Aplikasi Gadai Dalam Bank Syariah

disimpulkan bahwa rahn merupakan suatu akad utang piutang dengan menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut pandangan syara‟ sebagai jaminan, hingga orang yang bersangkutan boleh mengambil utang.

2.1.3 Aplikasi Gadai Dalam Bank Syariah

Pengertian gadai rahn secara bahasa seperti diungkapkan diatas adalah tetap, kekal, dan jaminan; sedangkan secara terminologi peristilahan rahndiartikan sebagai “ Menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, dan dapat diambil kembali harta dimaksud sesudah ditebus” Zainuddin Ali, 2008 : 1-2, sedang pada pasal 11 ayat 50 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pengertian gadai dirumuskan sebagai berikut : Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditor atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh debitor, atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada debitor itu untuk mengambil pelunasan dari barang-barang tersebut secara didahulukan dari pada debitor- kreditor lainnya; dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan. Kartini muljadi dan Gunawan Widjaya, 2005 : 74. Dari rumusan diatas diketahui bahwa untuk dapat disebut gadai, maka unsur-unsur di bawah ini harus dapat dipenuhi, diantaranya : 1. Gadai diberikan hanya atas benda bergerak. 2. Gadai harus dikeluarkan dari penguasaan pemberi gadai. 3. Gadai memberikan hak kepada kreditor untuk memperoleh pelunasan terlebih dahulu atas piutang kreditor droit de preference. 4. Gadai memberikan kewenangan kepada kreditor untuk mengambil sendiri pelunasan secara mendahului tersebut. Perbedaan dari kedua pengertian diatas bahwa untuk gadai syariah pihak kreditor tidak diperkenankan memakai barang milik nasabah sampai jatuh tempo, sedangkan menurut pasal 11 ayat 50 kitab Undang-undang hukum Perdata setelah barang digadaikan kepada kreditor maka barang sepenuhnya milik kreditor dan boleh dipergunakan untukdiambil manfaatnya dari barang yang digadaikan.Demikian pula halnya Muhammad Syafi‟i Antonio memberikan pengertian yang hampir sama bahwa gadai Syariah Rahn adalah menahan salah satu harta milik nasabah Rahin sebagai barang jaminan Marhun atas utangpinjaman Marhun bih yang diterimanya. Marhuntersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan atau penerima gadai Murtahin memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya.Muhammad Syafi‟i Antonio, 2001 : 128. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka disimpulkan bahwa gadai syariah Rahn adalah menahan barang jaminan yang bersifat materi milik si peminjam Rahin sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, dan barang yang diterima tersebut bernilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan Murtahin memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian utangnya dari barang gadai dimaksud.Selain fatwa tentang gadai syariah Rahn, Dewan syariah nasional Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa-fatwa lainnya berkenaan dengan pembiayaan dan jasa berbasis syariah ini, beberapa diantaranya : 1. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 26DSN- MUIIII2002, tentang Rahn Emas. 2. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 09DSN- MUIIV2000, tentang pembiayaan ijarah. 3. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 10DSN- MUIIV2000, tentang wakalah. 4. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 43DSN- MUIVIII2004, tentang ganti rugi. Aplikasi gadai syariah sama dengan produk keuangan lainnya, yakni mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Sebagaimana layaknya produk-produk berbasis syariah lainnya, gadai syariah rahn juga memiliki karakteristik seperti tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba,menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditi yang diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa atau bagi hasil.M. Abdul Mannan,1995 : 167. Secara umum dapat pula dikatakan bahwa perbankan Islam didasarkan atas prinsip SyirkahMitra usaha yang telah diakui di seluruh dunia. Artinya, seluruh sistem perbankan dimana pemegang saham, depositor, investor, dan peminjam akan berperan serta atas dasar mitra usaha. M. Abdul Mannan,1995: 167. Namun, bila dilihat dari aspek metodenya maka akan ditemukan perbedaan antara gadai syariah dengan produk- produk syariah lainnya. Dalam kaitan ini gadai syariah tidak diperbolehkan menghimpun dana secara langsung dari masyarakat baik dalam bentuk simpanan tabungan mudhorobah, giro wadi‟ah, maupun deposito mudharabah. Oleh karena itu, dalam membiayai dan memenuhi kebutuhan dananya, produk gadai syariah memiliki sumber pendanaan yang berasal dari: 1. Modal sendiri. 2. Penerbitan Obligasi syariah. 3. Mengadakan kerja sama atau syirkah dengan lembaga keuangan lainnya, baik pihak perbankan maupun nonperbankan dengan menggunakan sistim bagi hasil atau profit and loss sharing. Apabila dana berhasil dihimpun atau dana sudah terkumpul maka dipergunakan untuk membiayai usaha gadai syariah. 4. Pendanaan kegiatan operasional gadai syariah meliputi gaji pegawai, honor, perawatan gedung, peralatan, dan sebagainya. 5. Penyaluran dana yang ada, sebagian besar digunakan untuk kegiatan pembiayaan. Bahkan lebih dari 50 dana dimaksud disalurkan pada aktifitas pembiayaan, yaitu pemberian pinjaman Qardh kepada warga masyarakat yang membutuhkannya. 6. Investasi lain, yaitu dana-dana yang belum digunakan untuk membiayai kegiatan operasional pegadaian syariah, atau dana tersebut belum disalurkan kepada warga masyarakat, maka dapat di investasikan dalam bentuk lain, baik investasi jangka pendek maupun jangka menengah. Sebagai contoh dapat disebut misalnya investasi di bidang properti kantor dan toko, dan sebagainya. Pelaksanaan investasi dimaksud, biasanya bekerja sama dengan pihak ketiga seperti kontraktor, pedagang dan sebagainya. 7. Di sisi lain, perlu pula dikemukakan dalam pembahasan ini, gadai syariah menawarkan jasa kepada warga masyarakat dalam beberapa bentuk sebagai berikut. a. Pemberian pinjaman produk dimaksud mensyaratkan pemberian pinjaman dengan penyerahan harta benda sebagai jaminan. Harta benda gadai berbentuk barang bergerak. Oleh karena itu, pemberian pinjaman sangat ditentukan oleh nilai dan kualitas serta jumlah barang yang akan digadaikan. b. Penaksir nilai harta benda. Penaksiran nilai harta benda yang dilakukan oleh pegadaian syariah merupakan pelayanan berupa jasa atas nilai suatu harta benda bergerak dan tidakbergerak. Jasa dimaksud, diberikan kepada warga masyarakat yang menginginkan kualitas harta benda seperti emas, perak dan berlian yang dikenakan pada nasabah adalah berupa ongkos penaksir barang. c. Penelitian barang berupa sewa ijarah. Penelitian barang berupa sewa ijarah yang dilakukan pegadaian syariah berarti menerima titipan barang dari warga masyarakat berupa surat-surat berharga. Misalnya, sertifikat tanah, ijarah, hak eigendom motor, mobil dan sebagainya. Surat-surat penetipan barang tersebut, diberikan kepada warga masyarakat yang melakukan perjalanan jauh dalam waktu yang relatif lama. Atas jasa surat-surat berharga dimaksud, gadai syariah memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa sewa penitipan barang. d. Gold Counteradalah jasa penyediaan fasilitas berupa tempat penjualan emas yang berkualitas eksekitif dan aman yang disediakan oleh pegadaian syariah. Gold Counter ini seiring pula d iistilahkan dengan “ galeri 24”. Setiap pembelian di toko milik pegadaian syariah akan dilampiri sertifikat jaminan. Hal ini dilakukan untuk memberikan layanan bagi masyarakat kelas menengah, yang masih peduli dengan image. Berdasarkan sertifikat dimaksud warga masyarakat mempercayai dan yakin bahwa kualitas dan keaslian emas yang di beli di toko tersebut mempunyai legalitas. Berdasarkan penjelasan pinjaman dalam gadai Syariah yang diuraikan di atas dapat di simpulkan mekanismenya sebagai berikut : a. Rahin membawa MarhunAgunan yang tidak dapat dimanfaatkan atau dikelola kepada kantor pegadaian syariah Murtahin untuk meminta fasilitas pembiayaan. b. Murtahin melakukan pemeriksaan, termasuk juga menaksir harga Marhun yang di berikan oleh rahin sebagai jaminan utang yang akan di pinjamkannya. c. Setelah semua persyaratan terpenuhi , maka murtahin dan rahin akan melakukan aqad transaksi. d. Sesudah selesai dilakukan akad oleh Murtahin dengan rahin, maka Murtahin memberikan sejumlah uang sesuai kebutuhan yang disesuaikan dengan nilai taksir Marhun kepada Rahin. e. Ketika rahin melunasi utangnya kepada Murtahin, maka selain Rahin membayar utangnya, ia juga membayar biaya administrasi, biaya taksir Marhun dan biaya sewa tempat barang jaminan kepada kantor pegadaian syariah selaku pihak Murtahin. 2.2.Produk Qardh di Bank syariah 2.2.1 Qardh dalam fiqih Muamalat Layanan gadai syariah Rahn adalah apa yang disebut dengan “ Qardh al-hasan ” Akad Qardh al-hasan adalah suatu akad yang dibuat oleh pihak pemberi gadai dengan pihak penerima gadai dalam hal transaksi gadai harta benda yang bertujuan untuk mendapatkan uang tunai yang di peruntukkan untuk konsumtif. Hal dimaksud, pemberi gadai nasabahrahin dikenakan biaya upahfee dari penerima gadai Murtahin . Aqad Qardh al-hasan dimaksud, pada prinsipnya tidak boleh pembebanan selain biaya administrasi. Dalam literaratur fiqih klasik, Qardh dikategorikan dalam aqad tathawwui atau akad saling membantu dan bukan transaksi komersial. Landasan syariah transaksi Qardh berdasarkan hadist riwayat Ibnu Majjah dan ijma ulama. Namun Allah SWT mengajarkan kepada kita agar meminjamkan sesuatu bagi agama Allah 1. Al- Qur‟an Qur‟an surah Al-hadid ayat 11 merupakan Hujjah yang dijadikan dasar dalam membangun konsep gadai syariah rahn yang artinya “ Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Allah akan melipat gandakan balasan pinjaman itu untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.” Al-hadid : 11. Depag RI Al-Qur‟an terjemahan, 1971 : 902. 2. Hadist riwayat ibnu Majjah “ Ibnu Mas‟ud meriwayatkan bahwa Nabi saw, berkata bukan seorang muslim mereka yang meminjamkan muslim lainnya dua kali kecuali yang satunya adalah senilai sedekah. Fadhillah Asy- syaikh Muhammad‟ Ali as- sayis, 1986: 2421. 3. Ijma „ Ulama Para ulama telah menyepakati bahwa Al-Qardh boleh dilakukan. Kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya. Tidak ada seorang pun yang memiliki segala barang yang ia butuhkan. Oleh karena itu, pinjam-meminjam sudah menjadi satu bagian dari kehidupan di dunia ini. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan segenap kebutuhan ummatnya. Muhammad Syafi‟i Antonio, 2001: 133.

2.2.2 Aplikasi Qardh dalam Bank Syariah

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Menggunakan Fasilitas Gadai Emas Pada PT Bank Syariah Mandiri Cab Iskandar Muda Medan

3 97 86

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah dalam Produk Qardh dengan Gadai Emas di PT. Bank Sumut Syariah cabang Medan

11 100 104

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Untuk Menggunakan Jasa Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.

3 52 119

Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Menggunakan Fasilitas Gadai Emas Pada PT Bank Syariah Mandiri Cab Iskandar Muda Medan

0 16 86

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH DALAM MENGGUNAKAN FASILITAS PEMBIAYAAN PADA BANK Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Dalam Menggunakan Fasilitas Pembiayaan Pada Bank Syariah Di Kota Jayapura Provinsi Papua.

0 10 18

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH DALAM MENGGUNAKAN FASILITAS PEMBIAYAAN PADA BANK Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Dalam Menggunakan Fasilitas Pembiayaan Pada Bank Syariah Di Kota Jayapura Provinsi Papua.

5 12 14

Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Menggunakan Fasilitas Gadai Emas Pada PT Bank Syariah Mandiri Cab Iskandar Muda Medan

0 0 12

Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Menggunakan Fasilitas Gadai Emas Pada PT Bank Syariah Mandiri Cab Iskandar Muda Medan

0 0 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Gadai 2.1.1 Gadai Menurut Konvensional - Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Menggunakan Fasilitas Gadai Emas Pada PT Bank Syariah Mandiri Cab Iskandar Muda Medan

0 0 18

Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Menggunakan Fasilitas Gadai Emas Pada PT Bank Syariah Mandiri Cab Iskandar Muda Medan

0 0 12