pemuasan perbuatan tak bermoral. Terutama kata ini digunakan dalam al- Qur’an alam artinya yang kedua.
Dari hal-hal yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemikiran Muthahhari tentang gerak sejarah sangat ditentukan oleh
aktivitas, watak, dan pemikiran manusia yang bersangkutan. Kesimpulan demikian, tidak terlepas dari hasil perenungan dan hasil kajian Muthahhari
terhadap nash-nash al-Qur’an secara dalam dan imajinatif. Mekanisme gerak sejarah dalam Islam, dalam al-Qur’an, membedakan antara
perjuangan kelas dan kepentingan bendawi. Diterangkan dalam al-Qur’an bahwa, yang pertama, mekanisme gerak sejarah disebabkan oleh tekanan
ciptaan-ciptaan para penindas QS. 28:5 dan watak reaksioner mereka di satu pihak, serta semangat revolusioner kelas terhisap di pihak lain.
Perjuangan kaum tertindas yang menjadi mekanisme gerak di sini, akan berakhir dengan kemenangan kaum atau kelas tertindas, sejauh keteguhan
mereka berpegang pada nilai dan perilaku ideal al-Qur’an. Jadi uraian ini dan seperti maksud ayat QS. Ibrahim: 42, ingin mengatakan bahwa Allah
berpihak pada kelas tertindas. Yang kedua, mekanisme gerak sejarah dilakukan demi kepentingan
pemenuhan ekonomi. Ini dianggap sebagai satu proses alam. Mekanisme ini membentangkan letak persentuhan pemikiran Muthahhari dengan teori
materialisme historis Karl Marx yang nanti akan dilihat lebih jauh.
C. Evolusi dan Perubahan Sejarah
Satu ciri menonjol kehidupan masyarakat manusia adalah selalu berubah dan dinamis. Hal ini pula yang membedakan manusia dengan kehidupan makhluk
lainnya yang statis. Hanya saja, dalam melihat perubahan dan kedinamisan kehidupan masyarakat manusia, para ahli cenderung berbeda pendapat. Perbedaan
itu disebabkan oleh sudut pandang mereka. Materialisme historis misalnya, berasumsi bahwa perubahan dan evolusi masyarakat manusia dikelompokkan
menjadi masa komunisme, masa perbudakan, masa feodalisme, masa kapitalisme, dan terakhir masa sosialisme. Adapun menurut sistem dan sudut pandang politik,
dibedakan pula antara pemerintahan kesukuan, masa kejayaan zalim, masa aristokrasi, dan terakhir masa demokrasi.
Dari sistem-sistem di atas, filosof sejarah akan mempertanyakan, apakah evolusi dan kemajuan itu nyata? Apakah perubahan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat manusia sepanjang sejarahnya, berupa kemajuan dan evolusi? Apa pula parameter evolusi itu? Jawaban para ahli dari pernyataan-pernyataan itu,
dalam kenyataannya, ternyata bervariasi. Di antara mereka ada yang meragukan perubahan dalam kehidupan masyarakat manusia, bersifat maju dan evolusioner.
Di sisi lain lagi ada anggapan bahwa gerakan sejarah berputar-putar berbentuk siklus, yang bergerak dari satu titik, melalui tahap-tahap, menuju lagi ke titik
semula. Pandangan mereka ini juga merupakan proses abadi sejarah. Dalam hal ini, Muthahhari cenderung mengatakan sejarah, gerakan dan jalan sejarah
keseluruhannya sedang bergerak melangkah maju.
20
20
Murtadha Muthahhari, Manusia dan Alam Semesta Konsepsi Islam tentang Jagat Raya, h. 414
Untuk melihat gerakan, jalan dinamika sejarah, dan faktor-faktor pengaruh yang menyebabkan gerak maju sejarah, para ahli merumuskan cara yang
bervariasi juga. Namun menurut Muthahhari, cara-cara atau teori-teori itu dianggap berbahaya, yaitu dapat merusak pemikiran orang, terutama orang
beragama. Berikut penjelasan rumusan cara yang bervariasi itu: 1. Teori Rasial
`Menurut teori ini,
21
ras-ras tertentu terutama bertanggung jawab atas kemajuan sejarah. Ada beberapa ras dianggap mampu membentuk budaya dan
peradaban, sedangkan beberapa ras lain tidak. Sebagian ras dapat melahirkan ilmu pengetahuan, filsafat, etika, seni, dan teknologi. Sedangkan sebagian ras lain
hanya menjadi konsumen komoditas-komoditas ini, bukan menjadi produsennya. Jadi, ras yang memiliki budaya dan berperadaban tinggi inilah yang
menggerakkan perubahan, kedinamisan, dan kemajuan sejarah. Di antara filosof yang menjadi penganut aliran atau teori ini adalah Count Gobilo, seorang filosof
Prancis kenamaan. 2. Teori Geografis
Teori ini berasumsi bahwa faktor utama terciptanya perbedaan budaya serta perkembangan industri, yang pada dataran historisnya terjadi perubahan dan
pergerakan sejarah dalam lingkungan fisik, yaitu kawasan yang beriklim sedang. Di kawasan inilah muncul pribadi moderat dan pikiran-pikiran kuat untuk
berkembang. Menurut teori ini, faktor yang mengarahkan kemajuan sejarah bukanlah ras atau keturunan, tetapi kawasan dan lingkunganlah yang sangat
21
Murtadha Muthahhari, Manusia dan Alam Semesta Konsepsi Islam tentang Jagat Raya, h. 414
menentukan. Lingkungan menjadi pembuat sejarah dan penyebab utama kemajuannya. Di antara ahli pendukung teori ini adalah Montesquieu, Sosiolog
Prancis abad ke 17
22
3. Teori Peranan Jenius dan Pahlawan Menurut teori ini, semua perkembangan sejarah, baik itu ilmu
pengetahuan, politik, ekonomi, teknik atau moral, terjadi berkat orang-orang yang luar biasa cerdas. Dalam hal ini manusia berbeda dengan makhluk lainnya.
Spesies lain secara biologis hampir sama kemampuannya. Setidak-tidaknya tak ada perbedaan yang berarti.
Sebaliknya, kemampuan di antara manusia sering terlihat sangat berbeda. Orang-orang jenius ada di setiap masyarakat. Karena orang-orang jenius ini
memiliki akal, cita rasa, kemauan atau prakarsa yang luar biasa, maka mereka inilah yang melahirkan kemajuan ilmu pengetahuan, teknik, moral, politik, atau
militer. Menurut teori ini kebanyakan manusia tidak memiliki prakarsa atau kreativitas. Mereka hanya ikut menjadi konsumen gagasan dan produk industri.
23
Pendukung teori ini di antaranya adalah Thomas Carlyle, percaya bahwa sejarah dibentuk oleh individu-individu cemerlang. Ia melandasi teorinya dengan
mencontohkan pada sosok nabi Muhammad SAW yang mampu memberikan pencerahan kepada umat manusia di bawah naungan agama Islam. Begitu juga
dengan perwujudan Prancis modern yang merupakan perwujudan dari personalitas
22
Murtadha Muthahhari, Manusia dan Alam Semesta Konsepsi Islam tentang Jagat Raya, h. 414
23
Murtadha Muthahhari, Manusia dan Alam Semesta Konsepsi Islam tentang Jagat Raya, h.415
seorang Napoleon, tidak lupa juga dengan sejarah Soviet yang merupakan perwujudan seorang Lenin.
24
4. Teori Ekonomi Menurut teori ini, ekonomi ini adalah kekuatan pendorong sejarah.
Segenap urusan sosial dan historis bangsa, entah itu urusan budaya, politik, militer atau masyarakat, mencerminkan metode produksi dan hubungan produksi
masyarakat itu. Yang mengubah struktur masyarakat adalah perubahan basis ekonomi. Perubahan basis ekonomi ini mendorong kemajuan masyarakat. Orang-
orang yang cemerlang pikirannya yang disebutkan di atas hanyalah perwujudan kebutuhan ekonomi, politik dan sosial masyarakat, dan kebutuhan ini disebabkan
oleh perubahan alat produksi. Karl Marx, kaum Marxis pada umumnya dan terkadang bahkan sebagian non-Marxis, mendukung teori ini.
25
5. Teori Tuhan Menurut teori ini, apapun yang terjadi di permukaan bumi ini, merupakan
urusan langit yang turun ke bumi sesuai dengan kearifan tinggi Allah. Semua perubahan sejarah dan perkembangan sejarah merupakan perwujudan kehendak
dan kearifan-Nya. Karena itu, kehendak Tuhanlah yang mendorong kemajuan sejarah dan yang mewujudkan perubahan sejarah. Sejarah merupakan skenario
kehendak Tuhan. Bishop Bossuet, seorang sejarahwan terkenal dan tutor Louis XV, mendukung teori ini.
26
24
Murtadha Muthahhari, Manusia dan Alam Semesta Konsepsi Islam tentang Jagat Raya, h. 414
25
Murtadha Muthahhari, Manusia dan Alam Semesta Konsepsi Islam tentang Jagat Raya, h. 416
26
Murtadha Muthahhari, Manusia dan Alam Semesta Konsepsi Islam tentang Jagat Raya, h. 416
Muthahhari mengkritik semua gagasan di atas, menurutnya teori-teori tersebut merupakan hasil dari kekacauan. Misalnya, teori ras tak lebih dari teori
sosiologi. Teori ini baru relevan kalau pertanyaannya adalah apakah beragam ras manusia yang berbeda memiliki atau tidak memiliki beberapa kemampuan
turunan, dan apakah semua ras itu sama tingkat intelektualnya atau tidak. Jika sama, itu artinya bahwa semua ras sama-sama berperan dalam gerakan sejarah
atau setidak-tidaknya secara teoritis dapat. Jika tidak sama, itu artinya bahwa sebagian ras saja yang dapat berperan dalam proses kemajuan sejarah. Sejauh
teori ini sudah pas rumusannya, meski memecahkan misteri filsafat sejarah. Misal saja kita akui bahwa semua perkembangan sejarah terjadi karena ras tertentu.
Namun masih saja ada problem yang tidak terpecahkan, karena kita masih belum tahu kenapa kehidupan manusia atau kehidupan ras manusia tertentu berkembang
sedangkan kehidupan binatang tetap statis. Masalah apakah faktor kemajuan adalah satu ras atau semua ras, tidak memecahkan misteri gerakan sejarah.
Begitu pula dengan teori geografi. Menurut Muthahhari, teori ini ada manfaatnya, dan berhubungan dengan masalah penting sosiologi. Teori
menunjukkan bahwa lingkungan berperan efektif dalam pertumbuhan mental, intelektual, temperamental, dan fisik manusia. Sebagian lingkungan membuat
manusia tetap berada di dalam atau mendekati batas-batas binatang, dan sebagian lagi membuat manusia jauh dan beda dari binatang.
Teori Tuhan lebih tidak konsisten di banding teori lain. Apakah sejarah saja yang merupakan perwujudan Kehendak Tuhan? Sesungguhnya dunia, sejak
awal hingga akhir, termasuk segenap sebab dan gangguan, merupakan perwujudan
Kehendak Allah. Kehendak Tuhan sama hubungannya dengan semua sebab di dunia ini. Kalau kehidupan manusia yang berkembang dan berubah merupakan
perwujudan kehendak Tuhan, maka kehidupan lebah yang statis dan monoton pun merupakan perwujudan Kehendak-Nya juga. Pertanyaannya adalah sistem apa itu,
yang dengan sistem ini Kehendak Tuhan menjadikan kehidupan manusia berkembang, sementara kehidupan binatang statis karena tak adanya sistem itu.
Begitu juga terhadap teori ekonomi yang menurut Muthahhari tak ada aspek teknisnya, dan tidak diajukan sebagai prinsip. Teori ekonomi sejarah
menjelaskan karakter asasi sejarah saja dan menunjukkan bahwa karakter asasinya material dan ekonomi, dan bahwa segala urusan lainnya sama saja dengan bentuk-
bentuk atau kekhasan yang tak asasi. Konsekuensinya, semua urusan masyarakat pun mengalami perubahan. Namun semua itu adalah masalah “jika”. Masalah
yang sebenarnya masih saja belum terjawab. Meskipun kita mengakui bahwa ekonomi adalah infrastruktur masyarakat dan kalau ekonomi berubah maka
segenap masyarakat pun berubah, masalahnya adalah kenapa begitu. Apa faktor yang mengubah seluruh suprastruktur bila infrastruktur berubah? Mungkin saja
ekonomi menjadi infrastruktur masyarakat, namun itu tidak berarti bahwa ekonomi merupakan kekuatan pendorong sejarah juga. Jika saja pendukung teori
ini, bukannya menggambarkan ekonomi infrastruktur masyarakat, namun menggambarkannya
sebagai kekuatan
pendorong sejarah,
menganggap materialitas sejarah cukup untuk membuat sejarah dinamis, menekankan masalah
kontradiksi dalam masyarakat, dan mengatakan bahwa sesungguhnya kekuatan pendorongnya adalah kontradiksi antara infrastruktur dan suprastruktur
masyarakat atau kontradiksi antara dua aspek infrastruktur alat produksi dan hubungan produksi, tentu teori ini akurat penyampaiannya.
27
Teori raksasa intelektual, Muthahhari mengatakan terlepas dari benar atau tidak, berhubungan langsung dengan filsafat sejarah atau faktor pendorong
sejarah. Sejauh ini kita hanya memahami dua teori tentang kekuatan yang menggerakkan sejarah. Salah satunya adalah teori raksasa, yang menurut teori ini
mengklaim bahwa sebagian besar anggota masyarakat atau hampir semua anggota masyarakat tak memiliki inisiatif, orisinalitas dan kemampuan memimpin. Mereka
tak bisa membawa perubahan dalam masyarakat. Namun dari waktu ke waktu muncul minoritas sangat kecil yang luar biasa imajinatif dan kreatif. Mereka
mengambil inisiatif, membuat rencana, mengambil keputusan dan menarik dukungan orang. Dengan begitu mereka menciptakan perubahan. Orang-orang
heroik ini merupakan produk dari fenomena yang luar biasa, baik fenomena alamiah maupun turun-temurun, namun bukan produk kondisi sosial atau
kebutuhan material masyarakat.
28
Muthahhari menyebutkan sebuah teori yang biasa disebut dengan teori sifat manusia atau kekhasan manusia. Fitrah manusia adalah sedemikian sehingga
dia memiliki kekhasan bawaan yang membuat kehidupannya evolusioner. Salah satu kekhasan ini adalah kemampuannya menghimpun dan melestarikan
pengalaman. Apa pun pengetahuan dan informasi yang didapat manusia melalui
27
Murtadha muthahhari, Manusia dan Alam Semesta Konsepsi Islam tentang Jagat Raya, h. 417
28
Murtadha Muthahhari, Manusia dan Alam Semesta Konsepsi Islam tentang Jagat Raya, h.418
pengalamannya, dia simpan dalam pikirannya, dan dia gunakan sebagai basis bagi pengalamannya lebih lanjut.
Kekhasan lain manusia adalah manusia mampu belajar melalui lisan dan tulisan. Melalui lisan dan tulisan, manusia dapat menyampaikan pengalamannya.
Pengalam satu generasi disimpan demi kepentingan generasi selanjutnya melalui lisan dan tulisan. Dan dengan demikian pengalaman manusia kian terakumulasi.
Kekhasan ketiga manusia menurut Muthahhari adalah manusia diberi kekuatan akal dan inisiatif. Melalui kekuatan misterius ini manusia dapat
menciptakan sesuatu, karena manusia adalah perwujudan kekuatan kreatif Allah. Kekhasan keempat pada diri manusia adalah manusia memiliki hasrat bawaan
untuk melakukan sesuatu yang orisinal. Dengan kata lain manusia bukan saja memiliki kemampuan kreatif, namun juga dapat menciptakan sesuatu bila
diperlukan. Kecenderungan untuk mencipta ini sudah tertanam dalam karakter esensialnya.
29
Semua kemampuan yang dimiliki manusia menjadi kekuatan pendorong kemajuan manusia. Pada diri binatang tak ada kemampuan untuk mengingat
pengalaman dan menyampaikannya kepada binatang lain, tak ada orisinalitas dan inisiatif, juga tak ada keinginan kuat untuk mencipta. Itulah sebabnya kenapa
binatang statis sedangkan manusia bergerak maju. Dari paparan singkat di atas, tentang teori-teori dinamika dan gerak maju
sejarah, nampaknya perlu dicermati ulang bahwa Muthahhari kelihatan hanya memaparkan sejumlah teori tersebut dan mengkritiknya dengan mengatakan
29
Murtadha Muthahhari, Manusia dan Alam Semesta Konsepsi Islam tentang Jagat Raya, h.419
bahwa semua teori ini dapat merusak pemikiran tertentu. Adapaun bagaimana teori Muthahhari kemudian menjawab kritikannya itu sendiri, sejauh ini tidak
berhasil ditunjukkan dengan jelas oleh Muththahhar ȋ.
Hanya saja, memang Muthahhari menunjukkan kecenderungannya dengan mengatakan bahwa penyejarahan atau mekanisme gerak dan sifat sejarah dalam
Islam tidak hanya menjalankan kehendak mutlak Tuhan, tetapi juga memiliki kebebasannya untuk memenuhi dan merealisasi kehendak manusia sendiri sebagai
makhluk sesuai dengan maksud QS. ar-Ra’du: 11. Allah tidak akan mengubah nasib atau keadaan seseorang atau suatu kaum, sebelum mereka bekerja keras
untuk mengubahnya.
D. Kritik Murtadha Muthahhari Terhadap Konsep Materialisme Dialektis