BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perencanaan produksi merupakan salah satu hal yang penting dalam perusahaan manufaktur. Perencanaan produksi berhubungan dengan penentuan
volume, ketepatan waktu penyelesaian, utilisasi kapasitas, dan pemerataan beban. Di dalam praktek, manajer produksi harus membuat keputusan mengenai rencana
produksi yang tepat untuk periode yang akan datang agar diperoleh biaya yang paling minimum sehingga keuntungan yang akan didapatkan bisa semaksimal
mungkin. Perencanaan produksi umumnya dilakukan dengan taksiran berdasarkan
pengalaman masa lalu. Untuk mencapai keuntungan maksimum pada prinsipnya dibutuhkan perencanaan produksi yang teliti dengan memperhatikan kendala-
kendala yang terdapat pada sistem produksi. Untuk menyelesaikan persoalan seperti ini, model-model perencanaan produksi telah banyak dikembangkan.
PT. Gold Coin Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi pakan ternak. Produk yang dihasilkan ada tiga jenis yaitu bentuk tepung
mess, pellet, dan crumble. Dalam upaya peningkatan pemasarannya, perusahaan sering dihadapkan dengan suatu keadaan dimana adanya ketidaksesuaian produksi
dengan volume permintaan karena volume permintaan bersifat fluktuatif. Pada bulan-bulan tertentu, besarnya kapasitas produksi lebih besar dari permintaan
yang mengakibatkan persediaan barang jadi menumpuk. Misalnya pada bulan
Desember 2008, jumlah pakan yang diproduksi adalah 3690 ton mess, 1000 ton pellet, dan 1560 ton crumble. Sementara penjualan permintaan yang terjadi
adalah 2552 ton mess, 748 ton pellet dan 1144 ton crumble. Ini berarti terjadi penumpukan kelebihan 30,8 mess, 25,2 pellet, dan 26,6 crumble.
Dalam hal ini, perusahaan diperhadapkan pada pengambilan keputusan dalam menentukan rencana produksi yang optimal. Untuk itu, diperlukan pendekatan
yang tepat sehingga dapat menghasilkan keputusan yang tepat. Perencanaan produksi dengan menggunakan Goal Programming merupakan salah satu metode
yang dapat mengoptimalkan perencanaan produksi. Goal Programming adalah salah satu model matematis yang dipandang
sesuai digunakan untuk pemecahan masalah-masalah multi tujuan karena melalui variabel deviasinya, Goal Programming secara otomatis menangkap informasi
tentang pencapaian relatif dari tujuan-tujuan yang ada Charles D Timothy Simpson, 2002. Dalam Goal Programming terdapat variabel deviasional dalam
fungsi kendala yang digunakan untuk menampung penyimpangan hasil penyelesaian terhadap sasaran yang hendak dicapai yaitu penyimpangan hasil
penyelesaian di atas sasaran dan juga di bawah sasaran. Jika penyimpangan di atas sasaran merupakan kondisi yang diinginkan, maka yang diminimumkan adalah
penyimpangan di bawah sasaran dan sebaliknya, jika penyimpangan di bawah sasaran merupakan kondisi yang diinginkan, maka diminimumkan adalah
penyimpangan di atas sasaran. Artinya, salah satu dari variabel penyimpangan di dalam tujuan berharga sama dengan nol. Sehingga variabel ini mengubah makna
kendala menjadi sasaran untuk mewujudkan sasaran-sasaran yang dikehendaki.
1.2. Rumusan Permasalahan