kepentingan rakyat secara keseluruhan. Tugas ini bagi pemerintah desa
merupakan representasi dari kedaulatan rakyat, melayani kepentingan rakyat.
4
Ibid;386
5
Abdulsyani, 2002. Sosiologi, Skematika dan Terapan. Penerbit, BUMI AKSARA. Hal 207
Fungsi ideal pemerintah seperti ini sekaligus merupakan landasan etis yang senantiasa dituntut oleh masyarakat sebagai landasan operasional untuk
penyelenggaraan pemerintahan. Dari hasil observasi Desa Krasak Kec. Kedung Jajang diperoleh, bahwa
masyarakat desa apapun kelompok bahkan individu-individu sekalipun memerlukan layanan dan harus disadari bahwa banyak sisi kehidupan sehari-hari
yang erat kaitannya dengan fungsi layanan yang diemban oleh pemerintah desa, mulai dari Kartu Susunan Keluarga KSK, Surat Kenal Lahir KKL, Kartu
Tanda Penduduk KTP dan penyediaan berbagai fasilitas umum lainnya. Selama ini hak masyarakat untuk memperoleh layanan dari aparatur pemerintah desa
terasa belum dapat memenuhi harapan semua pihak. Di sana sini masih ditemui kelemahan-kelemahan yang dampaknya sering merugikan masyarakat yang telah
menerima layanan. Fakta empiris yang terjadi dalam proses pembuatan Kartu Kenal Lahir KK, dari sisi ketepatan waktu pemrosesan terjadi keterlambatan dan
perpanjangan birokrasi. Belum lagi pejabat yang menangani yaitu Kepala Urusan Pemerintahan sering tidak ada ditempat, sehingga masyarakat harus menunggu.
Selain itu, masalah pembangunan yang terjadi di Desa Krasak, seperti sarana fisik desa yang ada, banyaknya jalan yang rusak, sumber air yang
bermasalah dan pos kamling yang kurang mendukung, sehingga menimbulkan rendahnya kemanan, seperti banyaknya kasus pencurian, perhatian terhadap
masyarakat yang rendah dan tidak adanya kordinasi antar apartur desa serta beberapa masalah lainnya dalam hal rendahnya kinerja pemerintah desa dalam
meujudkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih jauh perangkat desa cenderung untuk mengutamakan kepentingan sendiri dengan menempatkan dirinya sebagai majikan dari pada pelayan
masyarakat, hal ini nampak pada sikap mempertahankan status quo pola layanan masyarakat yang menunggu dari pada menjemput dengan dalih “siapa yang butuh,
maka harus meminta”, serta pendekatan kekuasaan.
6
Dari permasalahan di atas, penulis ingin lebih jauh meneliti sejauh mana pelaksanaan birokrasi Pemerintah Desa di Desa Krasak Kecamatan Kedung
Jajang Kabupaten Lumajang yang difokuskan pada pola hubungan Pemerintah Desa dan warga dalam pelaksanaan pembangunan di Desa Krasak Kecamatan
Kedung Jajang Kabupaten Lumajang.
B. Rumusan Masalah