35
3.8 Diagram Alir Penelitian
Secara umum penelitian ini dilakukan dalam tahapan-tahapan yang sudah direncanakan yaitu dimulai dengan studi literature, persiapan alat dan bahan,
pembuatan serat TKKS, pembuatan specimen, uji laboratorium, dan pengolahan data. Diperlihatkan pada gambar 3.8.
Gambar 3.8 Diagram alir penelitian
Universitas Sumatera Utara
36
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 PENDAHULUAN
Pada bab 4 akan dijelaskan mengenai pembuatan dan hasil dari penelitian
genteng komposit yang diperkuat serat TKKS secara eksperimental.Pembuatan
genteng komposit dalam penelitian ini memiliki ukuran 380×235×15 mm. benda yang diuji sebanyak 12 buah yang terdiri dari mesh 10, 20, 30 dan 40. Pengujian
yang dilakukan adalah uji flexure yang bertujuan untuk mengetahui respon tegangan maksimum pada genteng.
4.2 Hasil Pembuatan Genteng Komposit
Pembuatan genteng komposit menggunakan metode penuangan. Genteng ini memilki bobot yang ringan yang berat rata-rata genteng concreate foam hanya
sekitar 1,5 kg sedangkan genteng komersil memilki berat samapai 2,7 kg, dengan bobot yang ringan genteng concreate foam dapat mengurangi beban yang
diberikan pada kontruksi atap sehingga dapat mengurangi biaya pemasangan tidak terjadi rembesan airtidak terjadi kebocoran. Pembuatan genteng concreate foam
memilki kendala seperti pada saat penuangan kedalam cetakan, pada saat buka cetakan genteng sering susah dibuka karena oli yang dioleskan kecetakan turun
kebawah sehingga genteng lengket dengan cetakan, genteng pun ada juga yang retak dan pecah saat dibuka. Diperlihatkan pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 spesimen hasil cetakan
Universitas Sumatera Utara
37
4.3 Analisa Hasil Produk
4.3.1 Makrostruktur
Hasil produk genteng concrete foam yang dianalisa makrostruktur permukaannya menggunakan aplikasi ImageJ dapat dilihat pada Gambar 4.2.
a b
c d
Gambar 4.2. Analisa makrostruktur permukaan genteng mesh 10 a Hasil produk, b Foto makrostruktur permukaan, c dan d Foto hasil analisa makrostruktur
Berdasarkan hasil analisa makrostruktur bagian permukaan genteng komposit yang ditunjukkan pada gambar 4.2 c dan d, ditemukan 382 titik total
area porositas 244,821 ukuran rata-rata porositas 0,641 dengan area 34,54 .
a b
fiber matriks
Universitas Sumatera Utara
38
b d
Gambar 4.3. Analisa makrostruktur bagian dalam genteng mesh 10 a Spesimen yang dipotong, b foto makrostruktur bagian dalam, d dan e foto
analisa makrostruktur. Untuk melihat porositas bagian dalam, maka terlebih dahulu genteng
dipotong seperti pada Gambar 4.3 a dan ditunjukkan bagian yang akan dilihat pada Gambar 4.4 b. Selanjutnya dilakukan foto makro yang ditunjukkan pada
Gambar 4.3 c dan diubah menjadi Black White agar dapat dianalisa oleh aplikasi ImageJ yang hasilnya ditunjukkan pada Gambar 4.3 e. Berdasarkan
hasil analisa makrostruktur bagian dalam genteng komposit yang ditunjukkan pada Gambar 4.3 c dan d, ditemukan 320 titik porositas dengan total area
porositas 216,461 ukuran rata-rata porositas 0,676 dengan area 50,23 . Hasil produk genteng concreate foam mesh 20 yang dianalisa
makrostruktur permukaannya menggunakan aplikasi ImageJ
a b
Universitas Sumatera Utara
39
c d
Gambar 4.4. Analisa makrostruktur permukaan genteng mesh 20 a Hasil produk, b Foto makrostruktur permukaan, c dan d Foto hasil analisa
makrostruktur. Berdasarkan hasil analisa makrostruktur bagian permukaan genteng
komposit yang ditunjukkan pada Gambar 4.4. c dan d, ditemukan 203 titik total area porositas 22,13 ukuran rata-rata porositas 0,109 dengan area 29,56 .
a b
c d Gambar 4.5. Analisa makrostruktur bagian dalam genteng mesh 20
aSpesimen yang dipotong,b foto makrostruktur bagian dalam, d dan e foto analisa makrostruktur
fiber matriks
Universitas Sumatera Utara
40
Untuk melihat porositas bagian dalam, maka terlebih dahulu genteng dipotong seperti pada Gambar 4.5. a dan ditunjukkan bagian yang akan dilihat
pada Gambar 4.5 b. Selanjutnya dilakukan foto makro yang ditunjukkan pada Gambar 4.5 c dan diubah menjadi Black White agar dapat dianalisa oleh
aplikasi ImageJ yang hasilnya ditunjukkan pada Gambar 4.5 e. Berdasarkan hasil analisa makrostruktur bagian dalam genteng komposit yang ditunjukkan
pada Gambar 4.5 c dan d, ditemukan 224 titik porositas dengan total area porositas 258,045 ukuran rata-rata porositas 1,152 dengan area 42,91 .
Hasil produk genteng concreate foam mesh 30 yang dianalisa makrostruktur permukaannya menggunakan aplikasi ImageJ
a b
b d
Gambar 4.6. Analisa makrostruktur permukaan genteng mesh 30 a Hasil produk, b Foto makrostruktur permukaan, c dan d Foto hasil analisa
makrostruktur Berdasarkan hasil analisa makrostruktur bagian permukaan genteng
komposit yang ditunjukkan pada gambar 4.6. c dan d, ditemukan 51 titik total area porositas 21,663 ukuran rata-rata porositas 0,425 dengan area 23,22 .
Universitas Sumatera Utara
41
a b
c d
Gambar 4.7. Analisa makrostruktur bagian dalam genteng mesh 30 a Spesimen yang dipotong, b foto makrostruktur bagian dalam, d dan e foto
analisa makrostruktur Untuk melihat porositas bagian dalam, maka terlebih dahulu genteng
dipotong seperti pada gambar 4.7. a dan ditunjukkan bagian yang akan dilihat pada Gambar 4.7 b. Selanjutnya dilakukan foto makro yang ditunjukkan pada
Gambar 4.7 c dan diubah menjadi Black White agar dapat dianalisa oleh aplikasi ImageJ yang hasilnya ditunjukkan pada Gambar 4.7 e. Berdasarkan
hasil analisa makrostruktur bagian dalam genteng komposit yang ditunjukkan pada gambar 4.7 c dan d, ditemukan 98 titik porositas dengan total area
porositas 109,669 ukuran rata-rata porositas 1,119 dengan area 36,12 . Hasil produk genteng concreate foam mesh 40 yang dianalisa
makrostruktur permukaannya menggunakan aplikasi ImageJ diperlihatkan pada gambar 4.8.
fiber matriks
Universitas Sumatera Utara
42
a b
c d Gambar 4.8. Analisa makrostruktur permukaan genteng mesh 40 a
Hasil produk, b Foto makrostruktur permukaan, c dan d Foto hasil analisa makrostruktur
Berdasarkan hasil analisa makrostruktur bagian permukaan genteng komposit yang ditunjukkan pada Gambar 4.8. c dan d, ditemukan 22 titik total
area porositas 7,12 ukuran rata-rata porositas 0,324 dengan area 19,34 . Dan untuk melihat dalam porositas genteng komposit mesh 40 diperlihatkan pada
gambar 4.9.
a b
fiber matriks
Universitas Sumatera Utara
43
c d
Gambar 4.9. Analisa makrostruktur bagian dalam genteng mesh 40 a spesimen yang dipotong, b foto makrostruktur bagian dalam, d dan e foto
analisa makrostruktur. Untuk melihat porositas bagian dalam, maka terlebih dahulu genteng
dipotong seperti pada Gambar 4.9. a dan ditunjukkan bagian yang akan dilihat pada Gambar 4.9. b. Selanjutnya dilakukan foto makro yang ditunjukkan pada
Gambar 4.9. c dan diubah menjadi Black White agar dapat dianalisa oleh aplikasi ImageJ yang hasilnya ditunjukkan pada Gambar 4.9. e. Berdasarkan
hasil analisa makrostruktur bagian dalam genteng komposit yang ditunjukkan pada Gambar 4.9. c dan d, ditemukan 44 titik porositas dengan total area
porositas 244,825 ukuran rata-rata porositas 0,641 dengan area 28,30 . Berikut merupakan rata-rata area porositas yang terjadi pada setiap
spesimen genteng komposit dengan ukuran pasir mesh10, mesh20, mesh30, mesh40 dengan menggunakan aplikasi image J dapat dilihat pada Tabel 4.1. yang
merupakan rata-rata area porositas pada bagian permukaan genteng komposit sedangkan pada tabel 4.2. merupakan rata-rata area porositas pada bagian dalam
genteng komposit Tabel 4.1. Rata-rata area porositas bagian permukaan genteng komposit
Ukuran Pasir Penampang
Area Porositas Mesh 10
Permukaan 34,54
Mesh 20 Permukaan
29,56 Mesh 30
Permukaan 23,22
Mesh 40 Permukaan
19,34
Universitas Sumatera Utara
44
Tabel 4.2. Rata-rata area porositas bagian dalam genteng komposit Ukuran Pasir
Penampang Area Porositas
Mesh 10 Bagian dalam
50,23 Mesh 20
Bagian dalam 42,91
Mesh 30 Bagian dalam
36,12 Mesh 40
Bagian dalam 28,30
4.3.2 Uji Rembesan Air
Dari hasil uji permeabilitas genteng dengan jumlah sampel mesh 10,20,30,40 sebanyak 3 buah yang sudah dilapisi dengan cat beton, diperoleh
bahwa genteng dari bahan komposit concrete foam diperkuat serat TKKS mampu menahan kuantitas air selama 20 jam ± 5 menit tanpa adanya kerusakan struktur
dan rembesan air. Penambahan berat genteng setelah 20 jam dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tidak ditemukan tetesan air namun genteng menjadi lembab akibat
penyerapan air. Tabel 4.3. Hasil Uji Rembesan Air
Ukuran Butir
Berat Awal kg
Berat Akhir kg
Selisih Berat kg
Penyerapan Air
Rembesan Air
Mesh 10 A Mesh 10 B
Mesh 10 C Mesh 20 A
Mesh 20 B Mesh 20 C
Mesh 30 A Mesh 30 B
Mesh 30 C Mesh 40 A
Mesh 40 B Mesh 40 C
1489 1495
1484 1548
1534 1522
1650 1642
1658 1743
1721 1715
2474 2415
2381 2367
2356 2354
2430 2409
2414 2434
2400 2387
985 920
897 819
822 832
780 767
756 691
679 672
66,15 61,53
60,44 52,9
53,58 54,66
47,27 46,71
45,59 39,64
39,45 39,18
Tidak Ada Tidak Ada
Tidak Ada Tidak Ada
Tidak Ada Tidak Ada
Tidak Ada Tidak Ada
Tidak Ada Tidak Ada
Tidak Ada Tidak Ada
Universitas Sumatera Utara
45
4.4 Hasil Uji Flexure
Pengujian genteng komposit dilakukan dengan metode uji flexure, dan dengan jumlah sampel sebanyak 20 buah yaitu mesh 10, 20, 30, 40 sebanyak 5
buah. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tegangan flexure maksimal yang bekerja pada material tersebut akan diperoleh hasil akhir bahwa material tersebut
memiliki kemampuan yang dibutuhkan oleh genteng komposit. Sehingga pada saat pemasangan genteng komposit dapat bekerja secara maksimal. Indikasi
mengenai kegagalan dilihat berdasarkan ada tidaknya patahan. Dari hasil uji flexure pada produk diperoleh beban maksimum yang
mengakibatkan produk mengalami kerusakan seperti yang diperlihatkan pada gambar. Pada gambar a specimen diberi beban secara perlahan sedangkan pada
gambar b diperlihatkan keretakan awal dimulai pada permukaan bagian bawah produk, yang diakibatkan oleh tegangan tarik pada permukaan tersebut. Dari
besaran beban yang diperoleh melalui pengujian dapat dihitung tegangan flexure. Sehingga didapati tegangan flexure maksimum pada tiga sampel produk seperti
diperlihatkan pada gambar 4.10.
a b
Gambar 4.10. Proses patahan yang diakibatkan beban flexure 4.4.1 Genteng Komposit Mesh 10
Tegangan flexure pada spesimen dengan ukuran pasir mesh 10 dengan jumlah sampel sebanyak 3 buah, diperlihatkan seperti pada Tabel 4.4.
Universitas Sumatera Utara
46
Tabel 4.4. Hasil Uji Pasir Mesh 10 No. Sampel
Beban kgf Tegangan Flexure Mpa
1 7,41
0,0039 2
12,05 0,0064
3 12,79
0,0068 Rata-rata
10,75 0,0057
Pada tabel 4.4. terlihat bahwa genteng komposit dengan butiran pasir mesh 10 dapat menghasilkan nilai rata-rata bebannya sebesar 10,75 kgf dan rata-rata
tegangan flexurenya mencapai 0,0057 MPa. Gambar hasil pengujian flexure genteng komposit dengan mesh 10 yang
telah diuji pada mesin servopulser yang diperlihatkan pada gambar 4.11.
Gambar 4.11. genteng komposit mesh 10 yang telah diuji Berikut merupakan grafik tegangan vs regangan pada genteng komposit mesh 10
Gambar 4.12. Grafik tegangan vs regangan mesh 10 yang telah diuji
0.001 0.002
0.003 0.004
0.005 0.006
0.007 0.008
0.002 0.004
0.006 0.008
T egan
gan
Regangan Tegangan vs Regangan mesh 10
10 1 10 2
10 3
Universitas Sumatera Utara
47
4.4.2 Genteng Komposit Mesh 20 Tegangan flexure pada spesimen dengan ukuran pasir mesh 20 dengan
jumlah sampel sebanyak 3 buah, diperlihatkan seperti pada tabel 4.5. Tabel 4.5. Hasil Uji Pasir Mesh 20
No. Sampel Beban kgf
Tegangan Flexure Mpa 1
16,31 0,0086
2 15,94
0,0085 3
20,21 0,0039
Rata-rata 17,48
0,007
Pada tabel 4.5. menunjukkan genteng komposit dengan butiran pasir mesh 20 dapat menghasilkan nilai rata-rata bebannya sebesar 17,48 kgf dan rata-
rata tegangan flexurenya mencapai 0,007 MPa. Gambar hasil pengujian flexure genteng komposit dengan mesh 20 yang
telah diuji pada mesin servopulser yang diperlihatkan pada gambar 4.13.
Gambar 4.13. genteng komposit mesh 20 yang telah diuji Berikut merupakan grafik tegangan vs regangan pada genteng komposit mesh 20
Gambar 4.14. Grafik tegangan vs regangan mesh 20 yang telah diuji
0.002 0.004
0.006 0.008
0.01 0.012
0.002 0.004
0.006 0.008
T egan
gan
Regangan Tegangan vs Regangan mesh 20
20 1 20 2
20 3
Universitas Sumatera Utara
48
4.4.3 Genteng Komposit Mesh 30 Tegangan flexure pada spesimen dengan ukuran pasir mesh 30 dengan
jumlah sampel sebanyak 3 buah, diperlihatkan seperti pada tabel 4.6. Tabel 4.6. Hasil Uji Pasir Mesh 30
No. Sampel Beban kgf
Tegangan Flexure Mpa 1
19,65 0,0104
2 16,68
0,0089 3
19,65 0,0104
Rata-rata 18,66
0,0099 Pada tabel 4.6. menunjukkan genteng komposit dengan butiran pasir mesh
30 dapat menghasilkan nilai rata-rata bebannya sebesar 18,66 kgf dan rata-rata tegangan flexurenya mencapai 0,0099 MPa.
Gambar hasil pengujian flexure genteng komposit dengan mesh 30 yang telah diuji pada mesin servopulser yang diperlihatkan pada gambar 4.15.
Gambar 4.15. genteng komposit mesh 30 yang telah diuji Berikut merupakan grafik tegangan vs regangan pada genteng komposit mesh 30
Gambar 4.16. Grafik tegangan vs regangan mesh 30 yang telah diuji
0.002 0.004
0.006 0.008
0.01 0.012
0.002 0.004
0.006 0.008
T egan
gan
Regangan Tegangan vs Regangan mesh 30
30 1 30 2
30 3
Universitas Sumatera Utara
49
4.4.4 Genteng Komposit Mesh 40 Tegangan flexure pada spesimen dengan ukuran pasir mesh 40 dengan
jumlah sampel sebanyak 3 buah, diperlihatkan seperti pada tabel 4.7. Tabel 4.7. Hasil Uji Pasir Mesh 40
No. Sampel Beban kgf
Tegangan Flexure Mpa 1
17,98 0,0095
2 20,39
0,0110 3
20,58 0,0109
Rata-rata 19,65
0,01047 Pada tabel 4.7. menunjukkan genteng komposit dengan butiran pasir
mesh 40 dapat menghasilkan nilai rata-rata bebannya sebesar 19,65 kgf dan rata- rata tegangan flexurenya mencapai 0,01047 MPa.
Gambar hasil pengujian flexure genteng komposit dengan mesh 40 yang telah diuji pada mesin servopulser yang diperlihatkan pada gambar 4.17.
Gambar 4.17. genteng komposit mesh 40 yang telah diuji Berikut merupakan grafik tegangan vs regangan pada genteng komposit mesh 40
Gambar 4.18. Grafik tegangan vs regangan mesh 40 yang telah diuji
0.002 0.004
0.006 0.008
0.01 0.012
0.014
0.002 0.004
0.006 0.008
0.01
T egan
gan
Regangan Tegangan vs Regangan mesh 40
40 1 40 2
40 3
Universitas Sumatera Utara
50
Tegangan flexure rata-rata yang diperoleh dari tiga sampel setiap mesh 10, 20, 30, 40 yang telah diuji ialah 0,0057 Mpa, 0,007 Mpa, 0,0099 Mpa, 0,01047
Mpa. Beban flexure maksimum yang mampu diterima produk genteng ialah 10,75 kg, 17,48 kg, 18,66 kg, 19,65 kg. Nilai tersebut terpaut jauh jika
dibandingkan dengan beban maksimum genteng concrete konvensional yang memiliki kekuatan lentur minimum 1400 N. Rendahnya kuat flexure produk
genteng ringan concrete foam diperkuat serat TKKS mengakibatkan tidak memungkinkannya proses instalasi yang serupa dengan produk konvensional.
Produk genteng concrete foam tidak boleh diinjak ataupun terinjak ketika proses instalasi pada atap bangunan.
4.5 Pembahasan Genteng Komposit Ukuran Mesh Pasir