Kebutuhan pendanaan kegiatan usaha suatu bank juga dapat diperoleh dari pinjaman jangka pendek dari bank lain. Berbeda dengan Call Money Market, karena
pinjaman bukan untuk memenuhi kebutuhan dana mendesak dalam jangka pendek, melainkan untuk memenuhi suatu kebutuhan dana yang lebih terencana dalam rangka
pengembangan usaha atau meningkatkan penerimaan bank.
Kredit Likuiditas Bank Indonesia Sesuai dengan namanya, Kredit Likuiditas Bank Indonesia KLBI adalah kredit
yang diberikan oleh Bank Indonesia terutama pada bank yang sedang mengalami kesulitan likuiditas. Masalah kesulitan likuiditas ini bisa terjadi karena kalah kliring atau
adanya rush penarikan dana secara besar-besaran oleh nasabah suatu bank. Kredit likuiditas ini terbagi atas:
1. Kredit Likuiditas Biasa
2. Kredit Likuiditas Kalah Kliring
3. Kredit Likuiditas Sektor Prioritas
4. Lender of Last Resort
5. Kredit Likuiditas Gadai Ulang
2.5.2 Aset Aktiva
Semua benda yang berwujud atau tidak berwujud yang mempunyai nilai uang adalah aset. Untuk pembagian dalam aktiva secara biasanya dibagi dalam kelompok-
kelompok yang berbeda. Dua kelompok yang paling banyak terdapat adalah:
Aktiva Lancar Current Assets
Universitas Sumatera Utara
Uang kas dan aktiva lain yang diharapkan dapat ditukarkan dengan uang kas, dijual atau dipakai dalam jangka waktu satu tahun atau kurang, melalui kegiatan usaha
yang normal dari aktiva lancer. Di samping kas, yang termasuk dalam kelompok aktiva ini, dan biasanya dimiliki oleh sebuah perusahaan jasa adalah wesel tagih, piutang usaha,
perlengkapan dan bermacam-macam biaya yang dibayar dimuka. Uang kas adalah semua alat pertukaran dimana pihak bank akan menerimanya
pada nilai nominal. Yang termasuk dalam kategori uang kas adalah: rekening giro di bank, uang kertas, cek, bank draft dan surat perintah membayar. Wesel tagih adalah
klaim kepada debitur yang berhutang yang dibuktikan dengan surat perjanjian tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu, atau membawa wesel tersebut. Piutang usaha
adalah klaim kepada debitur yang bersifat agak kurang formal dibandingkan dengan wesel tagih, yang berasal dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Biaya dibayar di
muka meliputi persediaan perlengkapan yang ada dan semua pembayaran-pembayaran di muka, misalnya asuransi dan pajak-pajak.
Aktiva Tetap Fixed Assets
Aktiva berwujud yang digunakan dalam perusahaan, yang sifatnya tetap atau permanen disebut dengan aktiva tetap, kecuali tanah. Aktiva tersebut secara terus-
menerus akan susut atau kalau tidak akan berkurang manfaatnya bersama dengan berlalunya waktu. Keadaan yang demikian ini disebut “menyusut”. Jumlah biaya
penyusutan untuk satu periode tidak dapat ditetapkan secara pasti, tidak seperti halnya dengan jenis-jenis biaya yang lain.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3 Pengertian Bagi Hasil dan Prinsip Bagi Hasil dalam Perbankan Islam
Pengertian bagi hasil: Lahirnya Bank Islam yang beroperasi berdasarkan sistem bagi hasil sebagai
alternative pengganti bunga pada bank-bank konvensional yang merupakan peluang bagi umat Islam untuk memanfaatkan jasa bank konvensional. Hal ini merupakan peluang
bagi umat Islam untuk memanfaatkan jasa bank seoptimal mungkin. Dengan demikian umat Islam akan berhubungan dengan perbankan dengan tenang tanpa keraguan yang
didasari oleh motivasi keagamaan yang kuat di dalam memobilisasi dana masyarakat untuk pembiayaan pembangunan ekonomi umat.
Praktek perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil dimungkinkan untuk dilakukan di Indonesia setelah diberlakukannya UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan pasal 6
huruf m. ketentuan pelaksanaan mengenai Bank dengan prinsip bagi hasil ini diatur dalam peraturan pemerintah No.7 Tahun 1992. Diperkenankannya bank melakukan
kegiatan berdasarkan prinsip bagi hasil, diharapkan akan dapat saling melengkapi dengan lembaga keuangan lainnya yang telah dahulu dikenal dalam sistem perbankan
Indonesia. Dalam pasal 1 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan prinsip bagi hasil adalah prinsip muamalat berdasarkan syariah Isalm delam melakukan kegiatan usaha
bank. Prinsip bagi hasil dalam Perbankan Syariah:
a. Menetapkan imbalan yang akan diberikan kepada masyarakat sehubungan
dengan penggunaan dana masyarakat yang dipercaya kepada bank syariah.
Universitas Sumatera Utara
b. Menetapkan imbalan yang akan diterima oleh nasabah sehubungan dengan
penyelesaian dana pada masyarakat dalam bentuk pembiayaan baik untuk keperluan investasi maupun modal kerja.
c. Menetapkan imbalan yang akan diterima oleh nasabah sehubungan dengan
kegiatan usaha lainnya yang dilakukan oleh bank dengan prinsip bagi hasil. Secara umum prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat dilakukan dalam
empat akad utama, yaitu:
1. Al-Musyarakah Partnership, Project Financing Participation
Al-Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
amalexpertise dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Landasan syariah bagi prinsip Al-Musyarakah: a.
Al-Qur’an “Dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian
mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh.” Shaad:24
Ayat di atas menunjukkan perkenan dan pengakuan Allah SWT akan adanya perserikatan dalam kepemilikan harta. Hanya saja dalam surat an-Nisaa’:12 perkongsian
terjadi secara otomatis jarb karena waris, sedangkan dalam surat Shaad:24 terjadi atas dasar akad ikhtiyari.
b. Al-Hadist
Universitas Sumatera Utara
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman, :Aku ihak ketiga dari dua orang yang berserikat selam salah
satunya tidak mengkhianati lainnya.” HR. Abu Dawud no. 2936, dalam kitab al-Buyu dan Hakim.
Hadist tersebut menunjukkan kecintaan Allah kepada hamba-hambaNya yang melakukan perkongsian selam saling menjunjung tinggi amanat kebersamaan dan
menjauhi pengkhianatan. c.
Ijma Ibnu Qudamah dalam kitabnya, al-Mughni, telah berkata, “Kaum muslimin telah
berkonsensus terhadap legitimasi musyarakah secara global walaupun terdapat perbedaan dalam beberapa elemen darinya.”
Aplikasi dalam Perbankan
Pembiayaan Proyek
Al-musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek di mana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut.
Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank.
Modal Ventura
Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan, al-musyarakah diterapkan dalam skema modal ventura.
Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank
Universitas Sumatera Utara
melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.
Secara umum, aplikasi perbankan dari al-musyarakah dapat digambarkan dalam skema berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Skema al-Musyarakah
2. Al-Mudharabah Trust Financing, Trust Investment
Secara teknis, Al-Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama shahibul maal menyediakan seluruh 100 modal, sedangkan
pihak lainnya menjadi pengelola. Landasan syariah bagi prinsip Al-Mudharabah:
a. Al-Qur’an
“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan
carilah karunia Allah SWT….” al-Jumu’ah:10 Nasabah
Parsial: Asset Value
Bank Syariah
Parsial
PROYEK USAHA
KEUNTUNGAN
Bagi hasil keuntungan sesuai porsi kontribusi modal nisbah
Universitas Sumatera Utara
“Tidak ada dosa halangan bagi kamu untuk mencari karunia Tuhanmu….” al- Baqarah:198
Surat al-Jumu’ah:10 dan al-Baqarah:198 sama-sama mendorong kaum muslimin untuk melakukan upaya perjalanan usaha.
b. Al-Hadist
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah, ia mensyaratkan agar
dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan
bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut
kepada Rasulullah saw. Dan Rasulullah pun membolehkannya.” HR. Thabrani
c. Ijma
Imam Zailai telah menyatakan bahwa para sahabat telah berkonsensus terhadap legitimasi pengolahan harta yatim secara mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini
sejalan dengan spirit hadist yang dikutib Abu Ubaid.
Aplikasi dalam Perbankan
Al-mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, al-mudharabah diterapkan pada:
Universitas Sumatera Utara
a. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus,
seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan sebagainya. b.
Deposito special special investment, di mana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau ijarah saja.
Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk: a.
Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa. b.
Investasi khusus, disebut juga mudharabah muqayyadah, di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah
ditetapkan oleh shahibul maal. Secara umum, aplikasi perbankan al-mudharabah dapat digambarkan dalam
skema berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Skema al-Mudharabah PERJANJIAN
BAGI HASIL
Pengembalian Modal Pokok
2.6 Jenis-Jenis Pembiayaan dalam Bank Syariah