BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional retrospektif, di mana peneliti akan
mendeskripsikan angka kejadian mukositis oral pada anak menderita leukemia limfoblastik akut yang menjalani kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan.
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini dijalankan adalah dari bulan Maret 2013 hingga Desember 2013 dan pengambilan data dibuat pada bulan Juni 2013 hingga Juli
2013. Penelitian dijalankan di RSUP Haji Adam Malik Medan, Sumatera Utara dan data diambil dari Bagian Rekam Medis RSUP Haji Adam Malik Medan.
4.3 Populasi dan Sampel
Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien anak- anak bawah 18 tahun menderita leukemia limfoblastik akut yang menjalani kemoterapi di RSUP
Haji Adam Malik dari tahun 2008-2012. Jumlah populasi diambil dari data rekam medis dari Bagian Rekam Medis RSUP Haji Adam Malik.
Sampel penelitian diambil dengan teknik total sampling, yaitu semua sampel atau rekam medis anak bawah 18 tahun yang menderita leukemia
limfoblastik akut yang menjalani kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik dari tahun 2008-2012 akan diambil sebagai sampel karena perlu didapatkan jumlah
sebenar pasien anak-anak menderita LLA yang menjalani kemoterapi secara keseluruhan untuk mengetahui dari jumlah tersebut berapakah jumlah anak
dengan kejadian mukositis oral.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan secara observasi pada data rekam medis yaitu data sekunder.
4.5 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data yang diperolehi dari rekam medis dibuat dengan program komputer. Analisa data dilakukan dengan cara deskriptif dengan melihat
presentase data yang terkumpul dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.
BAB 5 HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP
Haji Adam Malik Medan. Lokasi penelitian terletak di jalan Bunga Lau nomor 17, Kelurahan Kemenangan, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan. Sesuai dengan
SK Menkes no. 355MenkesSKVII1990 RSUP Haji Adam Malik merupakan rumah sakit dengan predikat A. RSUP Haji Adam Malik berarti telah memiliki
fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu RSUP Haji Adam Malik adalah rumah sakit rujukan di wilayah
pembangunan A yaitu Sumatera Utara, Aceh, Sumatera barat, dan Riau. 5.1.2 Deskripsi Karakteristik Sampel
Jumlah sampel untuk penelitian ini diambil secara total sampling yaitu semua anak yang menderita LLA yang menjalani kemoterapi di RSUP Haji Adam
Malik pada tahun 2008-2012. Dalam penelitian ini, yang diamati adalah jumlah anak LLA dengan kejadian mukositis oral semasa menjalani kemoterapi. Data
diambil dari rekam medik di Instalasi Rekam Medis RSUP H Adam Malik.
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Sampel Berdasarkan Tahun Tahun
Jumlah Anak LLA Menjalani Kemoterapi
2008 9
2009 29
2010 17
2011 14
2012 15
Total Sampel 84
Berdasarkan Tabel 5.1 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah anak yang menderita LLA yang menjalani kemoterapi di RSUPH Adam Malik adalah
sejumlah 84 orang dari tahun 2008 hingga 2012. Jumlah anak yang menderita LLA paling banyak didapatkan pada tahun 2009, yaitu sebanyak 29 orang
34,5.
Tabel 5.2 Karakteristik Subjek Penelitian Variabel
Frekuensi Presentase
Jenis Kelamin Laki- laki
49 58,3
Perempuan 35
41,7 Umur
1 tahun 1-4 tahun
29 34,5
5-10 tahun 40
47,6 11-15 tahun
15 17,9
16-18 tahun Status Gizi
Obesitas 8
9,5 Overweight
9 10,7
Normal 48
57,1 Malnutrisi ringan
19 22,6
Malnutrisi sedang Malnutrisi berat
Klasifikasi LLA menurut FAB L1
79 94
L2 4
4,8 L3
1 1,2
Fase Kemoterapi Induksi
54 64,3
Konsolidasi 21
25 Reinduksi
3 3,6
Rumatan 40
47,6
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa frekuensi terbesar subjek penelitian menurut jenis kelamin adalah laki- laki yaitu 49 orang 58,3 dan
jumlah pasien perempuan adalah 35 orang 41,7. Frekuensi terbesar subjek penelitian menurut usia adalah kelompok usia 5-10 tahun yaitu 40 orang 47,6,
frekuensi terbesar subjek penelitian menurut status gizi adalah status gizi normal yaitu 48 pasien 57,1, manakala sebanyak 19 orang 22,6 pasien adalah
dalam kondisi malnutrisi ringan. Menurut klasifikasi LLA FAB, kategori L1 mencatat frekuensi terbesar yaitu sebanyak 79 orang 94. Fase kemoterapi yang
mempunyai frekuensi terbesar adalah fase induksi yaitu 54 orang 64,3.
Tabel 5.3 Kejadian Mukositis Oral Kejadian Mukositis
Oral Frekuensi
Presentase
Positif + 10
11,9 Negatif -
74 88,1
Berdasarkan table 5.3, daripada 84 orang total subjek penelitian didapati sebanyak 10 orang 11,9 dengan positif mukositis oral. Pasien yang tidak
menderita mukositis pula adalah sebanyak 74 orang 88,1.
Tabel 5.4 Kejadian Mukositis Oral Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Frekuensi Presentase
Laki- laki 9
90 Perempuan
1 10
Berdasarkan jenis kelamin, seperti yang dapat dilihat dalam Tabel 5.4, frekuensi mukositis oral pada anak laki- laki adalah sebanyak 9 orang 90
manakala pada perempuan adalah sebanyak 1 orang 10.
Tabel 5.5 Kejadian Mukositis Oral Berdasarkan Umur Umur Tahun
Frekuensi Prensentase
1 1-4
3 30
5-10 5
50 11-15
2 20
16-18
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah semua anak yang berumur bawah 18 tahun. Berdasarkan Tabel 5.5, kelompok umur yang terbanyak
mengalami mukositis oral adalah kelompok umur 5- 10 tahun yaitu sebanyak 5 orang 50, manakala kelompok umur 1- 4 tahun adalah sebanyak 3 orang
30 dan sebanyak 2 orang 20 adalah dari kelompok umur 11- 15 tahun. Bagi kelompok umur 1 tahun dan 16- 18 tahun, tiada kejadian mukositis oral
yang tercatat.
Tabel 5.6 Kejadian Mukositis Oral Berdasarkan Status Gizi Status Gizi
Frekuensi Presentase
Obesitas Overweight
1 10
Normal 4
40 Malnutrisi Ringan
5 50
Malnutrisi Sedang Malnutrisi Berat
Tabel 5.6 menyatakan bahawa mayoritas anak yang mengalami mukositis oral mempunyai status gizi tahap malnutrisi ringan, yaitu sebanyak 5 orang 50.
Sebanyak 4 orang 40 anak yang menderita mukositis oral mempunyai status gizi yang normal, manakala 1 orang 10 mempunyai status gizi tahap
overweight. Anak dengan status gizi tahap obesitas, malnutrisi sedang dan malnutrisi berat tidak mengalami mukositis oral.
Tabel 5.7 Kejadian Mukositis Oral Berdasarkan Fase Kemoterapi Fase Kemoterapi
Frekuensi Presentase
Induksi 7
70 Konsolidasi
Reinduksi Rumatan
3 30
Tabel 5.7 menunjukkan bahawa kejadian mukositis oral paling banyak terjadi pada anak yang menjalani kemoterapi fase induksi, yaitu sebanyak 7 orang
70, manakala fase kemoterapi rumatan maintainance mencatat sebanyak 3 orang 30. Bagi fase konsolidasi dan fase reinduksi, kejadian mukositis oral
tidak dijumpai.
5.2 Pembahasan 5.2.1 Kejadian Mukositis