1. Prinsip-Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Sehat:
a. Transparansi Transparency; Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan
keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. Pasal 16 ayat 3 jo. Pasal 19 ayat 4 UU BUMN menyatakan
bahwa setiap anggota direksi yang telah lulus uji kelayakan wajib menandatangani kontrak manajemen sebelum ditetapkan menjadi anggota
direksi. b. Kemandirian Independency;
Suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruhtekanan dari pihak manapun yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip- prinsip korporasi yang sehat. Pasal 25, Pasal 33, dan Pasal 53 UU BUMN
menyatakan melarang direksi, komisaris, dan dewan pengawas memegang jabatan rangkap.
c. AkuntabilitasAccountability; Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga
pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Pasal 21-23 jo. Pasal 49- 51, Pasal 32, Pasal 54, Pasal 61 mengatur tentang pertanggungjawaban
Direksi, Komisaris, dan Dewan Pengawas. Sementara itu untuk menjamin akuntabilitas, UU BUMN mewajibkan pembentukan Komite Audit dan
Kusmono: Tanggung Jawab Direksi Persero Pada Pengelolaan Penyertaan Modal Negara Dalam Hal Terjadi Kerugian, 2008. USU e-Repository © 2008
Komite Lainya Pasal 70 serta mewajibkan pembentukan adanya auditor eksternal untuk memeriksa laporan keuangan Pasal 71.
159
d. PertanggungjawabanResponsibility
;
Kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang- undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat; serta
e. Kewajaran Fairness; Keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stake holder yang
timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penerapan GCG dalam jangka panjang mempunyai relevansi terhadap kinerja atau performance suatu perusahaan karena prinsip-prinsip GCG
merupakan landasan bagi proses penyelenggaraan perusahaan. Prinsip-prinsip GCG sangat diperlukan untuk penyelenggaraan perusahaan yang harus
mempertanggungjawabkan tindakan dan pekerjaannya kepada public dan perusahaannya. Akuntabilitas sebagai persyaratan yang mendasar untuk
mencegah penyalahgunaan wewenang yang di delegasikan dan menjamin kewenangan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan perusahaan dengan yang
diharapkan sehingga nilai akhir ultimate value dari penerapan GCG adalah meningkatnya kinerja high performance serta membaiknya citra perusahaan.
159
Ibid, hlm.2
Kusmono: Tanggung Jawab Direksi Persero Pada Pengelolaan Penyertaan Modal Negara Dalam Hal Terjadi Kerugian, 2008. USU e-Repository © 2008
2. Struktur Tata Kelola Perusahaan