Riwayat Hidup SEKILAS TENTANG MAHATMA GANDHI

Dalam kultur masyarakat seperti itulah Gandhi di lahirkan. Keluarga Gandhi termasuk dalam kasta bania 3 dan tampaknya menurut asal usulnya mereka adalah pedagang bahan pangan. Tetapi sejak tiga generasi ini mulai, kakek Gandhi, mereka adalah perdana menteri di berbagai Negara bagian Kathiawad. 4 Ia merupakan bungsu dari empat bersaudara dari istri yang keempat dari ayah yang bernama Karamchand Gandhi, yang lebih dikenal dengan nama Kaba Gandhi. Kaba Gandhi menikah empat kali berturut-turut disebabkan istrinya meninggal satu demi satu. Karamchad Gandhi, yang lebih dikenal dengan Kaba Gandhi, ia adalah seorang anggota Pengadilan Rajasthanik, yang kemudian menjadi Perdana Menteri yang disegani di Rajkot. Tidak lama kemudian, ia pinddah ke Vankaner dan tetap menjadi Perdana Menteri di sana. Kaba Gandhi dikenal sebagai orang yang berwatak jujur, berani, murah hati, tidak dapat disuap dan cepat naik darah. Masa pendidikannya hanya sampai kelas lima SD, namun ia cukup banyak pengalaman karena banyak belajar tentang pengetahuan-pengetahuan praktis, hingga akhirnya ia dapat menjadi orang yang cukup berpengaruh di daerahnya. 5 Ibu Gandhi bernama Putlibai. Ia penganut Hindu yang shaleh. Ia tidak akan makan sebelum menjalankan puja sehari-hari. Ia selalu mengunjungi haveli- kuil yang merupakan salah satu bentuk kewajiban agama yang dilakukannya. Ia tidak pernah melewatkan untuk menjalankan chaturmas. 6 Ia tidak hanya setia 3 Bania merupakan seorang warga kasta ketiga pada system perkastaan Hindu, yang secara tradisional berkecimpung dalam dunia perusahaan dan perdagangan. 4 Mahatma Gandhi, Semua Manusia Bersaudara Kehidupan dan Gagasan Mahatma Gandhi Sebagaimana Diceritakannya Sendiri, terj. Kustiniyati Mochtar Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan PT Gramedia, 1988, h. 2. 5 R. Wahana Wegig, Dimensi Etis Ajaran Gandhi, Yogyakarta: Kanisius, 1986, h. 9. 6 Chaturmas berarti empat bulan, yakni niat berpuasa dan setengah berpuasa selama empat bulan di musim hujan. lihat Mahatma Gandhi, Gandhi Sebuah Otobiografi; Kisah Eksperimen- dalam hidup rohani saja tetapi ia juga seorang istri yang setia kepada suami dan anak-anak. Semenjak usia dini, kehidupan religious ibunya berpengaruh pada diri Gandhi yang kemudian menjadi pemimpin spiritual India terbesar. 7 Di tengah suasana keluarga yang demikian, Gandhi tumbuh dan dibentuk karakter pribadi dan pemikiran-pemikirannya. Sebagai seorang yang nantinya menjadi tokoh besar, ternyata pada masa kecilnya, ia tidak banyak menunjukan kelebihan-kelebihan yang menonjol. Selama menjadi murid dari sekolah rendah dan dari Kathiwad High School, tidak ada bakat yang luar biasa kelihatan pada diri Gandhi. Dalam soal-soal pelajaran ia tidak pernah melebihi kawan-kawannya. Dalam garis-garis besarnya ia tidak mempunyai barang sesuatu yang istimewa, sama saja dengan ratus-ribuan anak-anak di India pada zamannya itu. 8 Pada masa belajar di sekolah dasar, Gandhi termasuk anak yang sulit belajar, terutama dalam berhitung perkalian. Walau begitu Gandhi tetap tekun dalam belajar. Pekerjaan rumahnya selalu dikerjakan dengan baik dan rapih. 9 Gandhi sangat pemalu dan tidak suka berteman. Hanya buku-buku dan pelajaran sajalah teman akrabnya. Tepatnya pada waktu lonceng berbunyi Gandhi telah tiba di sekolah, kemudian setelah pelajaran selesai, secepatnya ia berlari pulang. Itulah kebiasaanya sehari-hari. Dan memang, Gandhi benar-benar lari pulang, karena ia tidak dapat berbicara dengan siapapun. Gandhi merasa takut, jangan-jangan ada orang yang mau mempermainkannya. 10 eksperimen dalam Mencari Kebenaran, terj. Gd. Bagus Oka Jakarta: PT Pustaka Sinar Harapan, 1982, h. 24. 7 Michael Nicholson, Mahatma Gandhi Pahlawan yang Membebaskan India dan Memimpin Dunia dalam Perubahan Tanpa Kekerasan, h. 16. 8 O. D. P. Sihombing, India, Sejarah dah Kebudayaannya, S-Grapenhage dsl: W. Van Hoeve, 1953, h. 96. 9 R. Wahana Wegig, Dimensi Etis Ajaran Gandh, h. 10 10 Mahatma Gandhi, Semua Manusia Bersaudara Kehidupan dan Gagasan Mahatma Gandhi, h. 3. Kejujurannya ia pupuk setelah ia membaca sebuah buku drama yang dibeli ayahnya berjudul Shavana Pitribhakti Nataka. Buku ini mengisahkan pengabdian Shavana terhadap orang tuanya. Lain waktu lagi, ia menonton sandiwara dari buku tersebut dan sandiwara lain yang terkenal waktu itu, yakni Harischandra. Gandhi sangat terkesan oleh tokoh Harischandra yang bersifat jujur dan tekun, bahkan Gandhi sampai bermimpi menjadi tokoh ini. Sejak itulah rupanya bibit- bibit keutamaan yaitu bhakti dan kejujuran mulai menjadi bagian dan cita-cita Gandhi yang kelak akan diwujudkannya. 11 Tatkala Gandhi berumur 7 tahun ia telah dipertunangkan oleh orang tuanya dengan Kasturbai, kemudian dinikahkan sesudah berusia 13 tahun dalam tahun 1883. 12 Tanpa sepengetahuan dan persetujuan Gandhi terlebih dahulu. Gandhi dinikahkan dengan Kasturbai, anak perempuan seorang pedagang di porbandar. Ia tidak diajak berunding tentang pernikahannya. Sebagaimana adat yang masih berlangsung hingga kini dibanyak daerah India, kedua orang tua mempelai mengatur segalanya, dan mempelai perempuan dan laki-laki tidak dapat bertemu hingga hari pernikahan. Kita barang kali bertanya-tanya apakah pernikahan semacam itu berhasil, namun bagi Gandhi dan Kasturbai adat pernikahan seprti itu tidak tampak aneh dan pernikahan mereka berlangsung selama enam puluh dua tahun. 13 Pada usianya yang sangat muda itu, ia berpikiran perkawinan berarti tidak lebih daripada sekedar harapan untuk memakai pakaian lebih bagus, berdentamnya tambur, arak-arakan pengantin, jamuan makan yang melimpah dan 11 R. Wahana Wegig, Dimensi Etis Ajaran Gandhi, h. 10. 12 O. D. P. Sihombing, India, Sejarah dah Kebudayaannya, h. 96. 13 Michael Nicholson, Mahatma Gandhi Pahlawan yang Membebaskan India dan Memimpin Dunia dalam Perubahan Tanpa Kekerasan, h. 17. seorang dara yang belum dikenal untuk teman bermain. Soal gairah seksual, itu baru timbul kemudian. 14 Dua anak berjiwa murni terlempar tanpa sadar kelautan penghidupan, boleh jadi hanya dituntun oleh pengalaman-pengalaman mereka dalam penitisan yang terdahulu. Demikian Gandhi menggambarkan kebiasaan kejam dalam perkawinan kanak-kanak. 15 Namun setelah semuanya berlalu, sadarlah Gandhi bahwa kedudukannya sudah tergeser, yakni sebagai suami. Itu berarti bahwa ia dituntut suatu tanggung jawab terhadap isterinya. Maka sebagai konpensasi dari kekacauan pikirannya, ia mulai menggunakan kekuasaannya sebagai suami, antara lain dengan mengharuskan isterinya minta izin kepadanya kalau akan berpergian. Ia menjadi demikian karena ia sangat mencintai isterinya. 16 Kedisplinan Gandhi pada Kasturbai dilakukan karena ia sangat mencintainya, ia ingin menjadikannya istri yang ideal. Ambisinya adalah untuk memaksa istrinya agar hidup bersih, belajar apa yang dia pelajari, serta menjadikan hidup dan pikiran istrinya seperti hidup dan pikirannya. 17 Kasturbai adalah buta huruf, maka Gandhi bersemangat untuk mengajarinya, tetapi cinta penuh birahi menghabiskan waktunya. Pertama dia harus memaksa belajar dan itu dilakukan pada waktu malam, apalagi Gandhi tidak berani menjumpai Kasturbai di hadapan orang-orang tua. Keadaan demikian jadi tidak membantu. Maka sebagian besar dari usahanya untuk mengajar istrinya 14 Mahatma Gandhi, Semua Manusia Bersaudara Kehidupan dan Gagasan Mahatma Gandhi, h. 4. 15 Lois Fischer, Gandhi Penghidupannya dan Pesannya Untuk Dunia, h. 13. 16 R. Wahana Wegig, Dimensi Etis Ajaran Gandhi, h. 10. 17 Mahatma Gandhi, Gandhi Sebuah Otobiografi; Kisah Eksperimen-eksperimen dalam Mencari Kebenaran, terj. Gd. Bagus Oka Jakarta: PT Pustaka Sinar Harapan, 1982, h. 30. tidaklah berhasil. Usaha untuk mengajar melalui guru-guru pribadi pun tidak berhasil. Alhasil sekarang Kasturbai dengan susah payah dapat menulis surat sederhana serta mengerti bahasa Gujarat sekedarnya. Gandhi berkeyakinan andai kata rasa cintanya sama sekali tidak ternodai nafsu, sekarang istrinya pasti menjadi wanita yang terpelajar. Menurutnya tak ada sesuatu yang tidak dapat diatasi oleh cinta sejati. 18 Perkawinan di bawah umur sempat menghalangi kelancaran studi Gandhi selama satu tahun. Setelah lulus sekolah menengah ia mengikuti tes masuk Universitas Samaldas College di Ahmedabad. Karena tidak puas di sana, ia mulai mencari informasi bagaimana kalau melanjutkan studinya di Inggris. Banyak tantangan datang dari keluarga, tetapi ia bersikeras untuk membuktikan bahwa kekhawatiran keluarganya tidak beralasan, ia bersumpah untuk tidak akan menyentuh wanita, tidak akan minum anggur dan tidak akan makan daging selama di Inggris. 19 Selama di Inggris ia belajar menjadi ahli hukum. Gandhi belajar ilmu hukum di Inggris dalam waktu yang sangat relatif cepat. Sebagai seorang mahasiswa, Gandhi adalah seorang yang produktif dan cara belajarnya metodis. Di sana ia tidak hanya belajar menjadi hakim, tetapi juga belajar cara hidup Eropa, namun ia tetap berpegang teguh pada sumpahnya. Perubahan perhatian itu menunjukan berakhirnya masa pertama kehidupannya di Inggris, selajutnya membuka priode kesungguhannya dalam studi. Dalam benaknya ia menanamkan upaya untuk segera selesai, dan nantinya bisa diterima bekerja di pengadilan. Dalam rangka mendukung kegiatan belajarnya, ia 18 Mahatma Gandhi, Gandhi Sebuah Otobiografi, h. 31. 19 R. Wahana Wegig, Dimensi Etis Ajaran Gandhi, h. 11. mengambil pelajaran tambahan dalam bahasa Latin dan Prancis. Dalam waktu yang relatif singkat selama tiga tahun ia dapat menyelesaikan belajar ilmu hukum. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1891, ia kembali ke India dan mencoba menjadi pengacara di Bombay dan Rajkot, tetapi tidak banyak berhasil. Kebetulan sekali ia mendapat tawaran dari seorang muslim fanatik intuk menjadi penasehat hukum dalam suatu firma di Afrika. Maka pada bulan April tahun 1893, berlayar ia menuju Durban. Dalam perjalanan ke Pretoria, ia naik kereta api dan membeli tiket kelas I dengan pakaian cara inggris. Tetapi ia diusir oleh orang- orang Inggris yang ada disitu dan disuruh pindah ke gerbong barang. Ia menolak dan akhirnya turun Maritzburg. Sejak saat itu bangkitlah niatnya untuk berjuang melawan prasangka rasial, terlebih karena hal itu dialami oleh bangsanya sendiri. Perjuangannya ini bukan berbentuk suatu revolusi fisik melainkan suatu perjuangan yang menggunakan kekuatan jiwa, yang nanti lebih dikenal dengan sebutan satyagraha. 20 Sebelum Gandhi pergi ke Afrika Selatan, sudah ribuan orang-orang India hidup di sana. Sebagaimana diketahui, sampai pada dewasa ini, orang-orang kulit berwarna di Afrika Selatan dianggap oleh orang-orang kulit putih yang memerintah di sana sebagai manusia kelas kambing. Dengan demikian orang- orang India yang hidup di sana juga merasakan penghinaan dan penindasan dari orang-orang kulit putih. 21 Gandhi bertekad akan memperjuangkan nasib bangsanya di Afrika Selatan. Ia menjadi advokad di Supreme Nourt of Natal, mengadakan aksi petisi, menuntut supaya undang-undang yang menyatakan dicabutnya hak milik orang- 20 R. Wahana Wegig, Dimensi Etis Ajaran Gandhi, h. 11. 21 . D. P. Sihombing, India, Sejarah dah Kebudayaannya, h. 98. orang India di Afrika Selatan dicabut oleh legislatif Counsil. Didirikan Natal Indian Congress di Afrika Selatan dan kemudian tuntutan tersebut terpaksa harus diterima oleh pemerintah. Dengan berhasilnya Gandhi dalam aksi pertamanya itu, keyakinan orang India di Afrika Selatan pun bertambah besar terhadap Gandhi. Ia berjuang terus membela kepentingan orang-orang India. 22 Dasar perjuangan Gandhi yaitu sifat keras tidak boleh dilawan keras, tetapi dengan tidak melawan perlawanan secara pasif. Menurut keyakinan Gandhi, dengan sikap demikian musuh akan tunduk, walaupun bagaimana kuatnya. Teori demikian itulah yang disebut Ahimsa yang kemudian dipraktekkan di dalam Satyagraha. 23 Untuk usahanya menegakkan hak-hak asasi, ia mulai dengan mendirikan sebuah ashram di Sabarmati. Di sini ia hidup dengan sangat sederhana, segala kebutuhan dicukupi sendiri, segala pekerjaan dikerjakan sendiri, berkebun, memintal benang, memasak, dan lain-lain, tidak ada babu, tidak ada pelayan semua anggota beranggotakan sama. Gandhi mengajarkan bagaimana manusia harus menghadapi hidup, yakni dengan sikap ahimsa-tanpa kekerasan. Dalam seluruh kehidupannya, Gandhi tidak hanya berkhotbah, ia selalu memulai perubahan dari dala dirinya dan keluarganya sendiri. Ia membuktikan bahwa ajarannya tidak sia-sia dan tidak mustahil untuk dilakukan setiap orang. Walaupun gerakan Satyagraha di Afrika cukup berhasil, namun ia merasa bahwa perjuangannya akan sangat dibutuhkan di India. Maka pada tahun 1915 ia kembali ke negerinya dan segera menjadi pemimpin gerakan kemerdekaan, 22 Mahatma Gandhi, Gandhi Sebuah Otobiografi, h. 143. 23 Mahatma Gandhi, Gandhi Sebuah Otobiografi, h. 295. bahkan beberapa kali ia dipilih menjadi pemimpin kongres nasional di India. 24 Perjuangannya di India adalah sambungan perjuangannya di Afrika Selatan, tempatnya berlainan dan jumlah bangsa yang dipimpinnya berlipat ganda besarnya, tetapi dasarnya, metodenya dan tehniknya adalah sama. Pada waktu Gandhi berusia 60 tahun, Gandhi menuntut Dominion Status buat India sedangkan Jawrhal Nehru dan Subhas Candra Bose menuntut kemerdekaan penuh, kalau Inggris tidak memberikan Dominion Status pada penghabisan tahun 1929. akan tetapi kedua tuntutan tersebut ditolak mentah- mentah oleh Inggris. Kemudian pada bulan desember 1929 diadakan persidangan kongres yang dikuasai oleh Nehru, akhirnya mengambil keputusan bahwa tuntutan India tidak hanya Dominion Status, akan tetapi kemerdekaan sepenuhnya. Gandhi dan Nehru sepakat pada keputusan tersebut, hingga pada tanggal 15 Agustus 1947 di seluruh India diadakan sumpah setia kepada cita-cita India untuk merdeka, dan pada hari itu dijadikan hari nasional, hari kemerdekaan, yang tetap dirayakan sampai sekarang. Sampai kemerdekaan India tercapai, perjuangan Gandhi tidak berhenti, mengajar rakyat, berpuasa, hidup berkorban dengan memberi contoh sendiri. Perkataan dan perbuatan selalu selaras pada diri Gandhi. Juga setelah India merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947, Gandhi berjuang terus untuk persatuan Hindu-Muslim, sampai akhir hayatnya. Sepanjang sejarah perjalanan hidup Gandhi, ia senantiasa mengapdikan dirinya untuk kepentingan umum, yang ditutup dengan pengorbanan jiwanya. Pada tanggal 30 Januari 1984, ketika ia hendak melakukan puja bersama, tiba-tiba 24 R. Wahana Wegig, Dimensi Etis Ajaran Gandhi, h. 12. seorang fanatik Hindu bernama Nathuram Vinayak Godse membunuhnya dengan sepucuk pistol. Kata-kata terakhir yang diuvapkan Gandhi sebelum meninggal dunia ialah “He Rama”. 25 Dengan kematian Gandhi, dunia betul-betul kehilangan seorang tokoh yang telah memberi tonggak penting bagi sejarah umat manusia dan khususnya bagi India, sehungga sejarah dapat dibagi menjadi zaman sebelum dan sesudah Gandhi.

B. Latar Belakang Pemikirannya

Mahatma Gandhi dikenal sebagai seorang yang taat beragama. Ia banyak dipengaruhi oleh lingkungan masa kecilnya yakni orang tuanya, desanya, masyarakat sekitarnya dan lebih-lebih suasana religius Hinduisme yang menjiwai pada setiap orang India. Sifat-sifat Gandhi banyak dipengaruhi dari orang tuanya, seperti sifat keras kepala, mempunyai kemauan yang kuat, keras dalam berusaha, suka damai, jujur dan setia, ia tiru dari ayahnya. Sedangkan sikap-sikap religius lebih dipengaruhi oleh ibunya, yang merupakan seorang wanita yang taat beragama. 26 Sejak masih kanak-kanak Gandhi telah mengenal sastra-sastra Hindu yang umumnya berisi kebijakan-kebijakan dan bernada religius, seperti puisi Vaishnawa, Ramayana dan kesenian sandiwara seperti cerita Harischandra. Selain itu, Gandhi sangat gemar membaca sehingga banyak buku-buku yang ia baca mempengaruhi pemikiran dan kehidupannya. Seperti Gandhi sampai berulang kali membaca Baghavad Gita. Bagi Gandhi Baghavad Gita merupakan buku penuntun 25 “He Rama” adalah bahasa Sansekerta. “He” berarti seruan, dan ”Rama” merupakan nama Tuhan. Jadi ”He Rama” artinya ”Oh Tuhan” hal ini berarti menunjukan hubungan pribadinya dengan Tuhan. 26 R. Wahana Wegig, Dimensi Etis Ajaran Gandhi, h. 13. kehidupan rohani, sehingga setiap saat dalam kehidupannya merupakan usaha yang sadar untuk menghayati kitab Bhagavad Gita. Buku lainnya yaitu Civil Disobedience karya Henry David Thoreau dan The Kingdom Of God Is Within You karangan Leo Tholstoy. Kedua buku ini mempengaruhi Gandhi dalam melaksanakan Satyagraha. Civil Disobedience telah membuka mata Gandhi bagaimana ahimsa dapat digunakan dalam menghadapi persoalan-persoalan politik. Sedangkan dalam The Kingdom Of God Is Within You Gandhi mendapatkan dukungan yang meyakinkan atas kepercayaannya pada kebenaran dan tanpa perlawanan, juga yang lebih menarik ia mendapatkan suatu ungkapan tentang keindahan dan kebesaran penderitaan. Bahwa penderitaan tidak selalu „didalam dirinya sendiri’bernilai negatif, penderitaan ternyata mampu mengangkat manusia ketaraf keutamaan yang lebih tinggi. Disebutkan dalam buku itu bahwa melalui penderitaan, manusia bisa membebaskan diri dan menetralisasi kekuatan-kekuatan jahat yang ada di dalam dirinya. 27 Gandhi tertarik mempelajari moralitas Kristen, terutama kekuatan cinta kasih dari Khotbah Yesus di atas bukit pada Al-kitab Perjanjian Baru. Pada khotbah di bukit mengajarkan bahwa manusia harus saling mencintai. Keharusan itu bukan karena ada perintah untuk mencintai, melainkan manusia pada hakikatnya memerlukan itu. Hukum yang diletakan Yesus bukanlah sesuatu yang berada di luar diri manusia, melainkan sesuatu yang berada di dalam hati manusia, inheren dalam setiap pribadi. 28 27 R. Wahana Wegig, Dimensi Etis Ajaran Gandhi, h. 15. 28 I. Marsana Windhu, Khotbah di Bukit Ahimsanya Mahatma Gandhi, Rohani, 1993, h. 166-167.