2.9. Uraian Proses Produksi
Proses produksi pakan ternak di PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari proses penuangan bahan baku
sampai kepada produk jadi. Tahap-tahap proses produksi di lantai produksi dapat diuraikan sebaai berikut :
2.9.1. Penuangan intake section
Proses pengolahan pakan ternak dimulai dengan menuangkan bahan baku yang disebut dengan Intake section. Intake section terbagi dua bagian yaitu intake
jagung dan intake bahan baku yang berbentuk tepung. Jagung yang dituang melalui intake akan dimasukkan ke cylo dengan menggunakan bucket elevator,
sedangkan bahan baku yang berbentuk tepung akan dimasukkan ke bin raw material dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.
2.9.2. Penyaringan
Proses penyaringan dilakukan untuk membersihkan bahan baku dari kotoran. Sebelum masuk ke dalam bin, bahan baku akan melewati sistem magnet
untuk memisahkan kotoran besi dan logam-logam dari bahan baku. Setelah itu, bahan baku akan melalui drum pengayak drum shiever sehingga bahan baku
dibersihkan dari kotoran seperti plastik, kayu dan benda keras lainnya.
2.9.3. Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan hanya untuk bahan baku jagung basah yang memiliki kadar air 18 - 25, dimana standar kualitas jagung yang digunakan
dalam proses produksi memiliki kadar air 17. Oleh karena itu, jagung harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum diolah agar tidak busuk dan dapat bertahan
lama. Jagung basah yang masuk melalui intake, dimasukkan ke wet cylo kemudian dikeringkan dengan menggunakan dryer, kemudian dibawa ke dry cylo dengan
menggunakan chain conveyor dan bucket elevator. Selanjutnya udara akan dialirkan ke dry cylo dengan menggunakan blower agar jagung tidak panas akibat
bertumpuknya jagung-jagung, dan dari dry cylo, jagung ini akan dibawa ke bin raw material dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.
2.9.4. Penimbangan Dosing
Bahan baku yang berada di bin raw material kemudian ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan formula yang diinginkan sampai mencapai kuantitas 1 batch
3 ton. Bahan baku ditimbang dengan menggunakan 2 buah timbangan, yaitu timbangan I dengan kapasitas 3000 kg dan timbangan II dengan kapasitas 1500
kg. Bahan yang telah ditimbang dibawa ke bin hopper dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.
2.9.5. Penggilingan grinding
Bahan baku yang berada di bin hopper dibawa ke dalam vibrator shifter saringan bergetar dengan menggunakan chain conveyor melalui slide gate
untuk memisahkan bahan baku yang kasar dengan bahan baku yang halus. Bahan baku yang halus akan langsung jatuh ke dalam bin tower hammer mill sedangkan
bahan baku yang kasar akan melalui proses penggilingan terlebih dahulu sebelum
masuk ke dalam bin tower hammer mill. Proses penggilingan dilakukan dengan menggunakan 2 buah mesin hammer mill dengan kapasitas 22 tonjam , kecepatan
putar 3000 rpm, dan daya 132 kW. Putaran yang terjadi dalam mesin, membuat bahan baku terpukul dan terlempar ke sepanjang sisi mesin penggiling.
Proses penggilingan yang terjadi pada mesin akan menghasilkan udara panas, dimana udara panas ini akan dihisap oleh blower melalui jet filter dan
dibuang ke udara.
2.9.6. Pencampuran mixer
Bahan baku yang berada di bin tower hammer mill masuk ke mixer melalui slide gate untuk dicampur hingga rata. Pada proses ini, terjadi
penambahan obat-obatan seperti Rhodimet, CPO, Choline, garam, dan zat aditive sampai tercampur dengan semua bahan.
Mesin mixer yang digunakan berkecepatan 22 rpm dan kapasitas 4 tonjam dengan daya 30 kW. Pisau-pisau pengaduk pada mesin ini berbentuk
solenoide yang berputar pada sumbunya secara berlawanan. Hasil pencampuran pada mesin ini berbentuk mess yang kemudian akan dibawa ke bin finish product
dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator. Akan tetapi, untuk produk berbentuk pellet, maka bahan campuran dari mixer ini akan mengalami
proses pelletizing dan untuk produk yang berbentuk crumble, maka mess tepung hasil olahan mesin ini akan melalui proses pelletizing dan crumbling sebelum
masuk ke bin finish product.
2.9.7. Pembutiran pelletizing
Pelletizing atau pembutiran merupakan pengolahan lebih lanjut terkhusus untuk produk yang berbentuk pellet. Campuran yang berbentuk mess tepung
dibawa ke pellet mill melalui bin pellet. Sebelum mengalami pemanasan, tepung yang masuk ke bin pellet disaring terlebih dahulu, kemudian dipanaskan pada
suhu 85 pada tekanan 8-9 bar. Panas yang digunakan berasal dari uap kering
yang dihasilkan dari boiler. Bahan yang telah dipanaskan kemudian dibentuk menjadi pellet dengan
menggunakan mesin press yang terdiri dari ring die press yang mempunyai lubang-lubang dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan produk yang akan
dihasilkan. Die ring berputar dengan kecepatan 1500 rpm dan kapasitas 15 tonjam dengan daya 200 kW, pada bagian tengahnya terdapat 2 buah rol yang
berputar searah dengan putaran die ring press dengan kecepatan yang sama dan saling menekan. Dengan demikian bahan campuran yang masuk akan berputar
dan ditekan keluar melalui lubang-lubang yang terdapat pada ring die press. Selanjutnya, di luar ring die press terdapat pisau yang akan memotong
hasil pellet, sehingga ukuran panjang sesuai dengan yang diinginkan. Hasil pemotongan dari pellet mill dibawa ke mesin cooler untuk didinginkan sampai
pada batas temperatur yang telah ditentukan oleh alat sensor. Hasil dari mesin cooler akan dibawa ke bin finase untuk disemprotkan cairan finase yang
bertujuan untuk menghaluskan permukaan pellet, selanjutnya produk ini dibawa ke bin finish product.
2.9.8. Proses Crumble crumbling
Crumbling merupakan pengolahan lebih lanjut terkhusus jika produk yang diinginkan dalam bentuk crumble. Pellet yang dihasilkan melalui pellet mill akan
dibawa ke mesin crumble. Pada mesin ini, terjadi proses pemotongan pellet menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan yang diinginkan. Mesin crumble
ini berputar dengan kecepatan 22 rpm dan daya 1,5 kW. Crumble yang dihasilkan kemudian disaring menggunakan vibrator. Hasil
penyaringan dibawa ke bin finase untuk disemprotkan cairan finase yang bertujuan untuk menghaluskan permukaan crumble dan selanjutnya dibawa ke bin
finish product. Sementara abu yang dihasilkan dari vibrator dibawa kembali ke mixer dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator untuk diolah
kembali.
2.9.9. Pengepakan sacking
Produk jadi dari proses pengolahan pakan ternak ini terdiri atas 3 bentuk yaitu mess, pellet, dan crumble, dimana semuanya akan masuk ke bin finish
product yang telah ditentukan sesuai dengan jenisnya. Produk jadi ini akan dicurahkan ke karung plastik melalui slide gate sebanyak 50 kgkarung. Proses ini
berlangsung secara otomatis melalui sebuah mesin yang telah di program terlebih dahulu. Karung yang telah diisi kemudian dijahit dengan menggunakan sewing
machine dan kemudian dibawa ke gudang produk jadi dengan menggunakan alat angkut forklift untuk disimpan sementara sebelum dilakukan proses pengiriman.
Blok Diagram pembuatan pakan dapat dilihat pada Gambar 2.2, dan 2.3.
Intake Intake I dan II
Penyaringan Penyimpanan di Bin
Raw Material Formula
Dosing Penggilingan
Jagung
Tepung Ikan, Tepung Daging dan Tulang , Dedak, Bungkil
Kacang Kedelai, Kopra
CPO Pencampuran
Mixing Penyimpanan di
Hammer Mill Pack Pengayakan
Penjahitan Karung Pengarungan
Bag Plastik
Benang Jahit
Gambar 2.2. Block Diagram Pembuatan Pakan Bentuk Tepung Mess di PT. Gold Coin Indonesia
Intake Intake I dan II
Penyaringan Penyimpanan di Bin
Raw Material Formula
Dosing Penggilingan
Jagung Tepung Ikan, Tepung Daging dan Tulang
, Dedak, Bungkil Kacang Kedelai,
Kopra
CPO Pencampuran
Mixing Penyimpanan di
Hammer Mill Pack Pengayakan
Pembutiran Uap Panas
Penjahitan Karung Finase
Pendinginan
Pengayakan Pellet Pembentukan
Crumble Pengayakan Crumble
Pengarungan Bag Plastik
Benang Jahit Penjahitan Karung
Pengarungan Bag Plastik
Benang Jahit
Gambar 2.3. Block Diagram Pembuatan Pakan Berbentuk Pellet dan Crumble di PT. Gold Coin Indonesia.
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Perencanaan Produksi 3.1.1 Arti dan Pentingnya Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi merupakan penentuan arah awal dari tindakan yang harus dilakukan di masa yang akan datang, apa yang harus dilakukan, berapa
banyak dan kapan harus melakukannya. Hasil dari perencanaan produksi adalah sebuah rencana produksi. Tanpa
adanya rencana produksi yang baik, maka tujuan tidak akan dapat dicapai dengan efektif dan efisien, sehingga faktor-faktor produksi yang ada akan dipergunakan
secara boros. Oleh karena itu, perencanaan produksi merupakan spesifikasi tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta cara-cara yang akan ditempuh untuk
mencapai tujuan tersebut. Kegunaan atau pentingnya diadakan suatu rencana produksi adalah
sebagai berikut : 1.
Suatu perencanaan meliputi usaha untuk menetapkan tujuan atau memformulasikan tujuan yang dipilih untuk dicapai, maka dengan adanya
perencanaan produksi, dapat membedakan arah bagi setiap kegiatan produksi yang jelas. Dengan adanya kejelasan arah tersebut maka kegiatan akan dapat
dilaksanakan dengan efisiensi dan efektifitas setinggi mungkin. 2.
Dengan perencanaan yang memberikan formulasi tujuan yang hendak dicapai, maka akan memungkinkan untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan tersebut