3.4.8.2 Penetapan kehandalan metode analisis
Ditimbang 20 tablet yang dibuat sendiri spike placebo recovery, kemudian digerus, ditimbang seksama sejumlah serbuk setara dengan lebih
kurang 160 mg sulfametoksazol. Dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, tambahkan 50 ml metanol dan sonikasi selama 5 menit sambil sering dikocok.
Encerkan dengan metanol hingga garis tanda, disaring. Kemudian filtratnya dipipet 5,0 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan encerkan dengan
fase gerak sampai garis tanda, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 160 mcgml. Kemudian diinjeksikan sebanyak 20 µ l ke sistem KCKT dengan laju
aliran flow rate 2,0 mlmenit dan deteksi dilakukan pada panjang gelombang 270 nm, kemudian dihitung kadarnya. Hasil dapat dilihat pada lampiran 7-9 di
halaman 61-67
3.4.8.3 Penetapan kadar sampel
Prosedur penetapan kadar sama dengan 3.4.8.2. Hasil dapat dilihat pada lampiran 10-15 di halaman 68-80
3.4.8.4 Analisa data secara statistik
Untuk menghitung Standar Deviasi SD digunakan rumus :
SD = 1
2
− −
∑
n x
x …………………..1
Keterangan : SD = Standar deviasi; x = kadar sampel; x = kadar rata-rata sampel; n = jumlah perlakuan.
Kadar dapat dihitung dengan persamaan regresi dan untuk menentukan data dapat diterima atau ditolak digunakan rumus :
Universitas Sumatera Utara
t hitung = n
SD X
X −
…………………..2 Data diterima jika t hitung t tabel.
Untuk menghitung kadar sebenarnya dengan α = 0,01; dk = n-1, digunakan
rumus: μ = X
n SD
X t
dk .
2 1
1 α
−
± ………………….3
Untuk menguji keabsahan metode dilakukan uji terhadap akurasi kecermatan dengan parameter kesalahan relatif, presisi keseksamaan dengan
parameter koefisien variasi, sensitivitas dengan parameter limit deteksi dan limit kuantitasi dengan rumus :
Ketepatan : KR =
U U
Xi −
x 100 ………...………4
Ketelitian : KV =
Xi SD
x 100 …………………5
Limit Deteksi : LOD =
slope xSD
3 …………………6
Limit Kuantitasi : LOQ =
slope xSD
10 …………………7
Keterangan : U = Kadar teori; Xi = kadar yang diperoleh setelah perhitungan; SD= standar deviasi; KR = kesalahan relatif; KV = koefisien variasi; LOD = limit
deteksi; LOQ = limit kuantitasi
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Tablet kotrimoksazol merupakan kombinasi antara sulfametoksazol dan trimetoprim dengan perbandingan 5:1, dimana kedua senyawa ini bersifat semi
polar dan mudah larut dalam alkohol sehingga penetapan kadarnya dapat dilakukan secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT dengan fase gerak
campuran 1400 ml air, 400 ml asetonitril, dan 2 ml trietilamin. Pada`penelitian ini prosedur penetapan kadar secara Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi yang digunakan berbeda dengan prosedur yang terdapat dalam Farmakope Indonesia edisi IV 1995 dalam hal penggunaan kolom dan panjang
gelombang dimana kolom yang digunakan yaitu kolom Shimpac VP-ODS 4,6 mm x 25 cm dan deteksi dilakukan pada panjang gelombang 270 nm serta
sensitivitas 0,01 AUFS. Untuk memperoleh pengukuran yang optimum maka kedua komponen ini
diukur pada panjang gelombang yang memberikan serapan yang optimum bagi masing-masing komponen. Untuk mendapatkan hal tersebut maka perlu dilakukan
penentuan panjang gelombang dari sulfametoksazol dan trimetoprim. Dari hasil pengukuran panjang gelombang maksimum sulfametoksazol BPFI dalam pelarut
fase gerak diperoleh serapan maksimum pada panjang gelombang 269,5 seperti yang terlihat pada gambar 1, dan untuk trimetoprim BPFI dalam pelarut fase
gerak diperoleh serapan maksimum pada panjang gelombang 271,5 nm seperti terlihat pada gambar 2.
Universitas Sumatera Utara