Sesuai penelitian yang dilakukan oleh Mijung 2008, yang menyebutkan bahwa pendidikan STSE menjadikan siswa mengetahui tentang masalah lingkungan.
4.2.1 Pemahaman Siswa terhadap Dampak Bencana Alam
Konsep IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta. Dari konsep itulah peneliti ingin
mengetahui pemahaman siswa terhadap dampak bencana banjir yang terintegrasi dalam materi pelajaran IPA.
Berdasarkan analisis data hasil tes, tampak bahwa nilai rata-rata siswa dengan metode pembelajaran group investigation lebih besar dibandingkan nilai
rata-rata siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode ceramah. Nilai rata-rata siswa secara keseluruhan, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen
telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang telah ditetapkan di sekolah masing-masing yaitu 60.
Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen yang menggunakan metode investigasi kelompok, pembelajaran yang diterapkan berupa percobaan dan jelajah
alam sekitar. Pada kegiatan percobaan siswa juga melakukan diskusi kelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja. Setelah itu, siswa
melakukan presentasi kelompok dan diskusi besar dalam satu kelas. Jelajah alam sekitar meliputi kegiatan siswa mengamati secara langsung benda-benda yang
mengalami pelapukan, pembusukan, dan perkaratan yang ada di lingkungan sekolah. Pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan melalui ceramah. Siswa
hanya membaca materi dari buku, mendengarkan informasi dari guru, mengerjakan tugas yang diberikan, serta bertanya jika kurang jelas, dan menjawab
pertanyaan. Kegiatan siswa di kelas kontrol maupun kelas eksperimen dapat dilihat pada foto-foto kegiatan yang terlampir pada Lampiran 34.
Penggunaan indera dalam belajar mempengaruhi daya ingat seseorang. Pada kelas kontrol, siswa belajar melalui mendengar, membaca, dan
mengucapkan. Di kelas eksperimen, siswa belajar melalui membaca, mendengar, mengucap, melihat, dan melakukan. Kegiatan indera ini berpengaruh terhadap
kesan yang ditangkap siswa ketika pembelajaran. Pembelajaran yang berkesan bagi siswa akan selalu diingat oleh siswa, sehingga siswa paham dan jika
dilakukan tes hasil belajar, kesan tersebut dapat terekam kembali. Penjelasan tersebut yang menyebabkan pembelajaran di kelas eksperimen lebih berkesan
dibandingkan dengan pembelajaran di kelas kontrol. Nilai rata-rata pemahaman dan peningkatan pemahaman di kelas eksperimen lebih bagus dibandingkan di
kelas kontrol. Rata-rata peningkatan pemahaman siswa terhadap dampak bencana banjir kelas kontrol adalah sebesar 48, sedangkan kelas eksperimen sebesar
63. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Vernon Magnesen dalam Anni 2007, bahwa penggabungan indera visual, auditori, dan kinestetika dalam
pembelajaran menghasilkan hasil yang lebih baik. Peningkatan pemahaman siswa terhadap dampak bencana banjir pada
kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol dapat pula disebabkan karena adanya interaksi kelompok pada kelas eksperimen. Muslich
2007 menyatakan bahwa, pemahaman akan terbentuk ketika terjadi peristiwa belajar dan akan lebih baik bila siswa berinteraksi dengan siswa yang lain.
Interaksi memungkinkan terjadinya perbaikan terhadap pemahaman siswa melalui
diskusi, saling bertanya, dan saling menjelaskan. Di kelas kontrol, interaksi antar siswa dan tukar pendapat tidak terjadi ketika pembelajaran.
Ditinjau secara individu ada beberapa siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen yang belum mencapai KKM. Hal itu disebabkan oleh proses
pembelajaran dan faktor intern siswa. Setiap siswa memiliki cara belajar sendiri- sendiri dan berbeda. Metode pembelajaran investigasi kelompok atau ceramah
mungkin cocok dan menyenangkan bagi beberapa siswa akan tetapi kurang cocok dan kurang menyenangkan untuk siswa yang lain. Menurut Anni 2007, yang
paling penting dalam belajar salah satunya adalah unsur menyenangkan. Jika proses pembelajaran dirasa menyenangkan maka secara alamiah dapat memotivasi
siswa dalam belajar, dan sebaliknya. Faktor intern yang mempengaruhinya yaitu kemampuan atau kapasitas intelektual masing-masing individu dan sikap setiap
individu ketika menerima pembelajaran yang berbeda.
4.2.2 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa