Nilai Kecocokan Setiap Alternatif Terhadap Kriteria

3.5 Langkah-langkah TOPSIS

3.5.1 Nilai Kecocokan Setiap Alternatif Terhadap Kriteria

Langkah awal dari metode perhitungan TOPSIS adalah dengan melakukan penilaian atas kecocokan setiap alternatif operator gangguan terhadap masing-masing kriteria. Nilai yang diberikan kepada setiap alternatif terhadap kriteria berkisar dari nilai 1 sampai 5. Adapun sistem pemberian nilai ranking kecocokan kriteria diperlihatkan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Nilai Kecocokan Kriteria Nilai K1 K2 K3 1 K120 Sangat memprihatinkan 2 10K1=20 0 K2 = 10 Memprihatinkan 3 3K1=10 10 K2 = 40 Cukup 4 1=K1=3 40 K2 = 80 Baik 5 80 K2 100 Sangat bertanggung jawab Berikut diberikan tiga contoh alternatif yang akan digunakan untuk melakukan proses penilaian kecocokan, yaitu:  Seorang operator gangguan bernama Muhammad Ayub pada bulan Desember tahun 2013 mempunyai jumlah telat datang ke kantor sebanyak 6 kali, persentase pekerjaannya adalah sebesar 60, dan nilai tanggung jawab yang didapatkan oleh operator gangguan tersebut adalah “Baik”. Operator gangguan tersebut diberikan dengan nama A1.  Seorang operator gangguan bernama Brando Handoko pada bulan Desember tahun 2013 selalu datang tepat waktu, persentase pekerjaannya adalah sebesar 10, dan nilai tanggung jawab yang didapatkan oleh operator gangguan tersebut adalah “Cukup”. Operator gangguan tersebut diberikan dengan nama A2.  Seorang operator gangguan bernama Nedia Utami pada bulan Desember tahun 2013 mempunyai jumlah telat datang ke kantor sebanyak 2 kali, persentase pekerjaannya adalah sebesar 50, dan nilai tanggung jawab yang didapatkan oleh operator gangguan tersebut adalah “Baik”. Operator gangguan tersebut diberikan dengan nama A3. Universitas Sumatera Utara Proses penilaian kecocokan alternatif terhadap kriteria jumlah keterlambatan adalah sebagai berikut:  Muhammad Ayub mempunyai jumlah telat datang ke kantor sebanyak 6 kali pada bulan Desember tahun 2013 sehingga nilai kecocokannya terhadap kriteria jumlah keterlambatan adalah bernilai 3.  Brando Handoko selalu datang tepat pada waktunya pada bulan Desember tahun 2013 sehingga nilai kecocokannya terhadap kriteria jumlah keterlambatan adalah bernilai 5.  Nedia Utami mempunyai jumlah telat datang ke kantor sebanyak 2 kali pada bulan Desember tahun 2013 sehingga nilai kecocokannya terhadap kriteria jumlah keterlambatan adalah bernilai 4. Proses penilaian kecocokan alternatif terhadap kriteria work rate adalah sebagai berikut:  Persentase pekerjaan yang dimiliki oleh Muhammad Ayub pada bulan Desember tahun 2013 adalah sebesar 60 sehingga nilai kecocokannya terhadap kriteria work rate adalah bernilai 4.  Persentase pekerjaan yang dimiliki oleh Brando Handoko pada bulan Desember tahun 2013 adalah sebesar 10 sehingga nilai kecocokannya terhadap kriteria work rate adalah bernilai 2.  Persentase pekerjaan yang dimiliki oleh Nedia Utami pada bulan Desember tahun 2013 adalah sebesar 50 sehingga nilai kecocokannya terhadap kriteria work rate adalah bernilai 4. Proses penilaian kecocokan alternatif terhadap kriteria tanggung jawab adalah sebagai berikut:  Nilai tanggung jawab yang didapatkan oleh Muhammad Ayub pada bulan Desember tahun 2013 adalah “Baik” sehingga nilai kecocokannya terhadap kriteria tanggung jawab adalah bernilai 4.  Nilai tanggung jawab yang didapatkan oleh Brando Handoko pada bulan Desember tahun 2013 adalah “Cukup” sehingga nilai kecocokannya terhadap kriteria tanggung jawab adalah bernilai 3. Universitas Sumatera Utara  Nilai tanggung jawab yang didapatkan oleh Nedia Utami pada bulan Desember tahun 2013 adalah “Baik” sehingga nilai kecocokannya terhadap kriteria tanggung jawab adalah bernilai 4. Tabel berikut menunjukkan nilai kecocokan setiap alternatif terhadap masing- masing kriteria, yaitu: Tabel 3.4 Tabel Kecocokan Alternatif Terhadap Kriteria Alternatif Kriteria K1 K2 K3 A1 3 4 4 A2 5 2 3 A3 4 4 4

3.5.2 Perhitungan Matriks Keputusan Normalisasi