pelayanan kesehatan, pembinaan haji mabrur, ukhuwah islamiyah dan ibadah social.
28
Materi pembinaan ibadah haji ditetapkan oleh pemerintah dalam bentuk buku bimbingan dan pola pembinaan yang dijadikan sebagai dasar
pembinaan dan bimbingan, namun tetap dapat dikembangkan sesuai dengan segmen jama’ah haji yang dibimbingnya. Disamping pembinaan
yang dilakukan oleh pemerintah, juga dapat dilakukan secara mandiri atas inisiatif jama’ah haji sendiri, majelis ta’lim dan merupakan kesatuan
sistem bimbingan jama’ah haji yang mengacu kepada kemandirian jamaah dan dititik beratkan kepada pemahaman manasik dan pengetahuan
perjalanan ibadah haji.
29
C. Pengertian, Hukum, Syarat, Rukun, dan Macam-macam Haji
1. Pengertian Haji Ibadah haji adalah berkunjung ke Baitullah Ka’bah untuk melakukan
beberapa amalan ibadah pada waktu-waktu tertentu dan tempat-tempat tertentu pula, karena semata-mata memenuhi panggilan Allah dan mengharap
keridhan-NYa. Anatara lain, wukuf di arafah, thawaf di Ka’bah, sa’I antara Shafa dan Marwah dan lain sebagainya.
30
2. Hukum Haji
28
Achm ad Nidjam dan Alat ief Hanan, M anajemen Haji : St udi kasus dan Telaah
Implement asi Know ledge Workers, Jakart a : Zikrul Hakim , 2001 cet . I, h.73
29
Achm ad Nidjam dan Alat ief Hanan, M anajemen Haji : St udi kasus dan Telaah
Implement asi Know ledge Workers, Jakart a : Zikrul Hakim , 2001 cet . I, h.73
30
KH. Nuruddin Shiddiq, LC . Tunt unan M anasik Haji, Jakart a. 1993, h.2
Ibadah haji diwajibkan Allah SWT kepada kaum muslimin yang telah mencukupi syarat-syaratnya, menunaikan ibadah haji diwajibkan hanya sekali
seumur hidup yang kedua kali dan seterusnya adalah sunnah. Akan tetapi bagi mereka yang bernazar berkaul haji menjadi wajib melaksanakannya.
31
Ibadah haji diwajibkan berdasarkan firman Allah SWT yang terkandung dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 27 yang berbunyi :
ð
Artinya : “ Dan berserulah kepada manusia yang mengerjakan haji, niscaya
mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru
yang jauh”.
dan dikatakan pula dalam Firman Allah SWT yang lain dalam Al-Qur’an surat Al-Imron ayat 96-97 yang berbunyi :
31
Buku panduan m anasik Haji, Depart em en Agam a RI, 2007, h. 14
Artinya : “Sesungguhnya rumah yang mula-mula di bangun untuk tempat beribadah manusia, ialah Baitulloh yang Bakkah Makkah
yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi manusia, padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, dianataranya makam
Ibrahim, barang siapa yang memasukinya Baitullooh itu menjadi amanlah dia, mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia kepada Allah SWT, yaitu bagi orang yang mampu dan sanggup mengadakan pekerjaan ke Baitulloh, barang siapa
yang mengingkarikewajiban haji, maka sesungguhnya Allah maha kaya tidak memerlukan sesuatu dari alam.”
Dengan ayat Al-Qur’an di atas, maka menunaikan ibadah haji bagi seorang muslim atau muslimah yang memenuhi syarat-syaratnya menjadi wajib
hukumnya. Menunaikan ibadah Haji hendaklah sesuai dengan apa yang dikerjakan
oleh Rasulullah. Oleh karena itu, dalam mengerjakannya harus berpedoman pada syarat, rukun, dan sunnahnya
3. Syarat Haji Dalam melaksanakan ibadah haji terdapat syarat-syarat yang harus
dipenuhi, adapun syarat-syarat tersebut adalah : a. Islam
b. Baligh dewasa c. Aqil berakal sehat
d. Merdeka bukan hamba sahaya
e. Istitho’ah mampu artinya mampu, yaitu mampu melaksanakan ibadah haji ditinjau dari segi jasmani dan rohani, ekonomi, dan
keamanan -
Jasmani, sehat dan kuat agar tidak sulit melakanakan ibadah haji -
Rohani, mengetahui dan memahami manasik haji, kemudian berakal sehat dan memiliki kesiapan mental untuk melakukan
ibadah haji dengan perjalanan yang jauh -
Ilmu, yakni memahami pengetahuan dan pemahaman yang cukup untuk melaksanakan seluruh rangkain kegiatan ibadah haji.
- Ekonomi, mampu membayar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji
BPIH, adapun biaya tersebut bukan berasal dari satu-satunya sumber kehidupan yang apabila dijual menimbulkan kemudharatan
bagi diri dan keluarganya. Sehingga keluarga yang ditinggalkan tetap memiliki biaya hidup
- Keamanan, aman dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji,
aman bagi keluarg dan harta benda serta tugas dan tanggung jawab yang ditinggalkan. Kemudian tidak terhalang permasalahan seperti
pencekalanmendapat kesempatan atau izin perjalanan ibadah haj 4. Rukun Haji
Rukun haji ialah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah haji dan tidak dapat diganti dengan yang lain, walaupun dengan dam. Jika
ditinggalkan maka hajinya menjadi tidak sah. Adapun rukun-rukun haji adalah :
a. Ihram niat b. Wukuf di Arafah
c. Tawaf ifadah d. Sa’i
e. Cukur f.
Tertib 5. Wajib Haji
Wajib Haji meliputi : a. Niat Ihram dari Miqot
b. Mabit bermalam di Mudzalifah c. Mabit bermalam di Mina
d. Melontar Jumroh ila, wustha dan aqabah e. Tidak melakukan perbuatan yang dilarang pada saat melaksanakan
ibadah Haji f.
Tawaf wada. 6. Macam-macam Haji
a. Ifrad’ yaitu melaksanakan secara terpisah antara haji dan umroh, dimana masing-masing dikerjakan sendiri, dalam waktu berbeda tetapi
dalam satu musim haji. Pelaksanaan ibadah haji dilakukan terlebih dahulu, selanjutnya melakukan umroh dalam satu musim haji.
Pelaksanaan Haji Ifrad terbebas dari Dam denda atas kesalahan yang dilakukan pada saat melaksanakan ibadah haji
b. Tamattu’ yaitu mengerjakan umroh terlebih dahulu, kemudian baru mengerjakan Haji. Cara ini diwajibkan untuk membayar Dam dengan
menyembelih seekor kambing atau berpuasa selama 10 hari dengan rincian 3 hari di tanah suci dan 7 hari di tanah air.
c. Qiran’ yaitu mengerjakan ibadah Haji dan umroh secara bersamaan. Cara ini diwajibkan juga untuk membayar Dam dengan menyembelih
seekor kambing atau bila tidak mampu berpuasa selama 10 hari.
D. Jamaah Haji