Peranan Operasional Audit Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern Penjualan Kartu Perdana XL Pada PT. XL AXIATA, TBK Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

SKRIPSI

PERANAN OPERASIONAL AUDIT DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN KARTU

PERDANA XL PADA PT. XL AXIATA, TBK MEDAN

OLEH :

NAMA : MARLINANG OKTAVIANA

NIM : 060522001

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

Peranan operasional audit dalam meningkatkan efektivitas pengendalian intern penjualan kartu perdana XL pada PT. XL Axiata, Tbk MEDAN

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S-1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh pihak Universitas.

Medan, September 2010 Yang Membuat Pernyataan

NIM . 060522001 MARLINANG OKTAVIANA


(3)

ABSTRAK

Pemeriksaan Operasional adalah suatu pemeriksaan yang bertujuan untuk memeriksa kehematan, efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan dan juga menilai apakah cara-cara pengelolaan yang diterapkan dalam kegiatan tersebut apakah sudah berjalan dengan baik. Pelaksanaan fungsi penjualan mempunyai hubungan yang erat dengan tujuan perusahaan. Laba yang telah diperoleh sebagai akibat adanya penjualan barang dan jasa, perlu diamankan sedemikian rupa sehingga laba yang menjadi tujuan perusahaan dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu pemimpin perusahaan harus menciptakan pengendalian intern yang memadai. Adapun tujuan dari pengendalian intern ini yaitu untuk mengetahui keabsahan, otorisasi, kelengkapan, penilaian, klasifikasi, ketepatan waktu serta posting dan pengikhtisaran dari seluruh kegiatan penjualan. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemeriksaan operasional penjualan kartu perdana XL, untuk mengetahui peranan pemeriksaan operasional dalam meningkatkan efektivitas pengendalian intern penjualan kartu perdana XL pada PT. XL Axiata, Tbk Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisa Deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, dalam hal ini yang terjadi dalam penjualan kartu perdana XL pada PT. XL Axiata, Tbk Medan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui observasi, wawacara dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan maka diperoleh suatu kesimpulan yang menyatakan bahwa pemeriksaan operasional mempunyai peranan yang penting dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan kartu perdana XL. Hal ini dilihat dari telah terpenuhinya kriteria-kriteria dari pemeriksaan operasional yang terdiri dari :

1. Independensi pemeriksa operasional 2. Kompetensi pemeriksa operasional 3. Tahap pemeriksaan operasional

Juga terlihat dari semua bentuk kelemahan-kelemahan pengendalian intern penjualan kartu Perdana XL yang dapat diminimalisir bahkan dapat diantisipasi karena adanya pemeriksaan operasional yang dilakukan sehingga tujuan dari pengendalian intern penjualan dapat tercapai.


(4)

ABSTRACT

Operational Audit is an examination which aims to examine the effectiveness, efficiency and effectiveness of corporate activities and also assess whether the means adopted in the management of these activities are already going well. Implementation of the sales function has a close relationship with the corporate goal. Profit which has been obtained as a result of sales of goods and services, need to be secured in such a way that the income to which the company can be accounted for properly. Therefore, corporate leaders must create an adequate internal control. The purpose of this internal control is to determine the legitimacy, authorization, completeness, valuation, classification, timeliness and posts and pengikhtisaran of all sales activities. The purpose of this study was conducted to determine how the implementation of operational checks XL inaugural card sales, to know the role of operations in improving the effectiveness of internal control XL inaugural card sales at PT. XL Axiata, Tbk Medan. The research method used is descriptive analysis method is a method in researching the status of human groups, an object, a set of conditions, a system of thought or a class of events in the present, in this case that occurred in the prime XL card sales at PT. Axiata XL, Medan. Page Data collection techniques used were observation, interview and documentation. Based on research by the author, it is obtained, a conclusion which states that the inspection operations have an important role in supporting the effectiveness of internal control prime XL card sales. It is seen from the already fulfilled the criteria of operational checks consist of:

1. Independency operational inspection 2. Competency Operational Inspection 3. Operational checks.

Also visible from all forms of internal control weaknesses XL inaugural card sales which can be minimized even have been anticipated because of the operational examination conducted so that the purpose of internal control of sales can be acheived.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Bapa di surga untuk segala berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, yang disebabkan adanya keterbatasan kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan penulis baik mengenai materi, teknik penyusunan, maupun analisisnya. Oleh karenanya, dengan hati terbuka penulis menerima setiap saran dan kritik dari pembaca untuk penyempurnaan pada masa yang akan datang.

Adapun skripsi ini dapat diselesaikan hanya dengan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih yang paling dalam kepada kedua orang tua yang tercinta dan terkasih Ayahanda K. Simatupang dan Ibunda P. Br. Nadeak. Skripsi ini kupersembahkan sebagai ungkapan terima kasih buat Papa dan Mama atas cinta dan kasih sayang, didikan dan dukungan baik moral dan material kepada penulis. Segala sesuatu yang telah penulis raih sampai saat ini adalah karena perjuangan kedua orang tuaku melalui doa-doanya. Semoga papa dan mama selalu diberikan kesehatan dan umur yang panjang untuk dapat melihat keberhasilan penulis kelak. Amin.

Penulis juga menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi


(6)

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Sucipto MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan sumbangan pemikirannya dalam mengarahkan dan membimbing penulis serta dengan sabarnya menghadapi penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak selaku Dosen Pembanding dan Penguji I serta Ibu Dra. Salbiah, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding dan Penguji II yang bersedia memberikan sumbangan saran dan pemikirannya dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Staff PT. XL Axiata, Tbk MEDAN yaitu Bapak Francky Rinaldo Pakpahan berserta rekan-rekan kerjanya yang telah bersedia meluangkan waktunya dan banyak memberikan bantuan pemikiran

Semoga penulisan skripsi ini akan berguna dan bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tidak terkira kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Medan, September 2010 Penulis,

NIM. 060522001 MARLINANG OKTAVIANA


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Pembatasan Masalah ... 4

1.4. Tujuan Penelitian ... 4

1.5. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengendalian Internal ... 6

2.1.1. Pengertian Pengendalian Intern ... 6

2.1.2. Unsur – unsur Pengendalian Intern . ... 7

2.2. Audit ... 2.2.1. Pengertian Auditing ... 8

2.2.2. Jenis-jenis Audit ... 11

2.3. Audit Operasional ... 12

2.3.1. Pengertian Audit Operasional ... 12

2.3.2. Karakteristik Audit Operasional ... 15

2.3.3. Tujuan Audit Operasional ... 16

2.4. Penjualan ... 16

2.5. Pengendalian Intern Penjualan ... 17

2.6. Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan Efektivitas Penjualan ... 19

2.7. Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 23

3.2. Jenis Data ... 23

3.3 Tehnik Pengumpulan Data ... 23

3.4 Metode Analisis Data ... 24

3.5 Jadwal dan Tempat Penelitian ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Data Penelitian ... 26

4.1.1. Sejarah Singkat PT. XL Axiata, Tbk ... 26


(8)

4.14. Pengendalian Intern Penjualan pada PT. XL Axiata, Tbk

Medan ... 36 4.2. Analisis Hasil Penelitian ... 40 4.2.1. Operasional Audit pada PT. XL Axiata, Tbk... 40 1. Peranan Operasional Audit atas Pengendalian Intern

Penjualan Kartu Perdana XL pada PT. XL Axiata, Tbk ... 48

BAB V KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan ... 51 5.2. Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

HALAMAN Tabel 1 : Anggaran dan Realisasi Penjualan Tahun 2008 ………..37 Tabel 2 : Anggaran dan Realisasi Penjualan Tahun 2009 ………..37 Table 3 : Anggaran dan Realisasi Biaya Penjualan tahun 2008 dan 2009..38


(10)

ABSTRAK

Pemeriksaan Operasional adalah suatu pemeriksaan yang bertujuan untuk memeriksa kehematan, efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan dan juga menilai apakah cara-cara pengelolaan yang diterapkan dalam kegiatan tersebut apakah sudah berjalan dengan baik. Pelaksanaan fungsi penjualan mempunyai hubungan yang erat dengan tujuan perusahaan. Laba yang telah diperoleh sebagai akibat adanya penjualan barang dan jasa, perlu diamankan sedemikian rupa sehingga laba yang menjadi tujuan perusahaan dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu pemimpin perusahaan harus menciptakan pengendalian intern yang memadai. Adapun tujuan dari pengendalian intern ini yaitu untuk mengetahui keabsahan, otorisasi, kelengkapan, penilaian, klasifikasi, ketepatan waktu serta posting dan pengikhtisaran dari seluruh kegiatan penjualan. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemeriksaan operasional penjualan kartu perdana XL, untuk mengetahui peranan pemeriksaan operasional dalam meningkatkan efektivitas pengendalian intern penjualan kartu perdana XL pada PT. XL Axiata, Tbk Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisa Deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, dalam hal ini yang terjadi dalam penjualan kartu perdana XL pada PT. XL Axiata, Tbk Medan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui observasi, wawacara dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan maka diperoleh suatu kesimpulan yang menyatakan bahwa pemeriksaan operasional mempunyai peranan yang penting dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan kartu perdana XL. Hal ini dilihat dari telah terpenuhinya kriteria-kriteria dari pemeriksaan operasional yang terdiri dari :

1. Independensi pemeriksa operasional 2. Kompetensi pemeriksa operasional 3. Tahap pemeriksaan operasional

Juga terlihat dari semua bentuk kelemahan-kelemahan pengendalian intern penjualan kartu Perdana XL yang dapat diminimalisir bahkan dapat diantisipasi karena adanya pemeriksaan operasional yang dilakukan sehingga tujuan dari pengendalian intern penjualan dapat tercapai.


(11)

ABSTRACT

Operational Audit is an examination which aims to examine the effectiveness, efficiency and effectiveness of corporate activities and also assess whether the means adopted in the management of these activities are already going well. Implementation of the sales function has a close relationship with the corporate goal. Profit which has been obtained as a result of sales of goods and services, need to be secured in such a way that the income to which the company can be accounted for properly. Therefore, corporate leaders must create an adequate internal control. The purpose of this internal control is to determine the legitimacy, authorization, completeness, valuation, classification, timeliness and posts and pengikhtisaran of all sales activities. The purpose of this study was conducted to determine how the implementation of operational checks XL inaugural card sales, to know the role of operations in improving the effectiveness of internal control XL inaugural card sales at PT. XL Axiata, Tbk Medan. The research method used is descriptive analysis method is a method in researching the status of human groups, an object, a set of conditions, a system of thought or a class of events in the present, in this case that occurred in the prime XL card sales at PT. Axiata XL, Medan. Page Data collection techniques used were observation, interview and documentation. Based on research by the author, it is obtained, a conclusion which states that the inspection operations have an important role in supporting the effectiveness of internal control prime XL card sales. It is seen from the already fulfilled the criteria of operational checks consist of:

1. Independency operational inspection 2. Competency Operational Inspection 3. Operational checks.

Also visible from all forms of internal control weaknesses XL inaugural card sales which can be minimized even have been anticipated because of the operational examination conducted so that the purpose of internal control of sales can be acheived.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Semakin kompetitifnya persaingan dunia usaha dewasa ini, perusahaan banyak menghadapi masalah – masalah dalam menjual produk khususnya dibidang telekomunikasi, sebab pada masa sekarang ini, alat perangkat keras yang banyak digunakan adalah telepon selular (ponsel). Telepon selular bukan sekedar alat komunikasi yang canggih, namun juga merupakan ajang bisnis yang memiliki masa depan cerah dimasa mendatang sebagai zamannya komunikasi.

Adanya perkembangan teknologi komunikasi modern yang semakin canggih dan terus berkompetisi, masyarakat di dunia sudah tidak memiliki batasan – batasan lagi atau sering disebut dengan dunia tanpa batas. Dunia tanpa batas inilah yang mengharuskan masyarakat berinteraksi dan berkomunikasi dengan situasi peralatan yang mampu menjadi jembatan komunikasi yang canggih namun juga tidak merepotkan.

Di kota Medan saat ini memiliki beberapa perusahan penyelenggara jasa komunikasi selular yang biasa disebut provider/operator, antara lain XL ( XL Pascabayar dan XL Prabayar/ XL Bebas ), Telkomsel ( Halo, Simpati, As ), Indosat ( Mentari, Matrix, IM3 ) , PT. Mobile Telkom ( Fren, Hepi ), SMART, Bakrie Telecom ( Esia ), AXIS, 3 ( Three ) dan Flexi. Begitu banyaknya operator selular dan tawaran yang datang kepada konsumen, membuat konsumen menjadi bingung memilih salah satunya untuk digunakan.


(13)

Para pengguna ponsel di Medan sendiri memiliki pertimbangan – pertimbangan dalam memilih operator selular yaitu dengan mempertimbangkan dari segi biaya atau tarifnya, jangkauannya, kualitas jaringan, dan fasilitas – fasilitas yang diberikan. Untuk mencari kesempurnaan produk tersebut tentu sangatlah sulit. PT. XL Axiata, Tbk yang merupakan perusahaan jasa yang juga perusahaan penghasil produk sim card XL mampu mengakomodasikan beberapa pertimbangan – pertimbangan para konsumen yang pasti bisa menguasai dunia pasar dengan produk yang sangat digemari masyarakat.

Dari sekian banyak Produk Telekomunikasi yang ditawarkan ke masyarakat, PT XL Axiata, Tbk telah memasarkan produk unggulan yang diharapkan dapat memenuhi dan memuaskan pelanggan yang menjadi tujuan daripada Bisnis Jasa Telekomunikasi dan salah satunya adalah Kartu XL Bebas.

Penjualan merupakan aktivitas utama dalam setiap perusahaan, karena dari aktivitas inilah tujuan perusahaan yang paling utama yaitu memperoleh keuntungan (laba) dapat dicapai, dan dari aktivitas ini pula kesempatan untuk melakukan kecurangan yang akan mengakibatkan kerugian, sangat besar. Karena itulah dalam aktivitas ini diperlukan suatu pemeriksaan yang memadai untuk menilai keefektifan kinerja penjualan. Dalam kegiatan penjualan untuk mencapai laba yang maksimum, perusahaan harus mempunyai prosedur penjualan yang mendukung tujuan perusahaan tersebut, mengingat begitu banyaknya persaingan dengan menawarkan berbagai kemudahan dalam penjualan.

Tujuan akhir dari suatu perusahaan adalah untuk dapat mempertahankan laba yang diperoleh, laba harus dicapai semaksimal mungkin dengan cara


(14)

meningkatkan penjualan dan menekan pengeluaran sampai pada batas-batas tertentu, agar perusahaan dapat berkembang menjadi perusahaan yang besar. Demikian pula dalam penjualan kartu perdana XL, mempunyai prosedur untuk mencapai tujuan laba yang maksimum. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu perencanaan yang matang serta cara-cara pengendaliannya, karena kedua-duanya merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Tanpa ada perencanaan maka tidak ada dasar untuk mengadakan pengendalian, oleh karena itu pengendalian sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Perkembangan suatu perusahaan seringkali mengakibatkan pimpinan perusahaan tidak dapat mengontrol seluruh aktivitas perusahaan. Oleh karena itu pimpinan perlu membuat prosedur-prosedur ataupun ketentuan-ketentuan khusus yang dapat mengatur dan mengatasi masalah dalam aktivitas perusahaan terutama mengenai pengendalian penjualan antara lain diperlukan adanya suatu pemeriksaan yaitu pemeriksaan operasional. Bertolak dari masalah pentingnya suatu pengendalian terhadap penjualan dalam rangka mempertahankan kelangsungan operasional perusahaan, pemeriksaan terhadap hasil penjualan harus benar-benar dilakukan.

Oleh karena itu, perusahaan harus dapat menetapkan alat pengelola dan pengendalian yang tepat sebagai alat bantu manajemen untuk mengadakan pemeriksaan dimana pengendalian intern yang memadai akan dapat menekan terjadinya kecurangan dan penyelewengan. Kalaupun terjadi maka hal itu akan dapat diketahui secepat mungkin dan selanjutnya dilakukan tindakan-tindakan


(15)

perbaikan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti berkeinginan untuk meneliti fungsi pemeriksaan operasional dalam menunjang efektivitas penjualan, untuk mengetahui hal tersebut maka penulis menetapkan judul :

“PERANAN OPERASIONAL AUDIT DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN KARTU PERDANA XL PADA PT. XL AXIATA, TBK MEDAN”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dalam penulisan skripsi ini penulis mengidentifikasikan pokok permasalahan yang akan diteliti yaitu sbb :

1. Bagaimanakah pelaksanaan proses operasional audit pada PT. XL Axiata, Tbk Medan ?

2. Apakah pemeriksaan operasional berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern penjualan kartu perdana XL?

1.4 Pembatasan Masalah

Terbatasnya waktu dan biaya penelitian, maka penelitian ini hanya dibatasi menyangkut masalah peranan audit operasional dalam menunjang efektivitas Penjualan kartu perdana XL pada PT. XL Axiata, Tbk Medan


(16)

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian pada umumnya bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan audit operasional atas penjualan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan.

2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas penjualan yang telah dilaksanakan. 3. Untuk mengetahui peranan audit operasional atas penjualan dalam

menunjang efektivitas penjualan.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah:

a. Memberikan bahan informasi kepada pimpinan perusahaan mengenai

peranan audit operasional dalam menujang efektivitas penjualan.

b. Bagi penulis, menambah pengetahuan dan wawasan mengenai peranan audit operasional dalam menujang efektivitas penjualan.

c. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengendalian Internal

Pengendalian Internal telah menarik perhatian banyak orang yang merupakan sumber perdebatan sengit yang tiada habisnya. Auditor internal dan eksternal, para penyusun laporan keuangan serta pembuat peraturan tertarik untuk mendalami beberapa aspek dari pengendalian internal antara lain : apa yang membuat pengedalian internal menjadi efektif, bagaimana hubungan pengendalian intern dan pelaporan keuangan serta peran pengendalian intern dalam strategi penjualan yang efektif dan efisien.

2.1.1 Pengertian Pengendalian Intern

Pada tahun 1998, AICPA mengeluarkan SAS No.55 mendefinisikan pengendalian internal sebagai

Sebuah sebuah proses yang dihasilkan oleh dewan direksi entitas, manajemen dan personal lainnya, yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak dalam pencapaian tujuan kategori – kategori antara lain : realibilitas, ketaatan terhadap peraturan yang berlaku dan efektivitas dan efisiensi operasi .

Nugroho Widjayanto ( 2001 : 18 ) mengatakan “ pengendalian intern adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan “.

Menurut Mulyadi ( 2001 : 163 ) sistem pengendalian intern meliputi” struktur organisasi, metode dan ukuran – ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga


(18)

kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen “.

2.1.2 Unsur - unsur pengendalian intern

Ada beberapa unsur – unsur pengendalian intern menurut Mulyadi ( 2001 : 164 ) antara lain :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang , pendapatan dan biaya.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Pengendalian Intern bagi suatu perusahaan adalah merupakan suatu keharusan. Perkembangan kegiatan daan skalanya menyebabkan kompleksitas struktur, dan sistem dan prosedur suatu organisasi yang semakin rumit mendorong pentingnya suatu pengendalian intern. Sanyoto Gondodiyoto (2007 : 259) menjelakan tujuan utama dari pengendalian intern adalah :

1. Memperkecil kesalahan - kesalahan dalam penyajian data akuntansi, sehingga akan menghasilkan laporan yang benar.

2. Melindungi dan membatasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan penggelapan – penggelapan.

3. Kegiatan organisasi akan dapat dijalankan dengan efisien. 4. Mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan.

Menurut James Hall ( 2004, p143 ) the internal control system comprises policies, practices, and procedures employed by the organization to achieve four broad objective :

1. To saveguard assets of the firm.

2. To ensure the accuracy and realibility of occounting record and information.

3. To promote efisiensi in the firm's operations.

4. To measure compliance with managemant's prescribed policies and procedures.


(19)

2.2 Audit

Audit merupakan bagian dari pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan dari jauh ataupun dari dekat. Pengawasan yang dilakukan dari dekat dengan berhubungan langsung pada objek yang diawasi disebut audit, sedangkan pengawasan itu sendiri bagian dari pengendalian.

2.2.1 Pengertian Auditing

Audit merupakan suatu proses yang sistematis, artinya audit dilakukan secara bertahap dan memerlukan perencanaan yang baik serta pemilihan teknis audit yang memadai. Dalam audit, dikumpulkan berbagai informasi yang dapat divertifikasi mengenai objek yang di audit. Agar dapat di vertifikasi, informasi harus diukur. Informasi dikumpulkan kemudian dievaluasi dan dilakukan penilaian tingkat kesesuaiannya dengan kriteria yang ada. Informasi-informasi yang diperoleh menjadi bukti lagi auditor dalam menilai secara objektif, oleh karenanya harus diperoleh bukti dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi tujuan audit.

Seorang auditor seharusnya memiliki kemampuan dan mempunyai kebebasan bekerja dalam menjalankan tugasnya. Berdasarkan pengetahuan akan kriteria-kriteria yang digunakan, jenis dan jumlah data yang diperlukan di bidang audit, serta hal-hal lainnya yang berhubungan haruslah dikuasai oleh seseorang auditor untuk mendukung kesimpulan yang akan dibuatnya. Audit merupakan kegiatan terstruktur untuk mengaudit hal-hal yang mendukung suatu asersi


(20)

berdasarkan kriteria tertentu dan diharapkan agar kegiatan hasil audit ini dapat diberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

American Accounting Association Committe dalam Basic Auditing Concepts telah mendefinisikan audit sebagai :

Suatu proses sistematis yang secara obyektif memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk menilai tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak – pihak yang berkepentingan .

Darsono & Ashari (2005 : 29) memberikan pengertian :

Audit adalah suatu proses sistematis yang bertujuan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan atau kejadian ekonomis untuk menegaskan tingkat hubungan antara asersi tersebut dengan kriteria yang ada dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak pengguna.

Dari definisi ini, dapat disimpulkan beberapa bagian yang ada dalam definisi yaitu :

- Sebuah proses sistematis, yang mengacu pada pemikiran logis, terstruktur dan mengorganisasikan sekelompok tahap atau prosedur;

- Bertujuan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berarti memeriksa bukti yang mendukung asersi atau pernyataan dan secara bijak mengevaluasi hasil tanpa sangkaan atau bias;

- Tingkat hubungan yang berarti menganalisis tingkat kedekatan antara asersi yang ada dengan kriteria yang ada;

- Kriteria yang ada adalah standar yang digunakan untuk mengevaluasi asersi;


(21)

- Mengkomunikasikan hasil akan bisa dicapai dengan menggunakan alat komunikasi yang tepat yang menjelaskan hubungan antara asersi dengan kriteria yang ada;

- Pihak pengguna adalah pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penemuan auditor.

Dari penjelasan mengenai definisi berbagai jenis audit tersebut di atas terdapat beberapa tujuan penting yang perlu dijelaskan lebih rinci :

a. Audit adalah proses interaktif, artinya kegiatan audit dilaksanakan melalui proses komunikasi timbal balik antara auditor (orang yang memeriksa) dan auditee (pihak yang diperiksa) dalam upaya mengumpulkan data-data relevan untuk diolah menjadi informasi signifikan.

b. Audit adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis, artinya audit dilaksanakan secara metodologis mengikuti kaidah-kaidah manajemen yaitu direncanakan, dikoordinasikan, dilaksanakan dan dikendalikan agar efektif dan efisien.

c. Audit dilakukan dengan azas manfaat dan tujuan, artinya audit mengacu pada pencapaian tujuan dan mengedepankan kepastian memperoleh manfaat.

d. Audit dilakukan secara objektif/independent.

e. Audit berpijak pada data/fakta & kebenaran artinya auditor mengambil kesimpulan dalam proses auditnya secara objektif berdasarkan kenyataan atau

fakta-fakta apa adanya yang dapat dianalisa dan dibuktikan kebenarannya. f. Audit melibatkan proses analisis/evaluasi/penilaian/pengujian artinya auditor


(22)

tidak secara otomatis memperoleh informasi yang siap dilaporkan sebagai temuan audit.

g. Audit bermuara pada pengambilan keputusan, artinya audit tidak berhenti hanya sampai pengumpulan data dan informasi serta merumuskan temuan. h. Audit dilaksanakan berdasarkan azas-azas/standar tertentu, artinya auditor

melakukan penilaian dengan membandingkan antara kenyataan yang ditemukan dalam audit dengan azas-azas yang telah disepakati/berlaku sebagai acuan audit.

i. Audit merupakan kegiatan berulang, artinya audit dilakukan secara berkala dengan interval waktu sesuai keperluan organisasi.

j. Audit menghasilkan laporan. Laporan audit dibuat berdasarkan temuan auditor untuk disampaikan kepada pihak-pihak berkepentingan.

2.2.2 Jenis-jenis Audit

Jenis Audit menurut Arens dan Loebbecke yang dialihbahasakan oleh Amir Abadi Jusuf (1999: 4) yaitu:

1. Audit Laporan Keuangan 2. Audit Kepatuhan

3. Audit Operasional 1. Audit Laporan Keuangan

Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Audit ini dilakukan oleh auditor independen dengan tujuan untuk


(23)

menilai kewajaran laporan keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi berterima umum.

2. Audit_Kepatuhan

Audit kepatuhan bertujuan untuk mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti prosedur atau peraturan tertentu yang telah ditetapkan oleh yang berwenang.

3. Audit Operasional

Audit operasional adalah suatu tinjauan atau reviu terhadap setiap bagian atau prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai keefisienan dan keefektifannya. Pada akhir audit operasional akan diajukan saran kepada manajemen untuk memperbaiki jalannya operasi organisasi.

2.3Audit Operasional

Semakin berkembangnya suatu badan usaha maka semakin besar pula kebutuhan pelaksanaan fungsi-fungsi manajerial yang efektif dan efisien agar tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Karena itu dibutuhkan alat yang dapat membantu untuk mencapai tujuan perusahaan, salah satu alat tersebut adalah audit operasional

2.3.1 Pengertian Audit Operasional

Menurut Akmal ( 2006 : 34 ) mengatakan audit operasional merupakan pemeriksaan yang ditujukan pada operasi, atau pengelolaan oleh manajemen atau hasil kerja manajemen yang tujuan utamanya adalah untuk :


(24)

1. Menilai kecukupan dan keefektifan pengendalian manajemen. 2. Menilai efektifitas, efisiensi, dan ekonomisnya operasi. 3. Menilai dapat diandalkannya informasi.

4. Menilai kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku.

Jadi dalam operasional audit sudah terdapat pemeriksaan atas laporan keuangan dan kepatuhan. Namun jika dikehendaki dapat saja dilakukan pemeriksaan keuangan dan kepatuhan secara khusus.

Menurut Mulyadi ( 2002 : 32 ) Audit operasional merupakan " review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu.”

Tujuan operasional audit yang dimaksud adalah : 1. Mengevaluasi kinerja.

2. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan. 3. Membuat rekomendasi untuk perbaikan.

Pihak yang memerlukan audit operasional adalah manajemen atau pihak ketiga. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang meminta dilaksanakannya audit tersebut.

Pemeriksaan internal audit, dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian besar yaitu ;


(25)

1. Pemeriksaan keuangan

2. Pemeriksaan operasi / manajemen

Ad. 1. Pemeriksaan Keuangan

Pemeriksaan keuangan adalah suatu pekerjaan untuk memverifikasi eksistensi kekayaan, dan meyakinkan bahwa pengamanannya cukup yakni apakah sistem akuntansi dan sistem pelaporan dapat dipercaya termasuk pembahasan

internal control. Pemeriksaan keuangan sebagai pemeriksaan yang menitikberatkan pada keuangan dalam perusahaan, yang berhubungan dengan kewajaran data-data keuangan yang disajikan, transaksi-transaksi yang mendukung dan ketaatan pada standar akuntansi yang berlaku.

Kewajaran yang meliputi aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya yang disajikan dalam laporan keuangan. Kewajaran hendaknya didukung dengan bukti yang akurat. Verifikasi eksistensi kekayaan biasanya akan meliputi hal-hal pemeriksaan atas penerimaan dan pengeluaran kas, persediaan barang dengan cara mengadakan opname fisik, ketelitian penentuan harga barang, perhitungan harga pokok, pengakuan hutang, pendapatan dan biaya apakah jumlah dan penggolongan serta alokasinya tepat serta menguji efektif tidaknya sistem akuntansi dan prosedur terutama berhubungan dengan pengawasan internal.

Perlindungan terhadap harta benda perusahaan dapat diartikan sebagai perlindungan terhadap harta benda diartikan sebagai perlindungan akan kemungkinan rugi sebagai akibat kesalahan yang disengaja dan tidak sengaja dalam proses pencatatan. Selain itu fungsi melindungi harta benda perusahaan


(26)

dari kemungkinan rugi akibat kesalahan yang tidak disengaja melalui apakah manajemen berhasil maupun tidak dalam mengamankan harta benda perusahaan. Ad. 2. Pemeriksaan Operasi/manajemen

Pada dasarnya pemeriksaan operasi dilaksanakan pada berbagai tingkatan manajemen dan objek yang dinilai adalah aktivitas operasi, kebijaksanaan dan efisiensi usaha. Hasil pemeriksaan ini bermanfaat bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Manajemen audit atau pemeriksaan pengelolaan merupakan perluasan jangkauan internal auditing ke seluruh tingkat operasi dari perusahaan dan tidak hanya terbatas pada keuangan dan pembukuan.

Beberapa langkah yang umum diikuti dalam pemeriksaan operasi, yaitu melakukan pengujian atas hasil kerja unit tertentu dan membandingkannya dengan standar yang ada. Setelah itu dapat diuraikan tujuan perusahaan dalam uraian yang lebih terperinci, baik itu strategi pencapaian ataupun sasaran yang diharapkan, termasuk mengidentifikasikan tujuan dan sasaran operasi dalam satu periode. Struktur organisasi juga perlu dievaluasi, apakah dapat dengan efektif berfungsi dalam pencapaian sasaran. Dan yang terakhir seorang auditor akan memberikan saran rekomendasi.

3.3.2 Karakteristik Audit Operasional

Menurut Amin Wijaya Tunggal ( 2008 : 37 ) karakteristik audit operasional meliputi :

1. Audit operasional adalah prosedur yang bersifat investigatif. 2. Mencakup semua aspek perusahaan, unit atau fungsi.

3. Yang diaudit adalah seluruh perusahaan, atau salah satu unitnya, atau suatu fungsi, atau salah satu sub klasifikasinya.


(27)

4. Penelitian dipusatkan pada prestasi atau keefektifan dari perusahaan/unit/fungsi yang diaudit dalam menjalankan misi, tanggung jawab atau tugasnya.

5. Pengukuran terhadap keefektifan didasarkan pada bukti/data dan standar.

6. Tujuan utama audit operasional adalah memberikan informasi kepada pimpinan tentang efektif atau tidaknya perusahaan, suatu unit, atau suatu fungsi.

Audit operasional tumbuh dengan sendirinya sebagai perluasan audit keuangan, melampaui batas apa yang pada umumnya dianggap sebagai fungsi akuntansi : yang urusannya menyangkut kegiatan non-finansial yang kapan – kapan dinyatakan dengan angka dalam catatan finansial dari perusahaan.

Menurut Nugraha Widjayanto (2001:29) audit Operasional dibagi dalam 3 (tiga) tahap:

a. Tahap Pendahuluan b. Tahap Audit Mendalam c. Tahap Pelaporan

Ketiga tahapan tersebut akan membantu auditor untuk bekerja secara aktif, sistematis dan teratur, baik untuk satu maupun seluruh audit.

2.3.3 Tujuan Audit Operasional

Beberapa tujuan audit operasional menurut Amin Wijaya Tunggal ( 2008 : 40 ) adalah :

1. Objek dari audit operasional adalah mengungkapkan kekurangan dan ketidakberesan dalam setiap unsur yang diuji oleh auditor operasioanl dan untuk menunjukan perbaikan apa yang dimungkinkan untuk memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang bersangkutan.

2. Untuk membantu manajemen mencapai administrasi operasi yang paling efisien.


(28)

3. Untuk menyusulkan kepada manajemen cara – cara dan alat – alat untuk mencapai tujuan apabila manajemen operasi sendiri kurang pengetahuan tentang pengelolaan yang efisien.

4. Audit operasional bertujuan untuk mencapai efisiensi dari pengelolaan.

5. Untuk membantu manajemen, auditor operasional berhubungan dengan setiap fase dari aktivitas usaha yang dapat merupakan dasar pelayanan kepada manajemen.

6. Untuk membantu manajemen pada setiap tingkat dalam pelaksanaan yang efektif dan efisien dari tujkuan dan tanggung jawab mereka. Ada beberapa hal yang membatasi audit operasional antara lain adalah ; waktu, pengetahuan, biaya, data, standar – standar, orang, entitas audit.

2.4 Penjualan

Kegiatan penjualan dalam suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu sarana yang dapat digunakan perusahaan dalam mencapai tujuan utamanya yaitu memperoleh laba yang maksimal. Kegiatan penjualan bergerak bersama-sama dengan perkembangan perusahaan tersebut, ketika perusahaan mengalami pertumbuhan maka kegiatan penjualan sangat perlu untuk mendapatkan perhatian yang lebih karena kegiatan penjualan adalah ujung tombak dalam keberadaan perusahaan tersebut.

Sebagaimana dikemukakan oleh A. Abdurachman (1991;7) mengenai konsep Penjualan adalah:

Penjualan adalah suatu kontrak atau perjanjian antara dua pihak, masing-masing yang dikenal sebagai penjual dan pembeli, uang mewajibkan pihak yang pertama itu atas pertimbangan akan suatu pembayaran atau suatu janji akan pembayaran sejumlah harga dalam uang tertentu, memindahkan kepada pihak yang terakhir pemilikan harta benda.

Sehingga dapatlah disimpulkan bahwa penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan penjualan dapat


(29)

diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli. Namun, semakin berkembang suatu aktivitas perusahaan maka semakin besar pula rentang kendali yang harus dijalankan oleh pimpinan perusahaan. Untuk itu pimpinan perusahaan akan selalu berusaha agar perusahaan terus berjalan sesuai dengan pola dan kegiatan yang telah ditetapkan. Dengan hal ini pimpinan perusahaan perlu mendelegasikan wewenang dalam batas-batas tertentu kepada bawahannya. Namun pendelegasian wewenang tersebut harus disertai dengan pengawasan agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh bawahan.

2.5 Pengendalian Intern Penjualan

Pengendalian Intern penjualan dapat diminimalisir atau bahkan dapat diantisipasi karena adanya audit operasional. Dan audit operasional dapat mengetahui efektifitas dan efisiensi akan suatu sistem pengendalian intern penjualan. Contoh kasus :

PT. MAYORA INDAH Tbk

PT. Mayora Indah Tbk adalah salah satu kelompok bisnis produk konsumen diIndonesisa. Perusahaan ini memproduksi beberapa lini produk yaitu : biskuit, permen, wafer, coklat, sereal, kopi, bubur, mie instan dan minuman. Berdasarkan laporan keuangannya dibursa efek perusahaan ini pada tahun 2007 mengalami kenaikan atau profit sebesar 25% dari tahun 2006. terlihat seperti uraian dibawah :


(30)

2006 Jenis

produk Anggaran Realisasi Penjualan Profit Biskuit 3.760.000.000 5.110.500.000 1.350.500.000 Wafer 6.655.500.000 8.250.000.000 1.594.500.000 Kopi 7.790.600.000 9.980.000.000 2.189.400.000 Permen 5.677.800.000 8.450.000.000 2.772.200.000 Coklat 6.732.900.000 8.754.000.000 2.021.100.000 Mie Instan 6.988.000.000 9.625.000.000 2.637.000.000 Sereal 3.785.200.000 5.735.700.000 1.950.500.000 TOTAL 41.390.000.000 55.905.200.000 14.515.200.000

2007 Jenis

produk Anggaran Realisasi Penjualan Profit Biskuit 3.860.000.000 6.708.800.000 2.848.800.000 Wafer 6.825.500.000 9.460.000.000 2.634.500.000 Kopi 8.790.600.000 12.235.000.000 3.444.400.000 Permen 6.557.800.000 9.250.000.000 3.692.200.000 Coklat 6.932.800.000 10.845.000.000 2.912.200.000 Mie Instan 8.856.000.000 14.735.000.000 5.879.000.000 Sereal 4.973.400.000 6.532.900.000 1.559.500.000 TOTAL 46.796.100.000 69.766.700.000 22.970.600.000

Pengendalian Intern penjualan cukup baik berdasarkan perbandingan antara anggaran dan realisasi penjulan produknya. Artinya pengendalian Intern perusahaan berjalan dengan efektif dan efisien.

Efektivitas operasi penjualan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara meningkatkan kuantitas atau volume penjualan dengan melihat kemampuan perusahaan dalam menyalurkan barang-barang, kebijaksanaan, strategi yang ditetapkan oleh perusahaan agar penjualan bisa efektif. Penjualan efektif bisa dilakukan dengan berbagai kegiatan pemasaran seperti penilaian kebutuhan, riset pemasaran, pengembangan produk, penetapan harga dan saluran distribusi.


(31)

2.6 Peranan Audit Operasional dalam meningkatkan Efektivitas Penjualan

Dari contoh kasus PT. MAYORA INDAH Tbk tersebut pengendalian intern penjualan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Terlihat pada keterangan angka dibawah,

Tahun Anggaran Realisasi

Penjualan Profit

2007 46,796,100,000 69,666,700,000 22,970,600,000 2006 41,390,000,000 55,905,200,000 14,515,200,000

PT. MAYORA INDAH Tbk sendiri memiliki beberapa agen untuk mendistribusikan produk mereka. Disetiap Area PT. MAYORA INDAH, Tbk memeiliki 1 orang Manager dan 2 supervisor serta 10 orang sales team untuk mengawasi jalannya kegiatan penjualan di masing – masing areanya. Ada peningkatan jumlah agen penjual dan depot – depot kecil yang mendistribusikan produk langsung kekonsumen. Berikut data total agen PT. MAYORA INDAH diseluruh Indonesia untuk tahun 2007 / 2006 adalah :

Area 2007 2006 Sumatera : 168 132 Agen Jawa : 251 212 Agen Kalimantan : 89 78 Agen Sulawesi : 87 74 Agen Bali – NTT : 93 76 Agen TOTAL : 688 572 Agen


(32)

Anggaran pada Tahun 2007 naik sebesar 12,5% dari tahun 2006. dikarenakan adanya kenaikan biaya produksi. Realisasi penjualan pada tahun 2007 meningkat sebesar 24% dari tahun 2006 dengan jumlah agen yang juga bertambah sebanyak 291 agen diseluruh Indonesia pada tahun 2007. Berdasarkan kenaikan jumlah agen PT. MAYORA pada tahun 2007 membuktikan strategi pemasaran perusahaan cukup baik. Pada angka diatas PT. MAYORA INDAH, Tbk pada tahun 2007 mendapatkan profit sebesar 22 Milyar atau meningkat sebesar 60% dari tahun 2006. Bagian penjualan PT. MAYORA INDAH, Tbk telah menjalankan fungsinya dengan baik, hal ini juga bisa dipastikan karena adanya audit operasional. Karyawan perusahaan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugasnya tanpa ada penyelewengan.

Dengan membandingkan antara yang tertuang dalam anggaran dengan realisasi penjualan, maka dapat diketahui apakah perusahaan akan berhasil dalam usahanya, untuk mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan untuk segera diambil tindakan dan penyelesaiannya. Dapat diketahui seberapa besar kemampuan perusahaan untuk menjual produk perusahaan, sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman, tujuan, proyeksi bagi pihak manajemen dalam melaksanakan kegiatan penjualan produk perusahaan. Efektivitas operasi merupakan kegiatan pokok yang penting didalam suatu perusahaan, karena dari kegiatan itu sasarannya adalah penghematan (waktu, tenaga, dan biaya) dan pencapaian tujuan perusahaan. Efektivitas memang berhubungan satu dengan yang lain, tetapi tidaklah selalu sering berjalan. Dalam suatu organisasi yang menerapkan pencapaian tingkat efisiensi yang tinggi,


(33)

mungkin akan terhambat dalam pencapaian efektivitas atau sebaliknya. Jadi efisiensi dapat menjadi pelengkap tetapi juga dapat bertentangan dengan efektivitas. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk mengendalikan tingkat efektivitas dalam pelaksanaannya. Untuk mengetahui hal tersebut diperlukan adanya suatu audit operasional atas suatu kegiatan guna mengetahui tercapai atau tidaknya efektivitas yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya.

Peranan audit operasional atas fungsi penjualan dalam hubungannya untuk mencapai efektivitas perusahaan meliputi seluruh aspek dan kegiatan yang bersangkutan dengan penjualan.

Dalam melakukan penilaian kegiatan penjualan, auditor harus berpegang pada prinsip bahwa prosedur yang ditetapkan dalam audit telah mengandung pokok-pokok pengendalian yang cukup, sehingga dapat mengurangi resiko ketidakefisienan dan ketidakefektivan hingga pada tingkat terendah, akan tetapi auditor harus menyadari bahwa pengendalian yang berlebihan akan mengakibatkan kegiatan menjadi kurang efisien dan kurang efektif sehingga dalam hal ini auditor harus berdiri pada posisi keduanya.

Efektivitas penjualan diukur dengan cara membandingkan rencana dengan pelaksanaannya. Dengan adanya analisa dan pengujian atas aktivitas penjualan, akan didapatkan dua kemungkinan yaitu hal yang dapat mendukung dan hal-hal yang kurang mendukung dalam mencapai efektivitas kelancaran operasi perusahaan khususnya penjualan perusahaan. Auditor dapat memberikan rekomendasi atau saran-saran bagi perusahaan untuk mempertahankan prestasi atau menanggulangi kelemahan yang ada dalam upaya mencapai efektivitas


(34)

penjualan. Dari rekomendasi atau saran-saran yang diberikan oleh auditor, perusahaan akan segera dapat mengambil tindakan untuk menanggulangi kelemahan dan meningkatkan prestasinya melalui alternatif-alternatif yang direkomendasikan berdasarkan penilaian kegiatan dan analisa penjualan.

2.6Tinjauan Peneliti Terdahulu

No. Judul Penelitian Nama Peneliti Hasil Penelitian 1. Audit Operasional terhadap

penjualan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas pada Hotel Pelangi Malang

Lilis

Suhijahwatiningsih

Hotel atau

perusahaan tersebut telah menjalankan fungsi - fungsi

penjualan dan pemasarannya

dengan baik sehingga tercipta efisiensi & efektivitas yang menghasil laba bagi perusahaan

2. Strategi komunikasi

pemasaran dan sistem penjualan pada PT. XL MEDAN

Maya Winda Sari Strategi pemasaran dan sistem penjualan telah di laksanakan dan terorganisir dengan sangat baik


(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Dalam hal ini penelitian yang dilaksanakan adalah berupa penelitian yang berbentuk deskriptif. Metode Deskriptif yaitu metode dimana penulis mengumpulkan data-data penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dan literatur-literatur lainnya kemudian menguraikan secara rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian dan mencari penyelesaiannnya.

3.2 Jenis Data

Ada dua jenis data yang dikumpulkan:

1) Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan berhubungan langsung dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Diperoleh dengan wawancara dan diolah lebih lanjut oleh penulis.

2) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur yang ditulis oleh para pakar dibidangnya yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1. Teknik Dokumentasi


(36)

Mengumpulkan data sekunder yang telah terdokumentasi baik data keuangan maupun non keuangan. Data ini bersumber dari perusahaan dan buku literatur yang ada. Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data sekunder, sedangkan wawancara merupakan teknik pengumpulan data primer.

2. Teknik Wawancara

Dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pihak perusahaan, khususnya pada bagian yang berkaitan dengan penelitian. Seperti wawancara kepada Bagian Penjualan atau sales promotion yaitu Bapak Emdes Sihombing di PT. XL Axiata, Tbk. 3. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung dilapangan terhadap objek yang diteliti. Objek yang akan diteliti adalah dokumen-dokumen audit operasional dan pengendalian intern penjualan perusahaan.

3.4 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Análisis Deskriptif

Penulis melakukan análisis mengenai informasi-informasi dan data yang berhasil diperoleh baik yang dilakukan dengan wawancara maupun observasi. Hipótesis yang dikemukakan dalam penulisan skripsi ini adalah


(37)

audit operasional fungsi penjualan yang memadai, berperan dalam menunjang efektivitas penjualan.

2. Analisis Komparatif

Metode Analisis yang membandingkan antara teori, konsep, standar atau prinsip yang ada dengan praktek yang diterapkan dalam objek penelitian.

3.5 Jadwal dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2010 sampai selesai. Dilakukan di PT. XL Axiata, Tbk Medan yang beralamat di Jl. Diponegoro No. 5 Medan, Sumatera Utara.


(38)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Data Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. XL Axiata, Tbk didirikan pada tanggal 06 Oktober 1989 Dengan nama PT. Grahametropolitan Lestari yang bergerak di bidang perdagangan dan jasa umum. Pada tahun 1995, seiring kerjasama antara Rajawali Group pemegang saham dengan tiga investor asing (Nynex, AIF, dan Mitsui), PT. Grahametropolitan Lestari mengubah nama menjadi PT. Excelcommindo Pratama, Tbk dengan kegiatan utama usahanya sebagai penyelenggara teleponi dasar. Dan pada Juni 2010 kembali mengubah namanya menjadi PT. XL. Axiata, Tbk.

PT. XL Axiata, Tbk mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 08 Oktober 1996 dengan menyediakan jasa teleponi dasar menggunakan teknologi GSM 900. PT. XL Axiata, Tbk mulai beroperasi secara komersial dengan fokus cakupan area di Jakarta, Bandung dan Surabaya. PT. XL Axiata, Tbk pada saat ini merupakan penyedia layanan telekomunikasi seluler dengan cakupan yang luas diseluruh wilayah Indonesia bagi pelanggan ritel dan menyediakan solusi bisnis bagi pelanggan korporat. Layanan PT. XL Axiata, Tbk mencakup antara lain percakapan, data dan layanan nilai tambah lainnya (value added services). Untuk mendukung layanan tersebut PT. XL Axiata, Tbk beroperasi dengan teknologi GSM 900/DCS 1800 serta teknologi jaringan bergerak seluler sistem


(39)

IMT-2000/3G. PT. XL Axiata, Tbk juga telah memperoleh Izin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Tertutup, Izin Penyelenggaraan Jasa Akses Internet (Internet Services Protocol/ ISP), Izin Penyelenggaraan Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (Voice over Internet Protocol/VoIP), dan Izin Penyelenggaraan Jasa Interkoneksi Internet.

Pada tahun 2000 tepatnya tanggal 15 Mei PT. XL Axiata, Tbk mendirikan gedung baru untuk perusahaan XL yang terletak di Jl. Diponegoro No. 5 Medan yang dinamakan PT. XL Axiata, Tbk Medan sebagai kantor pusat XL untuk wilayah Sumatera I. Bulan September 2005 merupakan suatu tonggak penting untuk Perseroan. Dengan mengembangkan seluruh aspek bisnis, PT. XL Axiata, Tbk menjadi perusahaan publik dan tercatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia). Kepemilikan saham PT. XL Axiata, Tbk saat ini mayoritas dipegang oleh TM International Berhad melalui Indocel Holding Sdn Bhd (83,8 %) dan Emirates Telecommunications Corporation (Etisalat) melalui Etisalat International Indonesia Ltd (16,0 %).

Pada tahun 2006, PT. XL Axiata, Tbk memperoleh Izin Penyelenggaraan Seluler untuk teknologi 3G dan meluncurkannya secara komersial pada bulan September 2006. Hingga saat ini, PT. XL Axiata, Tbk telah mendirikan lebih dari 13.000 menara Base Transceiver Station (BTS) di seluruh Indonesia untuk melayani 22 juta pelanggannya. Dan PT. XL Axiata, Tbk berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan cakupan wilayah selulernya di masa mendatang, agar kebutuhan komusikasi pelanggan dapat senantiasa berjalan kapanpun, di manapun.


(40)

Untuk memberikan pelayanan dan dukungan terbaik bagi para pelanggannya, hingga kwartal I tahun 2007 telah tersedia lebih dari 156 gerai PT. XL Axiata, Tbk Center di seluruh Indonesia, didukung oleh layanan Contact Center yang selalu siap menyediakan informasi kepada pelanggan selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Dengan penyediaan produk, layanan dan dukungan pelayan tersebut, berbagai penghargaan bergengsi telah diraih oleh PT. XL Axiata, Tbk Penghargaan ini sebagai bukti komitmen PT. XL Axiata, Tbk untuk senantiasa meninggkatkan kualitas dan inovasi produk serta layanannya. Kesuksesan PT. XL Axiata, Tbk meraih prestasi-prestasi didasari dengan visi PT. XL Axiata, Tbk yaitu : “Menjadi juara seluler Indonesia memuaskan pelanggan, pemegang saham dan karyawan”.

4.1.2 Struktur Organisasi PT. XL Axiata, Tbk

Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranan dan kaitan langsung dengan interaksi sosial yang terjadi, diantara individu-individu dalam yang rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang menpengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari pegawai perusahaan, menentukan orang-orang yang ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan, menunjukkan kerangka serta susunan pola hubungan antara fungsi-fungsi, bagian-bagian, posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjuk kedudukan, wewenang dan tanggung jawab yang


(41)

berbeda-beda di dalam suatu organisasi dan mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi dalam pembuatan keputusan suatu pekerjaan.

Pemberian tugas melalui dasar struktur organisasi juga untuk mempermudah dan mempercepat tugas-tugas yang akan dilaksanakan sebab di dalam pelaksanaan, dapatlah terkoordinasi dengan baik sehingga tujuan perusahaan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Dalam penyusunan struktur organisasi perusahaan, haruslah menetapkan prinsip-prinsip untuk membimbing pemantapan organisasi formal yang efektif. Prinsip-prinsip tersebut antara lain prinsip kesatuan sasaran yang berarti suatu struktur organisasi adalah efektif bila struktur tersebut memungkinkan sumbangan dari tiap individu dalam pencapaian sasaran perusahaan.

Prinsip lainnya yaitu prinsip efisien, yang artinya suatu struktur organisasi adalah efisien, kalau memudahkan pencapaian tujuan oleh orang-orang yang konsekuensi tak terduga atau biaya minim.

Penyusunan suatu struktur organisasi haruslah digambarkan dengan jelas, agar tugas, wewenang dan tanggung jawab, dilaksanakan dengan terarah. Dengan pengorganisasian juga mempermudah masing-masing bagian untuk mengetahui apa yang menjadi tugasnya dan kepada siapa mempertanggung jawabkan tugasnya tersebut.

Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya yang dibebankan pada masing-masing bagian di dalam struktur organisasi, pada bagian pemasaran PT. XL Axiata, Tbk mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :


(42)

Tugas dan tanggungjawab Komisaris adalah sebagai berikut:

• Melakukan pengarahan, pengawasan, dan memberikan nasihat kepada direksi dalam menjalankan roda usaha perusahaan

• Meminta laporan pertanggungjawaban kepada dewan direksi mengenai pelaksanaan ketentuan-ketentuan pokok perusahaan secara periodik atau sewaktu-waktu bilamana diperlukan.

• Mengusulkan untuk mengadakan RUPS bilamana diperlukan.

II. Dewan Direksi

• Bertanggung jawab penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan

• Mewakili perusahaan didalam maupun diluar pengadilan sesuai ketentuan anggaran dasar.

• Diharapkan direksi akan dapat melakukan koordinasi dan komunikasi dalam menerapkan strategi perusahaan untuk memastikan bahwa mereka bekerja menuju tujuan yang sama.

III.Komite Audit

• Bertanggungjawab membantu dewan Komisaris dalam mengevaluasi integritas laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan

• Melakukan penilaian efektivitas sistem pengawasan internal

• Mengidentifikasi masalah yang dapat muncul jika terjadi pelanggaran hukum dan peraturan.


(43)

• Bertanggungjawab kepada Dewan direksi dimana Komite ini memiliki wewenang untuk mensahkan, menelaah serta memantau kinerja pendapatan perusahaan

• Bertugas menelaah kelayakan dan efektivitas program-program perusahaan terkait dengan produk, biaya, dan anggaran serta jaringan, sekaligus mendukung pelaksanaannya.

V. Komite Sumber Daya Manusia

• Bertanggungjawab kepada Dewan Direksi untuk mengembangkan dan menelaah strategi perusahaan yang terkait dengan pengembangan organisasi, pemberian penghargaan, dan tunjangan untuk SDM, program bakat, strategi outsourcing, budaya perusahaan serta pengaturan penempatan karyawan.

VI.Komite Anggaran

• Bertanggung jawab kepada Dewan Direksi dengan membahas tentang topik khusus yang berhubungan dengan peraturan anggaran untuk CAPEX dan OPEX agar sesuai dengan target EBITDA perusahaan. • Memberikan persetujuan dan rekomendasi atas permintaan tambahan

anggaran, persetujuan perpindahan anggaran, dan secara aktif mencari peluang untuk penghematan pengeluaran

VII. Komite Strategi Produk

• Bertanggungjawab kepada Dewan Direksi yang memiliki wewenang untuk menelaah, menganalisa dan menyetujui proposal dari skema harga terkait program baru atau yang sedang berjalan serta layanan


(44)

dengan tetap berpegang pada perhitungan biaya, resiko, dan potensi pendapatan.

VIII. Komite Teknologi Informasi

• Komite ini dibentuk sebagai suatu sub-komite yang bertanggungjawab kepada Komite Operasional.

• Mengendalikan dan menjaga peningkatan aset dan investasi perusahaan dalam secara terkontrol dan terkelola.

• Menyelaraskan selaras dengan perencanaan utama Teknologi industri dengan strategi bisnis perusahaan

• Merekomendasikan perubahan-perubahan terpadu terkait teknologi dan infrastruktur

IX.Sekretaris Perusahaan dan Penyebarluasan Informasi

• Memastikan bahwa semua kegiatan perusahaan telah mematuhi peraturan yang berlaku, khususnya peraturan Pasar Modal

• Bertugas sebagai penghubung komunikasi antara Perusahaan dengan pejabat Pasar Modal berkenaan dengan Informasi yang menyangkut kepentingan masyarakat Umum

• Mengatur dan Mengkoordinasikan kegiatan internal dan eksternal Dewan Komisaris dan Dewan Direksi

• Mengimplementasikan kebijakan transparansi dan keterbukaan yang sejalan dengan tata kelola perusahaan.


(45)

• Mengevaluasi dan melaporkan integritas serta efektivitas dari sistem kontrol internal perusahaan secara menyeluruh, manajemen resiko dan tata kelola secara independen dan objektif.

XI.Kepala Bagian Penjualan

• Menyusun rencana promosi dan penjualan produk-produk perusahaan sesuai dengan kebijakan yang sudah ditetapkan

• Menganalisa perkembangan situasi dan harga di pasar yang dapat mempengaruhi pemasaran hasil produksi dan mengadakan penyesuaian atas perubahan-perubahan yang terjadi dengan tidak menyimpang dari rencana dan kebijakan yang telah ditetapkan

• Menganalisis hasil penjualan dan membandingkannya dengan rencana yang sudah ditetapkan untuk mengambil tindakan koreksi yang diperlukan dan menyusun rencana dan program penjualan selanjutnya. • Membina hubungan yang baik dengan para pelanggan dengan

meningkatkan mutu pelayanan serta berusaha untuk mendapatkan pelanggan-pelanggan baru

• Memotivasi staf yang berada di bawahnya serta mengatur kerjasama yang harmonis antara staf dengan atasan maupun dengan sesama staf • Menindaklanjuti keluhan-keluhan pelanggan.

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh direksi. XII. Bagian Gudang


(46)

• Melaksanakan penyimpanan, pengendalian, dan penyediaan bahan baku, bahan pendukung, barang jadi serta peralatan lainnya untuk keperluan produksi

• Mengendalikan dan mengawasi penyimpanan persediaan bahan baku, bahan pembantu, barang jadi dan suku cadang

• Mengkoordinasikan dan mengawasi tugas-tugas karyawan pada bagian-bagian dibawahnya.

• Memeriksa laporan yang dibuat oleh bagian di bawahnya. XIII. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan

• Menyiapkan data-data keuangan perusahaan dan membuat anggaran keuangan perusahaan

• Menjamin kelancaran penerimaan dan pengeluaran uang serta pengawasan fisik keuangan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pokok perusahaan.

• Menyetujui setiap penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan yang didukung oleh bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran uang yang sah • Mengatur masalah-masalah yang berhubungan dengan kas, perbankan,

penagihan kepada pihak ketiga, perpajakan, hutang dan akuntansi. • Menyelenggarakan kegiatan akuntansi dan keuangan secara tertib,

tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.

• Berhak menentukan dan memberikan bantuan kepada pihak ketiga yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai pemeriksa pembukuan/ audit.


(47)

• Menganalisa posisi saldo kas dan bank, hutang-hutang, likuiditas, dan solvabilitas keuangan perusahaan

• Bertanggungjawab atas pembuatan laporan keuangan perusahaan.

4.1.3 Aktivitas PT. XL Axiata, Tbk Medan

PT XL Axiata, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa Telekomunikasi. Tujuan dari pendirian ini adalah untuk memperoleh Laba secara optimal dan kelangsungan perusahaan sehingga mampu menjadi semakin besar. Disamping itu, PT XL Axiata, Tbk juga telah berhasil meningkatkan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan secara konsisten, dimana komitmen perusahaan ini adalah value beyond price pada pelanggan. Hal ini membuktikan reputasi perusahaan yang tidak tertandingi dalam penyediaan jaringan canggih, layanan yang unik dan menarik yang mencerminkan fun and excitement dengan harga terjangkau.

Value of the Brand

Dengan mengecilkan perbedaan harga antara operator, persaingan menjadi lebih dari sekedar keterjangkauan harga. Calon pelanggan mencari skema yang menarik bagi mereka dan memenuhi kebutuhan mereka yang akan membuat mereka loyal kepada operator tertentu.

Value of Quality Subscribers

Merubah fokus penjualan dari meningkatkan jumlah pelanggan menjadi meningkatkan kualitas pelanggan. Beberapa inisiatif telah diterapkan untuk mendapatkan pelanggan baru dan meningkatkan pemakaian oleh


(48)

pelanggan saat ini. Pengalaman menunjukkan bahwa starter pack berlebihan seperti yang terjadi dimasa yang lalu akan menghasilkan pelanggan berkualitas rendah dan calling card phenomenom.

Value of Innovation

XL memberikan layanan dengan harga terjangkau, XL meluncurkan 4 tarif baru, selain dari 2 (dua) tarif XL yang sudah ada sebelumnya. Pelanggan XL dapat mengganti paket layanan mereka tanpa batas dengan hanya mengakses *123#. Teknologi yang inovatif juga telah diterapkan pada sistem di Perusahaan XL dengan menggunakan teknologi yang paling mutakhir pada layanan jaringan XL

Value of Efficiency

Pengolahan biaya yang bijaksana diterapkan perusahaan secara terseluruh termasuk pemasaran, saluran distribusi, dan sumber daya manusia. XL memperhatikan semua rincian biaya. Biaya yang dikeluarkan harus dapat menunjukkan hasil yang nyata. Dengan menerapkan sistem organisasi yang ramping, XL dapat menjaga agar peningkatan biaya lebih pelan daripada peningkatan pendapatan yang akan memaksimalkan laba.

4.1.4 Pengendalian Intern Penjualan PT. XL Axiata, Tbk Medan

Dalam menjalankan pengendalian intern penjualan, PT. XL Axiata, Tbk Medan menerapkan beberapa kebijakan penjualan yang harus dipatuhi. Kebijakan dalam hal ini adalah peraturan atau seperangkat aturan yang menuntun dan


(49)

mengarahkan tindakan-tindakan dalam aktivitas penjualan yang dilakukan. Ada beberapa unsur pengendalian intern penjualan pada PT. XL Axiata, Tbk Medan, Yaitu :

a) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

Pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas akan memudahkan pekerjaan dan mengurangi kesempatan terjadinya penyelewengan dalam aktivitas atau kegiatan penjulan. Untuk itu PT. XL Axiata, Tbk Medan menempatkan beberapa bagian sub bagian dalam proses dan kegiatan penjualan, yang disebut :

• Admin Depo : Pemrosesan PO atau purchase order dari konsumen atau dealer XL.

• Warehouse : bagian penyerahan barang kepada konsumen atau dealer yang telah diorder terlebih dahulu.

• Finance : pemrosesan penerimaan pembayaran atas request order yang sudah diajukan dan disetujui.

b) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

Pada PT. XL Axiata, Tbk adanya satu sistem yang biasa disebut Idex yang mengatur proses mencatat semua transaksi penjualan khususnya perdana XL termasuk stock barang yang ada dan yang


(50)

sudah berhasil dikeluarkan dari gudang tercatat dan diinput pada sistem atau program yang dinamakan Idex (I Distribution Excelent) c) Praktik yang sehat dalam menjalankan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi.

Dalam menjalankan tugas dan fungsi setiap unit organisasi PT. XL. Axiata, Tbk Medan melakukan review terhadap kinerja karyawan setiap bulannya. Hal ini dilakukan oleh bagian personalia atau kepala bagian setiap departemen yang ada.

d) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Dalam kegiatan menjalankan usahanya PT. XL Axiata, Tbk Medan menempatkan orang – orang yang berkualitas sesuai dengan latar belakang pendidikan serta keahliannya. Sehingga terciptanya mutu kerja yang sesuai dengan tanggung jawabnya.

Untuk mengetahui tingkat efektivitas pengendalian intern penjualan kartu perdana XL, penulis menggunakan data yang diambil dari bagian penjualan PT. XL Axiata, Tbk selama 2 periode yaitu penjualan tahun 2008 dan 2009 yang akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis varians apakah penjualan telah sesuai dengan target penjualan yang telah ditetapkan dalam anggaran. Persentase varians yang telah terjadi dihitung dengan membandingkan penjualan aktual dengan anggaran penjualan pada tahun yang bersangkutan. Anggaran penjualan beserta penjualan aktual tahun 2008 dan 2009 dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.


(51)

Tabel 4.1

Anggaran dan Realisasi Penjualan PT XL tahun 2008

(dalam Milyar rupiah)

Jenis Penjualan Anggaran Realisasi Penjualan

Selisih Total layanan Telekomunikasi

Seluler

8.600 9.768 1.168

Layanan Interkoneksi Seluler 1.500 1.537 37 Total layanan Telekomunikasi

Lainnya

700 851 151

Jumlah 10.800 12.156 1.356

Sumber: Bagian Akuntansi dan Keuangan PT XL yang telah diolah

Tabel 4.2

Anggaran dan Realisasi Penjualan PT XL tahun 2009

(dalam Milyar rupiah)

Jenis Penjualan Anggaran Realisasi Penjualan

Selisih Total layanan Telekomunikasi

Seluler

9.800 11.220 1.420 Layanan Interkoneksi Seluler 1.530 1.551 21 Total layanan Telekomunikasi

Lainnya

900 1.109 209

Jumlah 12.230 13.880 1.650

Sumber: Bagian Akuntansi dan Keuangan PT XL yang telah diolah

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa total penjualan tahun 2008 adalah senilai Rp 12.156.000.000.000 sedangkan total penjualan yang ditargetkan adalah sebesar Rp 10.800.000.000.000 sehingga dapat dilihat adanya selisih (lebih) sebesar Rp 1.356.000.000.000 dengan tingkat efektivitas sebesar 12.56%.

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa total penjualan tahun 2009 adalah sebesar Rp 13.880.000.000.000 sedangkan total penjualan yang ditargetkan


(52)

adalah sebesar Rp 12.230.000.000.000 sehingga dapat dilihat adanya selisih (lebih) sebesar Rp 1.650.000.000.000 dengan tingkat efektivitas sebesar 13.49%.

Dari hasil persentase selama 2 (dua) tahun terakhir ini maka dapat disimpulkan bahwa tingkat efektivitas tahun 2008 bila dibandingkan dengan tahun 2009 meningkat dari 12.56% menjadi 13.49%. Target penjualan untuk masing-masing periode sudah tercapai dan efektivitas penjualan juga sudah menunjukkan kenaikan.

Besarnya biaya penjualan yang terjadi juga mempengaruhi besarnya efektivitas penjualan dalam menganalisis penjualan yang terjadi. Biaya penjualan yang dikeluarkan oleh PT. XL Axiata, Tbk meliputi beban gaji bagian penjualan, beban infrastruktur, beban penjualan dan pemasaran, beban interkoneksi dan layanan telekomunikasi, beban sewa lokasi dan Menara.

Berikut ini anggaran dan biaya penjualan PT. XL Axiata, Tbk tahun 2008 dan 2009 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Anggaran dan Realisasi Biaya Penjualan PT XL tahun 2008 dan 2009

(dalam Milyar rupiah) Tahun Anggaran Realisasi

Penjualan

Selisih %

2008 6.200 6.382 182 2.93

2009 6.850 6.925 75 1.09

Sumber: Bagian Akuntansi dan Keunagan PT XL yang telah diolah

Dari tabel 4.3 dapat dilihat biaya penjualan tahun 2008 yang terjadi adalah sebesar Rp 6.382.000.000.000 dan tahun 2009 adalah sebesar Rp 6.925.000.000.000 sedangkan anggaran biaya penjualan yang telah ditetapkan


(53)

perusahaan tahun 2008 adalah Rp 6.200.000.000.000 dan tahun 2009 adalah Rp 6.850.000.000.000

Persentase antara total biaya penjualan dengan anggaran tahun 2008 adalah 2.93% dan tahun 2009 adalah sebesar 1.09%. Hal ini menunjukkan bahwa biaya penjualan yang dikeluarkan PT. XL Axiata, Tbk berada diatas anggaran.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Operasional Audit pada PT. XL Axiata, Tbk Medan

Audit operasional di PT. XL Axiata, Tbk dilaksanakan oleh internal audit yang mempunyai kualifikasi sebagai berikut:

A. Independensi

Pada PT XL Axiata, Tbk, internal audit bertanggungjawab langsung kepada Dewan direksi. Berdasarkan kedudukannya dalam struktur organisasi perusahaan, Internal Audit berada pada bagian yang terpisah dari bagian-bagian yang lain sehingga dapat melakukan audit secara objektif dan tidak dapat dipengaruhi oleh bagian-bagian lain yang terdapat dalam ruang lingkup auditnya.

Auditor operasional pada PT XL Axiata, Tbk tidak mempunyai hubungan kekerabatan dengan salah satu staf atau kepala bagian dari objek yang diaudit sehingga mampu menghasilkan laporan yang objektif sesuai dengan fakta yang ada tanpa ada tekanan atau pengaruh dari pihak manapun.


(54)

Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa kualifikasi audit operasional ditinjau dari segi independensi telah memadai.

B. Kompetensi

Auditor operasional PT. XL Axiata, Tbk memiliki kompetensi yang cukup tinggi di bidangnya dan dilakukan oleh orang yang cukup terlatih dan berpengalaman.

Auditor operasional memiliki kemampuan teknis dalam menjalankan tugasnya sebagai internal audit, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang lain secara efektif, dan mampu menghadapi dan menilai berbagai situasi yang terjadi yang mempengaruhi bidang yang diaudit. Hal ini menunjukkan kegiatan audit yang dilakukan selama ini, berjalan dengan baik dan tidak ada keluhan dari objek yang diaudit.

Audit internal PT. XL Axiata, Tbk membuat program audit terlebih dahulu sebelum melaksanakan tahap-tahap audit operasional dimana program audit harus disusun secara sistematis dan terarah sehingga audit operasional dapat berjalan secara efektif.

Pada PT. XL Axiata, Tbk program audit adalah salah satu bagian penting dalam proses audit, karena didalamnya terdapat berbagai petunjuk mengenai langkah-langkah atau tindakan yang harus diambil selama melakukan audit.


(55)

Program audit inilah yang merupakan suatu rangkaian yang sistematis dari prosedur-prosedur audit untuk mencapai tujuan audit. PT. XL Axiata, Tbk menyusun Program audit setiap akhir tahun dan waktu pelaksanaannya setahun sekali.

Program Audit Operasional PT. XL Axiata, Tbk berisi hal-hal yaitu : i. Objek Audit

Pada prosedur penjualan yang menjadi objek audit adalah bagian-bagian yang terlibat langsung dengan penjualan, yaitu:

- Bagian Penjualan

- Bagian Akuntansi dan Keuangan - Bagian Gudang

ii. Tujuan Audit atas kegiatan Penjualan pada PT. XL Axiata, Tbk yaitu: - Untuk mengetahui sejauh mana kebijakan, prosedur dan ketentuan

penjualan telah dilaksanakan oleh semua pihak

- Mendeteksi adanya kelemahan dalam kegiatan penjualan serta mengusahakan upaya penanggulangannya

- Mencari alternatif dan usaha meningkatkan efektivitas penjualan - Menyusun rekomendasi bagi penanggulangan kelemahan dan

peningkatan kegiatan penjualan

iii. Ruang Lingkup Audit Operasional PT. XL Axiata, Tbk

Ruang lingkup audit operasional penjualan pada PT. XL Axiata, Tbk difokuskan pada aktivitas bagian penjualan.


(56)

• Tahap audit pendahuluan PT. XL Axiata, Tbk, yang terdiri dari: - Pengamatan sekilas atas fasilitas fisik

- Pengamatan prosedur kegiatan penjualan melalui wawancara dengan karyawan atau bagian yang berkepentingan.

Tahap audit pendahuluan ini bertujuan agar perencanaan dan pelaksanaan audit operasional atas kegiatan penjualan berjalan dengan baik serta untuk menentukan hal-hal penting yang memerlukan audit lebih mendalam karena adanya permasalahan.

• Tahap audit mendalam PT. XL Axiata, Tbk, yang terdiri dari: - Pengamatan lapangan

- Kegiatan analisis

Tahap audit mendalam ini pada PT. XL Axiata, Tbk ini bertujuan untuk melakukan audit yang lebih mendalam pada temuan-temuan yang diperoleh pada tahap audit pendahuluan.

• Laporan Audit Operasional

Laporan audit operasional merupakan tahap akhir dari kegiatan audit operasional yaitu untuk melaporkan hasil audit operasional penjualan. Dalam kegiatannya PT. XL Axiata melaksanakan audit operasional terdiri dari 3 tahap, yaitu :

Tahap Pendahuluan PT. XL Axiata, Tbk

Adanya tahap pendahuluan ini pada PT. XL Axiata, Tbk ini memungkinkan pelaksanaan audit memiliki arah yang jelas. Pada tahap pendahuluan ini audit internal PT. XL Axiata, Tbk dapat mengetahui keadaan


(57)

perusahaan secara umum, mengidentifikasikan berbagai peristiwa yang dianggap penting dalam kegiatan operasional perusahaan dan juga menentukan hal-hal yang memerlukan perbaikan dan penelaahan lebih lanjut.

Informasi umum tentang PT. XL Axiata, Tbk, terutama kegiatan penjualan dapat diperoleh melalui:

1) Pengamatan atas Fasilitas Fisik

Pengamatan atas fasilitas fisik pada PT. XL Axiata, Tbk bertujuan untuk meninjau seluruh kegiatan penjualan untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai operasi perusahaan khususnya aktivitas penjualan, sehingga dapat dipelajari indikasi masalah serta menemukan hal-hal yang memerlukan perhatian lebih lanjut.

Internal audit PT. XL Axiata, Tbk melakukan pengamatan atas fasilitas fisik yang terdapat di perusahaan dengan meninjau keadaan disekitar lingkungan perusahaan secara langsung serta mengamati tata letak bagian yang diaudit.

Adapun temuan dari pengamatan atas fasilitas fisik pada PT. XL Axiata, Tbk antara lain:

a. Pemrosesan atas kegiatan operasional bersifat komputer dimana semua pencatatan sudah dilakukan secara terkomputerisasi. Auditor merekomendasikan agar pencatatan secara manual harus dilakukan agar perusahaan tetap mempunyai back-up data atas transaksi.


(58)

b. Bagian gudang dan bagian pengiriman letaknya berdekatan sehingga proses pengiriman dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat waktu

c. Pengaturan penyimpanan kartu perdana XL di gudang sudah memadai. Hal ini dapat dilihat dari kartu perdana XL disimpan berdasarkan kode daerahnya.

2) Wawancara

Pada tahap ini audit internal PT. XL Axiata, Tbk melakukan wawancara dengan beberapa karyawan Bagian Akuntansi dan Keuangan, Bagian Gudang, Bagian Penjualan dengan tujuan untuk lebih memahami kebijakan yang dijalankan oleh perusahaan dalam memperoleh informasi mengenai pelaksanaan kegiatan pada bagian yang sedang diaudit dan memperoleh informasi mengenai permasalahan yang ada. Pada tahap ini internal audit tidak menemukan adanya temuan yang mengindikasikan adanya penyimpangan prosedur dan kebijakan penjualan.

Wawancara ini sifatnya hanya memberikan gambaran sekilas tentang keadaan PT. XL Axiata, Tbk Medan secara umum. Dengan adanya wawancara terhadap karyawan maka auditor akan memiliki cukup pengetahuan untuk mengidentifikasikan berbagai bidang dan peristiwa yang dianggap penting dan juga untuk menentukan hal-hal apa dan dimana yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Informasi yang


(59)

berhasil dikumpulkan pada tahap ini akan dijadikan bahan untuk menyusun suatu rencana atas audit mendalam.

Tahap Audit Mendalam pada PT. XL Axiata, Tbk

Tahap audit mendalam pada PT. XL Axiata, Tbk Medan dilakukan pada temuan yang diperoleh pada tahap pendahuluan. Jadi internal audit melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap bagian-bagian yang dianggap bermasalah dan melakukan audit mendalam.

Adapun tahapan yang dilakukan untuk memperoleh informasi antara lain: 1) Pengamatan Lapangan

Pada tahap ini, auditor operasional atau audit internal yang melakukan audit operasional PT. XL Axiata, Tbk akan memfokuskan perhatiannya pada bagian yang berhubungan dengan penjualan. Auditor melakukan pengamatan secara langsung atas kegiatan penjualan mulai dari penerimaan pesanan penjualan sampai dengan penerimaan pembayaran piutang, dengan tujuan untuk mengetahui secara rinci mengenai prosedur penjualan yang diterapkan dalam perusahaan. Pada tahap ini internal audit akan mendapat temuan yang bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas manajemen yang diperiksanya dan internal audit mengkonfirmasikan temuan tersebut pada pihak yang bersangkutan yang kemudian akan ditindaklanjuti.

2) Kegiatan Analisis

Internal Audit PT. XL Axiata, Tbk Medan melakukan analisis terhadap temuan yang diperolehnya, dengan tujuan mengetahui faktor-faktor


(60)

yang melatarbelakangi masalah-masalah yang telah ditemukan sehingga dapat diteliti secara mendalam.

Analisis yang dilakukan oleh audit internal PT. XL Axiata, Tbk antara lain:

a. Menganalisis temuan yang didapat yang berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh bagian yang bersangkutan.

b. Menganalisis sejauh mana temuan tersebut dapat merugikan perusahaan.

c. Memberikan rekomendasi dan saran-saran perbaikan.

Tahap Pelaporan pada PT. XL Axiata, Tbk

Tahap ini adalah tahap akhir yang dilakukan oleh audit internal PT. XL Axiata, Tbk Medan dari kegiatan audit operasional yaitu membuat laporan hasil audit operasional. Laporan audit operasional atas penjualan dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada dewan direksi. Laporan harus disusun secara objektif, jelas, dan singkat agar isinya mudah dimengerti. Laporan audit operasional pada PT. XL Axiata, Tbk umumnya meliputi unsur-unsur sebagai berikut:

1. Tujuan dan lingkup audit, untuk memberikan gambaran manfaat tersebut kepada pembaca.

2. Temuan audit, yang dijelaskan secara objektif dalam bahasa yang jelas dan sederhana.

3. Saran dan rekomendasi, untuk mengambil tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada.


(61)

PT. XL Axiata, Tbk selanjutnya melakukan tindak lanjut atas hasil audit operasional yang merupakan indikasi yang menunjukkan sampai sejauh mana audit yang telah dilakukan mendapat tanggapan dan dukungan dari Dewan Direksi, karena segala usaha yang dilakukan dalam melaksanakan audit operasional akan berarti apabila disertai dengan tindak lanjut atas saran atau rekomendasi yang telah diberikan.

Adapun saran dan rekomendasi yang telah ditindaklanjuti oleh perusahaan antara lain:

1. Adanya koordinasi yang baik antara bagian sales promotion dan marketing team dengan bagian penjualan, dimana bagian sales promotion dan marketing team memberikan informasi (data) mengenai jangkauan penjualan sehingga bagian penjualan dapat menyediakan persediaan kartu perdana XL ke pelanggan dengan cepat

2. Adanya pengecekan bersama antara bagian gudang dengan bagian pengiriman untuk setiap perngiriman barang (Kartu Perdana XL) ke pelanggan sehingga kesalahan pencatatan antara jumlah fisik dengan daftar pengirimana barang dapat diminimalkan.

4.2.2 Peranan Operasional Audit dan Efektivitas Pengendalian Intern Penjualan Kartu Perdana XL pada PT. XL Axiata, Tbk Medan

. Pada penjelasan sub bagian diatas mengenai pengendalian intern penjualan pada PT. XL Axiata, Tbk telah dibandingkan data antara anggaran dan realisasi penjualan tahun 2008 dan 2009. pada keterangan tabel dibawah terlihat adanya


(62)

tingkat efektivitas sebesar 12,56 % pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 tingkat efektivitas penjualan pada PT. XL Axiata, Tbk meningkat menjadi 13,49 %. terlihat seperti tabel dibawah :

Tahun Total Penjualan Target Tingkat Efektivitas

2008 12,156 10,800 12,56 %

2009 13,880 12,230 13,49 %

Target pada tahun 2009 dinaikkan 22% dari target sebelumnya dan dihasilkan tingkat efektivitas sebesar 13,49% atau 13,8 milyar.

Selain itu dalam usahanya meningkatkan jumlah penjualan kartu perdana XL, PT. XL Axiata juga melakukan kegiatan promosi penjualan. Berikut jenis – jenis promosi penjualan PT. XL Axiata, Tbk Medan :

JENIS PRODUK

PROMOSI PENJUALAN

Periklanan Penjualan Personal Promosi Penjualan Media

Cetak

Media

Elektronik Billboard

Membuka Stand Office to office Mengadakan konser

XL Pasca bayar √ √ √ x √ √

XL Prabayar √ √ √ √ x √

Blackberry √ √ √ √ x √

Nexian √ √ √ √ x √

Modem

Internet √ √ √ √ x √

Jumlah karyawan bagian penjualan PT. XL Axiata, Tbk Medan sendiri berjumlah 22 orang. Yang terdiri dari :

• Admin : 3 orang

• Sales / Kanvaser : 12 orang • Supervisor : 6 orang • Manager : 1 orang


(1)

Dalam menjalankan kegiatan penjualannya PT. XL Axiata, Tbk Medan juga memeliki 5 Dealer besar untuk mendistribusikan produk atau katu perdana XL yang diproduksi.

Dari uraian di atas maka dapat diketahui hubungan pemeriksaan operasional dengan keefektifan pengendalian internal penjualan yaitu bahwa dengan adanya pelaksanaan pemeriksaan operasional yang memadai maka dapat menentukan keefektifan pengendalian internal penjualan. Jumlah karyawan bagian penjualan untuk tahun 2006 dan 2007 berjumlah 22 orang, dan 5 Dealer besar untuk mendistribusikan produk XL. Dengan jumlah tenaga kerja yang sama untuk tahun 2006 dan 2007 dapat dihasilkan peningkatan atau efektivitas penjualan yang baik seperti pada tabel keterangan diatas.

Tingkat efektivitas yang terus meningkat dari tahun 2008 ke tahun 2009 membuktikan semua bagian penjualan pada PT. XL Axiata, Tbk telah melakukan tugasnya dan bekerja sesuai dengan fungsinya sesuai SOP perusahaan.

Jadi audit operasional atas fungsi penjualan dapat membantu semua fungsi yang ada dalam perusahaan untuk mencapai efektivitas aktivitas penjualan dengan mengidentifikasikan masalah secara dini kemudian memberikan saran untuk memungkinkan diambilnya tindakan korektif.


(2)

dianggarkan perusahaan, dapat disimpulkan bahwa perusahaan mampu memenuhi target yang telah ditetapkan setiap tahunnya dan selisih yang ada masih dalam batas toleransi.


(3)

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1. Pelaksanaan audit operasional yang dilaksanakan oleh PT. XL Axiata, Tbk Medan :

a) Keberadaan internal audit yang merupakan pelaksana fungsi audit operasional dimana kedudukannya terpisah atau independen dari departemen yang diauditnya, tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan salah satu staf atau kepala bagian dari bagian yang diaudit dan memiliki keleluasaan dalam melaksanakan tugasnya.

b) Audit operasional dilaksanakan oleh auditor yang kompeten, memiliki latar belakang pendidikan formal yang sesuai dengan keahliannya, dan dilakukan oleh orang yang cukup terlatih dan berpengalaman.

c) Audit operasional yang dilaksanakan oleh PT. XL Axiata, Tbk didukung oleh program audit yang baik dan didukung oleh tahap-tahap audit operasional yang terdiri dari tahap audit pendahuluan, tahap audit mendalam dan tahap pelaporan.


(4)

a) Pelaksanaan aktivitas penjualan selalu berpedoman pada kebijakan, system dan prosedur penjualan yang telah diterapkan.

b) Temuan-temuan pada saat pelaksanaan audit telah dilaporkan dengan disertai saran dan rekomendasi perbaikan, telah ditindaklanjuti oleh pihak manajemen perusahaan dalam meningkatkan efektivitas penjualan

5.2 Saran

1. Untuk meningkatkan pengendalian internal atas penjualan, diharapkan manajer penjualan lebih memperhatikan proses komunikasi kepada para pegawainya secara menyeluruh agar terdapat pemahaman yang sama atas kegiatan penjualan.

2. Sebaiknya rekomendasi yang diberikan oleh auditor kepada manajemen perusahaan untuk mengatasi kelemahan efektivitas penjualan dapat dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip biaya manfaat.

3. Apabila Audit internal memberikan laporan hasil pemeriksaan kepada Dewan Direksi atau pimpinan lainnya yang terkait dan didalamnya terdapat temuan-temuan penting berikut rekomendasi-rekomendasi dan saran-saran agar dengan segera dapat ditindaklanjuti,


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, Pemeriksaan Intern, Index Kelompok Gramedia, Jakarta, 2006

Arens, Alvin A, and James K. Loebbecke, 2000, Auditing an Integrated Approach, 8th edition, New Jersey: Prentice Hall Inc.

Boynton, Raymond N. Johnson and Water G. Kell, 2001, Modern Auditing, 7th edition, New York: John Willey and Sons, Inc.

Carmichael, Willingham and Caroll A. Schaller, 1996, Auditing Concept and

Methods: A Guide to Current Auditing Theory and Practise, 6th edition,

Singapore: Mc Graw Hill International Editions.

Champion, Dean J., 1990, Basic Statistic For Social Research, 2nd edition, New York: Mac Millan Publishing Co.

Dan M. Guy, C. Wayne Alderman, Alan J. Winters, 2002 , Auditing, edisi ke 5 , penerbit Erlangga

Darsono dan Ashari, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005

Dewi, R. Metode Penelitian, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan, 2002 Indranata, I. Terampil dan Sukses Melakukan Audit Mutu Internal, Cetakan

Pertama, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2006

Indriantoro, N dan Supomo, B. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen, Edisi pertama, Cetakan Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2002

Komarudin, 1994, Ensiklopedia Manajemen, Edisi ke 2 Jakarta: Bina Aksara La Midjan, 1995, Sistem Informasi Akuntansi 1, Edisi ke 5, Lembaga Informatika Akuntansi Bandung


(6)

Widjayanto, Nugroho, 1985, Pemeriksaan Operasional Perusahaan: Edisi ke 1, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia