Porositas Ukuran Pengayakan Pasir

20 Flexural strength pada batang dapat dihitung dengan persamaan: σ = � � � ……………………………………..2.1 dimana: σ = Tegangan bending maksimum, MPa M= Momen pada sumbu netral Nmm C= Jarak tegak lurus dengan sumbu netral mm I= Momen inersia penampang benda mm 4 Menurut SNI-9006-2007, genteng harus mampu menumpu beban flexure tertentu sesuai dengan geometri dan dimensinya, yang diperlihatkan pada tabel 2.3 [3]. Tabel 2.3. Karakteristik beban lentur minimal genteng Tinggi profil mm Genteng interlock Genteng non interlock Profil Rata t 20 20 ≥ t ≥ 5 t 5 Lebar penutup mm ≥ 300 ≤ 200 ≥ 300 ≤ 200 ≥ 300 ≤ 200 - Beban lentur N 2000 1400 1400 1000 1200 800 550

2.10 Porositas

Porositas adalah besarnya persentase ruang- ruang kosong atau besarnya kadar pori yang terdapat pada beton dan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi kekuatan beton. Pori-pori beton biasanya berisi udara atau berisi air yang saling berhubungan dan dinamakan dengan kapiler beton. Kapiler beton akan tetap ada walaupun air yang digunakan telah menguap, sehingga kapiler ini akan mengurangi kepadatan beton yang dihasilkan. Dengan bertambahnya volume pori maka nilai porositas juga akan semakin meningkat dan hal ini memberikan pengaruh buruk terhadap kekuatan beton [12]. Beton mempunyai kecenderungan berisi rongga akibat adanya gelembung-gelembung udara yang terbentuk selama atau sesudah pencetakan. Dapat ditambahkan bahwa selain air yang mengawali pemakaian ruangan dan kelak menjadi rongga, terjadi juga rongga-rongga udara langsung pada jumlah Universitas Sumatera Utara 21 persentase yang kecil. Hal lain adalah terdapatnya pengurangan volume absolut dari semen dan air setelah reaksi kimia dan terjadi pengeringan sedemikian rupa sehingga pasta semen yang sudah kering akan menempati volume yang lebih kecil dibandingkan dengan pasta yang masih basah [13]. Agregat yang menempati kurang lebih 70-75 dari volume beton akan sangat berpengaruh terhadap porositas beton akibat porositas yang dimiliki oleh agregat sendiri. Butiran yang dimiliki oleh agregat juga berpengaruh terhadap nilai porositas beton karena dengan ukuran yang seragam maka porositas akan semakin besar sedangkan dengan ukuran yang tidak seragam porositas beton justru berkurang. Ini dikarenakan butiran yang kecil dapat menempati ruanganpori diantara butiran yang lebih besar sehingga porositas beton menjadi kecil.

2.11 Ukuran Pengayakan Pasir

Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian dapat dipisahkan antara partikel lolos ayakan butiran halus dan yang tertinggal di ayakan butiran kasar. Ukuran butiran tertentu yang masihdapat melintasi ayakan dinyatakan sebagai butiran batas. Proses pengayakan juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan yang ukurannya berbeda dengan bahan baku. Pengayakan memudahkan kita untuk mendapatkan serbuk dengan ukuran yang seragam. Dengan demikian pengayakan dapat didefinisikan sebagai suatu metode pemisahan berbagai campuran partikel padat sehingga didapat ukuran partikel yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran yang berbeda dengan menggunakan alat pengayakan tersebut pasir dapat tersaring. Produk dari proses pengayakanpenyaringan ada 2 dua, yaitu: ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan oversize, ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan undersize. Dua teknik yang dapat diaplikasikan dalam proses pengayakan, yaitu teknik pengayakan manual dan teknik pengayakan mekanik sehingga didalam pengayakan terdapat cara dalam menyeleksi butiran pasir. Berikut adalah penjelasan mengenai teknik pengayakan manual dan teknik pengayakan mekanik. Universitas Sumatera Utara 22 Pada pengayakan manual, bahan dipaksa melewati lubang ayakan, umumnya dengan bantuan sebilah kayu atau sebilah bahan sintetis atau dengan sikat. Teknik pemisahan ini merupakan teknik manual, teknik ini dapat dilakukan untuk campuran heterogen khususnya campuran dalam fasa padat. Proses pemisahan didasari atas perbedaan ukuran partikel didalam campuran tersebut. Sehingga ayakan memiliki ukuran pori atau lubang tertentu, ukuran pori dinyatakan dalam satuan mesh yang diperlihatkan pada gambar 2.5. Gambar 2.5. Saringan yang memiliki ukuran pori tertentu Pengayakan secara mekanik pengayakan getaran, guncangan, atau kocokan dilakukan dengan bantuan mesin, yang umumnya mempunyai satu set ayakan dengan ukuran lebar lubang standar yang berlainan. Vibrating screener merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan padatan dengan cairan dengan menggunakan peralatan penyaringan berlapis serta adanya nilai mesh saringan yang berbeda-beda. Peralatan ini memanfaatkan getaran dan tambahan air yang memudahkan bahan yang hendak dipisahkan bisa lewat saringan. Getaran yang dihasilkan, selain untuk meratakan permukaan bahan yang akan disaring juga berfungsi untuk mengarahkan bahan yang tidak tersaring, dalam hal ini ampas, untuk masuk ke saluran keluar, sedangkan untuk larutan yang telah terpisahkan akan keluar melalui saluran yang berada di bawah saringanfilter. Berikut gambar mesin vibrating screener yang diperlihatkan pada gambar 2.6. Universitas Sumatera Utara 23 Gambar 2.6. Vibrating screener Mesh adalah jumlah lubang yang terdapat dalam ayakan tiap 1 inchi persegi, jika ada ayakan yang keterangan 5 mesh artinya tiap 1 inchi persegi terdapat 5 lubang. Kesimpulannya, makin besar jumlah mesh berarti ukuran lubang akan semakin kecil. Pada tabel dapat dijelaskan sebagai berikut, untuk ayakan 3 mesh, tiap 1 linier inchi ada 3 lubang. dan tiap lubang ukuran diameternya 6.73 mm. Untuk mengetahui konversi dari mesh ke milimeter disajikan pada tabel berikut : Tabel 2.4. konversi dari mesh ke milimeter Mesh Milimeter 3 6.730 4 4.760 5 4.000 6 3.360 7 2.830 8 2.380 10 2.000 12 1.680 14 1.410 16 1.190 18 1.000 20 0.841 25 0.707 30 0.595 35 0.500 40 0.400 Universitas Sumatera Utara 24 Gambar hasil pasir yang sudah diayak secara manual yang menggunakan saringan pasir sesuai dengan ukuran mesh 10, 20, 30, 40 yang diperlihatkan pada gambar 2.7. a b c d Gambar 2.7. pasir yang sudah diayak sesuai dengan ukuran a mesh 10, b mesh 20, c mesh 30, d mesh 40

2.12 Uji Rembesan Air

Dokumen yang terkait

Analisa Respon Mekanik Paving Block Concrete Foam Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Akibat Beban Flexure

0 38 65

Studi Eksperimental Dan Analisa Respon Mekanik Helmet Sepeda Dari Bahan Komposit Busa Polimer Diperkuat Serat Tkks Akibat Beban Impak Jatuh Bebas

7 44 94

Analisa Respon Mekanik Paving Block Concrete Foam Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Akibat Beban Flexure

0 0 13

Analisa Respon Mekanik Paving Block Concrete Foam Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Akibat Beban Flexure

0 0 2

Analisa Respon Mekanik Paving Block Concrete Foam Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Akibat Beban Flexure

0 0 5

Analisa Respon Mekanik Paving Block Concrete Foam Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Akibat Beban Flexure

0 2 18

Analisa Respon Mekanik Paving Block Concrete Foam Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Akibat Beban Flexure

0 0 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan - Analisa Respon Mekanik Genteng Komposit Beton Busa Diperkuat Serat TKKS Akibat Beban Flexure dengan Variasi Ukuran Butir Pasir

0 1 18

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisa Respon Mekanik Genteng Komposit Beton Busa Diperkuat Serat TKKS Akibat Beban Flexure dengan Variasi Ukuran Butir Pasir

0 0 6

ANALISA RESPON MEKANIK GENTENG KOMPOSIT BETON BUSA DIPERKUAT SERAT TKKS AKIBAT BEBAN FLEXURE DENGAN VARIASI UKURAN BUTIR PASIR SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

0 0 10