Sistem Politik Indonesia Hubungan Stabilitas Politik Dan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia pada Masa Reformasi

berusaha untuk mendapatkan kemerdekaan, yaitu Aceh dan Papua. Timor Timur mendapatkan kemerdekaan pada tahun 2002 setelah 24 tahun dikuasai Indonesia dan 3 tahun di bawah administrasi PBB.

B. Sistem Politik Indonesia

Istilah sistem politik, pertama kali dikemukakan oleh David Easton dalam bukunya The Political Sistem, seperti dinyatakan, setiap negara dengan dipengaruhi oleh latar belakangya sendiri-sendiri, telah menerapkan sistem politik yang berbeda-beda. Hal yang sama juga berlaku bagi sistem pemerintahan; yang dibandingkan dengan sistem politik pada hakekatnya mempunyai ruang lingkup yang lebih sempit dan seringkali diakui sebagai subsistem dari sistem politik itu sendiri. 36 Secara umum, sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang di dalamnya melibatkan, elemen-elemen, bagian-bagian yang terikat dalam satu unit yang satu sama lain berbeda dalam keadaan kait mengait dan fungsional. Diantara berbagai elemen, ataupun bagian tersebut harus mempunyai sifat keterikatan dan kohesivitas sehingga bentuk totalitas unit tersebut terjaga. Sifat keterikatan dalam sistem tersebut bisa di katakan mutlak. Dengan kata lain, sebagai unit kesatuan maka setiap unsur ataupun bagian haruslah bekerja sebagaimana mestinya. Sebagai satu kesatuan, maka jika satu unsur tidak berfungsi, sistem tersebut mengalami kesulitan untuk bisa bekerja sesuai dengan fungsinya. 36 Rusadi Kantaprawira, Sistem Politik Indonesia Bandung : PT Tribisana Karya, 1995, h. 103 Dalam membicarakan sistem politik, seseorang dengan tanpa disadari terperosok untuk membicarakan salah satu bidang yang sangat dekat dengan sistem politik, yaitu sistem pemerintahan. Seringkali antara keduanya dikaburkan atau diidentikan. Kendatipun sulit untuk memisahkan antara keduanya, yang jelas ruang lingkup sistem pemerintahan jauh lebih sempit dibandingkan sistem politik, bahkan sebagaimana dikatakan di atas, bahwa sistem pemerintahan merupakan sub sistem dari sistem politik. 37 Dari paparan di atas, barang kali sudah dapat satu pengertian umum, bahwa yang dimaksud dengan sistem politik adalah suatu mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungannya satu sama lain yang menunjukan suatu proses yang ajeg, yang mengandung dimensi waktu, yaitu masa lampau, kini, dan mendatang. Bisa ditambahkan di sini, bahwa yang disebut proses dalam ilmu politik biasanya dipersepsikan sebagai segenap faktor sosio- politis yang mempengaruhi dan memberi corak pada negara dan pemerintah. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa yang menjadi titik berat suatu sistem politik adalah dalam aspek dinamikanya, dimana dinamika poltik disandarkan pada negara dalam keadaannya yang bergerak sebagai suatu lembaga atau asosiasi yang mempengaruhi kehidupan politik. Selain dari itu aspek dinamika inipun melihat adanya pengaruh kekuatan-kekuatan sosio-politik dan ekonomi yang domoninan dalam kehidupan politik masyarakat. 37 M. Moeslim Taher, Sistem Pemerintahan Pancasila Jakarta : Nusa Bangsa, 1978, h. 12 Lebih dari tiga dasawarsa sejak proklamasi kemerdekaan-nya, Indonesia telah menerapkan suatu tata kehidupan politik dalam satu kerangka demokrasi. Namun demikian selama lebih dari tiga dasawarsa pula Indonesia telah berulang kali menyelenggrakan dan menjalankan sistem politik yang bervariasai. Bervariasinya sistem poltik tersebut, berpokok pangkal pada perbedaan wawasan tentang bagaimana sistem politik demokrasi itu disusun sehingga mampu menciptakan kepemimpinan dan pemerintahan yang cukup tangguh untuk melaksanakan pembangunan dengan partisipasi rakyat seraya menghindarkan timbulnya praktek diktatorial. 38 Tinjauan kesejarahan terhadap penyelenggaraan demokrasi berdasar pada politik yang berlaku di Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menunjukan adanya tiga model pelaksanaan yang mempunyai warna tersendiri. Pertama , bisa disebut dengan masa republik Indonesia I. dalam kurun waktu ini praktek demokrasi konstitusional sangat menonjolkan peranan perlemen serta partai-partai politik. Praktek demokrasi semacam ini seringkali disebut dengan praktek demokrasi parlementer atau demokrasi liberal. Masa ini berlangsung dari tahun 1945 sampai tahun 1959 dengan tiga model undang-undang dasar sebagai dasar berpijak bagi praktek demokrasinya. Kedua , bisa disebut dengan masa republik Indonesia II, yaitu masa pelaksanaan demokrasi terpimpin yang dalam banyak aspek telah dianggap menyimpang dari jiwa demokrasi konstitusional, walaupun secara formal diakui 38 Alfian, Pemikiran dan Perubahan Politik indonesia Jakarta : PT Gramedia, 1978., h. 120. sebagai landasannya. Pelaksanaan demokrasi semacam ini menunjukan pula beberapa segi demokrasi rakyat. Masa ini berlangsung antara tahun 1959 sampai tahun 1965. Ketiga, yaitu masa pelaksanaan demokrasi pancasila yang berlandaskan jiwa demokrasi konstitusional yang lebih menonjolkan sistem presidensial. Dan masa ini berlangsung antara tahun 1965 sampai dengan sekarang. 39 Yaitu sebuah sistem pemerintahan dengan lembaga kepresidenan, institusi atau organisasi jabatan yang dalam sistem pemerintahan berdasarkan UUD 45 berisi dua jabatan yaitu presiden dan wakil presiden, adapun dalam sistem parlementer, jabatan presiden biasanya dikaitkan dengan statusnya sebagai kepala negara, sedangkan kedudukan kepala pemerintahan biasanya dipegang oleh jabatan lain yang lazimnya disebut sebagai perdana menteri. Berbeda dari sistem parlementer tersebut maka dalam sistem presidensiil, kedudukan sebagai kepala negara dengan kepala pemerintahan itu menyatu dalam jabatan presiden dan wakil presiden. Karena itu, sistem presidensiil tidak mengenal pembedaan, apalagi pemisahan antara kedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Yang ada hanya presaiden dan wakil presiden, dimana masing-masing ditentukan tugas dan wewenangannya dalam konstitusi ataupun dalam peraturan perundang-undangan di bawahnya. Beberapa ciri-ciri yang penting dari sistem ini adalah : a. Masa jabatan tertentu, misalnya 4 tahun, 5 tahun, 6 tahun atau 7 tahun, sehingga presiden dan juga wakil presiden tidak dapat diberhentikan di tengah 39 Cheppy Haricahyono, Ilmu Politik dan Perspektifnya. Yokjakarta : Tiara Wacana dan YP2LPM, 1986, Cet I., h. 120-121 masa jabatannya karena alasan politik. Di beberapa Negara, periode masa jabatan ini biasanya dibatasi dengan tegas, misalnya, 1 kali masa jabatan atau hanya 2 kali masa jabatan berturut-turut. b. Presiden dan wakil presiden tidak bertanggung jawab kepada lembaga politik tertentu yang biasa di kenal sebagai parlemen, melainkan lansung bertanggung jawab kepada rakyat. Presiden dan wakil presiden hanya dapat diberhentikan dari jabatannya karena alasan pelanggaran hukum yang biasanya dibatasai pada kasus-kasus tindak pidana tertentu, yang jika dibiarkan tanpa pertanggung jawaban dapat menimbulkan masalah hukum yang serius seperti misalnya pengkhianatan pada Negara, pelanggaran yang nyata terhadap konstitusi, dan sebagainya. c. Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat ataupun melalui mekanisme perantara tertentu yang tidak bersifat perwakilan permanent sebagaimana hakikat lembaga parlemen. d. Dalam hubungannya dengan lembaga parlemen, presiden tidak tunduk kepada parlemen, tidak dapat membubarkan parlemen, dan sebaliknya parlemen juga tidak dapat menjatuhkan presiden dan membubarkan kabinet sebagaimana dalam praktek sistem parlementer. e. Dalam sistem ini, tidak dikenal adanya pembedaan antara fungsi kepala Negara dengan kepala pemerintahan. f. Tanggung jawab pemerintahan berada di pundak presiden, dan oleh karena itu presidenlah pada prinsipnya yang berwenang membentuk pemerintahan, menyusun kabinet, mengangkat dan memberhentikan para menteri serta pejabat publik-publik yang lain, secara politik presiden bertanggung jawab kepada rakyat, sedangkan secara hukum ia bertanggung jawab kepada konstitusi. 40

C. Sistem Ekonomi Indonesia