21
Dalam kaitan itu, Bettinghous 1973 berpendapat bahwa pesan dibentuk atau dirancang melalui penggunaan sistem kode, yaitu sekelompok
simbol dan sekelompok aturan yang bergabung menjadi unut-unit bermakna. Kata sendjaja et al. 1999:30, pesan adalah berupa lambang atau tanda
seperti kata-kata tertulis atau secara lisan, gambar, angka. Sementara Applbaum
dan Anatol 1974 menyatakan bahwa pesan tersusun dari simbol- simbol seperti bahasa verbal dan nonverbal yang mendatangkan makna dan
respon tertentu. Jadi, pesan atau isi pernyataan yang merupakan hasil penggunaan
akal dan budi manusia itu pada dasarnya masih abstrak. Hasil penggunaan akal dan budi manusia baru bermakna kalau dikonkretkan dengan
menggunakan lambang komunikasi atau sistem kode. Ini artinya, dalam komunikasi melibatkan kode atau tanda-tanda yang dipahami bersama baik
oleh persuader maupun khalayak sasaran.
16
3. Metode dan Media Dakwah
a. Metode Dakwah
Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan yaitu “meta” melalui dan “hodos” jalan, cara.
17
Dengan demikian dapat diartikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai
suatu tujuan. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan, yang di dalam bahasa Arab disebut thariq.
18
Apabila
16
M. Jamiluddin Ritonga, Tipologi Pesan Persuasif, PT.INDEKAS, 2005, h. 1-2.
17
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1991, h. 61.
18
Hasanuddin, Hukum Dakwah Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, h. 35.
22
diartikan secara bebas metode adalah cara yang telah diatur melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud.
Prinsip penggunaan metode dakwah Islam sudah tertera dalam Al- Qur’an An-Nahl ayat 125.
19
ْﻢﻬْدﺎﺟو ﺔﻨ ْا ﺔﻈﻋْﻮﻤْاو ﺔﻤْﻜ ْﺎ ﻚﱢر ْ ﻰ إ عْدا ﻦ ْ أ ه ْ ﺘﱠﺎ
ﻪ ْ ْﻦﻋ ﱠ ﺿ ْﻦﻤ ﻢ ْﻋأ ﻮه ﻚﱠر ﱠنإ ﻮهو
ﻦْﺪﺘْﻬﻤْﺎ ﻢ ْﻋأ ﻨ ا
: 125
Artinya: “serulah manusia kepada jalan tuhanmu dengan hikmah, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk.”
Dari ayat tersebut dapat diambil pemahaman bahwa metode dakwah itu meliputi tiga cakupan, yaitu:
1 Al-Hikmah, adalah merupakan kemampuan dan ketepatan da’i dalam
memilih, memilah dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif mad’unya. Al hikmah merupakan kemampuan da’i dalam
menjelaskan doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif. Oleh karena itu, al-
hikmah sebagai sebuah sistem yang menyatukan antara kemampuan teoritis dan praktis dalam berdakwah.
2 Mau’izhah hasanah dapatlah diartikan sebagai ungkapan yang
mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif wasiat yang bisa
19
M. Munir, Metode Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2006, h. 7.
23
dijadikan pedoman dalam kehidupan dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.
3 Al-Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan, merupakan tukar pendapat yang
dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang
diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat. Antara satu dengan yang lainnya saling menghargai dan menghormati
pendapat keduanya berpegang kepada kebenaran, mengakui kebenaran tersebut.
20
Metode dakwah merupakan suatu pendekatan yang bisa dijadikan sebagai pintu masuk bagi juru dakwah menuju obyek dakwah, sehingga
pemikiran-pemikiran dapat diterima oleh obyek dakwah secara sukarela dan penuh kesadaran. Akhirnya tertarik untuk bergabung dalam barisan
gerakan dakwah. Untuk itu dakwah haruslah dikemas dengan cara metode yang tepat
dan pas. Dakwah harus tampil secara aktual, faktual, dan kontekstual. Aktual dalam arti memecahkan masalah yang pada saat ini baru dan
hangat ditengah masyarakat. Faktual dalam arti konkret dan nyata, serta kontekstual dalam arti relevan dan menyangkut problema yang sedang
dihadapi oleh masyarakat.
20
M. Munir, Metode Dakwah, h. 8-19.
24
b. Media Dakwah